Skandal Sang CEO

Happy Reading.

Laura hanya bisa menyesali semua perbuatannya, dia baru bisa merasakan kehilangan Arsya dan Putri ketika kedua orang yang paling dicintai itu tidak ada di hadapannya.

Laura baru menyadari jika Arsya sangat penting untuknya, sungguh dia begitu menyesal telah membuat Arsya sakit hati. Laura tahu jika perbuatannya dengan Axelo sangat tidak layak untuk diampuni. Mereka sudah melakukan dosa besar, dan Laura benar-benar menyesali semuanya.

Saat ini wanita itu benar-benar kalut, dia sudah seperti orang tidak waras yang hanya bisa menangisi kepergian suami dan putrinya. Laura bahkan tidak makan dari kemarin, badannya letih hanya untuk mencari dimana keberadaan Arsya dan Putri. Penampilannya sungguh berantakan, wajahnya kusam dan rambutnya tidak tertata rapi.

Tidak ada keinginan untuk berdandan mempercantik diri ketika rasa bersalah menggerogoti jiwanya.

"Aku harus minta tolong siapa lagi!" gumam wanita itu.

"Andara!! ya,, aku akan meminta tolong pada Andara untuk menghubungi nomor mas Arsya. Siapa tahu diangkat," Laura langsung mengambil ponselnya dan menghubungi nomor Andara.

Tidak sampai lima detik, panggilan itu sudah diangkat.

"Halo Bu Laura?"

"Halo Andara, saya bisa minta tolong sama kamu?"

"Minta tolong apa ya bu?"

"Tolong kamu hubungi mas Arysa, saya akan kirimkan nomornya, please Andara, kamu mau bantu saya 'kan?"

Jeda beberapa saat.

"Insya Allah Bu, saya akan berusaha menghubungi Pak Arsya, boleh dikirim nomornya."

"Makasih Dara, kamu memang wanita yang baik, maaf kalau selama ini saya berbuat tidak baik sama kamu, maafkan saya Dara, sekali lagi terima kasih."

****

Andara menatap layar ponselnya yang kini sedang menampilkan deretan nomor milik Arysa. Wanita itu menghela nafas, ini sudah menjadi konsekuensinya ikut dalam masalah rumah tangga yang rumit itu.

Bukankah dia sudah mempersiapkan diri dan akan membantu Axelo meminta maaf pada Arsya, mungkin juga dia bisa meminta Arsya untuk bertemu dengan Axelo dan menyelesaikan semuanya.

"Siapa yang nelpon?" Andara terkejut saat tiba-tiba Axelo berdiri disampingnya sambil melirik ponselnya.

"Mas ngagetin aja!" Axelo terkekeh.

"Memang siapa yang nelpon, aku penasaran?"

Saat ini Andara sedang berada di apartemen Axelo dan Andara menemani pria itu. Kondisi Axelo yang masih belum pulih membuat pria itu tidak masuk kantor dan memilih mengerjakan pekerjaannya di Apartemen, tentunya harus dengan ditemani Andara.

"Bu Laura, dia minta aku untuk hubungi Pak Arsya, karena Bu Laura tidak bisa menghubungi suaminya," jawab Andara membuat Axelo mengerutkan keningnya.

"Arsya tidak pulang ke rumah?" Andara hanya mengedikkan bahu.

"Mungkin Pak Arsya merasa sakit hati dan kecewa luar biasa, hingga akhirnya memilih untuk tidak pulang," jawaban Andara membuat Axelo menelan ludah kasar.

Tentu saja dia juga merasa sangat bersalah dengan kakaknya itu, bagaimana jika seandainya hubungan keduanya kandas gara-gara keegoisannya dan kebodohannya.

Apalagi jika sampai Ayahnya tahu, apa yang akan diterima oleh Axelo?

****

Ternyata apa yang ditakutkan oleh Axelo benar-benar terjadi. Ayahnya mengetahui semuanya, perselingkuhan nya dengan Laura dan tahu jika dia baru saja di hajar oleh Arsya.

Adam sengaja meminta Axelo untuk datang ke rumah utama. Seharusnya dia bisa menjelaskan terlebih dahulu tentang hubungannya dengan Laura sebelum Ayahnya tahu. Tapi dua hari ini setelah pemukulan Arsya, Axelo hanya berdiam diri di apartemen dan melakukan pekerjaan dari sana. Ditemani oleh Andara tentunya, Axelo tidak berani mengatakan yang sebenarnya pada sang Ayah tentang skandal yang dia buat. Bahkan untuk menemui Arsya dia tidak berani.

Axelo sudah sering menghubungi nomor Arsya untuk meminta maaf, tetapi dalam dua hari ini nomor itu tidak aktif. Axelo sama sekali tidak menghubungi Laura karena pria itu tidak mau berhubungan apapun dengan wanita itu kembali.

"Kamu tahu kenapa Ayah menyuruhmu ke sini?"

Axelo hanya bisa menelan ludah kasar saat sang Ayah bertanya seperti itu dengan tatapan menghunus tajam ke arahnya.

Axelo langsung menunduk, dia pun berucap dengan lirih. "Maaf, Ayah!"

"Hnn,, kenapa kamu minta maaf kepadaku? bukankah ada yang lebih berhak untuk kau mintai maaf?" Kali ini wajah Axelo mendongak.

Ya, dia tahu dia memang pengecut, dan kesalahan terbesarnya adalah membuat hubungan rumah tangga kakaknya dengan istrinya menjadi berantakan. Dan sekarang dia dengan seenaknya ingin dimaafkan oleh semua orang.

Sepertinya tidak semudah itu, entah apa yang akan dihadapi sekarang ketika ayahnya sudah mengetahui semuanya. Mungkin dalam waktu hampir satu tahun dia bisa menyembunyikan skandalnya bersama Laura, tapi ketika semua sudah mengetahui tidak ada yang tersisa dari rahasia itu.

"Axel akan menemui Arsya dan minta maaf, dua hari ini Axel terus menghubungi Arsya tapi nomor Arsya tidak aktif, bahkan aku sudah menyelesaikan hubungan ku dengan Laura sejak memutuskan untuk melamar Andara," jawab pria itu jujur.

Terdengar helaan nafas kasar dari mulut Adam, kekecewaan luar biasa dirasakan oleh pria berumur 69 tahun tersebut. Sesungguhnya dia sudah merasa curiga dengan kedekatan putra bungsunya dengan istri dari kakaknya.

Namun pria paruh baya itu pun menepis segalanya karena keduanya memang selalu dekat sejak dulu, hanya sebatas sebagai saudara ipar.

Adam memang mempercayakan Laura kepada Axelo untuk menjadi sekretarisnya di perusahaan, hanya karena Laura menginginkan pekerjaan itu. Adam tidak pernah menyangka jika ternyata putra bungsunya berani bermain api dengan sang kakak ipar.

"Batalkan pernikahanmu dengan Andara, karena kurasa pernikahan itu juga pasti ada hitam di atas putih, tidak mungkin kamu memilih wanita biasa seperti Andara kalau bukan karena kamu membutuhkan dia untuk tameng!" Axel langsung menggeleng cepat.

"Tidak Yah ,,, semua itu tidak benar aku dan Andara memang sudah saling jatuh cinta makanya aku memutuskan untuk melamarnya dan ingin menikah dengan Andara secepat mungkin, sudah sejak lama aku ingin mengakhiri hubunganku dengan Laura tapi ternyata memang tidak semudah yang aku bayangkan."

Tentu saja ucapan Axelo tidak seratus persen salah, karena kenyataannya dia semakin merasa nyaman bersama dengan Andara, bahkan kalau bisa, dia ingin merobek kertas kontrak yang pernah dia ciptakan hanya untuk menarik antara kerjasama dengan Andara.

"Aku tidak akan membiarkan kamu menikah dengan Andara sebelum kamu membereskan masalah skandal ini dengan kakakmu dan juga Laura, kalau kamu berhasil membuat mereka bersatu kembali maka ayah akan izinkan kamu menikah dengan Andara, kalau tidak jangan harap kamu bisa menikah dengannya!"

Axelo membuka mulutnya ingin mengucapkan sesuatu, tetapi tidak jadi kemudian dia menutupnya kembali, tangannya terkepal erat tentu saja pilihan yang diberikan oleh ayahnya sangat berat.

Di satu sisi dia memang tidak menginginkan jika Arsya harus bercerai dengan Laura, dia juga ingin keduanya bisa saling memaafkan dan bersatu kembali mengingat ada Putri di antara keduanya.

Dan entah kenapa Axelo juga merasakan kegundahan jika dia tidak jadi menikah dengan Andara, bukankah kalau pernikahan itu tidak terjadi Axelo bisa membebaskan Andara dan dia tidak perlu menggaji wanita itu selama 3 tahun dengan total 4 miliar lebih.

Tetapi kenyataannya hati pria itu memilih Andara dan dia tidak akan siap jika harus dipisahkan oleh wanita itu.

Bersambung.

Hai, aku ada rekomendasi karya keren banget 🥰