Tahun ini Ares pindah rumah di Kediri, karena di tempat tinggal lamanya kedua orang tuanya kesulitan untuk mencari nafkah untuk kebutuhan Ares.
Selama ia berada di Kediri banyak hal yang tak akan pernah terlupakan oleh Ares,Bayu,Zaka.
Mereka adalah sahabat dari sejak pertama kali Ares pindah di Kediri.
Saat bulan November,ada kejadian yang menimpa Mereka di desa.
Ayah dan ibu Ares tak bisa melakukan apa-apa karena terikat oleh pekerjaan mereka?
Dulu Kediri terkenal oleh suasananya yang membuat candu.Namun,sekarang saat malam,Kediri tidak seperti apa yang mereka bayangkan.
Kota ku,Kediri titip salam jika aku berpisah dengan mu saat aku akan pergi nanti.
Jangan kau lupakan sesosok orang yang menyelamatkan area mu dari orang-orang yang hilang jalan dan bejad.
Dan sekarang,apakah kita akan memecahkan siapa pelaku dari semua masalah ini Zaka,Bayu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Approniar Rizky prasetyo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
"Tidak."
Malam ini pasti berbeda dari kemarin.Entah mengapa ...,aku bisa merasakan ada yang berubah.Namun entah apa itu?
Aku merasakan ada sebuah hal yang membuat tubuhku ini tak enak.
"Za,bangun.Temenin bentar ke kamar mandi," pintaku yang memanggil anak itu dari jauh di seberang sana.
Aku paham anak itu kalau sudah tidur nyenyak gempa atau tsunami melanda pun tak akan bangun dirinya itu.
Dengan sangat terpaksa aku berjalan sendiri dan membawa infusku.Ku mengangkat infus itu tinggi sampai atas kepala,takut jika darahku akan naik kedalam selang-selang ini.
Aku menelusuri lorong sebab kamar mandi kamar pasien yang ku tempati rusak,bangke memang.Seluruhnya terang sebab lampu rumah sakit ini belum tutup sepenuhnya,entah kenapa rasanya ini horror dan..., seperti ada sesuatu yang membuntuti di belakang.
Diriku tak takut.Namun, merinding di tubuh ini membuat sifat takut itu muncul sendiri.Hawa dingin mulai menyelimuti diriku,lantai yang ku pijak teramat dingin,seluruh lorong-lorong untuk menuju kamar mandi saja sepi tanpa ada orang di sana.
Sebenarnya,aku rindu keluarga lamaku. Ibu Sagnari dan ayah Djokovic,kedua orang itu kemana,ya. Rasa rindu teramat dalam ini tak bisa ku keluarkan di depan orang-orang yang ku anggap sebatas kenal saja.Jika udara dingin ini menjadi seseorang yang ku kenal dan,yang ku sayang kuharap jadilah Ares.Aku rindu juga dengan adikku itu.
Aku rasa aku harus segera bergegas menuju kamar mandi,air dalam tubuh ini sudah tak tahan lagi ingin mancur keluar dengan lega.
Sial,jika aku berlari kencang pasti darah-darah di tangan akan naik dan rasa sakit akan jadi meningkat.
AKH!
Diriku tak sadar jika aku berjalan sambil melihat kearah infus di atas, sepertinya aku menabrak benda dan sesuatu di depanku namun entah apa itu.
Entah lah,aku harus bergegas ke sana dan melepaskan air urin ini agar tak mengganggu ketenangan ku.
"Ah,leganya." Pada akhirnya aku sampai dan dengan cekatan masuk tak mengunci pintunya.
Nggak peduli,pun,ini sudah sangat larut.Mana ada orang yang mau ke kamar mandi malam-malam begini selain diriku ini.
Namun,sepertinya aku salah.Sesaat aku berjalan keluar dari lorong kamar mandi,seseorang di seberang sana yang berpakaian putih panjang dan sedikit encok.
Aku tak sanggup untuk melihatnya dan ku tinggal saja orang itu tanpa menatap satupun ke belakang.Oke,kembali ke isi kepalaku tadi.
Diriku tak ingat tentang surat-surat yang nggak jelas datang entah dari mana itu,yang secara tiba-tiba menjelaskan jika aku anak adopsi,bukan anak kandung.Bodoh buka main orang yang mengirim itu.Sudah jelas dulu Aku—Wait a minute ...,
Otak ku secara tidak langsung mengingatkan ku dengan sesosok suami istri dulu yang pernah menjadi orang tua tiri.Aku tak ingat secara detail,tapi pasti ini ada keterkaitannya dengan keluarga Ares.Namun,ku rasa ini akan menjadi masalah sulit untuk di hadapi.
Di dalam kepala ini masih terekam jelas saat aku bertarung melawan ayah Ares atau bisa di sebut ayah ku juga.Orang itu berkata dengan suara lantang dan keras,seluruh area menggema karenanya.
Ku menatap ke arah lehernya yang mengeras dan di saat itu ada kata yang membuat aku tertegun bukan main."SEHARUSNYA KAU TIDAK DI SINI ANAKKU!"
ia memanggilku dengan sebutan "anakku" di buatnya aku terdiam,hingga sebuah bambu di genggamannya melaju menusuk perutku hingga kebelakang.
Memang sulit untuk di percaya jika ada orang yang membuang anak kandungnya hanya untuk mencari alasan.Itu lebih dari bodoh di banding para kera dan gorilla lainnya.
Aku di rumah sakit ini hanya merenung dan memikirkan apa yang tidak harus ada di pikiranku sendiri.Namun, bayang-bayang tentang keluarga Ares ini pasti ada sesuatu di balik semua ini. Tubuhku ini masih terlalu sakit untuk mengikuti tuan Darga dan nyonya Bellova untuk mencari Ares.Entah di mana adik laki-lakiku itu,aku rindu anak itu.
Lucu saja jika aku mengingatnya saat pertama kita bertemu,ia bisa langsung mengira dan melawan ku yang seperti maling di matanya.Entah lah,tapi itu seperti sesosok orang ingin memanggil temannya di seberang sana namun salah orang,malunya itu bukan main.
Udara semakin dingin di sini,namun aku masih saja betah berjalan lama-lama di sini.Aku memandang langit malam dengan jutaan atau miliaran bintang di atas,mencoba menggapai namun tentu saja itu mustahil.
Aneh..
Aku merasa ada orang di belakang ku ini,tapi sejak dari tadi berjalan sendiri aku hanya mendapati jalanan dan lorong-lorong sepi.
Ini bukan Zaka,anak itu tidur layaknya seorang koala yang tidurnya bisa berjam-jam dan tak akan bangun jika tidak ada suster yang membawakan makan rumah sakit yang ku rasa hambar itu.
Semalam aku bermimpi tentang pelaut yang di kurung di ruang penjara kapal dengan seorang perempuan cantik bak bidadari.Namun,mereka di kepung banyak kejahatan dan siksaan.Dan sang pelaut itu mati di tenggelamkan di laut,sedangkan perempuan itu bunuh diri sebab yang ia jaga selama ini telah tiada.
"Kok nggak tidur?"
"HAH!" Terkejut dengan keberadaan Zaka yang secara tiba-tiba berada di ujung sana.
Rupanya benar,Zaka memang membuntuti ku sedari tadi.
"Lha,lu kok tidur juga?" tanyaku balik.
Zaka hanya diam dan berjalan dengan santai,infusnya ia bawa dengan penyangganya,berbeda dengan ku yang langsung membawa infusnya saja.
Orang di hadapanku ini menggeleng keras,dan berjalan menuju di mana aku berdiri.Memang mengejutkan jika anak ini bisa bangun pada pukul 2 pagi ini.
"Tadi kan lu bangunkan aku,dan pas banget aku lagi sedikit sadar dan denger suara pintu ketutup dan itu ternyata lu."
"Yaudah sih," jawabku singkat.
Anak itu ikut memandangi langit-langit malam yang indah dan membuat suasana hati menjadi syahdu.Namun,aku seperti di beri Mukjizat bisa melihat masa lalu dan masa depan.
Di mataku kita akan di hampiri oleh seseorang yang mungkin kita kenal dan itu anak terjadi...
"Rupanya kalian di sini ..." Entah siapa itu yang berbicara.
"KAU?!!" Teriak Zaka.
Anak itu sukses membuat aku penasaran dan aku menghadap kebelakang dan menemui bahwa itu adalah... Seseorang yang sedari tadi menggema di kepala yang berkata "Anakku."
"Djo—"
"Panggil ayah saja," dengan lirih dan menampilkan senyuman tulus.
Aku melihat tubuhnya kurus namun berisi dan dengan kursi rodanya yang ia bawa menemui kami di sana.
Secara tiba-tiba mataku memanas,mengingat jika pertarungan kemarin adalah hal kali pertamanya menemui fakta yang menghantam kepalanya dengan keras.Aku harus kuat,jangan nangis.Jangan nangis... Sial,aku gagal untuk menahannya agar tidak terjun dari mataku .
Zaka tertegun dengan menganga lebar mendengar fakta itu.Aku membiarkannya saja ini pertama kalinya juga ia mengingat sesuatu tentang masa lalu.
"Ayah,Ares sama ibu di mana?" aku langsung bertanya dengan lirih agar tidak membuat keributan lagi .
"Mereka.."
Aku tertegun mendengar penjelasan ayah dan tak habis pikir,jika kedua orang ini memiliki masalah besar dan menjerumuskan anak-anaknya agar ikut menjadi korban.
Hawa dingin membuat sekujur tubuh merinding,angin meniupkan dirinya perlahan mencoba untuk menghibur kami agar tidak canggung.
"Maaf telah membawa kalian dalam masalah besar dan membuat seluruh kota hancur.Ini perbuatan kepala RT,ia yang punya masalah ini semua dan ayah,ibu sangat kecewa mendengar bahwa hukuman kami malah di lakukan kepada Ares bukan kami."
"Hukuman apa pak?" tanya Zaka penasaran.
"Hukuman tenggelam dan membuat kiamat kecil;menghancurkan kota,merusak seluruh penjuru Kediri dan menyiksa seluruh orang yang mereka culik."
"Ayah menyesal sekali nak,ayah mau bertaubat dan menyelamatkan ibu mu dan adik mu Ares!"
Zaka kaget dan menganga untuk kedua kalinya.
"Mereka di Mana?!"
"Laut antah berantah,mereka akan menyiksa Ares di laut sana."
Aku berdecak keras dan mengepalkan tanganku.Seluruh tubuhku gemetar dan marah memerah di wajah di tunjukannya. Ingin ku berteriak dengan keras,namun aku tak berani sebab ini rumah sakit.
"Yasudah!" Aku berjalan cepat menuju kamar dan mencari ponsel di sana.
Kan ku telepon tuan Darga dan pasti orang itu masih mencari Ares di sini bukan di lautan.
To be continued!!
adek suka baca cerita kakak 😘😘😘❤️❤️❤️
Mungkin Akan "Segera" tamat,Karena Cerita sudah di hampir di ujung puncak pertemuan antara Keluarga dan Anak.
jangan mati dulu.Ares belum sempet balikan sama kamu 🥺🥺