NovelToon NovelToon
Berbagi Cinta - Suami Yang Dingin

Berbagi Cinta - Suami Yang Dingin

Status: tamat
Genre:Romantis / Poligami / Cintamanis / Tamat
Popularitas:2.8M
Nilai: 4.9
Nama Author: Alitha Fransisca

Terpaksa menikah dengan CEO tampan? Rasanya tak mungkin. Siapa yang tidak ingin dinikahi CEO tampan? Mungkin tidak ada wanita yang akan menolak.

Tapi menjadi istri kedua dan hanya untuk menjaga keutuhan rumah tangga sang CEO dengan istri pertamanya? Hanya untuk melahirkan keturunannya? Hanya untuk diabaikan dan direndahkan? Siapa yang akan bersedia?

Allena, benar-benar terpaksa menikah dengan CEO tampan itu. Dan mulai menjalani hidup sebagai istri kedua yang diabaikan dan harus melahirkan keturunan sang CEO.

Apakah Allena bisa bertahan menjalani rumah tangga yang penuh derita itu atau beralih pada CEO lain yang juga tampan dan tulus mencintainya?

Sebuah karya untuk Lomba Menulis bertema
#Berbagi Cinta

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alitha Fransisca, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 27 ~ Jangan Menunggu ~

Zefran yang mabuk memaksa untuk memanggil Allena, gadis itu pun muncul di hadapannya. Altop dan Ronald tercengang saat melihat tingkah Zefran yang begitu bernafsu mencium bibir hingga ke leher Allena.

Dan yang lebih mengherankan bagi Altop dan Ronald, Valendino yang mereka kenal sebagai kekasih Allena hanya diam menatap tingkah sahabatnya itu. Hingga akhirnya mereka mengetahui kenyataan yang sebenarnya bahwa Zefran telah menikahi Allena.

Zefran yang frustasi dan dalam pengaruh alkohol akhirnya mengakui Allena sebagai istrinya dan sedang mengandung anaknya. Zefran menitikkan air mata saat memandang Valendino. Sekuat tenaga menepis pikiran bahwa bayi yang dikandung Allena adalah anak Valendino.

Meski dia anakmu aku tidak akan membiarkannya menjadi milikmu, anak dalam kandungan Allena tetaplah anakku, jerit hati Zefran.

Zefran kesal karena mengira Allena menolak bermesraan dengannya di depan Valendino..

"Kamu tidak suka aku menciummu di depan dia? Karena itu akan menyakiti hatinya. Allena, kamu begitu menjaga hatinya. Tapi ingat, kenyataannya sekarang kamu adalah milikku dan aku berhak atas dirimu," ucap Zefran pada Allena.

Zefran menarik tangan Allena, gadis itu pasrah berjalan mengikuti suaminya keluar dari Night Club itu.

"Zefran mau kemana? Kamu tidak boleh mengemudi dalam keadaan mabuk!" seru Ronald menghalangi sahabatnya pergi.

"Biarkan saja, mereka tidak akan pulang," ucap Valendino pelan.

Ronald dan Altop heran mendengar ucapan Valendino yang begitu yakin.

"Apa yang sebenarnya terjadi? Sejak kapan mereka menikah? Kenapa Zefran tega merebut pacarmu? Dan apa yang terjadi pada pernikahannya dengan Frisca?" tanya Ronald.

Pertanyaan yang bertubi-tubi itu rasanya tidak cukup untuk menanyakan apa yang terjadi sebenarnya. Namun, hal itu saja tidak mampu dijelaskan oleh Valendino. Laki-laki itu hanya diam, saat ini dia sendiri sedang menahan dadanya yang terasa perih.

Terbayang kembali saat mengikuti Zefran dan Allena. Mendapati kenyataan bahwa gadis yang begitu dicintainya itu sedang melayani hasrat laki-laki yang telah menjadi sahabatnya selama bertahun-tahun itu.

Mengingat itu Valendino merasa ingin mundur dari cinta segitiga itu namun setiap kali membayangkan senyum manis Allena, tatapan lembut gadis itu dan penderitaan yang harus ditanggungnya dalam menjalani kehidupan pernikahan yang semu. Membuat Valendino tetap bertahan menunggu hari kebebasan gadis itu.

Valendino ingin selalu melindungi Allena, gadis yang setiap saat selalu tersakiti oleh Zefran. Dan kini seperti yang dilihatnya sendiri Allena harus mau mengikuti kemauan laki-laki itu. Allena memang dibawa ke ruang kerja Zefran. Di sana Zefran kembali mencium bibir Allena dengan air mata yang masih tergenang di pelupuk matanya.

Kenapa kamu buat aku jadi seperti ini? Kenapa bisa gadis sepertimu membuat hatiku hancur seperti ini. Allena ... apa aku egois menginginkanmu? Mencintai Frisca sekaligus mencintaimu, tidak bisakah selamanya memilikimu? batin Zefran.

Zefran membaringkan tubuh Allena di sofa. Memeluk gadis itu dan menyatukan bibir mereka. Membenamkan bibirnya lebih dalam lagi. Allena memejamkan matanya menikmati permainan lidah Zefran yang menari-nari di dalam rongga mulutnya.

Allena melingkarkan tangannya membelai lembut tengkuk laki-laki itu membuat Zefran semakin bernafsu. Laki-laki itu menyesap bibir Allena hingga semakin kuat ... semakin kuat. Namun, tiba-tiba melemah, Allena membuka matanya dan melihat Zefran yang telah tertidur.

Allena menggeser tubuhnya, membiarkan laki-laki itu tidur lebih leluasa. Allena duduk di lantai sambil tersenyum memandangi wajah tampan suaminya. Teringat senyum manis laki-laki itu saat mengantarnya berangkat kerja pagi itu, melambaikan tangannya sambil tersenyum manis.

Senyum itu terlihat begitu tulus, tuan Zefran terlihat begitu bahagia. Tapi kenapa semua berubah? Apa yang membuatmu berubah Tuan? Apa yang telah meracuni pikirkanmu? bisik hati Allena.

Gadis itu memandang wajah suaminya lekat-lekat. Menepis pelan helaian rambut yang menutupi sebagian matanya.

Tampan sekali,

Jari Allena menyusuri lekuk wajah laki-laki di hadapannya itu, mata, hidung, pipi hingga bibirnya. Allena meletakkan dagunya di pinggir sofa sambil terus memandang lekat wajah suaminya. Allena menghapus setitik bening di sudut mata Zefran. Tersenyum, lalu kembali menatapnya sedih.

Kenapa Tuan menangis? Apa Tuan marah padaku? Kenapa? Bukankah malam itu Tuan menyatakan cinta padaku? Apa Tuan lupa? Apa itu tidak sungguh-sungguh? Apa hanya khilaf sesaat? Tuan menyesal mengungkapkannya? Apa setelah anak ini lahir Tuan akan mengusirku? Bagaimana ini Tuan? Sepertinya aku mencintaimu? Sepertinya aku jatuh cinta padamu? Bagaimana ini? Bagaimana ini? jerit hati Allena.

Allena memejamkan matanya, membuat air matanya mengalir cepat. Begitu banyak pertanyaan dalam benak gadis itu namun tak ada satu pun yang berani ditanyakannya. Allena pasrah mengikuti keinginan laki-laki itu. Menjalani kehidupan pernikahan sesuai yang diinginkan laki-laki yang telah membuatnya jatuh cinta itu, menerima disakiti karena terlanjur mencintai.

Allena menemani Zefran yang tidur di ruangan kerjanya, hingga akhirnya dia sendiri tertidur di samping laki-laki itu. Valendino yang sejak tadi berdiri di balik dinding tertunduk menitikkan air mata.

Inikah sebabnya kamu tidak bisa menerimaku? Karena terlanjur menikahi laki-laki itu? Apa dia mencintaimu Allena? Dia hanya tidak ingin miliknya direbut, dia tidak suka dikalahkan, dia tidak sungguh-sungguh menyukaimu, percayalah padaku. Percayalah padaku Allena, kamu akan menderita bersamanya. Dia tidak sungguh-sungguh mencintaimu, jerit hati Valendino.

Valendino berjalan pelan mengitari sofa dan menatap gadis yang dicintainya tertidur di samping suaminya. Menatap Allena tertidur sambil duduk di lantai membuat hati Valendino terasa diiris.

Tinggalkan saja dia, kenapa begitu peduli padanya? Dia tidak peduli padamu Allena? Di telah memiliki Frisca, kamu hanya sementara baginya? jerit hati Valendino.

Laki-laki itu pergi meninggalkan kedua orang itu, kedua orang yang disayanginya itu. Zefran adalah sahabat yang paling disayanginya, sejak mengenal laki-laki itu di kampus, mereka seperti saudara yang baru berjumpa. Di antara ketiga sahabatnya, Zefran adalah yang paling dekat dengannya. Karena Zefran adalah seorang laki-laki yang menghargai wanita, sama seperti dirinya.

Saling mendukung di dalam maupun di luar kampus. Membelanya saat laki-laki itu mendapat masalah dan dibela saat dirinya mendapat kesulitan. Namun kini, untuk pertama kalinya timbul rasa benci, rasa iri, rasa menyesal mengenalnya. Saat mendapati kenyataan mereka menyukai wanita yang sama.

Lewat tengah malam Zefran terbangun dan mendapati dirinya tidur di sofa sementara Allena tidur dengan posisi duduk di lantai. Zefran menatap wajah yang begitu dekat dengannya itu. Perlahan mendekatkan bibirnya hingga menyentuh lembut bibir Allena.

Zefran bangun lalu keluar dari ruangan, meraih ponselnya untuk menghubungi Altop.

"Top, aku akan bawa Allena pulang," ucap laki-laki itu singkat.

Tentu saja Altop mengizinkan Zefran membawa istrinya pulang. Setelah mengetahui kenyataan yang mengejutkan itu. Altop sangat ingin menanyakan kebenaran ucapan Zefran yang terlontar saat dia dalam keadaan mabuk. Namun, Altop menunda rasa penasarannya itu dan membiarkan Zefran membawa Allena pulang.

Zefran kembali ke ruangan kerjanya, perlahan menggendong Allena dan masuk ke dalam lift yang langsung mengantarnya ke parkiran basement. Zefran mendudukkan Allena perlahan di kursi penumpang. 

Tiba-tiba Allena terbangun dan langsung ingin kembali ke Night Club. Zefran menahannya, wajah mereka begitu dekat hingga membuat jantung keduanya berdebar.

"Aku sudah meminta izin untuk membawamu pulang. Kamu terlihat lelah, Allena," bisik Zefran ingin mundur untuk menutup pintu.

"Tapi Tuan ..."

"Aku tidak izinkan kamu bekerja lagi jika kamu tidak patuh padaku," ucap Zefran.

Allena terdiam, akhirnya duduk diam di kursi penumpang. Allena menatap Zefran yang berjalan ke sisi lain mobil. Langsung tertunduk saat laki-laki itu masuk dan duduk di bangku kemudi.

"Sebenarnya aku bisa membayar puluhan kali lipat dari gaji yang kamu terima dari Night Club. Tapi apa kamu mau menerima? Tidak ada penarikan sama sekali dari ATM, tagihan kartu kredit juga nihil. Apa yang kamu inginkan? Kepuasan bekerja melayani laki-laki di Night Club itu?" ucap Zefran dengan nada tinggi.

Allena semakin tertunduk, dadanya terasa sangat sakit. Ucapan laki-laki itu dengan tuduhan seperti itu terpaksa ditelannya di dalam hati. Allena berpikir Zefran tidak akan peduli apakah dia menggunakan pemberian dari laki-laki itu atau tidak.

"Kalau kamu menganggap aku suamimu harusnya kamu menggunakan uang itu. Karena itu adalah tanggung jawabku memberi nafkah untukmu. Atau sampai sekarang kamu masih menganggap aku ini orang lain? Karena itu kamu tidak ingin menerima apa pun dariku? Kamu tidak ingin menerima kebaikanku. Apa hanya pemberian dari Valen saja yang mau kamu terima?" tanya Zefran.

"Bukan begitu Tuan, saya juga tidak ingin menerima pemberian apa pun dari Kak Valen tapi ..."

Ucapan Allena terhenti saat Zefran langsung menoleh ke arahnya dengan tatapan mata yang tajam lalu mencengkram dagu gadis itu.

"Mesra sekali panggilanmu padanya sedangkan padaku kamu berkata seolah-olah aku ini adalah orang lain. Apa aku ini majikanmu? Apa kamu ini bawahanku?" tanya Zefran.

Allena diam diperlakukan seperti, Allena tidak bisa berkata-kata. Gadis itu hanya bisa menatap sayu pada laki-laki di hadapannya itu. Allena merasa apa pun jawabannya akan selalu salah di mata Zefran. Mendapat tatapan seperti hati Zefran luluh.

"Jangan panggil aku seperti itu, aku ini suamimu. Kamu memanggil Tuan padaku seolah-olah ingin menjaga jarak denganku. Apa itu yang kamu inginkan?" tanya Zefran dengan suara yang mulai melunak.

"Tidak Tuan, aku hanya tidak tahu panggilan apa yang Tuan inginkan? Aku tidak berani menentukannya sendiri," ucap Allena.

Menatap mata Allena yang begitu lembut membuat Zefran tidak bisa menahan dirinya. Zefran yang masih mencengkeram dagu Allena perlahan mendekatkan wajahnya hingga akhirnya menyatukan bibir mereka. Zefran mendekap istrinya kuat dan semakin memperdalam ciumannya. Allena membalas, gadis itu membelai tengkuk laki-laki itu, membuat tubuh Zefran merinding dan tidak bisa berhenti lagi.

Zefran mengangkat tubuh Allena dan memindahkannya ke kursi belakang. Di sana Zefran melampiaskan hasratnya yang sudah menggebu. Allena pasrah mengikuti keinginan laki-laki yang telah menguasai hatinya itu. Hingga mencapai puncaknya Zefran meneriakkan nama Allena.

"Aku mencintaimu Allena. Aku mencintaimu!" teriak Zefran.

"Benarkah Tuan? Benarkah Tuan mencintaiku?" tanya Allena saat permainan mereka telah selesai.

Allena merasa ucapan Zefran hanya untuk mengungkapkan perasaan puasnya akan permainan cinta mereka bukan untuk mengungkapkan perasaan Zefran yang sebenarnya. Di tanya seperti itu Zefran tercenung, apa yang di ucapkannya memang isi hatinya, perasaannya terhadap Allena. Tapi ditanya seperti itu lidah Zefran terasa kelu.

"Tuan, benarkah Tuan mencintaiku?" tanya Allena sekali lagi.

Mata Allena menatap lurus pada laki-laki yang masih berada di atas tubuhnya itu.

"Aku mencintaimu, aku sungguh-sungguh mencintaimu," ucap Zefran akhirnya.

Allena tersenyum, menangkup wajah Zefran dan berinisiatif mencium laki-laki itu lebih dulu. Zefran terkejut namun membalas ciuman dari Allena.

"Terima kasih suamiku, terima kasih untuk cintamu," ucap Allena setelah melepas ciumannya namun masih menangkup wajah laki-laki itu.

Zefran tersenyum mendengar panggilan Allena untuknya.

Allena kenapa aku jadi seperti ini, kenapa aku berubah di hadapanmu. Kamu merubahku menjadi laki-laki yang mengkhianati istri, kamu terlihat seperti budakku mengikuti keinginanku tapi sesungguhnya kamu yang telah menguasaiku, akulah budakmu, kamu telah menjadikan aku budak cintamu, jerit hati Zefran.

Kembali membenamkan bibirnya ke bibir lembut istrinya. Kembali teringat apa yang dilakukannya di hadapan teman-temannya. Allena telah merubah dirinya menjadi seseorang yang berbeda. Merendahkan dirinya sendiri di depan teman-temannya.

Frustasi hingga mengemis cinta pada Allena. Memohon pada Valendino hingga menitikkan air mata agar laki-laki itu berhenti mengganggu istrinya. Dan meminta Valendino berhenti menghasut istrinya untuk meninggalkannya.

Zefran telah berubah, Allena membuatnya sanggup merendahkan dirinya sendiri agar Allena tetap berada di sisinya. Kelembutan, ketidakberdayaan Allena yang hanya mengikuti keinginan Zefran justru mampu menguasai hati laki-laki itu.

Zefran mengangkat tubuh polos Allena dan menempelkan gadis itu di dadanya. Memeluknya erat, merasakan hangatnya tubuh mungil itu. Sementara Allena merasakan degup jantung Zefran dan membuatnya tersenyum.

"Aku mencintaimu suamiku, aku sungguh-sungguh mencintaimu," bisik Allena.

Zefran tersenyum kemudian mengecup puncak rambut gadis itu, Allena mengangkat wajahnya. Zefran kembali mengecup bibir gadis itu.

"Mulai sekarang jangan pedulikan Valendino lagi. Kamu membuat persaudaraanku dengannya menjadi rusak," ucap Zefran.

"Tidak akan, jika tuan ... maaf Kak Zefran tidak mengizinkan aku bertemu dengannya aku akan patuh padamu. Aku tidak akan menemuinya lagi," janji Allena.

Zefran tersenyum mendengar ucapan polos Allena. Bahagia mendengar janji gadis itu. Saking bahagianya tak ingin pergi dari tempat itu. Tidur di dalam mobil sambil memeluk Allena.

Sebelum pagi menjelang mereka kembali pulang untuk membersihkan diri dan bersiap-siap berangkat kerja. Frisca yang tidak menyadari suaminya tidak pulang semalam bersikap seperti biasa. Hingga saat sarapan bersama terlihat Ny. Mahlika, Zefran dan Allena yang tertawa bersama

Frisca merasa disisihkan, perlahan Frisca merasa Allena telah menguasai keluarganya. Frisca merasa Zefran telah mulai menyingkirkannya.

"Kamu sudah bangun?" sapa Zefran.

Terlihat sisa-sisa tawa mereka yang membuat Frisca merasa jengkel. Ny. Mahlika tentu tidak ingin membuat Frisca bertanya-tanya hingga menimbulkan prasangka. Nyonya itu akhirnya menceritakan kalau Allena telah melakukan tes kehamilan dan memperlihatkan alat pendeteksi kehamilan itu pada Frisca.

"Sekarang sudah pasti kalau Allena telah hamil. Berita yang dinanti-nantikan akhirnya muncul," ucap Mahlika bersemangat.

Allena menunduk, merasa tidak enak hati. Bagaimanapun juga berita itu pasti mempengaruhi Frisca yang telah lama menunggu saat-saat seperti ini. Saat mendapatkan dua garis merah adalah saat yang juga dinantikannya. Frisca tersenyum seakan-akan turut senang akan kepastian kehamilan Allena.

Aku tidak akan membiarkan perempuan itu menguasai keluargaku, aku pasti bisa membuktikan kalau Valendino adalah ayah dari anak yang dikandungnya, batin Frisca sambil tersenyum.

Para pelayan menyiapkan menu untuk sarapan, kembali Allena menutup mulutnya karena merasakan mual. Zefran dan Ny. Mahlika menunjukkan perhatian mereka. Membuat Allena selalu merasa tidak enak hati pada Frisca. Allena tidak ingin dianggap manja dan ingin pamer kehamilannya.

Aduh sampai kapan rasa mual ini akan hilang, aku merasa tidak enak dengan situasi ini, batin Allena sambil menahan mualnya sekuat tenaga.

Akhirnya gadis itu memilih menghindar ke dapur dan meminum air hangat untuk menenangkan perutnya yang terasa bergolak. Keesokan harinya Allena cuma meminum air hangat di dapur untuk sarapan paginya.

"Kamu tidak sarapan sayang?" tanya Zefran yang tiba-tiba muncul di dapur.

Allena tersipu mendengar panggilan itu untuknya, Allena tidak menyangka sapaan Zefran terdengar begitu merdu.

"Aku minum air hangat saja kalau sarapan takutnya mual lagi," jawab Allena.

"Aku antar kamu kerja ya!" ucap Zefran.

"Tidak usah Kak, arahnya berlawanan nanti Kakak telat ke kantor," ucap Allena menolak secara halus.

"Aku pimpinan tertinggi sayang, tidak ada yang berani mengatur kapan aku masuk kerja," ucap Zefran.

Allena tersenyum, tidak bisa menolak lagi. Allena diantar bekerja oleh Zefran dan itu tentu saja membuat Frisca jengkel.

Setelah mengecup bibir gadis itu, Zefran membuka central lock pintu mobil dan Allena pun bebas turun dari mobil itu. Allena melambaikan tangannya pada suaminya yang telah begitu perhatian padanya.

Allena yang selalu merasa tidak enak hati pada Frisca berusaha sekuat tenaga menahan morning sickness yang dirasakannya. Tanpa disadari gejalanya semakin parah hingga berlanjut menjadi hiperemesis gravidarium.

Mual yang dialami Allena tidak hanya dirasakannya di pagi hari saja namun terjadi sepanjang hari. Allena merasakan mual dan muntah hingga lebih dari tiga kali dalam sehari. Kondisi ini menyebabkan hilangnya selera makan dan penurunan berat badannya. Muntah yang berlebihan menyebabkan Allena merasa pusing, lemas, dan mengalami dehidrasi

Allena baru saja kembali dari toilet setelah memuntahkan makan siang yang telah susah payah ditelannya ketika bel pintu berbunyi. Allena bergegas menghampiri pengunjung yang datang namun tiba-tiba kepalanya terasa pusing dan dunianya pun menjadi gelap.

Zefran bergegas mencari ruang rawat inap di mana Allena di rawat. Terkejut saat mendapati Valendino yang berdiri di samping ranjang istrinya.

"Apa yang kamu lakukan di sini? Aku bilang jangan ganggu istriku lagi," ucap Zefran dengan tatapan mata yang tajam.

"Aku tidak mengganggunya, aku sedang menunggunya," ucap Valendino sambil menatap wajah Allena lalu beranjak menuju pintu keluar.

"Jangan pernah menunggunya lagi. Aku mencintai istriku, penantianmu hanya akan sia-sia," ucap Zefran lantang menghentikan langkah Valendino.

"Kalau begitu aku akan menunggu sampai kamu tidak mencintainya lagi," sahut Valendino tanpa menoleh.

Lalu pergi meninggalkan Zefran yang diam terpaku.

...~  Bersambung  ~...

1
Shifa Burhan
fakta
kau surve 1000 pembaca lelaki
aku yakin 100% tidak akan ada mau punya istri kayak Alena
*istri tapi gampang meladeni pria lain
*istri tapi gampang kontak fisik (pelukan dengan pria lain, sudah tidak terhadap berapa kali Alena pelukan dengan pria lain
*istri yang tidak bisa menjaga perasaan suami dari cemburu
*istri yang lebih menentukan perasaan pria lain dari pada perasaan suaminya
*istri munafik suaminya cemburu dibilang cemburu buta tapi dia sendiri cemburu juga
*istri makan ada masalah sedikit pergi dari rumah, sudah dua kali Alena buat suaminya hampir mati karena kelakuan laknatnya
*fakta zebran sudah berkali makan hati dan mengeluarkan airmata karena Alena, dan sudah berap kalian zefran diremehkan dan direndahkan pria lain
*Alena istri yang tidak bisa menjaga harga diri suaminya didepan pria lain

wanita kayak gini yang kalian bangga kan

aku yakin 100% tidak akan ada lelaki yang mau punya istri kayak Alena

dan mirisnya novel ini membela dan membenarkan semua kelakuan Alena dan valen

jadi doaku semoga author dapat suami yang sifatnya kayak alena dan semoga author punya sahabat wanita yang sifat dan baiknya kayak valendino yang selalu baik dan perhatian pada suami author, amin
Alitha Fransisca: Kalau sifat semua karakternya sempurna, nggak bakal ada konflik dan novel ini nggak jadi, Kak Shifa.

Btw makasih do'anya, Alhamdulillah sifat saya dan suami udah ditetapkan oleh Yang Maha Kuasa, rumah tangga kami juga bahagia, semoga kami makin sukses dan happy ending seperti novel ini juga. Makasih Kak Shifa 🙏
total 1 replies
Shifa Burhan
masalah novel ini, pola pikir author dan readerr
*saat Alena cembur 100% kesalahan zefran karena tidak bisa menjaga dan peka terhadap perasaan dan hati istrinya
kecemburuan Alena kalian benarkan, dan kalian menghujat zefran

*tapi saat zefran cemburu tetap 100% kesalahan zefran karena kalian anggap cemburu buta, tidak percaya istrinya,

otak egois kalian, kalian hanya pikir perasaaan Alena tapi kalian tidak sadar zefran juga punya perasaan.

suami mana tidak cemburu melihat istrinya dekat dengan pria lain bahkan sampai sering kontak fisik,
sadar tidak kelakuan Alena yang terlalu dekat pada lelaki lain itu juga melukai perasaan suami, ingat suami kalian juga punya perasaan

Thor pakai otak sedikit saja tempat kan lah salah ya salah benar ya benar jika zefran salah ya salah jika kelakuan Alena salah ya salah, jangan kalian selalu membela dan membenarkan kelakuan alena

salam akal waras wanita
GZone Reborn
main nyosor aja ini orang 😂
GZone Reborn
izin minyak. semoga cocok
Jarmini Wijayanti
nyimak dulu
YuWie
bgmn fran zefran
YuWie
sabar al..nanti klo adh ngrasake perawanmu kan ketagihan.. beda lah sam frisca yg diawal sdh mengumbar2
YuWie
jeng jeng..dejavu again
Beauty JK
😘
Indrawati
emang kelewat bego
Raka Raka
Lumayan
Delfianti
aku lihat di sini Alena perempuan bodoh dan tolol di buat athor sudah berkali2 di sakiti. dihina dan di acuh masih juga perhatian pada suaminya sehingga aku malas meninggal kan jejak. dan sampai sini aja aku membaca.ceritanya kayak sinetron kuda terbang
Miftha Alma
banyak mengandung bawang..jadi nangis mulu ..
Sa Tokkin
Luar biasa
Egepe Angel
nah bagian ini yg nggk jelas. masa polisi nggk bisa mengatasi frisca. trus kenapa juga Allenna ikut, kan lagi hamil besar. hmmmm...😓😓😓
Egepe Angel: hadeeh... untung mimpi.... preert
total 1 replies
Asti Sugiyo
Ketiganya ( Zefran , Frisca dan Allena ) korban keegoisan ibunya ...pd akhirnya mrk semua terluka ( bukan hanya Allena , Frisca , Zefran dan ibunya Allenapun terluka )
Alifah Azzahra💙💙
Mampir yah Thor 🥰
Alitha Fransisca: Makasih Alifah Azzahra 💙💙
total 1 replies
Lily
preeeeet... dulu aja diragukan
Atmita Gajiwi
/Smirk//Rose//Rose//Rose//Heart/
Lily
tuh tau
Alitha Fransisca: Makasih Lily, udah mengikuti kisah Allena sejauh ini. Jangan lupa support like and gifts nya yaa, thank you 🤗🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!