NovelToon NovelToon
My Man

My Man

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Percintaan Konglomerat / Obsesi / Persahabatan / Romansa
Popularitas:5.5k
Nilai: 5
Nama Author: widyaas

Karena mantan pacarnya, di mata Elizabeth semua pria itu sama saja. Bahkan setelah putus, dia tidak ingin menjalin hubungan asmara lagi. Namun, seorang pria berhasil membuatnya terpesona meski hanya satu kali bertemu.

"Aku tidak akan tertarik dengan pria tua seperti dia!"

Tapi, sepertinya dia akan menjilat ludahnya sendiri.

"Kenapa aku tidak boleh dekat-dekat dengannya? Bahkan tersenyum atau menatapnya saja tidak boleh!"

"Karena kamu adalah milik saya, Elizabeth."

⚠️NOTE: Cerita ini 100% FIKSI. Tolong bijaklah sebagai pembaca. Jangan sangkut pautkan cerita ini dengan kehidupan NYATA.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon widyaas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21

Di rumah, Elizabeth mengurung diri di kamar. Dia sedang sibuk memikirkan kejadian tadi pagi. Otaknya seolah menolak berhenti memikirkan hal itu. Eliza benar-benar stress sekarang. Dia ingin bercerita, tapi dengan siapa? Senna dan Thea? Kedua manusia itu pasti akan heboh dan berakhir membuatnya kesal.

"Argghhh! Altezza siallann! Apakah dia tidak berpikir lebih dulu sebelum melakukan sesuatu?!" kesalnya.

Saking stress nya, Eliza bahkan belum mandi, padahal sudah hampir jam enam.

"Pria itu ... haishh, aku benar-benar tidak habis pikir!" gerutunya. Dia berjalan menuju kamar mandi sambil menghentakkan kaki.

Di sisi lain, Altezza sedang duduk santai dengan keluarganya, ditambah Garuda yang tiba-tiba datang, katanya ingin ikut makan malam bersama. Lelaki itu memang tak jarang datang kemari hanya untuk meminta makan. Ngomong-ngomong tentang Garuda, dia tinggal bersama kakaknya di sini, sedangkan kedua orang tuanya berada di luar negeri bersama kakek dan nenek. Tapi, setiap tiga bulan sekali, mereka akan mengunjungi Garuda, hanya sekedar melepas rindu.

Alih-alih mengurus perusahaan, Garuda lebih memilih mengurus sebuah toko elektronik milik kakeknya, Holden Roderick Pamungkas. Tentu saja itu termasuk toko elektronik terkenal. Kerjanya juga tidak susah, Garuda hanya akan melihat pemasukan uang dan juga mengawasi karyawan di sana. Tidak seperti Altezza yang sangat sibuk.

"Kak, ajak Kak Eliza kemari, aku bosan sendirian," celetuk Gaby, dia yang tadinya duduk di karpet bulu, kini beralih duduk di tengah-tengah Garuda dan Altezza.

"Sebentar lagi kamu kembali ke Amerika, jadi, perbanyak belajar daripada bermain," balas Altezza. Bahkan dia tidak menoleh pada Gaby, matanya menonton TV di depan.

"Justru itu! Karena sebentar lagi aku akan ke Amerika, aku harus menghabiskan waktu dengan Kak Eliza!"

"Lagi pula hanya sebentar, satu hari saja sudah cukup, tidak perlu lama-lama," lanjutnya dengan bibir cemberut.

Gaby ini meski sudah 18 tahun, dia tetap akan bersikap kekanakan di depan keluarganya.

"Biar Daddy yang bilang pada Eliza," sahut Ergino. Pria paruh baya ini memang paling tidak tega jika putrinya merengek.

Mendengar ucapan sang daddy, mata Gaby seketika berbinar. Dia langsung beranjak dari duduknya dan memeluk Ergino dengan manja.

"Terima kasih, Dad! Daddy memang yang terbaik!" serunya.

Asteria menggelengkan kepalanya melihat tingkah putrinya itu. Sedangkan Altezza menghela nafas. Percuma saja dia menolak, ada Ergino yang siap mewujudkan keinginan Gaby.

"Beri tahu aku kapan dia datang, Gaby. Aku juga ingin ikut bersama kalian!" celetuk Garuda. Dia menunjukkan foto tempat wisata. "Aku juga sudah menyiapkan tempat wisata yang bagus untuk kita kunjungi nanti," lanjutnya dengan mata berbinar. Dari awal, dia sangat cocok dengan selera Elizabeth ataupun Gaby, mereka sama-sama menyukai hal yang serupa.

"Tidak." Tiba-tiba Altezza menyela cepat. Melihat semua orang menatapnya dengan bingung, dia pun berdeham. "Maksudku ... bukankah Gaby ingin menghabiskan waktu dengan Elizabeth saja? Jadi, biarkan mereka berdua saja, kamu tidak perlu ikut."

"Nah! Kakak sangat peka! Maaf ya, Kak Garuda ku tersayang, aku hanya ingin bersama Kak Eliza, bukan dengan dirimu." Gaby menjulurkan lidahnya mengejek Garuda yang sudah cemberut.

"Ayo cepat hubungi Kak Eliza, Dad!" desak Gaby.

"Al." Ergino menatap Altezza yang kembali fokus pada televisi.

Altezza menghela nafas pelan, dia pun segera beranjak menuju kamar untuk mengambil ponsel.

"Dapat!" seru Garuda tiba-tiba membuat Gaby penasaran.

"Dapat apa?!"

"Instagram milik Eliza. Huh! Ternyata lumayan susah juga mencarinya," jawab Garuda sembari menunjukkan layar ponselnya yang menampilkan akun sosial media milik Elizabeth.

Gaby berdecih. "Pantas saja dari tadi bermain ponsel, ternyata sedang stalking!" cibirnya. "Coba lihat username nya, aku juga mau follow."

Kini giliran Garuda yang berdecih. "Dasar bocah!" Dia hendak menyentil kening Gaby, tapi urung saat merasakan tatapan tajam dari Ergino.

Altezza menghela nafas sebelum menghubungi sekretaris nya. Sebenarnya dia malas sekali menelpon Eliza jika tidak ada kaitannya dengan pekerjaan. Setelah satu menit diam, Altezza pun menekan nomor Eliza untuk menelponnya. Cukup lama Altezza menunggu panggilan dijawab. Hingga...

"HALO?!"

Telinga Altezza langsung berdengung mendengar teriakan Elizabeth. Pria itu mendesis sambil mengusap telinganya.

"Siapa ini? Mengganggu tidurku saja! Kak Sadipta, ya?!"

Altezza paham sekarang, rupanya sekretaris nya itu sedang tidur tadi, pantas saja lama mengangkat telpon.

"Elizabeth," panggilnya dengan nada berat. Hanya panggilan biasa, tapi mampu membuat Elizabeth terdiam di seberang sana.

Dia terduduk dengan mata sayu, otaknya masih mencerna suara siapa yang ada di telepon.

"Elizabeth."

Detik itu juga Eliza melempar ponselnya lalu berteriak kencang. "AAAAA!!! YA TUHAN, APA YANG AKU LAKUKAN?! D–DIA ... DIA ...."

Nafasnya memburu, tangannya memegang dada yang berdetak kencang. Demi apapun, dia benar-benar tidak tau jika Altezza yang menelpon. Kira-kira bagaimana nasibnya setelah ini? Apakah dia akan dipecat?

"Elizabeth, jangan membuat saya kesal," kata Altezza di seberang sana. Mungkin dia tidak mau mendengar teriakan Eliza ketiga kalinya.

"Hah?! Masih tersambung?!" Mata Eliza terbelalak, dia pun segera mengambil ponsel yang ia lempar lalu berusaha tenang dan mulai bicara.

"M–maaf, Pak. Saya baru bangun tidur, jadi tidak tau jika Pak Al yang menelpon. Maaf ...," ucapnya penuh sesal.

Altezza menghela nafas, hal itu semakin membuat Eliza ketar-ketir.

"Hm, tidak apa-apa."

Barulah Eliza bisa bernafas lega.

"Umm ... ada apa, Pak? Tumben sekali menelpon, hehehe ...," tanyanya kemudian.

"Besok jadwal kamu setengah hari saja. Gaby ingin bertemu."

Eliza mengerjapkan matanya, bingung dengan apa yang dikatakan Altezza. Namun, beberapa detik terdiam, dia pun akhirnya paham.

"Ohh! Baiklah kalau begitu." Eliza mengangguk beberapa kali.

Namun, tidak ada balasan lagi dari Altezza. Eliza sampai mengecek ponselnya dan panggilan masih tersambung.

"Halo? Halooo???" ujarnya.

Altezza berdeham pelan. "Kamu ... sudah makan?"

Eliza mengerutkan keningnya bingung. Tapi dia tetap menjawab. "Belum. Tadi saat saya sampai rumah, saya langsung mandi dan setelah itu ketiduran hingga sekarang. Rencananya saya mau minta makan ke rumah kakak saya. Kenapa, Pak? Pak Al ingin belikan saya makan? Atau ingin mengajak saya makan malam berdua?" Eliza tersenyum menggoda meski Altezza tidak melihat.

"Eh, eh? Sejak kapan aku secentil ini?!" batinnya tiba-tiba sadar.

"Eh, Maksud sa—"

"Kamu mau?"

Eliza terbelalak mendengar tawaran itu. Tentu saja dia mau! Asal gratis.

"Bapak yang bayar, kan?" tanyanya makin tak tau diri.

Di seberang sana Altezza tersenyum tipis. "Hm, saya yang bayar."

"YES!!! E–eh?! Maaf, Pak, saya tidak bermaksud." Eliza cengengesan tidak jelas.

"Siap-siap, saya jemput sebentar lagi," ujar Altezza.

"Siap!"

Saking senangnya, Eliza sampai melompat-lompat di atas ranjang dengan ponsel yang masih menempel di telinga.

Lalu setelah panggilan terputus, Eliza melempar ponselnya ke atas kasur dan berlari ke kamar mandi.

Altezza tersenyum geli, gadis itu hanya sendirian, tapi hebohnya seperti satu kampung. Benar-benar unik.

Bersambung...

1
yourheart
luar biasa
vj'z tri
🏃🏃🏃🏃🏃🏃 kaborrrrr 🤣🤣🤣
vj'z tri
semalam aku mimpii mimpi buruk sekali ku takut berakibat buruk pula bagi nya ,kekasih ku tercinta yang kini di depan mata asekkk 💃💃💃
vj'z tri
walaupun sedikit kan judul nya tetap terpesona aku Ter pesona memandang memandang wajah mu yang ganteng 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
dyarryy
mumpung hari senin, yuk vote dulu🥰🥰
vj'z tri
jangan menilai dari cover nya pak bos 🤭🤭🤭
vj'z tri
byar koe ndok 🤣🤣🤣🤣🤣🤣 gak boleh bawa contekan kah 🤗🤗🤗
vj'z tri
😅😅😅😅😅😅😅😅😅sabar sabar sabar
vj'z tri
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣 aku hadir Thor bpembukaan yang kocak
yourheart
lanjutttt
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!