Follow Ig saya, ainunharahap12
4 Tahun berlalu. Kiara dan Kevin di pertemukan kembali. Hubungan mereka yang kandas dengan kesepakatan dan cara baik-baik yang pasti sangat berat di putuskan 4 tahun lalu.
Hubungan yang kandas karena tidak mendapat restu orang tua. Apalagi jika bukan menjadi permasalahan status sosial. Tidak samanya derajat dan tahta yang menjadi utama.
Takdir yang di alami Kevin pria dingin yang takut mencintai wanita. Karena ada kata yang yang di terapkan di kehidupan keluarganya. Jodoh bukan di tangan tuhan. Tetapi di tangan papa.
Namun siapa sangka Kevin jatuh cinta pada gadis 19 tahun yang tinggal di depan rumahnya. Cinta itu tidak semulus itu dan membuat mereka harus berpisah.
Setelah banyak yang terjadi di masa lalu di pertemukan kembali dalam keadaan yang berbeda dan juga di iringi dengan dendam orang-orang di sekitar Kiara terhadap keluarga Kevin yang pasti berhubungan dengan masa lalu.
Lalu apakah takdir akan memihak pada Kiara dan Kevin?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 27 Memilihnya.
"Tuan harus beristirahat jika ingin cepat sembuh," ucap Kiara memberikan saran pada Kevin.
"Dan jangan melakukan hal bodoh untuk sesuatu yang tidak pasti. Jangan melukai diri sendiri dan membiarkan orang lain melukai kita. Kita harus menyayangi diri sendiri dan sayang pada tubuh kita," ucap Kiara begitu serius memberikan saran membuat Kevin terdiam dengan matanya yang terus melihat kearah Kiara dan bahkan mereka saling melihat satu sama lain. Kevin yang menatap Kiara begitu dalam dengan jarak mereka yang begitu dekat.
"Sudah selesai tuan," ucap Kiara yang mengalihkan pandangannya yang sudah selesai mengobati Kevin.
"Tuan mau beristirahat?" tanya Kiara.
"Iya," jawab Kevin dengan suara seraknya.
"Saya bantu ke tempat tidur," ucap Kiara berdiri dari tempat duduknya dan mengulurkan tangannya yang ingin membantu Kevin.
Namun Kevin tidak menyambut uluran tangan itu dan berdiri begitu saja, " aku mau kekamar mandi, kamu siapkan obatku," ucap Kevin yang langsung menuju kamar mandi.
Kiara hanya melihat punggung pria itu yang semakin menghilang memasuki kamar mandi.
Kiara menghela napasnya dan membersihkan meja yang banyak bekas kapas-kapas yang berdarah akibat mengobati luka-luka Kevin dan Kiara juga menyiapkannya obat untuk penghilang rasa sakit.
Tidak lama Kevin keluar dari kamar mandi dan masih tetap sama dengan telanjang dada. Namun mata Kevin langsung fokus pada Kiara yang berdiri di jendela kamarnya yang mana Kiara menatap rumahnya dari kamar Kevin.
"Kau pernah tinggal di sana?" tanya Kevin membuat Kiara tersentak kaget dan membalikkan tubuhnya.
"Tuan Kevin tau dari mana?" Kiara bertanya.
"Jadi ingatannya memang tidak hilang sepenuhnya. Apa yang terjadi sebenarnya padamu Kiara," batin Kevin yang semakin meyakini apa yang di katakan kakak iparnya.
"Aku hanya menduga saja. Aku melihat kau terus melihat rumah itu dan aku pikir kau pernah menjadi penghuni di sana," ucap Kevin duduk di atas ranjang.
"Oh begitu, aku juga bingung harus menjawab apa. Ya sepertinya memang aku pernah tinggal di sana, aku sangat sulit untuk mengingatnya, mungkin saat kecil aku tinggal di sana dan tidak di sangka kita ternyata satu komplek," jawab Kiara yang memang terlihat linglung.
"Perlahan semuanya akan kembali seperti semula Kiara. Percaya kepadaku," batin Kevin.
"Baiklah tuan silahkan minum obatnya," sahut Kiara yang langsung mengalihkan dan menyuruh Kevin untuk minum obat dengan Kiara duduk di samping Kevin dan membantu Kevin untuk minum obat.
"Alangkah baiknya tuan minum obat agar lukanya semakin mengering," ucap Kiara yang memberikan Kevin obat dan juga memberikan Kevin air putih.
"Apa masih sakit lukanya?" tanya Kiara yang tampak sangat khawatir dengan melihat luka di wajah Kevin dengan mata yang penuh dengan prihatin. Namun Kevin tidak menjawab apa-apa dan malah melihat Kiara terus.
Kiara tersenyum dan tipis"Baiklah tuan kalau begitu saya permisi dulu tugas saya hari ini sudah selesai," ucap Kiara yang hendak berdiri dari duduknya. Namun Kevin tiba-tiba memegang tangannya membuat Kiara kaget dan tidak jadi pergi dan tetap di tempat duduknya dan menatap heran pada Kevin.
"Apa ada lagi tuan yang harus saya bantu?" tanya Kiara.
Namun Kevin malah diam yang hanya melihat Kiara saja tanpa mengeluarkan suara dan hanya mengeluarkan suara napas saja dengan tatapan yang penuh arti pada Kiara.
Ceklek.
Keduanya di kejutkan dengan pintu yang terbuka dan Kiara dengan cepat melepas tangannya dari Kevin.
"Kevin!" sahut Monica yang ternyata membuka pintu dan Kiara langsung menjauh berdiri dari tempat duduknya saat Monica sudah tiba. Kevin pasti kaget dengan kehadiran Monica yang tiba-tiba dan ini juga pertama kali Monica masuk kekamarnya.
Ternyata Monica tidak sendirian. Di belakangnya muncul Mitra Winata dan membuat Kevin lebih kaget lagi.
"Apa yang terjadi padamu Kevin?" tanya Monica panik dan langsung menghampiri Kevin memegang wajah Kevin namun Kevin mengalihkan wajahnya yang seolah tidak ingin di sentuh.
"Papa harus memanggil tunangan kamu Kevin untuk memberitahu keadaan kamu. Lihat Monica langsung datang saat dia tau kamu terluka. Dia sangat khawatir kepada kamu," ucap Mitra Winata yang ternyata ulahnya semua itu dan membuat Kevin pasti marah dengan dadanya yang terlihat kembang-kempis.
Namun Kiara yang berdiri saja dan tidak tau juga harus melakukan atau bicara apa-apa.
"Dokter Kiara apa Kevin sudah selesai di obati?" tanya Mitra Winata yang tersenyum palsu.
"Sudah tuan dan keadaannya akan cepat membaik," jawan Kiara yang apa adanya.
"Terima kasih untuk bantuan Dokter Kiara. oh iya Dokter Kiara Monica ini adalah calon istri dari putra saya dan dia anak pemilik Perusahaan penerbangan," ucap Mitra Winata yang tidak tau apa maksudnya mengatakan itu pada Kiara.
Harus banget memperkenalkan Monica dan segala bibit bobot Monica pada Kiara. Yang seolah menjelaskan Monica anak orang terpandang dan cocok dengan Kevin.
Kevin rasanya ingin menyentak papanya itu yang sengaja mengatakan hal itu pada Kiara.
"Oh begitu rupanya, ya saya pernah bertemu dengannya," sahut Kiara yang terlihat santai saja dengan tersenyum tipis.
"Calon istrinya dan dia rela terluka parah demi wanita itu. Lalu apa dia tau wanita itu juga punya hubungan dengan pria lain," batin Kiara yang wajahnya datar karena hal itu dan bukan karena cemburu atau tidak suka.
"Kevin kamu kenapa bisa sampai seperti ini? aku sangat mengkhawatirkanmu," ucap Monica.
"Aku tidak apa-apa," jawab Kevin dengan dingin.
"Kevin kamu harus berterima kasih pada papa karena langsung mengabari tunanganmu dengan begitu kamu akan cepat sembuh dan Monica temani Kevin di sini ya, kamu malam ini menginap di sini ya Monica," ucap Mitra Winata tersenyum miring.
"Papa benar-benar keterlaluan," umpat Kevin di dalam hatinya yang hanya bisa menahan amarah.
"Dan Dokter Kiara alangkah baiknya anda keluar dari sini. Karena tugas anda bukannya sudah selesai dan Kevin sudah ada yang menjaga. Jangan mengganggu orang yang sedang berpacaran," usir Mitra Winata dengan halus.
"Oh, iya saya memang ingin pergi," sahut Kiara yang memang seharusnya sejak tadi dia itu pamit. Entah kenapa malah asyik mendengarkan pembahasan orang-orang itu dan dia juga tidak mengerti dengan semua pembahasan itu.
"Permisi tuan!" ucap Kiara mengambil tasnya.
"Aku akan mengantarmu," sahut Kevin tiba-tiba yang berdiri dari tempat duduknya dan mengambil kemejanya memakainya buru-buru.
Mitra Winata, Monica dan Kiara kaget mendengar ucapan Kevin termasuk Mitra Winata yang pasti marah dengan Kevin yang berani menantangnya.
"Tidak usah tuan Kevin. Tuan sebaiknya istirahat saja," sahut Kiara menolak.
"Aku akan mengantarmu," tegas Kevin dan Monica heran dengan Kevin yang sangat berlebihan pada Dokternya itu.
"Kevin kau sedang terluka. Kau bisa menyuruh supir untuk mengantarnya," sahut Monica.
Kevin tidak mendengarkannya dan langsung melangkah mendekati Kiara yang sudah mau sampai pintu kamar.
"Apa yang kau lakukan Kevin?" tanya Mitra Winata saat Kevin hendak melewatinya.
"Aku tidak bisa membiarkannya pulang sendiri. Aku sudah mengatakan kepada papa jangan mengganggunya dan semua yang papa lakukan ini tidak berpengaruh bagiku," ucap Kevin dengan pelan yang hanya dia dan Mitra Winata yang dapat mendengar pembicaraan itu dan mungkin Monica dan Kiara hanya mendengar samar-samar saja.
"Kau ingin menantangku Kevin. Apa kau ingin aku langsung bicara pada wanita itu," ucap Mitra Winata memberikan ancaman.
"Lakukan dan saat itu juga aku pastikan semuanya hancur di tanganku," sahut Kevin yang tidak takut dan melewati Winata begitu saja dan memegang lengan Kiara membawanya pergi. Walau Kiara penuh dengan kebingungan saat di bawa paksa.
Winata mengepal tangannya dengan kelakuan Kevin yang semakin bebal dan Monica hanya diam dengan penuh tanya kenapa Kevin begitu perhatian pada wanitanya yang bernama Kiara itu yang sepengetahuannya adalah Dokter dari Kevin.
Bersambung