NovelToon NovelToon
Area Malam Kediri

Area Malam Kediri

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Keluarga / Persahabatan / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / Penyelamat
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: Approniar Rizky prasetyo

Tahun ini Ares pindah rumah di Kediri, karena di tempat tinggal lamanya kedua orang tuanya kesulitan untuk mencari nafkah untuk kebutuhan Ares.

Selama ia berada di Kediri banyak hal yang tak akan pernah terlupakan oleh Ares,Bayu,Zaka.
Mereka adalah sahabat dari sejak pertama kali Ares pindah di Kediri.

Saat bulan November,ada kejadian yang menimpa Mereka di desa.
Ayah dan ibu Ares tak bisa melakukan apa-apa karena terikat oleh pekerjaan mereka?

Dulu Kediri terkenal oleh suasananya yang membuat candu.Namun,sekarang saat malam,Kediri tidak seperti apa yang mereka bayangkan.

Kota ku,Kediri titip salam jika aku berpisah dengan mu saat aku akan pergi nanti.
Jangan kau lupakan sesosok orang yang menyelamatkan area mu dari orang-orang yang hilang jalan dan bejad.

Dan sekarang,apakah kita akan memecahkan siapa pelaku dari semua masalah ini Zaka,Bayu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Approniar Rizky prasetyo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27

"Ares! Bangun.."

Ares

Ares..

Bangun..

Suara itu.. Kembali lagi.

  Terbangun di ruang yang tidak sama dengan sebelumnya.Ia khawatir dengan ibunya dan ini bukan tempat kapal mereka berlabu itu,Ares seketika mengingat jika ibu yang terakhir kali ia lihat sedang memeluknya yang sedang terisak tangis.

Kini ia berada di sebuah rumah kayu,yang banyak benda-benda antik di sana.Seluruh ruangan di isi dengan kepala hewan buruan,terdapat sebuah perapian di tengah dinding ruangan. Ini adalah kali pertamanya melihat rumah seperti ini,suasana di sekitar terasa amat sejuk dan wangi pohon pinus.

"Ibu?" Ares mencoba memanggil namun tidak ada jawaban di sekitar.

Aneh,tubuhnya sudah di perban dan di obati.Luka di kepala telah di baluti dengan mitela medis dan bagian tubuh sudah di baluti banyak perban. Ia tidak menyangka,sebab yang di katakan orang yang bernama Jeta itu akan mengeksekusinya di area laut. Namun,sekarang ia berada di rumah kayu dan tempat yang asing baginya.

Ares mencoba untuk menegakkan dirinya perlahan,walau ada rasa sakit yang sedikit menyiksa pada punggungnya. Segala kekuatan ia keluarkan sebab ia hingga saat ini belum bisa terduduk manis.

Namun gagal,rasa sakit ini menyiksanya dan membuat seluruh otot-otot melemas dan tak kuat lagi untuk bergerak banyak.

Ares berdecak tak bisa melakukan apapun dan kini ia hanya dapat berbaring di atas sebuah kasur empuk. Ini membosankan baginya,hanya dapat tidur dan menatap langit-langit rumah dengan menghitung kadar oksigen yang keluar.

"Kenapa pula aku harus repot-repot kemari sih,ASU!" Anak itu mengumpat dengan keras dan berharap tak akan ada yang mendengarnya seperti itu.

"Hayo,siapa tadi yang ngumpat,hah?" suara seseorang yang entah dari mana itu datangnya.

Seketika tubuh Ares merinding membayangkan jika yang bersuara adalah kuntilanak yang siap membawanya ke alam barza.

"Duh.." Ares panik dan mencoba untuk melihat ke sekelilingnya dan tak mendapati adanya orang di rumah kayu ini.

Suara langkah kaki dari jauh di seberang sana terdengar,cepat dan langkah itu seperti sebuah predator yang mengetahui tempat persembunyian mangsanya.

Ares hanya bisa merapal doa di dalam hatinya,semoga saja masih di terima di sisi kanan tuhan untuk masuk surga. Namun..

"Selamat pagi anakku," kata lembut dan itu adalah orang yang ia paling rindu. Ibu Sagnari sudah berdiri di ujung pintu dengan membawa sebuah nampan berisi makanan di sana.

Di bawa masuk tubuh Sagnari untuk dapat melihat Ares lebih dekat,anak itu sangat lemah dan hanya bisa di kasihani sebab tak dapat menggerakkan beberapa bagian tubuhnya. Sagnari ragu,sebab ini adalah pertemuan mereka yang sebelumnya sangat tidak begitu baik. Namun,Ares hanya menanggapi dengan biasa seakan kejadian waktu itu hanyalah angan-angan di terpa angin badai.

Ares mencoba untuk bangun dan memeluk sang ibunda yang masih berdiri di samping kasurnya yang masih memegang nampan.

"Bu,kemari lah. Ares rindu." Dengan sekuat tenaga ia mencoba meraih ibunda dan berharap ibu akan menggapai tangannya. Namun,ibu malah melemparkan nampan tepat ke tubuh Ares. Anak itu merintih kesakitan akibat sup panas di sana menumpahi tubuhnya.

Dan belum sempat bertindak untuk bergerak sedikit,ibu menikamnya dengan pisau dan setelah itu mengambil sedikit bagian dari dalam tubuhnya yang telah ia robek cukup lebar.

"I-ibu.."

"Jangan hidup kamu di dunia ini."

DOR!

"IBU!!!"

Sontak Ares tersadar dari mimpi buruk tersebut dan tubuhnya terbanting jatuh kebawah lantai kapal. Hal yang membuat Ares jengkel adalah adanya mimpi buruk yang selalu menggentayanginya hingga tak bisa tidur kembali,itu bukan kali pertamanya. Namun sudah lebih dari sepuluh kali ia mengalami mimpi buruk yang sama.

Ia masih tergeletak di lantai. Tubuhnya tak dapat di ajak berkompromi sebab rasa sakit yang dahsyat bukan main dari dalam tubuhnya,ia mengedarkan pandangannya ke sekitar untuk mencari keberadaan seseorang di sana. Namun, nihil yang ia dapatkan,tempat ini sepi dan hanya ada dirinya dan para kawanan tikus jahanam yang dari kemarin berkeliaran di ke sekelilingnya.

Ia tak dapat bangun dan rasanya tulang di belakang ada yang patah. Tapi syukurlah,dirinya masih di beri kesempatan oleh tuhan untuk masih hidup dan bertahan.

GUBRAK!

Suara orang yang terjatuh dari langit-langit kapal dan terbanting ke bawah sama seperti dirinya. Namun, Ares tak dapat melihat maupun menolong sebab ia hanya bisa diam di tempat tanpa menggerakkan tubuhnya.

Akan tetapi,rasa penasarannya yang hebat dan penuh hal-hal yang ingin ia lihat. Dengan terpaksa ia menuruti egonya untuk melihat siapa di seberang sana. Ia menyeret tubuh ya keluar dari sel yang tak di kunci dan dengan hati-hati agar tidak menimbulkan suara,ia mencoba melirihkan pergerakannya.

Sekali saja salah membawa tubuhnya untuk di gerakan,sakit yang di dalam sana merasa lela hingga Ares menangis untuk bergerak saja. Napasnya sesak,tangannya gemetar akibat belum makan,matanya secara tiba-tiba merabun perlahan. Tapi ia masih nekat untuk melihat siapa di sana.

"T-tuan Darga?!?"

Tubuhnya tergeletak dengan kaki yang dijerat oleh rantai dan kedua tangannya di ikat dengan ikatan yang kuat. Ares tak dapat melakukan apa-apa dan hanya bisa menggoyangkan tubuh orang tersebut di hadapannya,berharap akan segera terbangun.

"Tuan,bangunlah.."

Namun tidak ada reaksi apapun dari Darga. Ares khawatir jika orang di hadapannya ini sudah tak bernapas dan tak ada degup jantungnya yang berdetak. Ia mencoba untuk menarih batang telunjuknya di bawah lubang hidung Darga,untuk memastikan jika orang tersebut masih bernapas. Masih ada.

Ia lantas mencoba lagi,kali ini mendengar detak jantungnya. Dan rupanya masih berdetak. Syukurlah,tuan masih baik-baik saja.

Pasti hanya pingsan. Sebab dari penampilannya yang menggunakan seragam formal dan dari rambut juga seluruhnya hingga ibu jari kaki basah kuyup. Sepertinya Darga tidak lama di ikat di sini,Ares mencoba untuk memukul Darga untuk sekali lagi. Jika tidak bereaksi maka ia masih dalam pingsannya.

DUK! DUK!

"UGHUK!"

Akhirnya Darga terbangun dan tersadar di hadapan Ares. Dirinya tak sadar bahwa ia sudah di bawa kemari. Setahunya, ia masih dalam perjalanan bersama kepolisian dan bersama Bellova, Anda,dan juga Dondang yang mencari informasi lebih dalam.

"Kau.. A-Ares??"  Lirih Darga yang masih mengerjapkan matanya mencoba untuk mengedarkan pandangannya ke sekitar. Namun,Ares di hadapannya seperti berada di mimpi. Ia pasti halusinasi. Atau mungkin,tidak.

"Iya tuan Darga,ini Ares. Kita sekarang di kapal." Sontak Darga terkejut dan mencoba berdiri namun gagal,ia baru tersadar bahwa kaki dan tangannya terikat dan ia harus segera melepaskannya agar bisa membantu mengeluarkan Ares dari sana.

Ares dengan sigap menyeret tubuhnya mengambil serpihan kaca di seberang selnya. Ia memotong ikatan yang melilit tubuh Darga,sebelum semua tali itu terlepas Darga memeluk Ares erat. Seperti anak itu akan hilang menjadi butiran debu yang di terpa angin lewat.

Ares kebingungan dan tidak tahu harus bagaimana untuk menunjukkan reaksinya. Pelukan semakin erat sepertinya Darga memang merindukan Ares setelah kehilangan Anda. Seluruh atmosfer yang di sekitar mereka seketika canggung,setelah pelukan tersebut merenggang. Darga berdeham untuk mengatur pita suaranya yang mulai serak akibat tidak mendapatkan minum selama beberapa hari.

"Ayo! Kita harus pergi dari sini." Desak Darga untuk memintak Ares berdiri dan beranjak keluar dari kapal.

"Maaf tuan.. Tetapi,aku tak bisa berdiri. Seluruh tulangku terasa patah akibat pukulan benda-benda tumpul," ungkapnya dan seketika itu juga Darga berdecak keras. Dalam hatinya ia akan benar-benar membunuh dan tak segan-segan untuk mematahkan tulang orang yang telah bersikap seperti ini kepada Ares.

Tak dapat pilihan lain. Darga membopong tubuh Ares dan membawanya keluar dari kapal,ini adalah hari kebebasan! Atau.. hari kematian telah tiba.

Setelah keluar dari ruang penjara kapal yang pintunya tak terkunci,mereka dapat keluar dengan aman. Namun, sesaat mereka menaiki tangga naik yang terakhir,ada suara kekehan yang terdengar tidak asing di telinga Darga dan Ares.

"Selamat. Selamat telah memenangkan permainan yang keempat ..."

Suara itu secara tiba-tiba muncul dari seberang sana dan dari kejauhan,Ares bisa melihat bahwa orang tersebut sudah berada di sana dengan Sagnari yang sudah babak belur di buatnya. Hati kecilnya terasa seperti di iris melihat ibunya seperti itu di hadapannya dan Ares benar-benar akan membunuh orang tersebut agar segera menuju neraka.

Tiba-tiba orang di seberang sana melempar Sagnari ke arah Ares dan Darga berdiri.

BRUK!

Seluruh dunia ini seperti akan hancur dan mengakibatkan kiamat besar. Di mata sendiri,bukan sebuah luka biasa yang lebam atau sebuah irisan dari benda tajam. Ini lebih dari itu. Ares tak bisa membayangkan bagaimana rasanya dan ia langsung terduduk lemah ,di sana ia melihat Sagnari ibunya pingsan namun dengan telanjang dan tubuh penuh lebam keunguan.  Jantung berdegup sekencang-kencangnya dan air mata tak bisa di tahan untuk tidak mengalir, sehingga saat itu terjadi bak air hujan turun membasahi tubuh.

Darga tak bisa berbuat apa-apa. Dihadapan saat ini ada 4 orang di sana,berdiri dengan senyuman miring mereka yang mengira bahwa ini sudah termasuk kekalahan Ares. Sagnari di perkosa oleh ke tiga orang suruhan pak Jeta,mereka melakukan dengan kasar dan tanpa ampun membuat tubuh Sagnari hampir koyak dan robek di sana.

"I-ibu.."

"Mau buat apa kau,hah? Orang kayak kamu tak pantas mengatur-atur rencana milikku. Lihat lah! Ini akibatnya." Dengan kasar orang di seberang sana melempar sebuah pakaian dan sebuah pisau dapur yang tajam.

Jika saja Darga tak memindahkan tubuh Ares,sudah di pastikan anak itu tertusuk tepat di kepalanya.

Jeta dan suruhannya itu tertawa lepas sembari membenarkan pakaian mereka yang tadi telah usia menyicipi tubuh Sagnari.

"MAU NYELAMATIN YA,IYA.." Suara Jeta yang di main-mainkan agar mirip seperti Ares. "Engkau lebih pantas mati, ini urusan kita dan kota Kediri ini akan kita leburkan pada jam 8 lusa pagi."

"ANJING,kalian!" Ares mendadak berdiri dan menarik pisau yang tertancap di sempurna di bawahnya. Seluruh alam raya memandang dirinya sebagai anak tak berguna,anak beban,anak tak di harapkan. Namun,jika mereka sudah kelewatan batas,mereka akan bertemu dengan maut mereka di tangan anak titisan Unknown.

Para suruhan Jeta tersentak sejenak,melihat Ares tak menghiraukan sang ibu yang terkapar tak berdaya dan belum sadarkan diri itu. Tetapi,mereka menertawakan dirinya yang sepertinya sudah durhaka pada ibunya itu. Tidak. Mereka salah. Ares tidak durhaka.

"Hei,anak durhaka—"

...

Seketika suara hening. Tak ada kelanjutan dari perkataan tersebut, tiba-tiba saja suara itu hilang dan tak ada lagi suara dari algojo itu.

Hanya ada suara buih laut dan suara burung-burung terbang melintas di atas kepala mereka untuk menyapa Jeta bahwa kematiannya akan segera datang.

Darga tertegun dan berkeringat dingin,ia tak dapat mengedipkan matanya untuk sekali saja.

Sebuah darah segar keluar dari tubuh salah satu algojo,mereka yang berada di sampingnya terkejut mendapati salah satu teman mereka telah terbunuh di tangan Ares. Darah itu menggenang di atas kapal. Keluar bak air mancur di taman kota tersembur dan mencipratkannya ke para pengunjung.

Ares merobek tubuh orang tersebut sama persis yang ada di mimpinya.

Setelah usai dengan urusan pertama,ia berdiri dan menatap ketiga orang di hadapannya. Darga dari kejauhan mencoba menghubungi seseorang,dirinya butuh bantuan dan telah menemukan Ares di mana ia berada saat ini.

"Bellova! Aku menemukan Ares." Ucapnya di panggilan telepon.

"Anak itu di mana sekarang?" Tanya Bellova di seberang sana.

"Ares menggila ia telah membunuh—"

AAAAAAAAHHHH!

Sebuah jeritan kesakitan dari salah satu suruhan Jeta yang meminta bantuan untuk melepas Ares yang menikam betisnya dengan pisau. Namun,salah satu mereka yang membantu untuk memukul Ares kembali dengan pemukul yang pernah ia buat untuk membuat Ares tak sadarkan itu,patah.

Sayang,suruhan Jeta sudah kehilangan dua nyawa. Sebab yang ini di ceburkan kedalam lautan yang di bawahnya hiu dan ombak yang kuat.

Ombak kini mulai kuat dan langit mulai merubah dirinya menjadi kelabu,seluruh seisi mereka merubah suhunya menjadi dingin. Ombak kuat tersebut mengombang-ambingkan kapal hingga guncangan membuat barang-barang di sana terlempar dan bergerak ke sana-kemari. Langit dan laut menyetujui bahwa Ares benar-benar marah dan harus segera membunuh orang di hadapannya segera.

Di bawah sana ada kapal kecil yang menjemput Jeta dan satu suruhannya. Ares yang masih di rasuki sesuatu tiba-tiba saja melesat dengan cepat hampir menusuk Jeta tepat di dada. Namun,ia meleset sebab barang yang di lemparkan salah satu orang suruhannya tepat mengenai tubuhnya.

Ares mengerang. Tubuhnya mengeras dan dirinya mencoba untuk lepas dari sana. "KALIAN PARA BAJINGAN HARUS MATI. MATI!!"

Suara itu di susul dengan gemuruh petir yang menyambar lautan dengan keras. Suara menggelegar di ikuti erangan Ares yang keras dan kuat.

Ia berhasil membuat barang-barang yang menindihi tubuhnya itu terpental ke laut dan hanyut bersama dengan ombak yang kuat di bawah sana.

Jeta melompat ke kapal kecil itu dan ia meninggalkan kedua orang suruhannya di sana,bersama Ares yang sudah seperti iblis yang siap menyiksa dan membunuh mereka tanpa ampun. Benar saja,sejenak setelah Jeta melompat dan salah satu suruhannya meminta pertolongan Ares menikam berkali-kali hingga orang tersebut tak bernyawa.

Darga sudah tak sanggup lagi dengan pemandangan sadis ini,ia harus segera menghentikan Ares dan secepatnya mengikat anak itu agar tidak kehilangan kewarasannya.

Kapal Jeta berhasil pergi menjauh,Darga kesal dengan orang yang berpura-pura menjadi RT di desa Bukaan satu itu. Yang lebih penting saat ini, adalah Ares yang mulai mengerang kesakitan akibat Darga setrum dengan stun gun agar Ares berhenti dan pingsan. Darga mengikat Ares dengan kuat dan erat di sebuah tiang agar anak itu tidak tercebur ke laut.

Ia menolong salah satu suruhan Jeta yang sudah ketakutan setengah mati,saat ia mendekati orang tersebut, tubuh dari suruhan tersebut gemetar. Pasti ia melihat dengan mata kepalanya sendiri teman-temannya mati menyisakan dirinya yang masih di tancapkan di lantai dengan keadaan tengkurap.

Ia mengobati kaki lelaki terakhir yang selamat itu untuk di mintai kejelasan tentang apa saja dan siapa saja yang ikut dalam kegiatan Area Malam Kediri ini.

Sebelum itu semua dapat di buka kejelasan Helikopter milik Kepolisian Dondang dan para rekan yang lain menemukan mereka. Syukurlah,semua dapat di evakuasi dengan selamat. Kecuali yang sudah tumbang di sana.

"Di mana dia?" tanya Dondang

"Ku ikat di tiang seberang sana." Jawab Darga

"Baiklah,akan ku periksa dulu dirinya."

Dengan langkah yang cepat,Dondang menyusul melihat Ares yang diikat dan langsung melepas ikatan tersebut . Ia membopong tubuh anak tersebut dengan tandu darurat dari para medis yang ikut bersama mereka.

"Semua aman?" tanya salah satu rekan Dondang .

Dondang mengangguk dan langsung memerintahkan semua agar segera masuk dan pergi. Namun tidak dengan Bellova .

"Tolong! Tolong,kami...!"

"Aku mendengar suara orang meminta bantuan di bawah sana." Bellova menunjukkan kemana suara arah itu berasal.

Semua orang saling bertatap-tatapan dan mengangguk satu sama lain. Mereka langsung turun untuk mengevakuasi yang lain.

  

1
Putri Prasetyo
bagus kak 😘🥰🥰🥰
Putri Prasetyo
kakak,jangan patah semangat ya!
Putri Prasetyo
kakak! Semangat buatnya..
adek suka baca cerita kakak 😘😘😘❤️❤️❤️
Tuan Proniar: iya adek ku.. 💐👍
total 1 replies
Tuan Proniar
Hai BESTie.
Mungkin Akan "Segera" tamat,Karena Cerita sudah di hampir di ujung puncak pertemuan antara Keluarga dan Anak.
Tuan Proniar
Luar biasa 🫠💐
Tuan Proniar
Ayo guys bantu aku ya 😁💐😙
Tuan Proniar
Noo😭 Anda,
jangan mati dulu.Ares belum sempet balikan sama kamu 🥺🥺
seftiningseh@gmail.com
hmm menurut aku prolog nya sangat menarik oh yaa jangan lupa baca novel.amu judul nya gadis manja milik sang CEO
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!