Yati anak Yatim diperkosa dengan laki laki yang ditemui dijalan saat hendak menolongnya.
Bara adalah CEO yang dingin dan keras berusaha mencari wanita yang pernah diperkosanya.
Yati hamil akibat perkosaan laki laki yang tidak dikenalnya.
Akankah Yati dan Bara bertemu dan bersatu....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Novi Hariono, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Demi Sesuap Nasi
Yati anak yatim yang tinggal dengan ibunya bernama Ningsih. Yati dikampungnya tergolong anak yang cantik, kulitnya bersih, matanya lebar. Meskipun hidupnya serba kekurangan Yati bercita cita ingin sukses, ingin merubah hidupnya, membuat ibunya bahagia.
Dari berjualan nasi bungkus didepan rumahnya, bu Yati berusaha bisa memberikan pendidikan yang layak untuk putri satu satunya.
Yati setelah tamat SMP melanjutkan sekolah ke SMK jurusan busana. Karena cita cita Yati ingin menjadi desainer yang bisa membuat baju yang indah.
Karena tidak ada biaya untuk melanjutkan kuliah, setelah tamat SMA Yati langsung bekerja di konveksi. Pulang dari kerja dikonveksi, yati masih menerima jahitan di rumahnya. Sengaja Yati lakukan dengan harapan yati bisa mengumpulkan uang buat kuliah menjadi desainer.
Pagi pagi setelah sholat subuh, Yati selalu membantu ibunya untuk menyiapkan dagangan nasi bungkus yang akan dijual didepan rumahnya.
Setelah selesai dagangan bu Ningsih tertata rapi, Yati akan menyiapkan dirinya untuk berangkat kerja ditempat konveksi. Jarak rumah dengan tempat kerja lumayan jauh. Biasanya Yati akan berangkat bersama temannya Dila yang kerja ditempat yang sama naik angkot.
Yati berangkat kerja selalu membawa bekal nasi bungkus jualan ibunya. Tidak jarang Yati juga membawa dagangan ibunya untuk dijual ditempat kerjanya. Yati selalu tidak sempat sarapan dirumah karena takut telat masuk kerja.
Ditempat kerja Yati, aturannya kalau terlambat akan dipotong gaji 50 ribu, bagi Yati sangat besar uang 50 ribu itu. Konveksi tempat Yati bekerja sangat besar. Gaji yang diterima Yati ditempat ini lebih besar daripada tempat konveksi lainnya.
Bekal nasi bungkus yang dibawa Yati biasanya dimakan untuk makan siang. Sedangkan dagangan ibunya dijual saat tiba ditempat kerjanya. Kalau tidak terjual semua, saat istirahat akan ditawarkan lagi.
Alhamdulillah dagangan yang dibawa Yati selalu habis dijual di pabrik konveksi tempat Yati bekerja. Yati membantu ibunya supaya dagangan ibunya di rumah cepat habis dan ibunya bisa cepat beristirahat.
Yati sangat sayang kepada ibunya. Karena Yati merasa keluarganya hanyalah ibunya. Bu Ningsih pernah cerita kalau keluarga bu Ningsih meninggal karena rumahnya kebakaran. Ayah, ibu, kakak dan adiknya terjebak didalam rumah yang terbakar. Hanya bu Ningsih yang selamat karena saat itu bu Ningsih ada acara ulang tahun kawannya.
Saat itu usia bu Ningsih masih 10 tahun duduk dibangku SD. Sejak kejadian itu bu Ningsih diasuh oleh budenya. Saat bu Ningsih kelas 6 SD budenya meninggal karena sakit. Anak budenya yang bernama Atik tidak mau bu Ningsih ikut mereka. Karena mereka beranggapan kalau Ningsih pembawa sial, ibunya sakit karena kecapekan berjualan, untuk biaya sekolah bu Ningsih dan keluarganya meninggal gara gara dia.
Bu Ningsih diusir oleh anak budenya dari rumah ibunya. Karena tidak memiliki saudara lagi, Ningsih hidup berpindah pindah. Ningsih tidur didepan toko. Kadang kalau ada gelandangan yang merasa tempatnya dipakai Ningsih, dia akan mengusir Ningsih untuk pergi. Ningsih berjalan menyusuri jalanan mencari tempat untuk bisa tidur. Setiap pagi Ningsih ke pasar, menunggu ibu ibu yang membutuhkan tenaganya untuk membawakan belanjaannya.
Kehidupan masa kecil Ningsih begitu keras. Kadang dipasar Ningsih harus berebut pelanggan yang membutuhkan tenaganya.
Pernah suatu hari Ningsih tidak mendapat pelanggan sama sekali. Setiap mau dapat, temannya selalu mengolok olok Ningsih, kalau badannya kurus tidak kuat membawa belanjaan yang berat. Pelanggan melihat badan Ningsih yang memang kurus karena kurang makan, percaya dengan yang disampaikan oleh temannya tadi.
Suatu hari Ningsih dapat pelanggan yang namanya bu Narti. Bu Narti habis belanja beras 5 kg, minyak 2 liter 2 bh, gula pasir 3 kg, telur 2 kg dan belanjaan sayur sayuran.
Ningsih yang seharian tidak makan, karena kemarinnya tidak mendapatkan pelanggan sama sekali membuat fisiknya lemah. Sehingga barang yang dibawa Ningsih jatuh.
Pelanggan Ningsih marah marah, karena telurnya pecah semua. Ningsih sampai gemetar badannya disamping karena ketakutan juga karena lapar.
" Gara gara kamu, telurku pecah semua. Apa kamu bisa gantikan telur telur saya yang pecah ini !!! Dasar anak b0d0h !!!
Sambil mendorong kepala Ningsih kedepan.
" Maaf bu, saya tidak memiliki uang sama sekali.
" Sekarang juga kamu ikut saya !!! Punguti dulu barang barang saya yang terhambur !!
" Baik bu.
Saat itu banyak orang yang melihat Ningsih dibentak dan dimaki oleh pelanggannya, tapi tidak ada satu orang pun yang menolongnya.
Setelah barangnya terkumpul, Ningsih disuruh bawa lagi barang barang tadi menuju mobil didepan pasar.
Ningsih dipaksa ikut oleh Bu Narti. Sampai di rumah bu Narti, Ningsih disuruh membawa semua belanjaannya yang tadi masuk ke warungnya. Bu Narti yang pekerjaannya berjualan nasi dan minuman di warung, meminta Ningsih untuk bekerja di warung bu Narti tanpa upah, sebagai gantinya telurnya yang telah dipecahkan Ningsih.
Semua Ningsih lakukan tanpa mengeluh, meskipun perutnya sangat lapar. Ningsih tidak diberi makan oleh bu Narti. Ningsih bisa makan dari sisa sisa makanan orang yang makan di warung bu Narti.
Tiga hari Ningsih bekerja membantu bu Narti tanpa upah dan tanpa diberi makan. Kadang pembeli yang melihat Ningsih makan/minum dari sisa pembeli merasa kasihan. Meminta bu Narti untuk membungkuskan makanan yang nantinya dikasih ke Ningsih
Bu Narti tetap melayani pembeli memesan nasi bungkus. Setelah pembeli pergi bu Narti akan mengambil nasinya lagi.
"Enak saja kamu makan !! Kesinikan nasi bungkus itu, ini juga sebagai gantinya telur yang kamu pecahkan, tahu !!!
Ningsih hanya diam saat bu Narti memperlakukannya seperti itu. Bagi Ningsih, makan dari sisa makanan pembeli sudah cukup untuk nya.
Setelah tiga hari kerja tanpa upah dan tanpa pemberian makanan, telah selesai. Bu Narti menanyakan Ningsih
"Ningsih, apa kamu masih mau kerja disini. Tapi aku tidak bisa gaji kamu, hanya bisa memberi makan kamu sehari 3 kali. Kalau kamu mau, mulai hari ini dapat makan dari saya.
Bu Narti merupakan perempuan yang sangat kejam. Tidak mau rugi mengeluarkan uang untuk membayar gaji Ningsih. Ningsih yang masih kecil, tidak mengerti mana orang yang benar benar tulus atau hanya memanfaatkan dirinya. Bu Narti disini memanfaatkan kepolosan Ningsih.
Ningsih tidak bisa melanjutkan sekolahnya, semenjak budenya meninggal. Bagi Ningsih yang penting dia dapat makan dan tempat tinggal sudah cukup.
Ningsih bekerja di bu Narti cukup lama. Suatu hari, ada pembeli yang menaruh hati ke Ningsih. Ningsih yang sering mendapat marah dari bu Narti, tidak berani sama sekali mengajak pembeli khususnya laki laki ngobrol. Kalau ketahuan bu Narti, Ningsih akan kena marah dan dikata kata " perempuan mur4han dan g4t4l.
Perhatian dari pembeli diabaikan oleh Ningsih. Joko orang yang menyukai Ningsih, akhirnya menemui bu Narti untuk menyampaikan maksudnya.
Joko pelanggan tetap bu Narti , pemilik bengkel motor sebrang warungnya. Bengkel yang dikelola Joko milik keluarga. Joko hanya diminta mengelola.
Saat Joko menyampaikan maksudnya ke bu Narti, Bu Narti mengingatkan kalau Ningsih tidak pantas dengan Joko. Yang pantas untuk jadi istri joko adalah Angel, anak bu Narti.
" Joko, kamu tidak pantas dengan Ningsih. Perempuan yang tidak jelas asal usulnya. Mending kamu jadian dengan anakku, Angel.
Joko tidak menghiraukan apa yang disampaikan bu Narti. Joko sudah mantap untuk menikahi Ningsih. Joko sebenarnya tidak tahu Ningsih mau/tidak dinikahi. Karena antara Joko dan Ningsih tidak ada komunikasi sama sekali. Gerak gerik Ningsih selalu diawasi bu Narti.
Joko yang ingin orang tuanya melamarkan Ningsih untuknya, menyampaikan maksudnya ke orang tuanya. Betapa terkejutnya dengan tanggapan orang tuanya
" Aku tidak sudi melamarkan Ningsih, perempuan pembawa sial. Bisa bisa hidupmu nanti sial, Joko. Carilah perempuan lainnya. Kamu itu sudah mapan, kenapa mencari perempuan seperti Ningsih. Apa lebihnya Ningsih dengan anak bu Lena teman ibu yang jelas jelas suka sama kamu, tapi kamu menolaknya.
" Ibu, tolong lamarkan Ningsih untukku. Aku hanya suka ke Ningsih. Dia perempuan baik dan sederhana.
" Sederhana karena dia miskin !! Kalau kamu maksa melamar Ningsih, kamu berangkat sendiri. Ibu tidak sudi melamarkan !!
" Joko, kamu anak bapak satu satunya. Harapan kami ada pada dirimu. Dengarkan apa yang ibumu omongkan.
" Maaf ibu, bapak, joko sudah mantap akan pilihan Joko.
" Joko !!! Kalau kamu memaksa jangan salahkan bapak mengambil semua fasilitas yang kamu miliki. Pergi kamu dari rumah ini. Bapak akan mencoret namamu dari daftar waris. !!!
Joko kaget dengan apa yang bapaknya ucapkan, sambil melihat bapaknya, joko menyerahkan semua yang dia miliki. Lalu keluar dari rumah.
Keesokan harinya, joko yang semalam tidur dikos kosan dibelakang warung bu Narti, datang lagi ke warung bu Narti. Kehadirannya hari ini bukan melamar Narti, tapi akan menikahinya.
Bu Narti tidak bisa memaksa joko lagi. Karena berita kalau Joko dicoret dari daftar waris keluarga bapaknya joko sudah sampai ditelinga bu Narti.
"Ningsih, kamu kesini sebentar. Ini ada Joko mau mengajakmu nikah. Ibu kasih kamu waktu untuk ngobrol 30 menit. Ingat 30 menit, jangan lebih. Nanti tidak ada yang melayani pembeli.
" Iya bu, terima kasih.
Akhirnya Ningsih menemui Joko yang sudah selesai makan di warung bu Narti.
Joko menyampaikan maksudnya ke Ningsih dan menceritakan tentang keadaannya sekarang.
" Ningsih, apa kamu masih mau hidup dengan saya, dengan kondisi saya yang tidak memiliki apa apa.
Ningsih yang merasa kalau joko tulus dengannya, dan merasa bersalah gara gara dia, Joko sampai dicoret dari daftar waris keluarganya
" Ya mas, saya bersedia.
" Gak apa apa ya kalau kita nikahnya di KUA saja ?
" Gak apa apa mas.