Kean tak seberuntung kakak-kakaknya, yang menemukan jodohnya dengan mudah, Kean berkali-kali gagal menikah bahkan yang terakhir di khianati wanita yang di cintainya dengan tulus.
Lelah mencari jodoh hingga usianya semakin matang Kean nyaris menyerah dan justru di jodohkan dengan gadis desa pilihan Bundanya.
Lentera si gadis miskin yang menjadi tulang punggung keluarganya, kehidupannya tak seberuntung gadis-gadis yang lain, namun semua itu berubah ketika bertemu dengan Bunda Mutia sebagai Bosnya. Akankah Kean mau menerima jodoh dari bundanya??? Bisakah dirinya hidup bahagia dengan gadis desa pilihan ibunya???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shakila kanza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
pulang
Jogja.
Seminggu berpisah rasanya tak sabar untuk bertemu dengan Lentera, itulah yang membuat Kean semangat menuju apartemennya karena Lentera beberapa hari tinggal di sana.
Rudi banyak mengurus hal hari ini sehingga Ayah Arsya yang kebetulan searah yang menjemput Kean di bandara.
"Yah, bagaimana sih jadi suami yang baik itu?" Kean bertanya sembari menatap jalanan.
"Yah jadilah suami yang bijak dalam memahami rumah tangga terutama tentang istrimu sendiri." Ucap Ayah Arsya sembari menyetir.
Biasanya supir yang mengantar Ayah Arsya kerja tapi supirnya sedang mengurus anaknya yang sakit sehingga Ayah Arsya berangkat kerja sendiri.
"Kean bagaimana bisa bijak jika Kean sejujurnya belum mengenal istriku sendiri dengan baik yah." Ucap Kean jujur.
"Dekati dan kenali betul-betul. Bijak atau tidaknya dari suami dan istri bisa menjadi gambaran pasang surut hubungan dalam menjalani kehidupan rumah tangga. Tapi kamu sendiri justru jauh terus bagaimana bisa cepat saling mengenal? bagaimana kamu bisa bijak nyatanya dari awal kamu pengecut dan tak bersikap bijak." Nasehat Ayah Arsya sambil tersenyum mengejek yang membuat Kean tersenyum kecut.
"Kean, jangan seperti beberapa orang yang beranggapan jika menjadi suami dan istri berarti kamu hanya memiliki selembar kertas untuk menyatakan bahwa kamu menikah secara sah."Lanjut Ayah Arsya lagi.
"Menikah itu adalah Janji memiliki seseorang di sisimu untuk menempa masa depanmu. Seseorang untuk mendukung dan mendorongmu saat kamu menghadapi tantangan hidup bersama. Seseorang yang mencintaimu tanpa syarat, terlepas dari kekuranganmu dan kekurangannya." Lanjut Ayah Arsya yang cukup membuat hati Kean tersindir di tempatnya.
"Ayah Arsya tau kan bagaimana awal pernikahan ini bisa terjadi, sejujurnya aku sudah banyak berkorban perasaan dengan menikah ini." Kata Kean pelan.
"Awalnya Kean merasa jika pernikahan yang Kean jalani hanya sebuah pengorbanan dan pengabdian saja pada bunda, Kean sudah berusaha untuk pengecut bahkan tak mementingkan bagaimana tentang perasaan cinta atau tidaknya." Lanjut Kean
"Memang benar bahwa menikah membutuhkan usaha,pengorbanan, dan tidak mementingkan diri sendiri tetapi, menikah juga sangat menyenangkan, menarik, dan sangat menakjubkan untuk dapat menghabiskan hari-harimu sebagai suami dan istri. Coba jalani pernikahan kalian perlahan dan nikmati prosesnya." Jawab Ayah Arsya yang akhirnya di setujui Kean, karena sesungguhnya dirinya sudah mulai perlahan bisa menerima pernikahannya saat ini.
Bahkan beberapa hari ini rasanya terasa ada yang kurang saat tak mendengar kabar dari Tera, ada yang berbeda dalam harinya saat sehari saja tak mendengar kabar dari istri pilihan bundanya itu.
"Cinta itu sederhana saja Kean, tidak rumit cobalah lalui perlahan di mulai dari hal yang kecil, niatkan karena ibadah jangan karena orang lain atau hal lain." Ujar Ayah Arsya setelah diam cukup lama.
"Dimulai dari hal-hal kecil yang dilakukan suami dan istri satu sama lain setiap hari maka itu perlahan akan menambah banyak cinta di antara kalian, yakinlah cinta yang sejati itu datangnya karena sesuatu yang halal, yaitu istrimu seorang." Lanjut Ayah Arsya yang Kean sepakati, nyatanya perlahan hal-hal kecil yang mereka lalui dia rindukan saat ini.
"Ingat kamu sudah banyak membuat air mata istrimu menetes dalam kesendirian, saatnya kamu untuk memperbaiki semuanya dari awal." Kata Ayah Arsya lagi.
"Kean sadar yah, Kean akan hapus air mata itu mulai saat ini." Janji Kean pada dirinya juga.
"Lakukan, ingat Seorang suami yang baik menyeka air mata istrinya, tetapi seorang suami yang hebat mendengarkan cerita mengapa dia menangis. Jadi selalu bijak dan pekalah maka tak ada pundak yang lebih dia rindu selain suaminya seorang." Ungkap Ayah Arsya yang membuat sekali lagi berazam untuk lebih memperbaiki diri dan hubungannya dengan Tera.
"Dan ingat lagi, hadiah terbaik yang dapat diberikan seorang suami kepada istrinya adalah waktu, perhatian, dan cintanya." Lanjut Ayah Arsya.
Kean menganggukkan kepalanya sembari menatap foto Tera terakhir yang istrinya itu kirim Ah rasanya tak sabar untuk melakukan semuanya bersama istri yang awalnya dia tak suka itu.
***
Up lagi setelah sekian lama hiatus jangan lupa jejak baik ya.
Semoga masih ada yang berkenan baca.
lanjut aku baca cerita Faiza dan Zein 👍
Terima kasih author dan sehat sehat juga untuk author nya 😍😍
Sudah lounching kah buku nya Faiz dan Zain ??