Aku Ayu Wulandari, putri tunggal ibu Sarah dan pak Harto, terlahir dari keluarga tak mampu membuat diri ku harus menjadi jaminan hutang orang tua ku.
di usia ku masih lima belas tahun ayah ku kecelakaan saat dia berangkat bekerja sebagai kuli bangunan,
karena musibah itu ibu ku berhutang kepada pak Yasir juragan ikan kaya raya di kampung sebelah.
karena hutang itu aku menikah dengan Farhan Yasir Maulana, putra tunggal pak Yasir yang sekaligus teman SMA ku dulu.
dia adalah laki-laki tampan dan berasal dari keluarga kaya raya hingga dirinya di sukai banyak wanita di sekolah ku.
meski dia adalah laki-laki kaya raya dan juga tampan tidak membuat ku jatuh hati kepadanya.
bagaimana kisah rumah tangga ku? dengan suami yang tidak aku cintai dan sangat aku benci............
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MZ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 27
Di siang hari yang panas, aku duduk di teras halaman rumah. ditemani satu gelas jus jeruk dan dua potong roti.
Hari ini aku ingin bersantai dan menikmati waktu luang ku, kehamilan ku yang baru menginjak satu bulan membuat ku merasa tertekan.
Bagaimana tidak, masa depan ku sedang terancam. entah apa yang akan terjadi, jika suami ku tau kalau aku sedang hamil.
Pernikahan terpaksa ini mengandung beban yang sangat berat, aku menikahi anaknya, namun mengandung benih dari ayahnya.
Apa kata orang nanti jika mereka tau kalau seorang menantu, sedang mengandung benih dari ayah mertuanya.
Aku tidak bisa membayangkan nasib ku nanti, apakah aku sanggup atau tidak menjalani hidup yang penuh akan dosa ini.
Ketika anak ini lahir nanti, aku tak tau harus menunjuk siapa yang akan dia sebut sebagai ayahnya.
Di tengah aku melamun, datang tante Ida yang baru saja selesai membersihkan halaman rumah. dia duduk di samping ku dan bertanya, sedang apa aku duduk sendirian seperti orang yang terlihat banyak masalah.
"apa yang sedang kamu pikirkan yu?" tanya tante ida yang beranjak duduk di samping ku
"aa, enggak ada tante, aku hanya lagi ingin istirahat sambil melihat-lihat tante membersihkan halaman rumah" jawab ku
"ada yang tante mau tanyakan sama kamu" ungkap tante ida
"apa?" tanya ku
"melihat dari cara kamu bicara, tante merasa ada hal yang kamu sembunyikan. apa kamu beneran hamil yu?" tanya tante Ida yang curiga akan sikap ku
"mmm, tidak kok tante. bagaimana aku bisa hamil, jika suami ku tak pernah menyentuh ku" jawab ku
"lantas tadi ketika sarapan, mengapa kamu bilang, kalau kamu lagi ngidam?" tanya tante ida karena mendengar ucapan ku yang keceplosan
"aku, aku cuma becanda tante, biar Farhan mau beliin aku rujak" jawab ku dengan gugup
"mm, ya udah kalau gitu Tante mau mandi dulu" ujar tante Ida
"owh tante belum mandi, pantesan ada bau-bau tidak sedap, hihihi" ungkap ku yang menggoda Tante Ida
"sialan kamu, mana ada tante bau" ujar Tante Ida yang mencium ketiaknya
"hahaha" aku ketawa
"iya udah, Tante mau mandi, kamu mau ikut?" tanya tante Ida
"aku sudah mandi Tante" jawab ku
"kok kamu bau, hihi" Tante Ida mengejek ku
"aku harum begini dibilang bau, dasar hidung Tante sama aja kayak hidung Farhan" ujar ku
"tante bilangin loh sama Farhan nanti, hihi" Tante Ida menggoda ku
"hihi, ah Tante mah" ungkap ku
"becanda, ya udah Tante mau mandi, bye" ujar Tante Ida seperti ABG
Melihat tante ida yang beranjak pergi, aku memutuskan untuk masuk ke dalam kamar. aku takut nanti tante ida datang lagi dan bertanya tentang ucapan ku tadi pagi.
Aku tidak tau, seberapa lama lagi aku akan menyembunyikan rahasia ini. dosa yang sudah aku perbuat membuat aku merasa sedih.
Aku ingin menceritakan kepada ibu ku, tentang apa yang telah ayah mertua ku lakukan kepada ku. namun aku takut ayah mertua melakukan sesuatu kepada keluarga ku.
Aku ingat akan ancaman yang telah dia katakan, laki-laki yang tak punya hati itu, telah membuat ku menjadi bisu.
Apapun yang akan terjadi nanti, aku akan terima dengan lapang dada. meski Farhan nanti menceraikan aku, anak ini akan aku tinggalkan disini bersama ayah kandungnya.
Entah siapa yang akan Farhan marahi, aku atau ayahnya sendiri. tentu saja dia akan memarahi aku, secara kehadiran ku di rumah ini hanya menjadi masalah baginya.
Di dalam kamar aku mengunci pintu, dan mengurung diri sampai suami ku pulang. rasa takut ku kepada ayah mertua membuat ku selalu waspada.
Bisa saja laki-laki itu datang lagi ke kamar ku, melecehkan aku. sudah cukup dosa yang telah aku perbuat.
Aku berbaring di atas kasur sembari bermain ponsel, aku melihat sebuah story di Facebook seorang ibu muda, yang mengupload sebuah foto kebersamaan dia, anak dan juga suaminya.
Seketika hati menangis, aku merasa iri dengan kebahagiaan orang lain. sementara aku hidup dengan penuh akan cobaan.
Aku tak pernah merasakan, bagaimana rasanya di manja oleh seorang suami, nasib ku sangat memperihatinkan.
"ya Allah, kenapa aku tak bisa seperti mereka. mengapa hidup ku tak sebahagia wanita di luar sana" ungkap ku dalam hati kecil ku
Hari demi hari telah ku lewati di rumah ini, sampai sekarang aku belum pernah merasakan kebahagiaan sebagai seorang istri.
Gadis miskin yang menjadi seorang istri anak tunggal kaya raya, hanya mendapatkan kesedihan di rumah mertuanya.
Di mulai dari suami yang tak pernah menganggap ku sebagai istrinya, dan ayah mertua yang telah menodai kesucian ku.
Dimana hak ku sebagai seorang istri, apakah gadis miskin ini tidak ada tempat di rumah ini, apa kah aku tidak berhak mendapatkan cinta suami ku.
Aku tak henti mengeluh, aku merasa tak sanggup hidup sebagai seorang istri di rumah ini. seorang istri yang mengandung anak dari ayah mertuanya.
..............
Jam menunjukan pukul 1 siang, aku masih berada di dalam kamar dengan pikiran yang kacau. tiba-tiba aku mendengar suara ketokan pintu.
"tok,tok,tok" suara pintu kamar ku yang di ketok
"siapa" teriak ku
Orang yang mengetok pintu itu tak menjawab, aku merasa cemas, jangan-jangan itu ayah mertua. perlahan aku beranjak mendekat ke arah pintu.
"siapa di luar?" tanya ku yang belum berani untuk membuka pintu itu
Orang yang di luar tak menjawab.
Aku terpaksa membuka pintu itu, dan benar saja itu adalah ayah mertua, dengan kaos putih berpadu celana hitam panjang, ayah mertua datang ke kamar ku.
"ada apa yah?" tanya ku dengan kepala yang tertunduk
"apa yang sedang kamu lakukan, mengurung diri dikamar?" tanya ayah mertua yang tak senang melihat ku berdiam diri dikamar
"apa yang harus aku lakukan, bukannya ayah telah menyuruh ku untuk menjaga anak ayah" jawab ku dengan nada agak sedikit membentak
Perlahan ayah mertua mendekat ke arah ku, dia memeluk ku dengan erat.
"yahh, lepas yah, nanti Tante ku lihat" ujar ku yang mencoba melepas pelukannya itu
"Ida tidak ada di rumah, dia sedang pergi ke pasar untuk membelikan ayah makanan ikan" ujar ayah mertua ku
Perlahan dia mencari bibir ku, dia kecup dengan penuh hawa nafsu. laki-laki ini semakin terlihat seperti bajingan yang kelaparan.
Dengan mata tertutup dan hati yang pasrah, aku diam dan membiarkan laki-laki itu melakukan apapun yang dia inginkan.
"ahhhh,ahhh" desah ku yang merasa geli dengan kecupan yang dia lakukan di leher ku
"ahhh, tolong yah, hentikan" ungkap ku yang tak tahan
Ayah mertua menghentikan kecupannya, dia mencium jidat ku dan berkata.
"jaga dirimu, ayah tak mau terjadi sesuatu kepada anak ku" ungkap ayah mertua yang kejam itu
Aku hanya mengangguk dan tak bisa bicara apapun, tak lama ayah mertua pergi, aku langsung menutup dan mengunci pintu kamar ku.
Aku duduk, dan menutup wajah ku, dengan kedua tangan ku. aku menangis di dalam kamar sambil memeluk guling ku.
Ayah mertua sudah sangat keterlaluan, dia sudah melakukan hal keji kepada diriku.
Jadi, penulisan yg benar adlh Farhan bin Abdul Yasir.