Akankah kehidupan pernikahan secara poligami bisa membawa kita ke sakinah mawadah warohmah, atau justru menjerumuskan kita ke dalam ketidakrelaan hati?
Jangan lupa follow aku yah,makasih.
Ig;Aininabila23
Akun wattpad;23ainifaizah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aini nabila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hari Pertama Kerja
Sedangkan Kevin dan keluarganya sudah sampai di rumahnya.
"Kapan yah Pa kita punya Cucu?" ujar mama Kevin.
"Ma kita lagi berduka atas kegugurannya Alisha, udah deh jangan di bahas dulu," ujar ayah Kevin.
Sedangkan Kevin, dia membawa Alisha untuk beristirahat di kamarnya karena terlihat dari wajah Alisha kalau dia kelelahan.
pada saat Kevin Ingin pergi, Alisha pun menahan tangan Kevin.
"Kenapa Sha?" ujar Kevin lembut.
"Apa mas Kevin akan menduakan Alisha, sama seperti mas Kevin menduakan mba Halwa?"ujar Alisha dengan satu tetes air matanya yang terjatuh.
"Hey, kamu ngomong apa sih, aku ngga akan ngulang kesalahan kedua, jadi jikalau aku pun dipaksa sama siapapun, aku nggak akan pernah mau poligami lagi," ujar Kevin tersenyum lembut.
Alisha pun menjadi sedikit lega dengan apa yang diucapkan Kevin.
"Lalu kapan surat cerai kamu dan mba Halwa selesai mas?" ujar Alisha.
Deg.
Kevin terdiam, dari lubuk hatinya yang paling dalam, kalau dia tidak ingin berpisah dengan Halwa, karena hanya Halwa lah wanita yang berhasil meluluhkan hatinya.
"Mas kenapa kamu diam?" ujar Alisha.
"Aku akan segera mengurusnya Sha," ujar Kevin.
Alisha pun langsung memeluk Kevin dengan erat, sedangkan Kevin di pikirannya hanyalah Halwa.
Esok pagi pun tiba.
Kevin terbangun dari tidurnya dan melihat Alisha memeluknya dengan erat
Aku pasti akan begitu bahagia kalau kamu yang memelukku seperti ini Halwa, tapi kenapa laki-laki itu yang kamu pilih, batin Kevin.
Kevin pun mengusap lembut kepala Alisha, dia berusaha membayangkan jika itu adalah Halwa untuk melepaskan kerinduannya.
Tak lama Alisha membuka matanya dan tersenyum karena Kevin mengusap lembut kepalanya.
Aku yakin mas, sebentar lagi aku pasti bisa ambil hati kamu dari mba Halwa, batin Alisha.
📿📿📿
Sedangkan di tempat lain.
Halwa tengah bersiap-siap untuk berangkat ke butik, dia tidak ingin dihari pertamanya bekerja dia terlambat.
Tok...Tok..Tok
(Anggap aja suara ketukan pintu)
"Siapa yah?, nggak mungkin Farel kan, kemarin kan Farel kelihatan kalau dia kecewa dengan kata-kata aku," ujar Halwa.
Halwa pun membuka pintunya dan terkejut dengan kedatangan Farel.
"Farel," ujar Halwa kaget dan Farel hanya tersenyum lembut ke arahnya.
"Kok kaget gitu sih?" ujar Farel.
"Bukannya kamu marah yah sama aku?" ujar Halwa.
Bagaimana bisa aku marah, apalagi membencimu Halwa, batin Farel.
"Siapa yang bilang?" ujar Farel.
"Nggak ada sih, tapi dari raut wajah kamu kemarin," ujar Halwa.
"Aku hanya kecewa Halwa, aku nggak mungkin marah sama kamu. Owh yah, aku juga minta maaf, kalau kehadiran aku hanya nambah masalah kamu," ujar Farel.
"Nggak Rel, kamu udah baik sama aku dan anak dalam kandunganku ini, aku cuman nggak mau kamu dapat masalah hanya karena aku," ujar Halwa.
Farel pun spontan memegang tangan Halwa, dia memegang tangan itu penuh dengan kelembutan.
"Aku bahagia bisa bantu kamu Wa," ujar Farel.
Tapi, aku pasti akan lebih bahagia kalau kamu jadi istri aku Wa, batin Farel.
"Rel aku udah telat nih, gimana kalau kita berangkat sekarang," ujar Halwa sambil melirik jam tangan yang ada di tangannya.
"Ehk, yaudah yuk." ujar Farel.
Farel dan Halwa pun sudah sampai di butik itu.
"Makasih yah Rel," ujar Halwa.
"Nanti aku jemput, tungguin aku, jangan pulang sendiri." ujar Farel.
"Iya Farel, kamu itu udah kayak bapak aku aja sih," ujar Halwa tersenyum, lalu keluar dari mobil Farel.
Tetaplah tersenyum Halwa, karena tangisanmu adalah bencana untukku, batin Farel.
**Jangan lupa di vote dan komen yah
Kritik dan sarannya selalu Author nantikan
Salam manis Author**