NovelToon NovelToon
Sweet Revenge

Sweet Revenge

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:136.4k
Nilai: 5
Nama Author: Rahma AR

Nareshpati Sadewa Adibrata akhirnya bertemu lagi dengan.gadis yang sudah menolaknya delapan tahun yang lalu, Nathalia Riana.

Nareshpati Sadewa Adibrata
"Sekarang kamu bukan prioritasku lagi, Nathal."

Nathalia.Riana
"Baguslah. Jangan pernah lupa dengan kata katamu."

Semoga suka♡♡

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma AR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sebelum Malam Lamaran

Terdengar suara pintu yang dibuka paksa dan sekretarisnya- seorang wanita berumur empat puluhan berusaha menghalangi tamu yang tetap memaksakan masuk ke ruangannya.

Naresh menatap tajam tamu ngga diundang itu di balik kaca matanya.

"Pak Naresh, maaf."

Naresh mengangguk mengerti dan memberi isyarat agar Bu Sita keluar dari ruangan.

Racel-tamu yang ngga diundang itu menatap sinis pada sekretaris Naresh yang menghalanginya menemui laki laki itu.

Pagi ini dia sudah sangat marah hingga sudah ngga mau peduli lagi dengan apa pun. Termasuk penilaian Naresh atas sikap kasarnya.

"Naresh" sentaknya penuh tekanan ketika sekarang hanya tinggal berdua saja. Gadis itu sudah berada di depannya. Mereka hanya terpisahkan oleh meja kerja saja.

Pagi ini Racel kaget sangat luar biasa mendapat kabar dari papanya kalo Naresh merasa tidak cocok dengannya.

Alasan gila apa itu.

Bukannya tadi malam mereka sudah pergi bersama. Berdansa dan berpelukan erat.

Selama mereka dijodohkan itulah capaian tebaiknya saat bersama Naresh. Karena selama ini Naresh terlalu dingin saat bersamanya.

Naresh mengalihkan tatapnya pada layar laptopnya. Kerjaannya masih sangat banyak dan hari ini dia tidak bisa lembur, karena akan melamar Nathalia.

"Mengapa Naresh? Mengapa?" tanya Racel dengan tatap ngga rela.

Dalam hati Naresh tertawa. Racel adalah perempuan kesekian puluh yang mengharap dirinya. Rasanya senang saja melihat perempuan perempuan yang memohon padanya.

Mereka seperti ini karena dia sudah berubah penampilan, juga status ekonominya yang sudah naek bertingkat tingkat.

Jika mereka mengenalnya ketika.dia masih SMA, para perempuan itu pasti tidak akan menoleh padanya. Apalagi memohon agar tidak ditinggalkannya.

"Kita hanya proses penjajakan. Ternyata kita tidak cocok."

Racel tau dari awal papanya sudah memperingatkan. Banyak perempuan yang sudah ditolak Naresh dengan alasan tidak cocok.

"Aku akan.jadi pengecualiannya, pa." Katanya waktu itu. Dia sangat yakin. Siapa yang tidak tertarik dengannya. Padahal dia pernah menolak pinangan salah satu pangeran negeri tetangga yang menginginkannya jadi istrinya.

Dia sangat yakin bisa dipilih Naresh.

Dia jatuh cinta begitu saja pada laki laki yang tampak dingin di pertemuan pertemuan mereka. Dia merasa surprise ketika tadi malam sosok itu berubah hangat padanya. Mereka berdansa. Laki laki itu memberikannya mimpi sebelum menghancurkannya berkeping keping.

"Tapi tadi malam kamu berbeda," bantah Racel dengan bibir kelu.

Naresh tersenyum dingin.

"Biasa saja."

Racel mengumpat dalam hati. Dia

masih mempertahankan posisinya. Dia belum mau pergi. Dia berusaha mengingat ngingat apa yang sudah membuat laki laki itu kembali ke setelan awalnya. Acuh dan dingin.

Rasanya ngga ada yang salah kecuali ketika Naresh menggendong perempuan itu. Hatinya tiba tiba memanas. Sampai sekarang dia hanya tau perempuan itu salah satu bagian dari keluarga Airlangga Wisesa.

"Karena perempuan itu?"

Naresh mengerutkan alisnya.

"Perempuan yang kamu gendong itu," ucap Racel dengan emosi yang tertahan.

"Kenapa?"

Ngga ada hubungannya dengan Nathalia, bantahnya dalam hati. Ada atau ngga ada Nathalia, dia tetap akan memutuskan Racel.

"Karena dia, kan?"

"Aku akan melamarnya," jawab Naresh apa adanya.

Racel mematung, tubuhnya kaku sebelum akhirnya bisa berteriak marah.

"Mak maksud kamu, pe perempuan yang kamu gendong itu yang akan kamu lamar?" tergagap Racel bertanya setelah keterkejutannya hilang.

"Iya," sahut Naresh tenang. Tapi bagi Racel seperti ledakan bom yang menghancur leburkan hatinya detik ini juga.

*

*

*

Racel ngga terima, tapi sekuriti segera datang dan membawanya keluar dari ruangan Naresh. Sekarang dia menemui Ferdi, satu satunya teman Naresh yang dia kenal.

"Naresh akan melamar dia?" Ferdi yang heran dengan kedatangan Racel dan segala omongannya yang ngga terduga, bergumam pelan. Tapi Racel masih bisa mendengarnya.

"Dia siapa? Kamu kenal?" desak Racel ingin tau. Dia makin penasaran dengan reaksi aneh Ferdy. Seakan tau sesuatu.

Ferdy terdiam. Dia menatap Racel sekilas.

Memang lebih cantik, Nathal, batin Ferdy membandingkan.

Tapi masa, sih? Secepat ini? Ferdy masih sibuk dengan benang kusut yang ada di dalam pikirannya, sementara Racel tambah gemas melihatnya.

BUGH

Ferdy terkejut ketika Racel memukul lengannya cukup keras.

"Kamu kenal?"

"Mana aku tau. Banyak sekali perempuan dari keluarga mereka. Mungkin kamu bisa kasih data yang lebih spesifik?" Walaupun sudah bisa menebak dengan penuh ketakpercayaan, Ferdy ingin tau lebih banyak lagi dari Racel. Apa yang sudah dia lewatkan malan itu.

Racel menghembuskan nafas dengan kesal.

"Perempuan itu sepertinya mau jatuh karena dorongan teman temannya. Naresh....." Dia menghentikan ucapannya dengan raut kesal.

"Naresh kenapa?" Jantung Ferdy berdebar cepat tiba tiba.

"Naresh malah menggendong perempuan itu. Padahal ada beberapa laki laki lain yang mau menggendong dia juga. Dasar pick me!" umpat Racel.

Hati Ferdy tercubit, ngga terima temannya dimaki begitu.

"Mereka itu semuanya sepupu," belanya.

"Kok, kamu tau," balas Racel tambah bete.

"Ya taulah. Soalnya mereka.rame," jelas Ferdy asal.

"Tapi, kan, ngga harus Naresh juga."

Ferdy ngga mendengarkan omelan Racel selanjutnya. Jantungnya makin cepat berdebar.

Pasti Nathal, kan, batinnya tambah yakin. Naresh ngga mungkin akan repot repot menggendong yang lain. Hanya saja dia ngga mengerti, sudah delapan tahun berlalu.

"Aku ngga jelas lihat wajahnya. Jadi kamu ngga bisa ngasjh tau aku siapa kira kira perempuan itu?" desak Racek menuntut.

Ferdy menggelengkan kepalanya.

"Sayang sekali aku ngga tau. Aku ngga lihat kejadiannya. Aku ngga bisa nyebutin nama karena nanti bisa jadi fitnah."

Racel menghembuskan nafas kesal.

Sayangnya dia ngga terlalu memperhatikan wajah perempuan itu. Menurutnya mereka terlalu mirip satu sama yang lain. Sulit dia bedakan.

*

*

*

Nathalia benar benar ngga tenang menunggu malam. Padahal hari masih pagi..Dia sarapan di dalam kamar hotelnya karena kakinya yang terkilir masih belum sembuh juga.nHanya rasa sakitnya saja yang lumayan berkurang

Saking tegangnya selera makannnya hilang. Dengan agak tertatih Nathalia melangkah ke arah balkon.

Dia memegang pergelangan kakinya yang bengkak. Mengu sapnya perlahan.

Ingatannya tiba tiba teringat pada pijatan modus Naresh.

PLAK!

Dengan kesal dia memukul bagian yang pernah dipijat Naresh.

Harusnya bibirnya aku gigit sampai berdarah, batin Nathalia geram.

"Dipanggil panggil ngga nyahut, ternyata di sini."

Nathalia menoleh pada kembarannya yang datang ke kamarnya dengan tatapan datar.

Adelia tertawa melihat wajah masam Nathalia.

"Aku ada kabar heboh, loh." Adelia duduk di sampingnya dengan mata berbinar.

Nathalia makin malas menanggapinya. Dia masih kesal karena Adelia ngga membantunya kemarin malam.

"Bukan kamu aja yang mau dilamar. Nevia juga," ceritanya penuh semangat

Maunya tetap ngga peduli, tapi rasa keget dan keponya lebih mendominasi.

"Sama siapa?"

"Milan. Kaget, nggak? Aku hampir aja menjatuhkan gelas yang aku pegang," cerita Adelia menggebu gebu.

Kok, bisa? batinnya ngga percaya.

Kemarin Karla. Sekarang Nevia, batinnya lagi.

"Milan melamar Nevia tadi malam juga. Nanti malam juga mau bawa orang tuanya datang ke rumah Nevia, mau melamar secara resmi."

Kok, bisa samaan? gerutu Nathalia dalam hati.

"Kamu, kok, belum makan, Thal. Nanti malam, kamu bisa pingsan kalo Naresh datang. Kamu mau dipijat lagi sama Naresh?" Adelia mengakhiri kalimatnya dengan suara tawa yang amat keras.. Apalagi saat melihat mata kembarannya yang seolah mau menerkamnya. Tawanya makin sulit dia hentikan.

1
Debu Nakal
butuh silsilah keluarga ato pohon keluarga gthu thor 🙏
Dhewyy Aditya
old money mah beda ya mancing aja pake yacht,lah kita emak2 mancingnya dipasar,ikannya dituker duit😜
Zea Rahmat
jetro sm Dave anak nya siapa ya ka.. lupa aku😂🤭
allabout_AZ♥️: yessss,,
total 10 replies
Rahayu Ayu
Aq dukung Jetro buat jahilin Abiyan 😂😂😂
Rahmawati
bisa jg abiyan cemburu, 😂
partini
pasti ketawa Ampe ngik ngik jetro lihat muka abi,, bagus sering aja begitu biar seru
si Casanova kemungkinan dapat pawang nya
partini
ke Amazon aja resh
Bunda Keisha
cuslah Flora dilamar.. kelamaan nanti diambil orang.. Byan.. 🤣
hiro_yoshi74
cieee cieee cemburu bi
gass bi ngk pake suwi ...
biar bisa ngicipin nasi MBG ala flora tiap hari🤣🤣🤣
Elizabeth Zulfa
gaspol aa abiyan... jngn ksih kesempatan zg lain buat nikung 😁😁😁
Diyah Saja
kayak lagi ngelayani suami GK tuh 🤭🤭😄😄😄😄😄😄
Diyah Saja
perlu kompor nih Jetro Baim abian nya🤣
Diyah Saja
🤣🤣🤣🤣🤣
Diyah Saja
wadawwww🤭🤭🤭🤭
Tri Handayani
makasih thorrr buat crazy up'nya,semangat up'nya.
d tunggu update tiap harinya thorrr.
Tri Handayani
akhirnya si'kadal mulai merasakan jatuh cinta dan mulai nyaman dgn flora.
Tri Handayani
gimana abiyan'masih mau menyangkal perasaanmu'jelas-jelas udah mulai cemburu padahal cuma jalan bareng aja.
Tri Handayani
Dari cinta monyet jadi gorila dan akhirnya nevia jdi pawang'nya milan.
Tri Handayani
ternyata naresh dan milan sama-sama mencintai wanita dr dlu dan bertahan sampe menikah'salut...
Susma Wati
duh kalu anak keturunan anak sultan mah gampang ya mewujudkan impian seseorang penghuni hati, abiyan sudah planing nih mau buka restoran buat flora...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!