Dera Sandya seorang gadis biasa yang tak sengaja di pertemuan dengan seorang lelaki Sadis bergelar Mafia. Kejadian yang tak seharusnya ia lihat, membuat Dera masuk ke dalam lubang hitam. Dunia gelap penuh tantangan di mulai, kala Hiro Yamato. Bos besar Mafia Yakuza; Jepang. Dunia yang harusnya terasa sederhana tidak lagi sama. Bian Dokter tampan yang merupakan Cinta pertama Dera pupus begitu saja. Kehadiran Hiro mempersulit hidup Dera.
Tak sampai di sana, dua lelaki berwajah pangeran namun berhati iblis ikut masuk ke dalam hidup Dera.
Kevin Zhao dan Leo Zhang duo pangeran yang ikut merecoki kehidupan Dera.
Bahaya Sili berganti menghampiri. Membuat Dera merasa ingin mati saja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fara Dela Sandi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
Mohon like, Vote dan Komen di akhir ya all... Biar semangat update tiap hari 🍫
.
.
.
Sentuhan akhir di wajah Dera membuat beberapa orang merasa takjub dengan perubahan gadis berdarah Padang-Manado itu. Ia terlihat begitu manis, ah tidak. Saat ini ia terlihat begitu cantik dengan make up ringan dan gaun pengantin yang membalut tubuh mungilnya. Wanita bermata rubah itu terlihat puas dari hasil karya nya.
Puluhan tahun berada di bidang tata rias. Memberikan kemampuan yang tak main-main. Setidaknya, ia berhasil merubah Itik beruk rupa menjelma menjadi Angsa yang begitu cantik.
Kelopak mata bulan sabit itu masih terpejam. Dengan posisi ke dua tangan bertautan di bawah sana. Clara menunduk, menyamakan tinggi wajahnya dan calon istri sang Bos. Tarikan garis di ke dua sisi bibirnya pertanda jika ia merasa puas dengan hasil yang di berikan oleh Kang Min Yun. Perias artis Korea dengan bayaran termahal. Tidak sia-sia ia mengundang wanita ini.
Clara menjauhkan wajahnya setelah memindai hasil karya dari Perias Kang."Buka matamu, De!" titah Clara dengan nada jelas,"Dan lihat seperti apa rupa mu saat ini," lanjut nya.
Dengan perlahan kelopak mata bulan sabit itu terbuka. Menatap bayangan yang di pantul kan oleh cermin di depannya. Pupil matanya membesar, seakan tidak percaya jika gadis di cermin adalah dirinya. Beberapa kali ia menggerjab pelan. Sebelum telapak tangannya menyentuh ke dua sisi wajahnya. Masih menatap rupa wajahnya di cermin dengan raut tak percaya.
"Apakah ini aku?" Tanya Dera dengan ekspresi yang menggemaskan menyentuh ke dua pipinya.
"Iya. Ini kamu, De!" seru Clara dengan semangat.
"Bagaimana? Bukankah hasilnya memuaskan Nona Yamato?" timpal Min Yun dengan nada lembut.
Anggukan cepat membuat senyum Clara dan Min Yun merekah. Beberapa Maid masih menatap takjub pada Dera. Gadis yang biasanya tidak memakai make up. Dengan wajah kulit kuning langsat. Kini menjadi gadis yang begitu cantik. Uang memang bisa merubah seorang gadis biasa menjadi Cinderella. Dengan perawatan kulit, mampu membuat perubah besar pada sang pemilik tubuh.
"Aku masih tidak percaya!" Ujar Dera dengan tangan kanan menyentuh permukaan kaca. Sedangkan tangan kiri masih berada di sisi wajah sebelah kiri.
"Tidak ada perempuan yang jelek di dunia ini, Nona. Yang ada adalah perempuan yang malas merawat diri," seru Min Yun.
Senyum lebar terpahat di wajah Dera. Gadis itu di bantu berdiri kala di ambang pintu lelaki paruh baya berdiri membeku. Gadis bergaun putih polos itu melemparkan senyum pada sang Ayah.
"Pa!" Serunya masih dengan senyum lembut dan nada lembut.
Tuan Sandy masih membeku di ambang pintu. Tak menyangka jika putrinya secantik ini.
"Apakah aku cantik?" tanya dengan nada senyum lima jari.
Sandy mengangguk cepat. Lelaki paruh baya itu melangkah lebar mendekati Dera. Ia dan sang istri tidak menyangka jika sang Putri menikah secepat ini. Umurnya masih dua puluh dua tahun. Namun sudah memilih menikah bersama lelaki yang begitu tampan di mata ke duanya.
Jujur saja baik Sandy dan Amanda merasa ada yang salah dengan mata lelaki itu. Seperti yang mereka tau, jika Dera bukanlah anak gadis yang cantik. Tidak memiliki latar belakang yang hebat. Dan jangan lupakan mereka bukanlah keluarga kaya yang menjanjikan. Sempat terlintas di benak Sandy dan Amanda jika sang putri tengah menguna-guna lelaki sempurna itu. Sempat pula terbesit di pikiran ke duanya. Jika orang suruhan Hiro salah alamat. Mungkin maksudnya bukan putrinya. Hanya saja nama anak dan ke dua orang tuanya saja yang sama. Ternyata benar! Jika Dera Sandya! Putri ke dua dari Sandy Hermansyah dan Amanda Ayunda lah mereka inginkan.
Bahkan yang paling lucu adalah dihari mereka sampai di Jakarta. Keduanya bahkan meneror Dera. Berita yang tidak-tidak, jika sang putri melakukan hal gaib pada Hiro Yamato. Gadis itu tidak mengaku jika ia tidak melakukan hal semacam itu pada Hiro. Sempat tak percaya akan perkataan sang putri. Jika Hiro lah yang tergila-gila padanya tanpa ia melakukan hal serendah itu.
Kini! Sungguh! Sandy percaya. Jika putrinya tidak melakukan hal seperti itu. Saat ke dua mata coklat hangatnya melihat sosok putrinya. Dera Sandya terlihat cantik dalam balutan gaun pengantin dan hiasan make up tipis. Seakan Sandy tidak bisa mengenal siapa gadis yang berdiri di depan nya ini. Jika saja gadis ini tidak bermata sama seperti matanya.
"Ya. Putriku sayang cantik!" Ujar Sandy mengangguk cepat.
Clara tersenyum. Dengan cepat Clara meraih tangan Dera. Sebelum menyerahkannya pada Ayah dari gadis ini.
"Paman! B—ah! Maksudku, Tuan Hiro sudah menunggu di altar. Tolong bawa Dera ke Altar. Agar Tuan Hiro tidak menunggu terlalu lama!" Ujar Clara kala tangan Dera sudah bertengger di pergelangan tangan Sandy.
"Terimakasih Nak, Clara!" Seru Sandy dengan nada berat.
Sandy menoleh ke arah Dera. Gadis itu terlihat tegang. Meski pernikahan ini adalah pernikahan atas pemaksaan. Namun Dera tidak bisa menampik jika dirinya terasa gugup.
"Jangan takut sayang! Papamu di sini. Papa ada di sampingmu. Sampai dia menggenggam tanganmu. Dan ingat, De! Saat kau dan Hiro menjadi Suami-Istri turuti perkataan nya. Jadilah istri yang baik, jangan pernah melawan apa yang ia katakan jika itu baik. Menikah sekali seumur hidup Dera. Dan yang terpenting adalah kau harus bahagia." Peringat Sandy untuk kesekian kalinya pada Dera.
Meski seminggu ini Dera di teror oleh perkataan yang sama. Baik oleh sang Ibu dan juga sang Ayah. Bagi ke dua orang tuanya, pernikahan adalah hal yang sakral. Sekali berjanji di depan Tuhan dan pendeta, maka itu adalah janji pertama dan terakhir. Jikalau maut tidak memisahkan.
"Ya, Pa! Aku akan menuruti perkataan Tu—Kak Hiro," ralat Dera dengan cepat.
"Baiklah. Ayo sayang!" Ujar Sandy menuntun sang putri dari bilik tunggu di Hotel mewah menuju aula Hotel indoor. Dimana Hiro telah menunggu dengan raut wajah terkesan dingin. Namun terasa bergejolak di dalam dada.
Pintu besar di buka perlahan. Para tamu yang di undang dan sang mempelai pria, sontak saja melihat ke arah ambang pintu. Dimana Dera dan Sandy melangkah perlahan. Senyum kaku tersemat begitu saja. Ini adalah kali pertama Hiro merasakan perasaan gugup yang mendera. Namun rasa bahagia lebih mendominasi bersamaan dengan raut takjub melihat perubahan Dera. Pengantin wanita nya sangat cantik.
Meski tanpa di dampingi oleh Ayah dan Ibunya. Hiro melakukan pernikahan mewah. Yang datang di pernikahan adalah keluarga Dera dan juga rekan bisnisnya. Beberapa titik Hotel di jaga ketat oleh anak buah Hiro. Karena acara ini harus berjalan baik tanpa hambatan.
Setiap langkah membawa debaran bagi keduanya. Senyum yang membingkai wajah cantik itu tidak mampu menyamakan dengan isi hati.
"Maafkan aku Kak Bian! Kau dan aku tidak berjodoh. Sekali lagi maafkan aku," bisik.hati lirih Dera tak mampu di ucapkan oleh bibir membawa rasa nyeri tersendiri.
Awal yang di paksakan memiliki alur yang tidak di tebak. Kemana arah angin akan berhembus. Bibit yang telah di tanam tidak tau akan menumbuhkan apa. Entah itu pohon, bunga atau duri.
***
Wajah tampan lelaki berjas kebesaran itu terlihat semakin kusut. Pertengkaran besar ia dan adiknya dapat kan. Kepergian Dera mampu memancing amarah Bian. Bagaimana bisa adiknya mengusir gadis yang dia sukai. Memilih Luna yang sudah menjadi masa lalu baginya.
Tiga ketukan di daun pintu membuat kurus di putar cepat menghadap ke arah pintu masuk. Pintu kayu itu terbuka, memperlihatkan wanita cantik masuk dengan rantang di tangan kanannya. Wanita cantik itu masuk dengan langkah lambat.
"Mamamu menitipkan rantang milikmu padaku." Ujarnya meletakan rantang di atas meja kerja Bian.
Jam makan siang terus ia lewati begitu saja memikirkan Dera. Gadis yang telah menguasai hati. Jihan menatap lambat sang sahabat. Lelaki tampan itu diam tidak menjawab, hanya menatap kosong ke arah makanan yang di bawah oleh Jihan.
"Makanlah. Kita pasti menemukan Dera. Lagipula Dera bukan anak kecil ia pasti bisa jaga diri!" seru Jihan lagi mencoba memancing Bian untuk bicara.
"Kau tak tau Han! Bagaimana ke adaan Dera. Di sini dia tidak punya siapa-siapa. Dan saat aku bertemu bertanya untuk terakhir kali kondisi nya tidak menyenangkan!" Jelas Bian di sertai hembusan napas dari mulut dengan nada berat.
Jangan lupa Like, Vote dan Komennya all...🤭🍫
perasaan awal baca, panjang bget alurnya...dr dera diracun pas dibawa ke rumah ibunya Hiro smpai mirable menculik Vian..tp pas aku bc ulang LG gk cpt bgt hbsnya. kurang seru
tp ceritanya plg top deh Krn sambung menyambung
"sama2 Dera,,Kita berjumpa Lagi"/Smile/
(menyahut dialog awal episode😘)
DERAAAA,,ak membacamu lagiii lagiii dan lagiii,,g terasa 5 tahun masih trlove Dera-Hiro
AQ tuh GK bosen tahu GK
udah berapa kali AQ mampir baca ini
aq rindu dera dan hiro..kpn up novel terbaru lagi thor???
malah novel terakhirmu hilang ditelan bumi🥺