NovelToon NovelToon
OBSESSION

OBSESSION

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Obsesi / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:6.1k
Nilai: 5
Nama Author: Jelitacantp

"Endria hanya milikku," tekannya dengan manik abu yang menyorot tajam.

***

Sekembalinya ke Indonesia setelah belasan tahun tinggal di Australia, Geswa Ryan Beck tak bisa menahan-nahan keinginannya lagi.

Gadis yang sedari kecil ia awasi dan diincar dari kejauhan tak bisa lepas lagi, sekalipun Endria Ayu Gemintang sudah memiliki calon suami, di mana calon suaminya adalah adik dari Geswa sendiri.

Pria yang nyaris sempurna itu akan melepaskan akal sehatnya hanya untuk menjadikan Endria miliknya seorang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jelitacantp, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Beck Cooperation

Pagi menjelang. Sebelum dibawa untuk mengunjungi kantor pusat Beck Cooperation, mereka terlebih dahulu dijamu sarapan yang langsung dipertontonkan oleh para chef sekaligus.

Itu bukan sarapan biasa seperti roti bakar dengan kopi atau waffle yang di atasnya ada siraman syrup maple.

Louis menyusung kunjungan mereka berlima seapik mungkin atas perintah dari Geswa. Bahkan dari baru menginjak lobby sampai pagi ini, mereka berlima diperlakukan hormat oleh para staf hotel.

Soalnya salah satu dari mereka berlima ada calon nyonya baru cuy.

Kemudian setelah menyelesaikan sarapan dalam kurung waktu hampir setengah jam, mereka berlima diarahkan untuk ke lobby karena tepat di pintu keluar sudah ada sebuah mobil limosin beserta sopir menunggu untuk membawa mereka ke kantor pusat.

Kemarin dan hari ini, tak berhenti membuat mereka ternganga takjub. Segala kemewahan yang didapat bagai mimpi dan sulit untuk diwujudkan di dunia nyata.

Adrian menggeleng-gelengkan kepala lalu berdecak kagum. "Ada ya orang yang mau buang-buang duit cuma buat study tour mahasiswa biasa kayak gue," kata Adrian sesaat setelah sang supir melajukan mobilnya. "Gue bahkan nggak punya prestasi apa-apa di kampus, apalagi gue juga bukan penerima Beasiswa Gemintang." Adrian melanjutkan, pria itu benar-benar merasa takjub sekaligus merasa beruntung.

Bagaimana tidak takjub? Kalau saat ini hanya study tour biasa, maka pihak Geswa mungkin akan berkata biaya transportasi tidak ditanggung pihak penyelenggara. Kalaupun ditanggung, ya, pasti mereka berlima cuma naik pesawat economy class, tapi yang kemarin?

Mereka berlima bahkan dibawa terbang ke Australia menggunakan pesawat pribadi. Tak itu saja, mereka mendapat fasilitas dan kamar mewah di hotel lalu menaiki mobil limosin. Entah kejutan apalagi yang akan mereka dapatkan setelah ini.

Sebenarnya, Adrian Senopati ini tergolong orang menengah ke atas di Indonesia. Dia kaya eh, maksudnya orang tuanya. Namun, dibandingkan dengan Geswa seorang, kekayaan keluarganya belum ada apa-apanya.

"Gue harus selalu dekomentasiin sih," timpal Dim sambil memegang terus handphone-nya untuk membuat video. Dari kemarin pria itu selalu memvideo aktivitas apa saja yang dia lakukan di sini.

"Ingat peraturannya Dim, nggak ada yang boleh memvideo di dalam kantor nanti," peringat Dania sambil kembali membaca kertas yang sudah Louis berikan tempo lalu.

"Emang nggak bisa divideo, tapi bisa dicatat kok," timpal Endria, di tangannya sudah ada pulpen dan sebuah buku catatan sebesar telapak tangan pria dewasa.

"Nggak sabar banget!" Setelah Anin berkata begitu, mobil tersebut pun berhenti tepat di depan masuk kantor pusat Beck Cooperation.

Berbeda dengan gedung kantor yang ada di Jakarta, gedung kantor di sini terlihat lebih modern dan futuristik, di sini terdapat dua gedung tinggi yang saling terhubung menggunakan jembatan kecil di antaranya, di puncak menara tersebut terdapat tulisan besar yang menampilkan nama perusahaan.

Kedua Gedung kantor ini menjulang, dan terbaca di kertas kalau ada 30 lantai dengan ratusan ruangan serta ribuan karyawan. Bahkan pada malam hari, gedung ini bisa menyala serta bisa disewakan permenit untuk promosi atau menampilkan foto idol yang sedang berulang tahun.

(Ya, konsepnya kayak burjkhalifa lah, dan setahu gue idol yang pernah dipasang fotonya itu Taehyung sama Rihanna deh kalau nggak salah).

Masuk ke dalam, nampaklah lobby yang begitu luas dan mewah. Terdapat beberapa sofa dan meja yang di atasnya ada vas berisikan beberapa tangkai bunga gardenia berfungsi untuk tamu yang menunggu atau sekedar tempat duduk-duduk karyawan.

Di tengah-tengah ruangan diletakkan tujuh robot pengabzen yang ditata melingkar, seluruh data pribadi para karyawan ada di sana yang hanya bebas diakses oleh HRD. Robot itu juga berfungsi untuk menginfokan acara-acara besar, proyek yang dikerjakan, serta info penting lainnya.

Endria seketika bercita-cita untuk bekerja di sini. Dan matanya sedari tadi berbinar indah. Fix, kantor ini menjadi tujuan hidup selanjutnya.

Karyawan yang masih baru berdatangan sempat menoleh ke arah mereka lalu kembali melanjutkan langkahnya seakan-akan tak peduli pada wajah asing itu.

Ada juga karyawan yang hanya menyapa pada Merry dan tak mempedulikan mereka. Ya, itu hal biasa di sini, di mana mereka seakan-akan hidup sendirian dan tak pandai bersosialisasi, jadi diabaikan di negara ini bukanlah masalah besar.

Merry sangat terkenal di sini, sebab sebelumnya wanita paruh baya di bawah usia Utami itu adalah sekretaris bos besar mereka.

Jadi, Louis adalah asisten pribadi dan Marry hanya sekretaris biasa.

"Hai, Marry, lama tak bertemu," sapa seorang pria dengan jas serta penampilannya yang keren.

"Oh hai, apa kabar?" Marry menyapa balik pria itu. Mereka berdua bercipika-cipiki sebentar.

"Aku baik, dan mereka siapa?" tanyanya penasaran, walaupun dia tak mengenal semua karyawan di sini, tapi dia yakin ini untuk pertama kali dia melihat teman-teman Marry.

"Mereka karyawan baru?" tanyanya lebih lanjut.

"Bukan, mereka tamu dari Mr. Beck," jawab Marry seperlunya. Kemudian wanita paruh baya itu melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya.

"Waktu terus berjalan, aku harus membawa mereka untuk berkeliling. Sampai jumpa lagi," ucap Marry berpamitan tak ingin membuang waktu lebih jauh.

"Mrs. Marry, I have a question." Dalam perjalanan menuju lift, Endria membuka suara gadis itu juga bersiap-siap dengan pulpen dan bukunya.

"Tanyakanlah," jawab Marry sambil menekan tombol lift tanpa berusaha untuk menoleh ke arah Endria.

"Siapa pendiri pertama perusahaan ini? Dan kapan perusahaan ini beroperasi?" Sebetulnya, Endria sempat menanyakan hal ini pada Geswa, tetapi pria itu berkata kalau gadis itu harus mencari tahu sendiri.

Perusahaan multinasional ini tidak terlalu terbuka untuk publik, bahkan di aplikasi pencarian hanya sedikit informasi yang dilampirkan seperti letak kantor pusat dan lini usaha yang dijalankan.

Karena sebelumnya Marry sudah diberitahu apa pun yang ditanyakan oleh mereka, terutama Endria jadi tanpa ragu Marry pun menjawabnya.

"Memang yang orang-orang tahu kalau pendiri perusahaan ialah Mr. Antonello Reans Beck, tapi itu tak benar sama sekali."

"Sebenarnya Beck Cooperation berdiri pada tahun 1952 yang diawali dengan bisnis kontruksi dan pendirinya ialah Mr. Matthew Ryan Beck." Langkah Marry berhenti lalu berbalik ke arah dinding di mana foto sang pendiri terpajang di sana.

Sebuah foto hitam putih yang menampilkan sosok seorang kakek dengan senyuman lebar, terlihat ramah sekali.

Lift membawa mereka ke lantai tiga, lantai di mana menyimpan barang-barang milik Matthew Ryan Beck, serta lantai untuk menyimpan piagam-piagam penghargaan. Lantai ini diibaratkan sebuah museum yang begitu luas, dan jarang ada karyawan yang akan menginjak lantai ini.

Lantai ini dirancang khusus oleh Antonello untuk di persembahkan kepada sang ayah yang sangat ia hormati.

Di sini juga terdapat barang-barang berharga, tapi sayangnya tak bisa difoto.

Endria mengangguk-angguk mengerti sambil mencatat semua penjelasan Marry di bukunya.

"Oh ternyata perusahaan ini berawal dari bisnis kontruksi. Tapi kenapa sekarang Beck Cooperation bisa memiliki kini usaha sampai pertambangan dan entertainment?" Sekarang giliran Dania yang bertanya.

"Pertanyaan yang cukup sederhana tapi membuat penasaran." Marry terdiam sebentar, wanita paruh baya itu menyusun kata-kata yang tepat dalam hati.

"Perkembangan bisnis dimulai pada tahun 1993, di saat Mr. Antonello baru tiga tahun memimpin, saat itu sudah marak penyanyi terkenal skala internasional dan beliau pun berpikir untuk membangun perusahaan entertainment sendiri dan berhasil melahirkan bintang-bintang populer, dengan begitu juga lahirlah merk sepatu yang sangat digandrungi anak muda saat ini. "

"Setelah itu, pada tahun 1995 kantor cabang pertama dibuka di Amerika Serikat dan kantor kedua di London, kantor ketiga Indonesia...."

Ada 7 kantor cabang yang terletak di berbagai negara.

"Kemudian, di saat Mr. Geswa yang memimpin, beliau yang memiliki keahlian dalam otomotif membangun lini usaha baru, CB motor's."

"Lalu tahun berikutnya, perusahaan pertambangan tercipta. Dan semenjak Mr. Geswa yang memimpin perusahaan terus maju dengan pesat bahkan gaji karyawan meningkat beberapa persen."

"Dan semua lini bisnis tersebut, disatukan dalam gedung perusahaan ini dan gedung satunya khusus untuk Beck Entertainment di mana para artis maupun trainee dan sebagainya ada di sana, cukup menarik, bukan?" tanya Merry lalu berhenti tepat di depan pintu yang bertuliskan construction. Tak terasa mereka sudah berada di lantai empat.

Semua penjelasan dari Marry ditelan bulat-bulat, dan tak ayal membuat mereka lagi-lagi terperangah takjub.

Dan selama beberapa jam ke depan, Marry membawa mereka berlima berkeliling Dan mengunjungi beberapa ruangan di sini sambil berusaha menjawab dengan baik beberapa pertanyaan yang dilayangkan padanya.

Karyawan yang berpapasan dengan mereka bahkan dengan sangat baik ingin menjelaskan beberapa hal tentang pekerjaan mereka.

Tour berakhir di lantai dua di mana kantin dan tempat hiburan lainnya terdapat di sana.

"Bagaimana caranya bisa bekerja di sini?" tanya Endria begitu penasaran.

"Berbeda dengan kantor cabang, kantor pusat ini sedikit istimewa sebab kita tak membuka lowongan tapi calon karyawan akan diterima dengan jalur undangan."

"Maksudnya bagaimana?"

"Itu berdasar dari riwayat hidup dan prestasi si calon karyawan. Kalau baik maka HRD dengan persetujuan Mr. Geswa akan mengirimkan kontrak kerja lewat email resmi perusahaan. Tak mudah memang, tapi sekali kau sudah diterima di sini maka kau tak akan mau lagi untuk keluar. Namun, kalau berbuat kesalahan fatal, perusahaan tak segan-segan memecat secara tak hormat sampai-sampai tak ada lagi perusahaan yang mau menerima lagi."

Mendengar penjelasan awal Merry membuat Endria seketika berkecil hati. Gadis itu langsung sadar kalau ia sama sekali belum memiliki prestasi apa-apa di bidang ini.

1
Kiyo Takamine and Zatch Bell
Bener-bener nggak bisa berhenti baca!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!