Kisah tragis harus dialami oleh wanita bernama Bilqis Adara Alkyara Putri, disaat usianya yang masih berusia 20 tahun ia harus menerima kenyataan pahit, hidupnya hancur akibat ulah kekasih dan Sandra Oktaviani, wanita yang sudah ia anggap sudah seperti saudara kandungnya sendiri.
Mengandung darah daging dari Lelaki bernama Rahendra Wijaya, tapi nasib malang menghampiri wanita itu sadar sang kekasih tak mau mempertanggung jawabkan perbuatannya, dibenci bahkan tak dipedulikan keluarga akhirnya wanita itu memilih pergi meninggalkan kota dimana ia dilahirkan.
Memutuskan menetap dan memulai kehidupan baru di kota ( J ) siapa sangka ia dipertemukan dengan sesosok nenek yang sangat baik sudah menganggapnya seperti cucu kandungnya sendiri.
Tak hanya bertemu nenek, ia juga bertemu Elgar Kenanndra Putra, lelaki menyebalkan yang siapa sangka ia cucu kandung dari nenek tersebut.
Akankah cinta Adara akan berlabuh pada Elgar, ataukah malah bersatu kembali dengan Hendra?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Fatimah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35 [ Siapa pengagum rahasia itu?]
"Mimpi apa aku punya suami yang sifatnya sungguh mengelus dada seperti ini? Amit ...amit ...."
Adara bergumam kembali, ia melanjutkan jalannya tanpa mencari kendaraan yang bisa ia minta tumpangi.
Sejujurnya jarak dari sini hanya sekitaran 200 meter yang tidak terlalu memberatkan Adara untuk berjalan kaki.
Tak membutuhkan waktu lama ia akhirnya telah tiba di Perusahaan milik suaminya sendiri. Teringat-ingat penegasan Elgar yang sangat tidak ingin semua orang tau siapa status Adara yang sebenarnya sesungguhnya hal itu tidak memberatkan pikirannya.
Hanya saja ia sedikit kecewa akibat pernikahan paksaan ini hubungan antara mereka kembali memanas.
Adara tak mau ambil pusing ia memilih tak menganggap serius permasalahannya. Sesaat datangnya karyawan Wanita menghampiri Adara, dengan membawa secantum bunga mawar putih bermekaran.
"Dari siapa?"tanya Adara.
"Tidak tau seseorang itu mengenakan masker hitam berserta jaket hitam aku rasa dia pengemar rahasia kamu, ya sudah aku pamit,"kata Karyawan itu.
"Baiklah sekali lagi terima kasih."
"Sama-sama."
Perginya karyawan wanita itu Adara terheran-heran siapakah sebenarnya pengagum rahasianya.
Namun berbeda ekpresi yang Elgar tunjukkan, dirinya terlihat tak suka ada seseorang yang memberikan bunga itu pada Adara, biarpun didepan Adara ia bersikap acuh dan dingin entah apa yang ia lakukan kali ini akankah benih-benih perasaan itu mulai muncul.
"Kira-kira siapa seseorang yang memberikan bunga itu padanya? Aku rasa itu mustahil jika ada seseorang yang mencintainya secara diam! Apakah itu pemberian dari Hendra?"gumam Elgar berkata sendiri.
"Tapi menurutku Adara gadis yang sempurna, dia tidak banyak tingkah apalagi neko-neko, jadi menurutku kalau ada seseorang, apalagi sampai mencintainya itu mungkin terjadi, mana sih orang yang tidak akan kagum melihat gadis seperti dia? Aku saja kalau seumpama dia cinta sama aku, aku pun rela bahkan sangat senang bisa memilikinya."
Fero menyahut ucapan Elgar, ia tersenyum bangga, sesekali memandang Adara dengan kekagumannya.
"Terus kamu pikir aku bakal mengijinkan."
Kata yang tiba-tiba terlontar dari mulut Elgar, tersadar Fero menatap Tuannya dengan memandangnya tak percaya.
"Apa maksud Tuan berkata seperti itu?"tegur Fero yang terlihat bingung.
"Jangan salah faham! Maksudnya aku tidak mengijinkan itu aku tidak bakal mengijinkan anak buah ku pacaran dengan Gadis yang memiliki status seperti dia, jika aku sendiri bisa mencarikan Gadis lain yang lebih sempurna, kenapa juga harus gadis itu?"
Elgar seakan-akan membalikkan fakta, mencoba mengalihkan perhatian sang asisten yang hampir salah sangka.
"Sudahlah Tuan tidak paham apa itu arti cinta sejati? Saya tegaskan memang Tuan sudah menjalin hubungan dengan kekasih anda itu sudah bertahun-tahun. Tuan bahkan rela menjadi selingkuhannya, tapi apa? Apa disaat Tuan sedang membutuhkannya kemaren dia datang? Bahkan jujur saja kekasih tuan pun memberikan kabar hilangnya Tuan juga telat! Apa itu pantas dibilang cinta sejati?"
"Kamu tidak paham! Aku yang menjalaninya dan itu terserah saya!"
"Sama seperti Tuan! Dengan siapa aku jatuh cinta? Dan dengan siapa aku mengagumi seseorang itu juga hak saya. Tapi saya yakinkan kali ini saya benar-benar serius ingin memiliki hubungan serius dengan Adara tidak peduli seperti apa masalalu dia, saya permisi Tuan."
Tak se'ucap kata Fero memilih pergi, sedangkan Elgar terlihat ia melamun, terlihat pula ia memikirkan sesuatu seakan-akan ia mencerna setiap kata dan benar nyatanya ungkapan sang asistennya itu.
" Sandra ...aku sepertinya harus berbicara padanya."
Elgar membatin, ia lantas mengeluarkan ponselnya.
Menyambungkan sambungan telefon ia menelfon salah satu nomor, tertera nama Sandra ia lalu menekankannya.
Sedangkan Sandra sendiri yang sedang menyetir mobil ia melihat getaran pada ponselnya segera mengambil.
"Elgar? Ini benar-benar dia akhirnya mengubungi aku? Dia tidak marah karena kemaren aku abaikan dia?"gumam Sandra yang mencoba menenangkan dirinya sendiri.
📞" Iya sayang, ada apa?"tanya Sandra terlihat gugup dengan ucapannya.
📞"Aku hanya ingin tanya apa kamu dirumah? Kita perlu ketemu,"tanya Elgar lagi.
📞" Kebetulan aku sedang menyetir! Kita mau ketemu dimana?"
📞" Akan lebih aman kamu datang langsung ke perusahaan ku, kamu janganlah takut aku yakin tidak bakal ada yang curiga."
📞" Baiklah tunggu aku!"
📞" Oke!"
Elgar memutuskan sambungannya Sandra kembali fokus laju setirnya, tapi tak bisa dibohongi kelegaan terpancar diwajah Sandra.
"Aku yakin Elgar tidak akan pernah marah apalagi kecewa sama aku. Buktinya dia masih mau menemui ku apalagi dia sendiri yang menyuruhku untuk datangi langsung ke Perusahaannya ...kamu beruntung Sandra ...kamu sungguh beruntung! Aku harus dandan secantik mungkin? Iya itu ide harus!"
BERSAMBUNG.
