Gian Aksa Abi Manyu,putra tungg keluarga Abi Manyu,dia mempunyai seorang adik sepupu dari adik sang ayah,di mana ayah dan ibu adik sepupu nya meninggal dunia dalam kecelakaan.
Anindita Putri Handoko putri semata wayang dari keluarga Handoko. Tepaksa menikah dengan orang yang supel dan sedikit konyol.
Anin terpaksa menikah karna sebuah peristiwa yang mengharuskan mereka menikah.
Akan kah pernikahan itu akan berjalan dengan lancar,atau akan berakhir dengan penderitaan.
Ayo jangan lupa untuk mampir melihat kelanjutannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agus indrawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 27
"assalamu'alaikum"ucap ke tiga orang tersebut muncul bergantian.
"wa'alaikumsalam"ucap Robert datar.
"maaf tuan,kami kesini ingin menjenguk nona Anin"ucap Tomi Farendra.
"kak.."ucap Anin yang masih berbaring di belakang tubuh Robert.
Robert memalingkan kepala nya kebelakang untuk melihat sang adik yang sedang memanggil Nya.
"ada apa dex?"tanya Robert.
"aku tidak ingin bicara dengan siapapun"ucap Anin karna dia masih enggan bertemu dengan teman-teman Aksa.
"baiklah Kaka mengerti"ucap Robert.
"maaf tuan-tuan,seperti nya adik saya masih enggan bertemu dengan anda sekalian,mungkin lain kali bisa datang kemari lagi"ucap Robert sopan.
"Anin, bisakah kita bicara sebentar saja,dua menit cukup"ucap Azam karna merasa sekarang waktu yang tepat.
"maaf tuan bukan kah anda sudah mendengar apa yang dia katakan"ucap Robert menahan amarah nya.
"saya mohon tuan,dua menit saja"ucap Azam .
"dek bagaimana?"tanya Robert.
"he'em,biarkan dia bicara kak"ucap Anin dengan suara datar nya.
mereka semua meninggalkan ruangan Anin,kecuali Azam.
"ada perlu apa,jangan pernah membela teman anda di hadapan saya"ucap Anin to the point.
"Anin aku tau Aksa salah,dan aku pun membenarkan nya,hanya saja.."ucap Azam terhenti.
"hanya saja,teman anda di jebak,itu alsan basi"ucap Anin tanpa melihat ke arah Azam.
"ayolah Nin,jangan formal kaya gini,aku mau kita kaya biasa nya"ucap Azam.
"tolong di camkan tuan Azam,dari awal hubungan kita tidak ada yang spesial,dan saya harap ini yang terakhir saya melihat anda dan yang lain,saya rasa sudah dua menit,anda bisa keluar"ucap Anin menahan tangis nya.
"Anin apakah kau tau kalau Aksa selalu menunggu mu di sini,hingga sekarang,tidak kah kau tau kalau dia memang ingin bertanggung jawab padamu"ucap Aksa.
"apakah anda tau apa yang saya rasakan sekarang tuan Azam,apakah menurut anda wanita yang sudah kehilangan kehormatannya akan di pandang terhormat di depan masyarakat"ucap Anin menangis,karna sudah tidak sanggup berpura pura tidak terjadi apa-apa.
"dan saya tidak menginginkan tanggung jawab nya,karna saya tidak mau jika dia ingin bertanggung jawab hanya karna ia menyesali perbuatannya atas diri saya"ucap Anin lagi dengan tegas.
"maaf jika aku membuat mu sedih,aku tidak bermaksud melukaimu Nin,tolong pikirkan lagi soal pertanggung jawaban Aksa pada mu"ucap Azam.
"kalau begitu aku pamit,semoga lekas sembuh"ucap nya lagi berlalu keluar ruangan Anin di mana sekarang semua mata tertuju pada nya.
"maaf nyonya,tuan Robert terima kasih untuk waktu nya,kami permisi dulu"ucap Azam berlalu pergi di ikuti kedua teman nya,Akbar dan Tomi.
"kami permisi dulu Sa,aku harap Anin akan memaafkan mu dengan apa yang telah kau lakukan"ucap Azam berlalu pergi.
"ma,sebaik nya mama sekarang pulang ke hotel,biar Anin aku yang jaga"ucap Robert.
"tapi sayang,mama tidak bisa ninggalin Anin di sini yang hanya bersamamu"ucap mama Fida melirik Aksa yang sedang menunduk tapi mendengarkan Fida berbicara dengan Robert.
Tapi saat mendengar perkataan bibi Fida Aksa mengangkat kepala nya dan mendekat.
"Tante apa yang di katakan Robert benar,sebaik nya Tante kembali ke hotel untuk istirahat,biar kan yang menunggu Anin saya dan Robert"ucap Aksa lembut memeberi pengertian pada bibi Fida.
"Anin jika saja kamu menerima Aksa,mama yakin kamu akan jadi wanita yang paling bahagia"batin Fida tersenyum pada Aksa.
"baik lah kalau kalian yang menjaga Anin,mama akan lebih tenang,terima kasih nak,sudah mau menunggu Anin,Tante yakin,dengan berjalan nya waktu,Anin akan berubah dengan keputusan nya"ucap Fida mengelus pundak Aksa.
"tapi ma Anin nggak mau lihat dia ada di sini"ucap Robert menatap sinis pada Aksa.
"Anda tidak usah khawatir tuan,saya akan menunggu di luar,supaya tidak bertatap muka dengan Anin"ucap Aksa sendu,padahal di dalam hati nya dia ingin sekali menemani Anin di samping nya.
"benar Bert,biarkan Aksa menemani Anin di sini bersama mu"ucap mama Fida.
"baiklah ma kalau begitu"ucap Robert pasrah.
"ya sudah ayo antar mama ke hotel,biar Anin di jaga oleh Aksa"ucap Fida agar memberi ruang pada Aksa dan Anin.
"tapi ma.."ucap Robert terpotong karna tangan nya segera di tarik mama Fida untuk meninggalkan Aksa yang masih mematung di tempat.
Melihat punggung kedua nya pergi dan menghilang di balik pintu lift rumah sakit,Aksa hanya bisa mendesah pelan.
saat itu pula ia membuka pintu ruangan Ani untuk melihat keadaan Anin,saat melihat kedalam dan ternyata Anin sudah tertidur pulas akibat meminum obat dari rumah sakit yang di berikan dokter.
Aksa berjalan mendekat kearah Anin yang sedang terlelap.
"Anin..."ucap nya lirih.