Berbagi Cinta - Suami Yang Dingin

Berbagi Cinta - Suami Yang Dingin

BAB 1 ~ The Perfect Couple ~

Zefran memacu sedan sport-nya dengan kecepatan tinggi. Sedan yang mampu meraih 100 km/jam dalam waktu 2,28 detik itu hanya bisa dirasakan Zefran saat melewati jalanan yang telah sepi.

Zefran tak pernah melintasi jalanan itu sebelum jam 12.00 malam. Laki-laki itu memilih menghabiskan waktu di Night Club lantai teratas gedung 59 lantai miliknya. Pemiliknya Night Club itu adalah Altop, sahabatnya semasa kuliah di Stanford University. Bersama-sama menghabiskan waktu dengan dua sahabat lainnya, Ronald dan Valendino.

Mereka mengikat persaudaraan saat tergabung dalam sebuah kelompok persaudaraan di universitas. Kelompok persaudaraan yang beranggotakan mahasiswa-mahasiswa yang berprestasi atau mahasiswa yang berasal dari keluarga pejabat, konglomerat atau keluarga selebriti.

Para anggotanya dipanggil fraternity bagi laki-laki dan sorority untuk perempuan. Zefran, Altop, Ronald dan Valendino, saling mendukung saat merasakan kerasnya gemblengan para fraternity senior. Presiden kelompok persaudaraan itu bahkan memberi mereka gelar The Four Idiots karena iri melihat kekompakan dan ketampanan empat mahasiswa asal tanah air itu.

Sama-sama menamatkan kuliah dan kembali ke tanah air untuk mewarisi perusahaan keluarga masing-masing, kecuali Altop yang memang hobi berpesta. Memilih hengkang dari perusahaan ayahnya dan mendirikan bisnis sendiri.

Didukung sahabatnya --Zefran-- yang memfasilitasi lantai teratas gedung perkantorannya. Altop resmi menjadi pemilik Night Club Luxury itu. Sebuah Night Club dengan member para top level management yang didominasi oleh eksekutif-eksekutif muda dengan pendapatan milyaran setiap bulannya.

Menyediakan berbagai macam hiburan, minuman dan makanan yang hanya dirasakan bibir orang-orang kelas atas. Lengkap dengan fasilitas rooftop night party untuk memanjakan member yang ingin berpesta sambil menikmati pemandangan city lights dengan sempurna. Sesuai dengan namanya, Night Club Luxury memang memberikan kemewahan yang tak terbatas.

Altop menuang minuman yang peredarannya sangat terbatas di seluruh dunia itu. Membagikannya satu per satu pada sahabat-sahabatnya kemudian bersulang untuk merayakan pertemuan mereka malam ini. Hanya untuk sebuah pertemuan antar teman, Altop mengangkat gelas berisi minuman seharga Rp. 175 juta untuk setiap gelasnya.

"Untuk sukses selamanya," ucap Altop yang berdiri di hadapan teman-temannya.

Mereka pun mengangkat gelas dan membalas ucapan Altop.

"Sukses selamanya," sahut Zefran, Ronald dan Valendino serentak lalu meneguk minuman mahal itu.

"Fraternity forever,"

"Fraternity forever,"

Kemudian mereka tertawa, Altop kembali duduk di hadapan teman-temannya.

"Pilihlah satu perempuan di sini untuk menemanimu," ucap Altop pada Zefran yang hanya duduk menikmati minumannya.

"Mana mungkin dia tertarik, Zefran itu penganut aliran cinta sejati," sahut Ronald tertawa sambil mengecup pipi seorang gadis cantik di sampingnya.

"Cinta sejati itu untuk di rumah kalau cinta di sini untuk bersenang-senang," sahut Altop yang juga menggandeng seorang gadis cantik.

"Katakan itu juga pada Valen, dia satu aliran dengan Zefran. Lagipula apa enaknya kumpul di Club tanpa didampingi cewek-cewek cantik," ucap Ronald.

"Member Club ini hanya terdiri dari orang-orang kalangan atas. Cewek-cewek di sini juga gadis-gadis yang terpelajar. Mereka tidak mencari uang tapi mencari kesenangan dan pergaulan anak-anak muda kelas atas. Mereka bukan wanita penghibur murahan, jadi aman dijadikan gandengan, benarkan sayang?" ucap Altop sambil mengecup bibir gadis disampingnya.

Zefran dan Valendino hanya tersenyum simpul, mereka bergantian meneguk minuman yang ada di tangan mereka. Berkali-kali kedua fraternity-nya itu membujuk mereka. Namun, selalu saja gagal, mereka datang ke night club itu bukan untuk mencari wanita tapi untuk refreshing dari kesibukan pekerjaan.

"Tapi wajar jika Zefran seperti itu, aku juga akan sepertinya jika memiliki istri secantik Frisca. Aku juga tidak akan mau melirik wanita lain," ucap Ronald.

Zefran kembali tersenyum, semua sahabatnya mengakui kecantikan istrinya, mengakui kecerdasan dan keanggunan wanita itu. Frisca seorang wanita dari keluarga kaya raya yang berpendidikan. Mereka semua juga mengenal Frisca saat pesta penyambutan anggota baru kelompok persaudaraan itu.

Frisca, sorority asal Indonesia itu menolak cinta presiden kelompok persaudaraan yang merupakan putra seorang senator. Gadis itu lebih memilih jatuh kepelukan Zefran. Awalnya tidak sengaja, Frisca benar-benar jatuh menimpa tubuh Zefran yang sedang duduk di sofa sambil menikmati minuman bersama fraternity lainnya.

"Hai," sapa Frisca yang jatuh karena tersandung menimpa tubuh laki-laki itu.

Seperti kejatuhan bidadari, Zefran menatap wajah cantik dihadapannya. Wajah mereka nyaris bersentuhan, Frisca tersenyum dan Zefran terpana. Itulah awal pertemuan mereka yang akhirnya menjadi cinta sejati mereka.

Malam itu juga Frisca mengundang Zefran ke apartemennya. Menunjukkan ketertarikannya pada laki-laki tampan itu, mengajaknya menghabiskan malam bersama, hingga akhirnya saling mengungkapkan rasa cinta mereka.

Zefran terlena dan melupakan pesan ibunya yang telah ditanamkan padanya sejak masih kecil bahwa dia telah dijodohkan dengan putri dari sahabat ibunya. Zefran masih bisa bertahan saat memasuki usia remaja. Saat berusia dua belas tahun laki-laki itu masih bersikap tak acuh pada remaja putri.

Menolak cinta para gadis yang menjadikannya idola saat di SMA. Namun, Zefran akhirnya tak mampu menahan godaan Frisca yang menari di hadapannya tanpa mengenakan apapun. Cukup semalam saja bagi Frisca menaklukkan hati Zefran dan membuat laki-laki itu lupa pada janji ibunya. Sejak malam itu Zefran tidak bisa lagi berpaling dari Frisca.

Saat kembali ke tanah air dengan gelar sarjananya. Zefran langsung mewarisi perusahaan keluarganya dan menjabat sebagai CEO. Tak berapa lama menduduki jabatan itu, Frisca datang bersama keluarganya dan memperkenalkan diri sebagai calon istri Zefran.

Ny. Mahlika --ibunda Zefran-- kaget mendengar maksud kedatangan Frisca dan keluarganya namun tidak bisa menentang mengingat hubungan Zefran dan Frisca yang telah melangkah terlalu jauh.

Ny. Mahlika juga tidak bisa menganggap remeh besarnya pengaruh keluarga Frisca di dunia bisnis. Membuat ibu single parent itu pasrah menerima Frisca sebagai menantunya. Frisca yang cantik, baik hati, pintar dan terpelajar begitu pandai mengambil hati ibunda Zefran hingga akhirnya Frisca di terima, disayang bahkan dibanggakan oleh Ny. Mahlika.

Zefran dan Frisca adalah pasangan yang sempurna, sangat sempurna dan membuat iri semua orang yang melihatnya. Namun, tidak bagi Ny. Mahlika apalagi untuk menyangkut satu hal, yaitu anak. Mengenai satu hal itu Ny. Mahlika sangat kecewa, setelah delapan tahun menikah Zefran dan Frisca masih belum dikaruniai anak.

Ny. Mahlika mulai merasa cemas dan menganggap bahwa semua ini adalah hukuman karena mereka yang telah ingkar janji. Ny. Mahlika juga menyalahkan Zefran karena tidak patuh pada perjanjian ibunya.

Setiap bulan di saat sarapan Ny. Mahlika akan bertanya pada menantu kesayangannya tentang kemungkinan munculnya tanda-tanda kehamilan. Namun, seperti biasa jawaban Frisca tetap sama.

"Belum Mom, masih negatif," ucap Frisca yang sudah sangat di mengerti oleh Ny. Mahlika bahwa kenyataannya Frisca masih belum juga hamil.

Itu juga yang membuat Zefran semakin tidak betah di rumah. Kesempatan bertemu ibunya saat sarapan selalu diwarnai dengan tatapan yang menyalahkannya. Ny. Mahlika mulai meminta Zefran untuk mempertimbangkan mengambil istri kedua.

"Aku tidak akan mengkhianati istriku," ucap Zefran pada ibunya saat berbicara di ruang kerjanya.

"Tapi Zefran, ini satu-satunya cara agar kamu memiliki keturunan," ucap Mahlika.

"Aku tidak peduli, lebih baik aku tidak memiliki anak daripada harus menikahi wanita lain," ucap Zefran.

Ny. Mahlika berdiri dari kursi mewah di ruangan itu dan duduk di depan meja kerja putranya. Zefran menutup laptop yang ada di hadapannya. Menunjukkan keseriusannya terhadap pembicaraan mereka.

"Kalau begitu untuk apa kalian bekerja, pergi pagi pulang malam, semua itu untuk apa? Kamu bekerja keras membesarkan perusahaan dan menumpuk kekayaan, semua itu untuk apa? Kepada siapa kamu mewariskan semua itu?" tanya Mahlika.

Zefran tercenung, apa yang diucapkan ibunya memang benar. Semua harta kekayaan keluarganya yang tak akan habis hingga tujuh turunan itu tidak jelas kepada siapa akan diwariskan. Zefran adalah putra satu-satunya keluarga Dimitrios sementara Frisca juga putri satu-satunya bagi keluarga Adams.

Sejak Zefran menjadi pewaris perusahaan besar itu yang dilakukannya hanyalah bekerja demi lebih membesarkan perusahaan yang telah menguasai sebagian besar dunia bisnis itu. Tanpa memikirkan sedikitpun apa tujuannya dan untuk siapa semua itu dilakukannya.

"Kami masih muda Mom, masih memiliki kesempatan yang panjang. Saat ini kami belum diberi kepercayaan mendapatkan keturunan bukan berarti kami tidak bisa mendapatkannya," ucap Zefran melunak.

"Itu juga yang dikatakan putra teman Mommy, masih muda, kesempatan panjang, hingga akhirnya terlambat, program bayi tabung pun tidak berhasil. Kini mereka pasrah tidak memiliki pewaris. Mommy tidak mau terlambat seperti teman Mommy," ucap Mahlika bersedih.

Segala upaya juga telah Zefran dan istrinya lakukan, program bayi tabung pun telah mereka coba. Namun selalu gagal, bayi itu gugur setelah seminggu bertahan di dalam kandungan istrinya.

Seminggu, hanya seminggu pencapaian terbaik mereka. Selebihnya gagal dengan berbagai alasan, kualitas dan kuantitas sel telur wanita yang kurang baik. Indung telur wanita yang tidak merespon obat dan gagal menghasilkan banyak sel telur.

Hingga abnormalitas kromosom menjadi alasan di balik keguguran dan kegagalan implantasi selama program bayi tabung mereka berlangsung. Zefran tidak bisa bicara lagi.

"Mommy akan membawakan calon istri untukmu. Jika tidak suka dengannya, Mommy akan carikan yang lain," ucap Mahlika berdiri hendak keluar dari ruang kerja anaknya.

Nyonya separuh baya yang masih terlihat cantik itu berhenti di depan pintu, menoleh pada putranya yang tertunduk.

"Tidak pernahkah terpikirkan olehmu cobaan ini adalah hukuman karena kita telah mengingkari janji?" tanya Mahlika masih tertegun di depan pintu.

"Kalau begitu semua ini bukan salahku, semuanya salah Mommy. Mommy yang berjanji dan Mommy juga yang mengingkari," ucap Zefran.

"Tapi sejak awal Mommy sudah tanamkan padamu bahwa kamu harus menikahi putri teman Mommy tapi kamu melupakannya begitu saja. Kamu juga ikut mengingkarinya. Tidak ada jalan lain, menikah lagi atau ceraikan Frisca," ucap tegas Mahlika kemudian berlalu di balik pintu.

Ucapan Ny. Mahlika jelas mengancam, menikah lagi atau bercerai dengan istrinya. Sejak itu Zefran tidak pernah pulang lebih cepat dari tengah malam, kesempatan untuk bertemu dengan ibunya cukup di pagi hari saat sarapan.

Malam ini Zefran kembali menikmati minuman sambil berbincang dengan ketiga fraternity-nya. Altop menggandeng cewek baru di sampingnya. Bermesraan di depan mata Zefran dan Valendino yang masih tidak mau mencari teman wanita.

Zefran tidak mau sedikit pun bermain api dengan resiko kehilangan istri yang dicintainya. Menolak semua wanita yang ditawarkan padanya karena baginya tidak ada satupun wanita yang bisa mengalahkan pesona istrinya.

"Hei, jangan sok kamu dasar perempuan miskin. Kamu itu cuma pelayan di sini," terdengar suara seorang wanita yang tak jauh dari meja Zefran dan kawan-kawan.

Tak cukup suara teriakan namun juga suara tamparan, Altop merasa tidak enak hati dengan kawan-kawannya. Segera laki-laki itu meminta Manager Night Club untuk mengurus keributan itu. Setelah terdengar aman barulah Altop meminta penjelasan.

"Apa yang terjadi?" tanya Altop pada Manager Night Club.

"Seorang tamu wanita mabuk tuan, dia tidak terima seorang pelayan menolak menemani teman prianya saat dia ke toilet," cerita sang Manager Night Club.

"Kenapa teman prianya harus ditemani?" tanya Ronald.

"Namanya juga lagi mabuk tuan, pemikirannya aneh. Dia ingin pelayan itu menunggui pacarnya agar pacarnya itu tidak menggoda wanita lain," jelas manager itu lagi sambil tersenyum.

"Lalu kalau ditunggui pelayan itu dia tidak akan menggoda cewek lain? Yang ada, pelayan itu yang akan digoda olehnya, ada-ada saja," ucap Ronald sambil tertawa.

Mereka semua tertawa mendengar analisa Ronald. Altop menyuruh manager itu kembali melanjutkan pekerjaannya. Mereka kembali menikmati malam, berbincang-bincang dan bercerita pengalaman seru sambil tertawa.

Seorang pelayan yang melintas tiba-tiba tersandung dan jatuh menimpa tubuh Zefran. Tepat di pelukan laki-laki itu, wajah mereka bahkan bersentuhan, Zefran kaget.

Seorang pelayan dengan dandanan menor menggunakan make up murahan lengkap dengan parfum yang bisa ditemukan di toko pinggir jalan.

"Wow, dejavu, kejadian pertama kali bertemu Frisca terulang lagi. Bisa jadi istri juga ini," ucap Ronald sambil tertawa

"Ma.., maaf tuan," ucap pelayan itu.

Mendengar ucapan Ronald, Zefran langsung mendorong tubuh pelayan itu hingga jatuh ke lantai. Zefran berdiri sambil menatap tajam mata pelayan itu. Dadanya turun naik menahan emosi. Altop, Ronald dan Valendino kaget dengan reaksi Zefran yang terlihat berlebihan.

Zefran menciumi jasnya lalu melepaskan jas itu dan melemparkannya pada pelayan yang masih terduduk di lantai itu.

"Aku tidak sudi parfum murahan menempel di pakaianku," ucap Zefran dengan tatapan yang tajam dan napas yang berat.

Perlahan pelayan itu memungut jas itu menepuk jas itu beberapa kali lalu mengulurkan jas itu sambil menunduk.

"Maaf tuan," ucap gadis pelayan itu.

Altop, Ronald dan Valendino terpana, gadis itu masih mengulurkan tangannya menyerahkan jas itu pada Zefran.

"Kamu tidak dengar? Aku tidak suka parfum murahanmu itu menempel di jas-ku, cium ini...!!!" ucap Zefran merebut jas itu lalu dengan kasar melempar kembali ke wajah gadis pelayan itu.

Gadis itu menangkap jas yang dilemparkan ke wajahnya, melipat jas itu dan kembali menyerahkannya. Melihat itu Zefran mengangkat tangannya hendak melayangkan tamparan. Gadis itu memejamkan matanya menanti saat-saat pipinya merasakan panas tapi tamparan itu tak kunjung datang.

"Sudahlah jangan berlebihan lagipula dia sudah meminta maaf," ucap Valendino sambil menahan tangan Zefran.

Gadis pelayan itu membuka matanya dan terpana, seorang laki-laki menahan tangan laki-laki yang ingin menamparnya.

"Lepas tanganku Valen," bentak Zefran.

Gadis itu menatap wajah Zefran dan Valendino bergantian. Valendino melepas tangan Zefran, Altop dan Ronald terpana melihat adegan di depan mata mereka.

"Altop, pecat pelayan ini atau aku keluar dari club ini," ancam Zefran.

"Kalau kamu pecat pelayan ini, aku yang keluar dari club ini," ucap Valendino.

Altop dan Ronald terperangah, Valendino dan Zefran saling menatap tajam.

...~  Bersambung  ~...

Terpopuler

Comments

GZone Reborn

GZone Reborn

izin minyak. semoga cocok

2024-10-07

0

Jarmini Wijayanti

Jarmini Wijayanti

nyimak dulu

2024-09-08

0

Alifah Azzahra💙💙

Alifah Azzahra💙💙

Mampir yah Thor 🥰

2024-02-29

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 ~ The Perfect Couple ~
2 BAB 2 ~ Janji Perjodohan ~
3 BAB 3 ~ Jadi Istri Kedua ~
4 BAB 4 ~ Malam Pertama ~
5 BAB 5 ~ Honeymoon ~
6 BAB 6 ~ Di Hotel ~
7 BAB 7 ~ Harapan ~
8 BAB 8 ~ Bunga Pelengkap ~
9 BAB 9 ~ Pernyataan ~
10 BAB 10 ~ Kembali ~
11 BAB 11 ~ Memulai Hari Baru ~
12 BAB 12 ~ Kembali Bekerja ~
13 BAB 13 ~ Menyesal ~
14 BAB 14 ~ S A K I T ~
15 BAB 15 ~ Harapan Bunga Pelengkap ~
16 BAB 16 ~ Pembalasan ~
17 BAB 17 ~ Penyerahan Diri ~
18 BAB 18 ~ Menolak ~
19 BAB 19 ~ The Proposal ~
20 BAB 20 ~ Menerima ~
21 BAB 21 ~ Menunggu ~
22 BAB 22 ~ Mengejar ~
23 BAB 23 ~ Menginginkan ~
24 BAB 24 ~ Terlanjur ~
25 BAB 25 ~ Sedih dan Bahagia ~
26 BAB 26 ~ Dia Milikku ~
27 BAB 27 ~ Jangan Menunggu ~
28 BAB 28 ~ Aku atau Dia ~
29 BAB 29 ~ Di Rumah Sakit ~
30 BAB 30 ~ Terulang Lagi ~
31 BAB 31 ~ Welcome Home ~
32 BAB 32 ~ Masa Lalu ~
33 BAB 33 ~ Membuktikan ~
34 BAB 34 ~ Birth of Day ~
35 BAB 35 ~ Menerima ~
36 BAB 36 ~ Meragukan ~
37 BAB 37 ~ Rencana ~
38 BAB 38 ~ Jangan Pergi ~
39 BAB 39 ~ Keputusan ~
40 BAB 40 ~ Kesempatan ~
41 BAB 41 ~ Z E N O' S ~
42 BAB 42 ~ Kembali Lagi ~
43 BAB 43 ~ Kemunculan ~
44 BAB 44 ~ Tak Rela ~
45 BAB 45 ~ Berharap Kembali ~
46 BAB 46 ~ Permintaan ~
47 BAB 47 ~ Saya Zeno ~
48 BAB 48 ~ J A N J I ~
49 BAB 49 ~ Terkuak ~
50 BAB 50 ~ Mengejutkan ~
51 BAB 51 ~ Vonis ~
52 BAB 52 ~ Curhat ~
53 BAB 53 ~ Berita ~
54 BAB 54 ~ Ingkar Janji ~
55 BAB 55 ~ Zeno adalah Zefano ~
56 BAB 56 ~ Mengakui ~
57 BAB 57 ~ Kembali Bersama ~
58 BAB 58 ~ Ingin Memiliki ~
59 BAB 59 ~ Berharap Dimaafkan ~
60 BAB 60 ~ Menolak ~
61 BAB 61 ~ Menjelaskan ~
62 BAB 62 ~ Di Ruang Rawat Inap ~
63 BAB 63 ~ Hilang ~
64 BAB 64 ~ Menunggu Kabar ~
65 BAB 65 ~ Pelarian ~
66 BAB 66 ~ Yang Kedua ~
67 BAB 67 ~ Saat Pelarian ~
68 BAB 68 ~ Sesaat Bahagia ~
69 BAB 69 ~ Mencari ~
70 BAB 70 ~ Menyusul Zefano ~
71 BAB 71 ~ Namanya Siapa? ~
72 BAB 72 ~ Memaafkan ~
73 BAB 73 ~ Seperti Semula ~
74 BAB 74 ~ Pesta Kelahiran ~
75 BAB 75 ~ Pesta dan Persahabatan ~
76 BAB 76 ~ Dirindukan ~
77 BAB 77 ~ Saling Memaafkan ~
78 BAB 78 ~ Direstui ~
79 BAB 79 ~ Kunjungan ke RS ~
80 BAB 80 ~ Dejavu yang Berbeda ~
81 BAB 81 ~ Bertanya ~
82 BAB 82 ~ Salah Paham~
83 BAB 83 ~ Menyendiri ~
84 BAB 84 ~ Pengertian ~
85 BAB 85 ~ Berbaikan ~
86 BAB 86 ~ Kesempatan ~
87 BAB 87 ~ Frisca's Prewedding ~
88 BAB 88 ~ Frisca's Wedding ~
89 BAB 89 ~ Di Pesta Frisca ~
90 BAB 90 ~ Resepsi Valen dan Shinta ~
91 BAB 91 ~ Surat yang Terselip ~
92 BAB 92 ~ Tamu dari Masa Lalu ~
93 BAB 93 ~ Cincin ~
94 BAB 94 ~ Di Villa Frisca ~
95 BAB 95 ~ The Proposals ~
96 BAB 96 ~ Kembali ke Rumah ~
97 BAB 97 ~ Di Paris ~
98 BAB 98 ~ Menyusul ~
99 BAB 99 ~ Kenapa Robert? ~
100 BAB 100 ~ Kembali dari Paris ~
101 BAB 101 ~ Menjenguk Dion ~
102 BAB 102 ~ Karena Masa Lalu ~
103 BAB 103 ~ Kembali Menyesal ~
104 BAB 104 ~ Menolak ~
105 BAB 105 ~ Masih Mencintai ~
106 BAB 106 ~ Dejavu ~
107 BAB 107 ~ Pulang ke Rumah ~
108 BAB 108 ~ Memaafkan ~
109 BAB 109 ~ Z love Z ~
110 BAB 110 ~ Menyadari ~
111 BAB 111 ~ Selesai ~
112 BAB 112 ~ Zifara's Show ~
113 BAB 113 ~ Dokter Cintaku ~
114 BAB 114 ~ Keluarga Kecilku ~
115 BAB 115 ~ Keluarga Sempurna ~
116 BAB 116 ~ Mundur ~
117 BAB 117 ~ Prasangka ~
118 BAB 118 ~ Ronald & Kayla's Wedding ~
119 BAB 119 ~ Soft Opening Rivaldo's Cafe ~
120 BAB 120 ~ Memilih ~
121 BAB 121 ~ Tak Sia-Sia ~
122 BAB 122 ~ Tidak Kenal ~
123 BAB 123 ~ Pengalaman ~
124 BAB 124 ~ Resepsi yang Tertunda ~
125 BAB 125 ~ Insiden di Resepsi ~
126 BAB 126 ~ Resepsi ~
127 BAB 127 ~ Di Taman ~
128 BAB 128 ~ Berjanji ~
129 BAB 129 ~ Awal Cinta ~
130 BAB 130 ~ Beralih ~
131 BAB 131 ~ Di Mall ~
132 BAB 132 ~ Menjelaskan ~
133 BAB 133 ~ Pertemuan ~
134 BAB 134 ~ Lembar Hidup Baru Lagi ~
135 BAB 135 ~ Berbagi ~
136 BAB 136 ~ Sahabat Baru ~
137 BAB 137 ~ Curiga ~
138 BAB 138 ~ Mempertahankan ~
139 BAB 139 ~ Jangan Lagi ~
140 BAB 140 ~ Tak Ingin yang Lain ~
141 BAB 141 ~ Tekad Masa Lalu ~
142 BAB 142 ~ Persaingan Masa Lalu ~
143 BAB 143 ~ Selalu Ingin ~
144 BAB 144 ~ Gerak Cepat ~
145 BAB 145 ~ Janji ~
146 BAB 146 ~ Janji yang Terlupakan ~
147 BAB 147 ~ Mundur ~
148 BAB 148 ~ Tetap Maju ~
149 BAB 149 ~ Rencana Bertemu ~
150 BAB 150 ~ Rahma & Patrick' s Wedding ~
151 BAB 151 ~ Yang Bisa Mengalihkan ~
152 BAB 152 ~ Cinta Menggebu ~
153 BAB 153 ~ Undangan ~
154 BAB 154 ~ Percaya ~
155 BAB 155 ~ Happy Ending ~
Episodes

Updated 155 Episodes

1
BAB 1 ~ The Perfect Couple ~
2
BAB 2 ~ Janji Perjodohan ~
3
BAB 3 ~ Jadi Istri Kedua ~
4
BAB 4 ~ Malam Pertama ~
5
BAB 5 ~ Honeymoon ~
6
BAB 6 ~ Di Hotel ~
7
BAB 7 ~ Harapan ~
8
BAB 8 ~ Bunga Pelengkap ~
9
BAB 9 ~ Pernyataan ~
10
BAB 10 ~ Kembali ~
11
BAB 11 ~ Memulai Hari Baru ~
12
BAB 12 ~ Kembali Bekerja ~
13
BAB 13 ~ Menyesal ~
14
BAB 14 ~ S A K I T ~
15
BAB 15 ~ Harapan Bunga Pelengkap ~
16
BAB 16 ~ Pembalasan ~
17
BAB 17 ~ Penyerahan Diri ~
18
BAB 18 ~ Menolak ~
19
BAB 19 ~ The Proposal ~
20
BAB 20 ~ Menerima ~
21
BAB 21 ~ Menunggu ~
22
BAB 22 ~ Mengejar ~
23
BAB 23 ~ Menginginkan ~
24
BAB 24 ~ Terlanjur ~
25
BAB 25 ~ Sedih dan Bahagia ~
26
BAB 26 ~ Dia Milikku ~
27
BAB 27 ~ Jangan Menunggu ~
28
BAB 28 ~ Aku atau Dia ~
29
BAB 29 ~ Di Rumah Sakit ~
30
BAB 30 ~ Terulang Lagi ~
31
BAB 31 ~ Welcome Home ~
32
BAB 32 ~ Masa Lalu ~
33
BAB 33 ~ Membuktikan ~
34
BAB 34 ~ Birth of Day ~
35
BAB 35 ~ Menerima ~
36
BAB 36 ~ Meragukan ~
37
BAB 37 ~ Rencana ~
38
BAB 38 ~ Jangan Pergi ~
39
BAB 39 ~ Keputusan ~
40
BAB 40 ~ Kesempatan ~
41
BAB 41 ~ Z E N O' S ~
42
BAB 42 ~ Kembali Lagi ~
43
BAB 43 ~ Kemunculan ~
44
BAB 44 ~ Tak Rela ~
45
BAB 45 ~ Berharap Kembali ~
46
BAB 46 ~ Permintaan ~
47
BAB 47 ~ Saya Zeno ~
48
BAB 48 ~ J A N J I ~
49
BAB 49 ~ Terkuak ~
50
BAB 50 ~ Mengejutkan ~
51
BAB 51 ~ Vonis ~
52
BAB 52 ~ Curhat ~
53
BAB 53 ~ Berita ~
54
BAB 54 ~ Ingkar Janji ~
55
BAB 55 ~ Zeno adalah Zefano ~
56
BAB 56 ~ Mengakui ~
57
BAB 57 ~ Kembali Bersama ~
58
BAB 58 ~ Ingin Memiliki ~
59
BAB 59 ~ Berharap Dimaafkan ~
60
BAB 60 ~ Menolak ~
61
BAB 61 ~ Menjelaskan ~
62
BAB 62 ~ Di Ruang Rawat Inap ~
63
BAB 63 ~ Hilang ~
64
BAB 64 ~ Menunggu Kabar ~
65
BAB 65 ~ Pelarian ~
66
BAB 66 ~ Yang Kedua ~
67
BAB 67 ~ Saat Pelarian ~
68
BAB 68 ~ Sesaat Bahagia ~
69
BAB 69 ~ Mencari ~
70
BAB 70 ~ Menyusul Zefano ~
71
BAB 71 ~ Namanya Siapa? ~
72
BAB 72 ~ Memaafkan ~
73
BAB 73 ~ Seperti Semula ~
74
BAB 74 ~ Pesta Kelahiran ~
75
BAB 75 ~ Pesta dan Persahabatan ~
76
BAB 76 ~ Dirindukan ~
77
BAB 77 ~ Saling Memaafkan ~
78
BAB 78 ~ Direstui ~
79
BAB 79 ~ Kunjungan ke RS ~
80
BAB 80 ~ Dejavu yang Berbeda ~
81
BAB 81 ~ Bertanya ~
82
BAB 82 ~ Salah Paham~
83
BAB 83 ~ Menyendiri ~
84
BAB 84 ~ Pengertian ~
85
BAB 85 ~ Berbaikan ~
86
BAB 86 ~ Kesempatan ~
87
BAB 87 ~ Frisca's Prewedding ~
88
BAB 88 ~ Frisca's Wedding ~
89
BAB 89 ~ Di Pesta Frisca ~
90
BAB 90 ~ Resepsi Valen dan Shinta ~
91
BAB 91 ~ Surat yang Terselip ~
92
BAB 92 ~ Tamu dari Masa Lalu ~
93
BAB 93 ~ Cincin ~
94
BAB 94 ~ Di Villa Frisca ~
95
BAB 95 ~ The Proposals ~
96
BAB 96 ~ Kembali ke Rumah ~
97
BAB 97 ~ Di Paris ~
98
BAB 98 ~ Menyusul ~
99
BAB 99 ~ Kenapa Robert? ~
100
BAB 100 ~ Kembali dari Paris ~
101
BAB 101 ~ Menjenguk Dion ~
102
BAB 102 ~ Karena Masa Lalu ~
103
BAB 103 ~ Kembali Menyesal ~
104
BAB 104 ~ Menolak ~
105
BAB 105 ~ Masih Mencintai ~
106
BAB 106 ~ Dejavu ~
107
BAB 107 ~ Pulang ke Rumah ~
108
BAB 108 ~ Memaafkan ~
109
BAB 109 ~ Z love Z ~
110
BAB 110 ~ Menyadari ~
111
BAB 111 ~ Selesai ~
112
BAB 112 ~ Zifara's Show ~
113
BAB 113 ~ Dokter Cintaku ~
114
BAB 114 ~ Keluarga Kecilku ~
115
BAB 115 ~ Keluarga Sempurna ~
116
BAB 116 ~ Mundur ~
117
BAB 117 ~ Prasangka ~
118
BAB 118 ~ Ronald & Kayla's Wedding ~
119
BAB 119 ~ Soft Opening Rivaldo's Cafe ~
120
BAB 120 ~ Memilih ~
121
BAB 121 ~ Tak Sia-Sia ~
122
BAB 122 ~ Tidak Kenal ~
123
BAB 123 ~ Pengalaman ~
124
BAB 124 ~ Resepsi yang Tertunda ~
125
BAB 125 ~ Insiden di Resepsi ~
126
BAB 126 ~ Resepsi ~
127
BAB 127 ~ Di Taman ~
128
BAB 128 ~ Berjanji ~
129
BAB 129 ~ Awal Cinta ~
130
BAB 130 ~ Beralih ~
131
BAB 131 ~ Di Mall ~
132
BAB 132 ~ Menjelaskan ~
133
BAB 133 ~ Pertemuan ~
134
BAB 134 ~ Lembar Hidup Baru Lagi ~
135
BAB 135 ~ Berbagi ~
136
BAB 136 ~ Sahabat Baru ~
137
BAB 137 ~ Curiga ~
138
BAB 138 ~ Mempertahankan ~
139
BAB 139 ~ Jangan Lagi ~
140
BAB 140 ~ Tak Ingin yang Lain ~
141
BAB 141 ~ Tekad Masa Lalu ~
142
BAB 142 ~ Persaingan Masa Lalu ~
143
BAB 143 ~ Selalu Ingin ~
144
BAB 144 ~ Gerak Cepat ~
145
BAB 145 ~ Janji ~
146
BAB 146 ~ Janji yang Terlupakan ~
147
BAB 147 ~ Mundur ~
148
BAB 148 ~ Tetap Maju ~
149
BAB 149 ~ Rencana Bertemu ~
150
BAB 150 ~ Rahma & Patrick' s Wedding ~
151
BAB 151 ~ Yang Bisa Mengalihkan ~
152
BAB 152 ~ Cinta Menggebu ~
153
BAB 153 ~ Undangan ~
154
BAB 154 ~ Percaya ~
155
BAB 155 ~ Happy Ending ~

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!