Penjara Cinta Mantan Suami

Kafka tersenyum smirk menatap Nando yang sudah terlihat panik. Pria berwajah bule itu sangat takut rahasianya terbongkar, dan akibatnya dia harus kehilangan Vyora. Tapi Nando yakin Kafka tidak mungkin mengetahui rahasia yang selama ini Nando tutup rapat-rapat.

"Jadi kamu ke sini sama dia, Vyora?" Bentak Nando. Vyora reflek menggelengkan kepalanya saat Nando membentak nya.

Kafka mengeraskan rahangnya, dia tidak terima Nando membentak orang yang dia cintai.

"Beraninya kamu membentak Vyora!" Kafka hendak memukul Nando, namun di cegah oleh Vyora. Wanita yang sangat dicintai Kafka itu menggelengkan kepalanya sambil menatap Kafka.

Nando sangat geram melihat Vyora dan Kafka semakin dekat. Pria itu bersumpah tidak akan membiarkan Vyora kembali lagi dengan mantan suaminya. Nando sudah mati-matian mendekati Vyora selama ini, bahkan sampai harus mencelakai Khavi dan Khavya demi untuk menjadi pahlawan dimata Vyora.

Hanya tinggal selangkah lagi Vyora akan menjadi miliknya, namun Kafka datang untuk menghancurkan usahanya. Nando tidak akan membiarkan rencana Kafka berhasil, sampai kapanpun pria bule itu akan mempertahankan Vyora.

"Kenapa anda marah? Vyora kekasih saya, jadi terserah saya. Anda gak berhak ikut campur!" Nando tersenyum miring. "Ingat Anda hanya 𝗺𝗮𝗻𝘁𝗮𝗻 𝘀𝘂𝗮𝗺𝗶𝗻𝘆𝗮," Nando menekan kata mantan suami supaya Kafka sadar akan posisinya.

Kafka mengepalkan erat tangannya, Kafka muak mendengar Nando lagi-lagi mengingatkan tentang statusnya. Kafka tau dia tidak berhak lagi akan Vyora, namun jika dia harus merelakan wanita yang sangat dia cintai bersama pria bule songong seperti Nando, sampai kapanpun Kafka tidak akan rela.

Apalagi setelah Kafka tau fakta tentang Nando yang sudah mencelakai Khavi dan Khavya, dan juga Mommy Nando yang sudah menghina Vyora. Sampai mati pun Kafka tidak akan membiarkan Vyora hidup bersama Nando.

"Batalkan pernikahan kalian dan bebaskan Vyora dari jeratan janji bulsyit mu itu, atau aku akan-- ."

"Akan apa?" Nando memotong ucapan Kafka. "Anda tidak berhak mengatur hidup Vyora lagi. Dia sekarang milikku, dan sebentar lagi kita akan menikah," ucap Nando dengan yakin.

"Baiklah ... kalau begitu, jangan pernah menyesal karena sebentar lagi kebusukan mu itu akan terbongkar !" Kafka tersenyum smirk, lalu meninggalkan Nando dan Vyora dengan amarah yang sudah memuncak.

"𝘒𝘦𝘣𝘶𝘴𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘢𝘱𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘪𝘢 𝘮𝘢𝘬𝘴𝘶𝘥? 𝘈𝘱𝘢 𝘮𝘶𝘯𝘨𝘬𝘪𝘯 𝘥𝘪𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘦𝘵𝘢𝘩𝘶𝘪 𝘳𝘢𝘩𝘢𝘴𝘪𝘢 𝘬𝘶? 𝘛𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘮𝘶𝘯𝘨𝘬𝘪𝘯, 𝘥𝘪𝘢 𝘱𝘢𝘴𝘵𝘪 𝘩𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘨𝘦𝘳𝘵𝘢𝘬 𝘴𝘢𝘫𝘢. 𝘒𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘣𝘶𝘵 𝘝𝘺𝘰𝘳𝘢 𝘥𝘢𝘳𝘪𝘯𝘺𝘢," 𝘣𝘢𝘵𝘪𝘯 𝘕𝘢𝘯𝘥𝘰.

...----------------...

Kafka memutuskan untuk kembali ke Indonesia. Karena perusahaan yang dia pimpin sedang membutuhkannya dan tidak bisa diwakili oleh Raga, asistennya. Sedangkan Raga sendiri dia sudah lebih dulu kembali ke Indonesia dari dua hari yang lalu.

Sebelum pulang ke Indonesia, Kafka lebih dulu menemui anak-anak nya. Sebenarnya Kafka sangat berat meninggalkan anak-anak nya dan juga Vyora di sana. Dia ingin sekali memboyong mereka kembali ke mansion miliknya dan Vyora dulu. Hanya saja waktunya belum tepat karena masih ada penghalang di antara mereka.

"Daddy janji, Daddy akan kembali sebelum hari ulang tahun kalian," ucap Kafka.

Kafka tidak tega melihat anak-anak nya menangis karena dia akan meninggalkan nya. Apalagi Khavya, gadis manja itu sampai sesegukan dipelukan Kafka.

"Tapi ulang tahun Avi dan Vya hanya tinggal tiga hali lagi, Dad." Khavya sebelumnya sangat bahagia karena impian di hari ulang tahunnya ada Daddynya, akan terwujud di tahun ini. Namun sekarang Daddy nya harus kembali meninggalkan nya. Walaupun Daddy nya berjanji akan kembali, namun tetap saja ada ketakutan dalam diri Khavya.

Terlebih lagi kedua bocah kembar itu mengetahui bahwa Mommy nya akan menikah dengan Nando saat usia mereka tiga tahun. Khavi dan Khavya tidak mau Mommy nya menikah dengan Nando, apalagi setelah mereka mengetahui Nando telah mencelakai mereka dulu.

Khavi dan Khavya hanya ingin Mommy dan Daddy nya bersatu lagi, karena mereka tau Mommy nya masih mencintai Daddy nya.

"Sayang ... jangan menangis! Daddy janji akan kembali lagi sebelum kalian tiup lilin, Daddy janji!" Kafka menghapus air mata kedua anaknya. Pria tampan itu mengerti ketakutan anak-anak nya, namun Kafka juga tidak bisa meninggalkan tanggung jawabnya di perusahaan.

Khavi dan Khavya mengangguk dan memutuskan untuk mempercayai Daddy nya. Mereka hanya berharap Daddy nya itu menepati janjinya.

...----------------...

Vyora sangat terkejut saat Khavi dan Khavya cerita bahwa Daddy nya sudah pulang ke Indonesia. Vyora kecewa karena Kafka tidak mengatakan apapun padanya.

Ditambah lagi pertemuannya dengan Nando tidak membuahkan hasil, Nando tetap pada keputusannya. Pria bule itu akan menikahi Vyora di hari yang sama dengan ulang tahun Khavi dan Khavya, yaitu tiga hari lagi.

Vyora menangis membayangkan nasibnya akan seperti apa saat menikah dengan Nando, terlebih anak-anak nya yang mengatakan tidak boleh, jika Mommy nya menikah dengan Nando. Sedangkan Daddy Giandra tidak bisa berbuat apa-apa karena Vyora melarangnya ikut campur.

Saat fikiran nya sedang kalut, tiba-tiba saja ponselnya berdering tanda panggilan masuk. Vyora sangat terkejut ternyata Kafka yang menghubunginya. Vyora mengangkat panggilannya setelah beberapa kali mengabaikan nya karena merasa kecewa dengan Kafka yang pergi tanpa pamit.

Kafka langsung mengalihkan panggilannya menjadi panggilan video saat mendengar suara parau Vyora. Pria tampan itu tau wanitanya sedang menangis.

"Kenapa menangis, hmm?" Tanya Kafka. Dia menatap lekat wajah wanitanya di layar ponselnya. Pria tampan itu melihat mata sembab Vyora. Kafka bisa menebak pasti Vyora kelamaan menangis.

"𝘒𝘦𝘯𝘢𝘱𝘢 𝘥𝘪𝘢 𝘣𝘪𝘭𝘢𝘯𝘨? 𝘈𝘬𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘢𝘯𝘨𝘪𝘴 𝘨𝘢𝘳𝘢-𝘨𝘢𝘳𝘢 𝘥𝘪𝘢, 𝘵𝘢𝘱𝘪 𝘥𝘪𝘢 𝘣𝘪𝘭𝘢𝘯𝘨, 𝘬𝘦𝘯𝘢𝘱𝘢?" 𝘒𝘦𝘴𝘢𝘭 𝘝𝘺𝘰𝘳𝘢.

Kafka tertawa melihat Vyora mencebikkan bibirnya seperti itu. Vyora persis sekali Khavya yang sedang merajuk.

"Kenapa pergi gak bilang?" Lirih Vyora. Sebenarnya Vyora malu bertanya seperti itu, karena Vyora gak punya hak untuk bertanya seperti itu pada Kafka.

"Kenapa? Kesal kan di tinggal pergi tanpa bilang?" Cibir Kafka. "Rasanya seperti mau gila, kan?" sindir Kafka lagi.

Vyora semakin kesal mendengar sindiran dari Kafka, dia tau Kafka sedang menyindir nya karena dulu Vyora pergi meninggalkan Kafka begitu saja.

"Itulah yang aku rasakan saat kamu pergi ninggalin aku, Vy. Tanpa kabar dan tanpa mendengarkan dulu penjelasan ku. Bahkan kamu sampai hati menyembunyikan anak-anak ku."

Deg

Vyora merasa tertampar dengan ucapan mantan suaminya itu. Begitu jahat kah dirinya? Apakah yang terjadi sekarang adalah balasan atas keegoisannya dulu?

Bahkan selama bertahun-tahun Vyora jauh dari Kafka, hatinya selalu terpaut seolah terpenjara oleh cinta mantan suaminya itu. Vyora tidak pernah bisa lepas dari bayang-bayang mantan suaminya.

"Maaf ...." Lirih Vyora.

Kafka tidak bicara apapun, dia hanya menatap wajah Vyora yang penuh penyesalan. Awalnya Kafka hanya ingin mengerjai Vyora saja, namun ternyata wanitanya benar-benar terluka mendengar perkataannya.

"Vy--

"Udah dulu ya Mas, aku mau istirahat. Aku gak mau terlihat jelek di acara pernikahan ku nanti."

Tut

"VYORA ANTARES"

𝘛𝘰 𝘉𝘦 𝘊𝘰𝘯𝘵𝘪𝘯𝘶𝘦