NovelToon NovelToon
MAWADDAH

MAWADDAH

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cinta Terlarang / Keluarga
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: Saidah_noor

Jika perselingkuhan, haruskah dibalas dengan perselingkuhan ...

Suami, adalah sandaran seorang istri. tempat makhluk tersebut pulang, berlabuh dan tempat penuh kasih nan bermanja ria juga tempat yang sangat aman.

Namun, semua itu tak Zea dapatkan.

Pernikahannya adalah karena perjodohan dan alasannya ia ingin melupakan cinta pertamanya: Elang. teman kecilnya yang berhasil meluluh lantahkan hatinya, yang ditolak karena sifat manjanya.

Namun pernikahan membuat zea berubah, dari manja menjadi mandiri, setelah suaminya berselingkuh dengan wanita yang ternyata adalah istri dari teman kecilnya.

Haruskah zea membalasnya?
Ataukah ia diam saja, seperti gadis bodoh ...

Novel ini akan membawamu pada kenyataan, dimana seorang wanita bisa berubah, bukan saja karena keadaan tapi juga karena LUKA.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Saidah_noor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kejutan.

Kami berangkat ke hotel dimana acara itu diadakan, jalan demi jalan yang kami lalui serasa mencekam. Kilauan lampu bagaikan kembang api yang berseru memberikan semangat, melajulah dan terus melaju sampai tak terasa telapak tanganku berkeringat dingin.

Waktu terus berjalan, dijemput Elang dan pergi ke acara ulang tahunnya membuatku lupa bagaimana caranya membuang racun dalam tubuh, kini malah membuatku terdesak.

Kuhimpitkan kedua kakiku, perjalanan sebentar lagi kalau berhenti akan memalukan. Untuk saat ini mungkin harus kutahan.

Menit berlalu akhirnya sampai ditempat, dan ujian hidupku belum selesai. Aku berpamitan untuk pergi ketoilet, karena sudah tak tahan.

Leganya ... Kurasakan perutku begitu hampa, tak ada beban dan siap bertemu mereka.

"Sudah Selesai," suara Elang mengejutkan aku.

Dimana aku baru saja keluar dari tempat pembuangan yang ada diHotel.

"Oh, Astaga!" pekikku menyentuh dada, hampir saja aku lari karena tersentak.

Kulihat Elang menyandarkan punggungnya pada dinding, tangannya bersidekap menatap kearahku.

"Bisa-bisanya, baru sampai udah pamit ketoilet. Asisten macam apa lo ini," geram Elang.

"Asisten macam singa, kalau marah aku bisa mencabik dan mencakar. Lagian kamu bisa masuk duluan, ngapain nungguin aku disini?" ujarku membela diri.

"Elo itu, makin lama makin ngeselin, ya. Gue yang bawa elo kesini, jadi elo gak boleh jauh dari gue. Otak lo itu," Elang berhenti sejenak.

"Otak curut, ayo masuk!" Elang melengos pergi.

Aku menganga, sikap aslinya mulai keluar. Tanganku benar-benar gatal ingin mencakar muka sok tampannya.

"Roar," ucapku dengan pelan dibelakang pria yang sudah melangkah pergi.

......................

Ruangan yang mewah dan megah, dengan lampu kristal menyala ditengah-tengah ruang. Aroma wangi bunga yang tertata rapi, bercampur dengan parfum para tamu, menyeruak menusuk hidungku.

Meja panjang yang menyiapkan beberapa hidangan dengan aneka makanan penutup, tak lupa minuman sirup dan juga wine bagi para pencinta begitu merayuku untuk menikmatinya.

Tapi, bukan itu tujuanku. Kehadiran mas Reza dan wanita itulah yang aku tunggu, namun aku belum melihat batang hidung suamiku diantara kerumunan para sultan.

Kepalaku kekiri kekanan mencari keberadaan mereka, sampai aku tak sadar jika Elang menghentikan langkahnya.

Bruk

Elang menoleh kebelakang, matanya tajam sesuai namanya, bibirnya menyungging penuh kekesalan.

Aku segera menundukkan kepalaku, menggigit bibir bawah, merasa bersalah.

"Zea," panggil seseorang yang sudah lama tak ku jumpai.

Aku menatap kedepan, ada mama dan papanya Elang menghampiri kami.

Tante Dibjo memelukku, "Sudah lama tak bertemu, kamu masih kayak dulu gak berubah sama sekali. Tetap cantik dan manis," ujarnya memujiku.

"Iya, kan pah," ucap bu Dibjo menatap suaminya dan pak Dibjo hanya tersenyum sambil mengangguk pelan.

"Biasa aja kok, Bu," ucapku tersenyum salah tingkah.

"Jangan panggil ibu, dong. Mentang-mentang kamu jadi asistennya Elang, panggil tante seperti biasa," ujar bu Dibjo tersenyum, membuatku tak enak hati.

Ibunya Elang memang baik, dulu kami terlihat seperti ibu dan anak saking dekatnya hubungan keluarga kami. Tapi, semua hanya masa lalu kedekatan kami merenggang setelah Elang menikah. Tentu aku pun harus jaga jarak, demi tak melukai hati Alana.

Selepas mamanya Elang, aku menyalami papa nya Elang dengan dalam, sebagai rasa hormat pada yang lebih tua.

"Gaunnya cantik, cocok untuk kamu. Sepatunya juga terlihat pas, tante memang gak salah pilih," ujar Tante Dibjo tersenyum merapikan gaunku setelah melihatku dari atas kebawah.

Aku menatap Elang, tapi lelaki itu cuek dan dingin. Bibirku yang tersenyum percaya diri, seketika luntur. Aku pikir gaun dan sepatu yang kupakai ini ... Elang yang belikan nyatanya bukan.

Aku salah sangka lagi, pantas ukuran baju dan alas kakinya sangat pas. Ternyata pemberian ibunya Elang yang sudah pasti tahu ukuran tubuhku.

"Lain kali, aku gak boleh baper dan tertipu. Bisa saja, apapun yang dibelikan Elang adalah pemberian ibunya. Benar, mana mungkin Elang belikan. Ukuran sepatuku pun dia tak tahu," batinku menjerit.

Aku merasa sedih, seperti patah hati yang sangat dalam. Namun, aku hanya bisa menghela nafas berat. Dari dulu, kan Elang tak pernah beri aku hadiah yang dia berikan padaku semua titipan ibunya.

Bodohnya aku.

.....

Inti dari acara ini sudah selesai, kulihat betapa bahagianya Elang dengan kedua orang tuanya. Aku bertepuk tangan kala sepotong kue sudah diberikan pada tante dan om Dibjo, terharu banget.

Kadang iri, tapi aku tahu diri bahwa aku bukan siapa-siapa disini selain asistennya Elang. Hanya ucapan selamat dan do'a yang bisa kupanjatkan untuk lelaki itu, sebagai hadiah hari ulang tahunnya malam ini.

Aku membalikkan tubuhku, aku butuh tempat untuk sendirian. Namun, aku tak sengaja menabrak seseorang dibelakangku, untungnya aku tak jatuh.

"Saya minta ma—" ucapanku berhenti, kala mataku menatap dua wajah yang sangat ku kenal.

"Mas Reza, Alana," gumamku dalam hati, antara syok dan juga bingung.

Kejutan ini begitu mengagetkan ku, hingga bibirku kelu dan tak bisa mengucapkan sepatah kata. Umpatan dan cacian yang sudah kusiapkan untuk mereka, semuanya hilang ditelan oleh gambaran kenyataan yang penuh fakta.

Tangan wanita itu memegang lengan suamiku, layaknya pasangan yang sangat serasi didunia ini. Wajah suamiku pun sama kagetnya dengan ku, tapi semua hanya sekejap saja.

"Hati-hati, dong Mba. Lihat pake mata, jangan pake kaki," ujar Alana, mengibas-ibaskan baju mas Reza seolah membersihkan apapun akibat bertabrakan denganku barusan.

Aku dan mas reza saling tatap, banyak pertanyaan yang ingin ku layangkan, sampai Alana melihat kami berdua saling beradu pandang.

"Mas, kamu kenal dia?" tanya Alana sedikit kesal.

Aku harap ia jujur, tapi ternyata ...

"Tidak, siapa dia? Bisa-bisanya mantan suamimu itu mengundangnya," jawab mas Reza dengan jelas dan tenang seakan tak dan beban didalam hatinya, tentang sebuah kebohongan.

Semudah itu ia berpura-pura tak mengenal istrinya, padahal rumah tangga kami sudah berumur satu dekade. Kami pun sudah dikaruniai satu anak laki-laki yang tampan mirip dengannya, tapi ia bilang tak mengenalku.

Miris.

Alana tersenyum seakan meledekku, "Dia Zea, temannya Elang. Dulu dia naksir parah sama Elang, sayangnya cuma dianggap sampah," ujarnya lalu tertawa pelan.

Aku masih betah untuk diam, hanya bisa menunduk. Dia bilang aku sampah, aku anggap Alana sedang membicarakan dirinya sendiri.

"Ayo, Sayang! Kita ucapkan selamat bahagia pada mantan mu," ajak mas Reza dengan mesra memanggilnya sayang, tanpa rasa bersalah sedikitpun dihadapanku.

Ia meninggalkanku seperti orang asing, bahkan bahunya seakan menyenggolku dengan sengaja. Tanganku memang sudah gatal ingin mencakar dan mencabiknya, tapi karena ini ulang tahun Elang aku menahan diri dan kedua tanganku cuma bisa mengepal dengan kuat.

Menahan sakit yang teramat.

Lalu aku, hanya bisa diam dengan bodohnya. Membiarkannya pergi dengan selingkuhannya, aku melangkahkan kakiku, ingin lari dan menangis ditempat sunyi dan sepi.

Namun, sebuah tangan memegang pundakku. Aku membalikkan tubuhku, Elang menatapku dengan teduh.

"Bukan ini yang harus elo lakukan," ujarnya.

Ia merangkulku dengan mesra, tersenyum menatap semua para tamu.

"Mohon perhatiannya, semuanya!" ucap Elang, berkata keras dan lancang membuat para tamu menatap kearah kami.

"Perkenalkan! Dia pacar baru saya," tegas Elang.

1
vj'z tri
semangat sayang tunjukan pesona istri sah jangan kalah sama ani ani 🎉🎉🎉🎉🎉🎉
vj'z tri
🥳🥳🥳🥳🤩🤩🤩🤩
Arga Putri Kediri
keren elang
vj'z tri
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣 puassssss
vj'z tri
langsung promosi cuy 🤣🤣🤣🤣
vj'z tri
aduhhhh senyum nya itu loh yang bikin anak orang tambah deg deg ser 🫣🫣🫣🤣🤣
vj'z tri
tak kenal maka tak sayang 🤭🤭🤭
vj'z tri
segini mah kurang kenyang aku Thor tambah lah 🤭🤭🤭🤭
vj'z tri
pembukaan kok langsung bikin emosi meluap 😤😤😤😤
vj'z tri
jangan bosan bertemu akoh lagi 🤭🤭🤭🤭
🌀 SãñõõR 💞: pengen ketemu kamu lagi loh 😅
total 1 replies
vj'z tri
aku mundur Alon Alon Mergo sadar aku sopooo🥺🥺🥺
⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘIncha ᴳᴿ🐅❤️⃟Wᵃf
lagi donk
vj'z tri
aku disini hadir kembaliiiii 🤗🤗🤗🤗🤗
mamah fitri
pengen tak tonjok laki modelan gitu.. udah ngasi duit 1jt doang tiap bulan dan istri tidak bekerja padahal suami mampu.. uang receh juga ditanyain mana?

kenapa harus pelit sih ma istri..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!