NovelToon NovelToon
Aku, Suami Dan Sahabatku

Aku, Suami Dan Sahabatku

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Duda / Selingkuh / Pelakor / Wanita Karir / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:24.5k
Nilai: 5
Nama Author: Susanti 31

Namanya Diandra Ayu Lestari, seorang perempuan yang begitu mencintai dan mempercayai suaminya sepenuh hati. Baginya, cinta adalah pondasi rumah tangga, dan persahabatan adalah keluarga kedua. Ia memiliki seorang sahabat yang sudah seperti saudara sendiri, tempat berbagi rahasia, tawa, dan air mata. Namun, sebaik apa pun ia menjaga, kenyataannya tetap sama, orang lain bukanlah darah daging.

Hidupnya runtuh ketika ia dikhianati oleh dua orang yang paling ia percayai, suaminya, dan sahabat yang selama ini ia anggap saudara.

Di tengah keterpurukannya ia bertemu ayah tunggal yang mampu membuatnya bangkit perlahan-lahan.

Apakah Diandra siap membuka lembaran baru, atau masa lalunya akan terus menghantui langkahnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Susanti 31, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Andai saja itu aku

Tampak dari kejauhan terlihat anak kecil sedang berjalan tanpa semangat keluar dari gebang sekolah usai mendapatkan pemberitahuan bahwa ayahnya ada di depan. Wajah anak laki-laki berusia kurang lebih 4 tahun itu terlihat lesu. Namun, ekspresi tersebut berangsur tergantikan senyum lebar melihat siapa yang berdiri di samping ayahnya. Bahkan langkahnya sangat bersemangat sampai berlari.

"Yey ibu datang," seru Abian langsung memeluk kaki Diandra. Ia tersenyum lebar saat rambutnya dielus oleh bu guru kesayangannya.

"Kok nggak manggil bu guru?" protes Gerald pada anaknya.

"Kata buna, Bian bisa panggil bu gulu baik-ibu saja Ayah. Kalau panggil bu gulu panjang sekali," jawabnya dengan ekspresi mengemaskan.

"Tapi nggak sopan Bian."

"Nggak apa-apa Pak, saya suka kok. Ayo masuk ke mobil, panas banget." Diandra mengajak Abian ke mobil, duduk di jok depan bersama.

Di mata orang yang sedang mengikuti Diandra diam-diam mereka seolah keluarga bahagia sehingga membuat dadanya terbakar api cemburu.

Ramon meninju setir kemudi dengan rahang mengeras. "Aku akan mempersulit proses perceraian kita Diandra. Kamu nggak boleh dimiliki oleh siapapun selain aku," ujarnya penuh keyakinan.

Sedangkan Diandra sendiri mulai melupakan kejadian di pengadilan tadi, perhatiannya teralihkan pada bocah cerewet di pangkuannya.

"Bian nggak mau pulang, Bian mau main." Mengelengkan kepalanya dengam pipi mengembung.

"Iya kita ke laut, Bian suka laut kan?"

"Mau ayah. Sama ibu kan?"

"Ibu siapa?" Gerald melirik putranya.

"Ibu gulu baik."

"Bu guru nggak bisa ikut soalnya sibuk. Sama ayah saja."

"Ibu benelan sibuk? Nggak mau main sama Bian?"

"Siapa bilang? Kita akan bermain pasir di laut."

"Bu Diandra?" Kali ini Gerald beralih pada Diandra, ia merasa tidak enak jika Diandra terus-terusan menuruti keinginan Abian. Putranya tipe anak-anak yang jika dituruti semakin melunjak.

"Nggak apa-apa Pak, lagian saya merasa terhibur dengan keberadaan Abian."

"Saya jadi nggak enak."

"Dienakin saja Pak, soalnya saya nggak keberatan." Diandra tersenyum, kembali bermain dengan Abian.

"Kenapa ada pria yang tega menyakitimu? Jika aku jadi suamimu jangankan untuk menyakiti, menatap perempuan lain pun aku nggak berselera," batin Gerald yang sesekali melirik Diandra.

***

"Kak Jovin sama Diandra ya?" todong Grace padahal sambungan telepon baru terhubung.

"Hm."

"Katanya nggak mau dekat-dekat apalagi jatuh cinta. Tapi kok jalan berdua."

"Bertiga sama Bian."

"Ngeles saja terus."

"Kalau nggak ada yang penting nggak usah telepon kakak, Grace," ucap Gerald yang berdiri di dekat pohong kelapa. Tatapannya tertuju pada Diandra dan Abian yang bermain pasir. Tawa mereka menghangatkan hati pengacara yang memutuskan untuk menutup hati pada perempuan.

Banyak objek yang bisa Gerald nikmati, wanita-wanita seksi, momen lucu para manusia yang juga bersantai di pinggir laut. Namun, retinanya hanya fokus pada dua manusia saja.

"Aku mau jujur sesuatu sama kakak. Sebenarnya aku sama Hansen ...."

"Nanti kakak telepon," ucap Gerald dan memutus telepon, berlari menghampiri Diandra dan Abian yang sedang bersiteru dengan pengunjung lain.

"Ada apa ini, kenapa main dorong-dorong?" tanya Gerald menahan tangan pria yang hendak mendorong pundak Diandra untuk kedua kalinya.

"Hanya salah paham Pak, Abian nggak sengaja nabrak anak bapak ini dan menangis. Abian sudah meminta maaf, begitu pun dengan saya, tapi bapaknya tetap marah-marah," jawab Diandra mengenggam tangan Abian.

"Putra saya dan ibunya sudah meminta maaf, apalagi yang bapak permasalahkan? Meski pun mereka berdua bersalah nggak seharusnya bapak bermain fisik."

"Kalau punya anak dijaga. Awas saja kalau sampai putri saya terluka, saya akan ...."

"Ini kartu nama saya, jika sampai putri bapak terluka hubungi saya segera." Gerald menyerahkan kartu namanya.

Wajah arogan yang sempat terlihat itu, langsung pias usai membaca kartu nama tersebut. Tanpa mengatakan apapun pria itu berlalu sambil menarik anaknya yang masih menangis.

"Lain kali kalau bermain Abian harus hati-hati, terus lihat kanan-kiri apalagi jika ada di tempat umum."

"Iya Ayah." Menganggukkan kepalanya. "Abian mau ngejar balon gelembungnya jadi Abian ke atas mulu. Maaf."

"Maafnya diterima." Gerald mengacak-acak rambut putranya penuh senyuman. "Mau ngejar gelembung sama ayah?"

"Mau." Mengangguk antusias. "Ibu, ayo buat gelembung yang besal!" teriak Abian yang kini sudah berada di gendongan Gerald.

"Siap."

Diandra dengan sigap membuat gelembung besar semampunya dan menerbangkan seperti tadi. Ia tertawa lepas melihat bagaimana Gerald dan Abian mengejarnya. Mulutnya terbuka lebar menyaksikan Gerald melempar tubuh Abian ke atas dengan posisi berdiri demi menangkap gelembung itu.

"Yey Bian dapat ayah!" seru Abian berhasil menjentikkan jarinya pada gelembung sehingga meletus. Kini dia sudah kembali ke gendongan ayahnya.

Ayah yang tidak takut putranya terjatuh dan anak yang percaya bahwa ayahnya akan menangkap sehingga tidak takut terjatuh adalah pelajaran berharga yang Diandra saksikan pada keluarga tidak utuh tersebut.

"Ibu macam apa yang meninggalkan putra semenggemaskan Abian? Jika diberi kesempatan memiliki anak, aku nggak akan meninggalkannya dalam kondisi apapun," batin Diandra dengan tatapan tulusnya pada ayah dan anak yang tidak jauh darinya.

***

"Mas kapan sih kamu beliin aku mobil baru?" rengek Olivia pada Ramon yang baru saja pulang kerja. Kini pria itu tidak bisa lagi bersantai sebab memiliki atasan.

"Sabar Via, aku lagi pusing beradaptasi sama lingkungan baru."

"Kenapa susah-susah beradapatasi, rebut saja semua kekayaan Diandra. Balik nama sebelum perceraian kalian selesai."

"Jika bisa aku sudah melakukannya sejak lama." Menghempaskan tangan Olivia yang memeluk lengannya.

"Sayang, aku belum masak sesuatu kita makan di luar saja bagaimana?"

"Mama mana?"

"Mama ada di kamar kayak nyonya saja. Masa keluar kamar cuma buat makan. Aku nggak mau tinggal lama-lama sama mama. Sana beli rumah untuknya."

"Kamu sadar sama ucapanmu hah? Dia mamaku!" Menatap tajam Olivia.

"Dia suka marah-marah mas, aku nggak suka!" bentak Olivia balik.

"Sudahlah, kamu berbeda dengan Diandra."

"Lagi dan lagi aku dibandingkan dengannya."

"Ya karena kamu dan dia memang pantas di bandingkan," celetuk Helena yang baru saja keluar kamar. "Diandra itu orang kaya dan nggak suka marah-marah, nggak kayak kamu. Nggak tahu diri pelakor pula."

"Mama!"

"Nyesal mama merestui hubungan kalian. Kalau tahu sejak awal kalau perusahaan itu milik Diandra, mama nggak akan merestui kalian. Dasar menantu miskin!"

"Jaga mulut mama!"

"Olivia turunkan nada suaramu jika bicara dengan mama!" bentak Ramon.

"Sial!" Olivia meninggalkan apartemen yang terasa memuakkan itu. Mama mertuanya sangat menyebalkan, begitu pun dengan suaminya yang terus membela Helena habis-habisan.

"Mereka berdua nggak berguna," gumamnya.

"Aku harus meluluhkan Diandra kembali," ucap Ramon di belahan dunia lainnya.

.

.

.

.

.

Terimakasih Via sudah menggantikan Diandra menampung para benalu🤭

1
Arsyad Algifari.
masih lah ka mau nambah malah😁😁
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
lagi dong upnya🥰🥰
dyah EkaPratiwi
move on gerald
Ma Em
Diandra semoga gugatan cerainya bisa kabulkan sama pengadilan , dan untuk Gerald jgn ingat terus yg sdh berlalu move on dan bangkitlah tunjukan pada Alice bahwa Gerald bisa melupakannya jgn sampai karena kamu msh cinta sama Alice nanti jadi Diandra yg rugi karena kalah dlm sidang melawan Alice dan Diandra sdh percaya sama kamu Gerald jgn sia siakan kesempatan untuk membuat Diandra bangga padamu Gerald .
luvita luvita
masih
Adi Sudiro
keluar dari rumah orang tuanya
ni manusia oon apa terlalu pintar ya🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Ma Em
Diandra mempercayakan perceraian nya pada pengacara Gerald tapi karena pengacara Ramon adalah mantan istrinya jadi Gerald kalah di pengadilan kalau begitu yg rugi Diandra akibat pengacaranya yg tdk bisa memisahkan masalah pekerjaan dgn masalah pribadinya , lbh baik Diandra ganti pengacara saja daripada nanti malah Ramon yg menang dipersidangan dan Diandra kalah gara2 pengacara nya tdk kompeten .
Maria Kibtiyah
alot bgt kayaknya kasusnya
Nena Anwar
move on dong Gerald masa lalu ya masa lalu kenapa harus dibawa2 ke pekerjaan jika seperti itu terus yg ada Alice merasa menang dari kamu dan merasa masih dicintai,,,ayo Diandra tunjukan taringmu ada Grace yg akan membantu kamu cukup selama ini kamu dibodohi oleh Ramon dan Olivia kini waktunya kamu melawan
Rahma Inayah
semoga pengadilan ke 3 diandra bs hadir dan bs memenagkan sidang pengadilan
Nena Anwar
jangan terlalu membanggakan diri Alice jika nanti kalah dipersidangan kamu akan nangis
Oma Gavin
semoga perceraian diandra bisa dimenangkan dan alice gantian menjerat ramon biar olivia ngereog
Dini Anggraini: setuju bunda 👍👍😍😍😍
total 1 replies
Ma Em
Semoga Diandra berjodoh dgn Gerald buang jauh jauh si Ramon orang cuma hdp numpang sama istri saja belagu Ramon lupa dia kira perusahaan yg Ramon kelola miliknya tdk tahunya setelah ketahuan selingkuh dgn Olivia hdpnya numpang sama Diandra mertuanya Diandra kira yg kaya si Ramon ga tahunya itu hartanya Diandra , sekarang menyesal Ramon nikah dgn Olivia karena hdp nya kembali seperti dulu lagi hdp susah .
Maria Kibtiyah
ulet bulunya banyak
Rahma Inayah
pede bener si ulat bulu bakal menangi kasus ramon...
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
apakah demitnya pengacara si Ramon😅
Nena Anwar
jangan2 Alice jadi pengacaranya Ramon,,,yah Grace kamu ketahuan bohong tuh 😄😄😄 harusnya Grace kasih kode dulu sama Bian
Rahma Inayah
mantan gelard pengacara juga mkn dia yg jd kuasa hukum ramon.
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
iya bikin kesel aja😅😅
Rahma Inayah
siao2 aja nnt km bakl kelaur dr apartement...mipi km kajauhan ramon..mau menaklikkn hati diandra agar bs kmbl lg pada mu dl mkn diandra bodoh tp skrg tdk....memyesal km.ramon stlh hidup miskin gk bebasme nggukan uang dan harta diandra bgtupun dgn ibunya ramon..nyesel.stlh tau yg kaya diandra bkn ramon
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!