NovelToon NovelToon
Sukses Setelah Disepelekan

Sukses Setelah Disepelekan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Spiritual / Berbaikan / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: FAMALIN

Wanita yang sering menangis dalam sujudnya, dia adalah Syifa Salsabila, seorang istri yang selalu dihina dan direndahkan ibu mertua dan saudara iparnya lantaran ia hanya seorang ibu rumah tangga tanpa berpenghasilan uang membuatnya harus berjuang. Dengan kesabaran dan perjuangannya yang tak kenal lelah akhirnya kesuksesan pun berpihak padanya. Akankah ia balas dendam setelah menjadi sultan? ...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FAMALIN, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26

"Tania ... ?" jawab Fahri kaget dan bertanya-tanya.

"Ya. Saya keterima kerja di sini sebagai manager kamu, Fahri."

"Manager? Lalu Pak Darmoko ( eks manager ) kemana?"

"Beliau dipindah tugas ke luar kota, kamu merasa kehilangan?"

"Tentu. Karena Pak Darmoko manager saya dari awal saya masuk kerja hingga sekarang."

Tania lebih mendekati meja kerja Fahri, ia berusaha merayu dan menggoda Pria yang selama ini di incarnya "Nggak sekarang lagi dong! Tapi kemarin. Karena manager kamu sekarang adalah saya Tania Puspita Sarjana Ekonomi lulusan Universitas ternama di negara ini." ucapnya dengan membanggakan diri.

"Baiklah kalau gitu selamat Ibu Tania, Semoga bisa bekerja dengan amanah dan baik."

"Terima kasih, btw saya harus panggil kamu siapa nih? Fahri aja atau Pak Fahri?"

"Terserah ibu Tania, Saya kan hanya staff biasa bawahan manager."

"Okay, kalau gitu saya panggil kamu Mas Fahri saja, biar hubungan kita terasa lebih akrab."

"Hubungan?"

"Hmm, maksud saya hubungan dalam bekerja atau lebih tepatnya partner kerja." jawabnya dengan nada yang menggoda.

"Bu Tania, tolong bicaranya biasa saja! Panggil saya dengan sebutan nama langsung! karena ini di kantor jadi utamakan attitude sebagai atasan yang baik. Saya akan menghargai Anda jika Anda juga menghargai saya!"

"Okay, okay. Jangan marah dong! kita baru pertama menjadi partner kerja masa harus musuhan??"

"Saya rasa perkenalan ibu Tania pada saya sudah cukup, jadi silahkan Bu Tania meninggalkan tempat saya ini dan melanjutkan tugas Anda selanjutnya!"

"Kamu berani mengusir saya, Fahri? Kamu tidak takut kalau pekerjaanmu ini saya persulit atau saya mutasi?"

Fahri diam saja, ia tak ingin menanggapi perkataan Tania yang menurutnya sudah berlebihan dan terkesan memanfaatkan kesempatan.

Fahri menyalakan komputernya dan bersiap mulai dengan tugas-tugasnya.

"Fahri, kamu tak menghiraukanku? Okay kalau gitu akan aku buktikan bahwa aku bisa membuatmu mengemis-ngemis padaku!" bisiknya dengan lirih penuh ancaman.

Tania pergi menuju ke ruang kerjanya dengan kesal, ekspektasinya bisa meraih hati Fahri dengan kedudukannya sekarang ternyata hanyalah sia-sia.

"Fahri, apapun akan aku lakukan untuk bisa merebut hatimu dari istri yang pengangguran itu!" gumamnya sambil memikirkan sesuatu.

Tok tok suara pintu ruangan terketuk oleh Fahri yang sedang membawa beberapa dokumen yang butuh tanda tangan Tania selaku manager.

Karena pintu di ruang manager itu terbuat dari kaca, maka Tania bisa melihat dengan jelas siapa yang hendak masuk keruangannya "Masuk!" sahutnya dari tempat duduk kebesarannya.

"Maaf Bu Tania, ini ada beberapa dokumen yang harus segera Anda tanda tangani!" sampaikan Fahri tanpa melihat ke arah manager barunya itu.

"Baiklah, sini lebih mendekat!"

"Dokumennya sudah saya letakkan di atas meja, Bu. Mohon segera ditanda tangani karena pekerjaan saya banyak!"

"Nggak usah sok serius gitu! di ruangan saya kamu saya izinkan bersikap biasa atau seperti halnya di rumah seperti tetangga sekaligus orang yang juga mencintai kamu,"

"Maaf, Ibu Tania seharusnya paham bahwa saya sudah menikah!"

"Aku tahu, Fahri. Kamu sudah mempunyai istri dan dengar-dengar istrimu itu adalah pengangguran alias istri rumah tangga, ha ha ..."

"Memang kenapa kalau istriku tidak berpenghasilan??"

"Ya berarti hidupnya sepenuhnya digantungkan padamu, termasuk hanya ingin membeli sebuah pembalut saja harus minta-minta dulu ke kamu,"

"Itu masalah pribadiku, ibu Tania. Tidak sepantasnya Anda ikut campur!"

"Tapi aku kasian melihatmu, Fahri. Seharian kerja capek-capek banting tulang namun saat gajian malah istrimu yang menikmati. Tidakkah kamu merasa ini nggak adil? cintamu hanya dimanfaatkan olehnya untuk mendapatkan uang, Fahri??"

"Cukup! Saya harap ibu Tania paham dengan tugas-tugas selaku manager perusahaan, bukan malah ngurusin hidup orang!" ujarnya sambil meraih paksa dokumen-dokumen yang baru selesai ditandatangani oleh atasannya itu kemudian bergegas pergi begitu saja.

"Fahri, tunggu!" panggilnya sambil mengikuti langkah Fahri.

Tiba-tiba GAP tangan Tania meraih tangan staffnya itu supaya berhenti.

"Fahri, apa yang kurang dariku? Sehingga sikapmu selalu dingin padaku? Dari saat SMA dulu aku sudah jatuh hati padamu, Fahri. Aku bisa menerima segala kekurangan keluargamu, Aku mencintaimu dengan tulus."

"Tolong lepaskan tangan Anda, Ibu Tania! Di ruang ini berdindingkan kaca maka semua orang bisa melihat sikapmu yang rendah ini."

"I don't care! Aku hanya ingin meraih hatimu untuk bisa menerimaku, please, Fahri. Kali ini berilah aku kesempatan untuk bisa membahagiakanmu??"

"Membahagiakanku?"

"Ya. Aku bisa menuruti semua keinginanmu, termasuk rumah, mobil? Aku bisa berikan semuanya padamu!"

"Sepertinya Anda sedang sakit, Ibu Tania. Maka segeralah berobat!" Fahri melepas tangan Tania dengan paksa lalu melanjutkan langkahnya kembali.

"Ya. Aku memang sakit karena mencintaimu, Fahri! Hiks ..."

Fahri sudah keluar dari ruangan manager barunya itu, dalam pikirannya kacau karena tempat kerjanya kini seolah tidak nyaman lagi baginya.

'Kenapa bisa Tania menggantikan posisi pak Darmoko? Padahal cara kerja Pak Darmoko selama ini selalu beres dan tak pernah bermasalah, aku menduga pasti ini ada hal buruk yang sedang terjadi dengan pemindahan kerja Pak Darmoko?' pikirnya heran mencurigai keluarga Tania berbuat sesuatu yang tak semestinya.

Fahri mengusap wajahnya dengan kasar, ia bingung harus berbuat apa untuk menghadapi sikap managernya itu yang bakal terus mengganggunya.

"Apa sebaiknya aku resign saja dari kantor ini? Tapi kalau tidak langsung mendapat pekerjaan gantinya kasian Syifa mau makan apa, hufft ..." gumamnya tak menyadari ada salah satu temannya yang mendengar "Apa, Fahri? Kamu ingin resign?" tanya Tommy nama dari temannya itu.

"Eh kamu, Tommy. Ngagetin aja?!"

"Jawab dong pertanyaanku tadi! Kamu beneran mau resign dari kantor ini?"

"Belum fix sih, masih aku pikirkan."

"Apa ini gara-gara manager baru Ibu Tania itu? Sepertinya dia tertarik padamu di pandangan pertama tadi, Fahri?"

"Dia adalah tetanggaku, tapatnya anaknya pak lurah di desaku."

"What? Berarti dia sudah mengenalmu sejak dulu dong, Fahri?"

"Heum, dia ... Ah sudahlah! ngapain malah bahas-bahas orang yang nggak penting! Mending kita lanjut kerja lagi deh!"

"Tanpa kamu jelasin, aku tahu kok sebenarnya Bu Tania itu menyukaimu sejak dulu, iya kan?"

"Terserah prasangkamu! Udah sekarang kembali ke meja kerjamu sana! Jangan malah ghibahin orang!"

"Iya, iya."

Walaupun kini pikiran Fahri sedang tak baik-baik saja, namun ia berusaha profesional dan tanggung jawab pada tugas-tugasnya. Fahri berusaha mengetik dokumen-dokumen itu lagi dengan konsentrasi.

~

Di rumahnya Syifa sedang memasak makanan favorit suaminya. Seperti biasanya saat habis gajian Syifa selalu masak yang enak untuk semua anggota keluarga. Dan hari ini ia berinisiatif ingin memberikan surprise pada Fahri dengan diam-diam mengirim bekal untuk makan siang ke kantornya.

"Alhamdulillah, selesai. Mumpung hari ini ibu Arisan sampe sore, mending aku nyusul ke kantor Mas Fahri aja deh." gumamnya dengan senang.

Setelah bekal yang yang ingin dibawanya sudah siap, maka Syifa pun segera berdandan tipis-tipis, memakai outfit syar'i namun tetap fashionable dan juga make up yang natural.

Syifa mengendarai motor dengan pelan-pelan, di sepanjang perjalanan bibirnya tak berhenti terus berdoa meminta perlindungan pada Sang Pencipta, karena saat berada dijalanan apapun bisa terjadi, terkadang kita sudah berhati-hati namun orang lain belum tentu juga bisa mematuhi peraturan lalu lintas dengan baik.

Tiga puluh menit berlalu, Syifa sudah sampe di tempat tujuan. Dengan ramah dan sopan Syifa menanyakan keberadaan suaminya pada security yang berjaga.

Tiba-tiba dengan tidak sengaja Syifa melihat ...

Bersambung ...

1
Tình nhạt phai
Sudah nunggu dari kemarin-kemarin, ayo dong thor.
FAMALIN: Okay Kak .. Siap
inj baru nulis untuk bab 3
🙏🥰
FAMALIN: Okay Kak .. Siap
inj baru nulis untuk bab 3
🙏🥰
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!