NOVEL PERTAMA YANG BELUM MENGENAL ILMU LITERASI. Harap maklum dan berkomentarlah yang positif. Masih tahap belajar sedikit demi sedikit.
Aku hanyalah lelaki yang hidup dari keluarga sederhana. Tak banyak yang bisa di harapkan dari ku. Sebuah tragedi mengharuskan aku merantau ke sebuah kota di pulau S.
Disanalah titik balik hidup ku bermula.
Disanalah aku bertemu dengan seseorang yang membuatku lebih berarti.
Walaupun aku hanyalah seorang supir, tapi dia mengubahku menjadi sosok menawan dan mencintai diri sendiri.
Ikuti kisahku, seorang MALIK JAYADI yang hanyalah seorang supir yang mampu menaklukkan kerasnya hidup..
harap bijak dalam memilih bacaan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Black_queen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25. Kecurigaan
Fatma yang sudah siap berangkat kerja
merasakan sesuatu yang aneh. Semenjak
kecelakaan itu, tingkah Toni terhadapnya
berubah. Toni seperti menghindari tatapan
matanya. Dan bertingkah seakan lebih peduli
daripada biasanya.
" Biasanya mas Toni rada cuek sama aku, tapi
akhir-akhir ini dia lebih perhatian, walaupun dia
selalu menghindari tatapanku, ada yang salah
dengan mas Toni. Apa dia menyembunyikan
sesuatu?", lirih Fatma yang sudah berada
didalam mobil.
Fatma memandangi sekeliling rumahnya, hari
ini seperti biasanya, mobil Toni tidak ada
dirumah.
" Orangnya ada, mobilnya gak ada, apa dibawa
kebengkel?", tanya fatma bergumam seorang
diri.
" Ah....udahlah, aku berangkat aja, bisa pusing
lama-lama mikirin keanehan mas Toni", sambil
melajukan kendaraannya keluar rumah.
Didalam rumah, Toni yang berada di kamarnya
hanya berbaring di tempat tidurnya yang
empuk.
Dia memegang ponselnya dan mengetik
beberapa pesan. Pesan yang dikirimnya
berbalas.
Isi pesan.
" Bro....nanti malam jangan lupa bawa
barangnya yang banyak, temen geng gue mau
nongkrong di tempat biasa, okey!", pesan
seseorang.
" Tapi, malam ini gue libur kesana bro, kalo
harganya mau naik dikit, gue bisa usahain deh",
tawar Toni.
" Tenang saja bro, kita-kita mah sudah sedia
duit buat nanti malam, lu kagak usah kuatir
dah, asalkan barang ada, duit juga nampol lu
dah", balas pesan tadi.
Toni tersenyum membaca isi pesan itu.
Malam ini tangkapannya bukan ikan teri lagi
tapi ikan hiu.
" Okey...okey, gue bawain lebih nanti malam ",
Toni mengakhiri pesan.
Toni tersenyum lebar sambil menyiapkan
beberapa bungkusan yang dia simpan di
dalam sepatu baru yang masih berkotak dan
tersusun rapi diatas lemari pakaiannya.
Dia mengambil 3 bungkusan plastik putih kecil
berisi serbuk dan pil putih kecil.
Dia memainkan barang itu sambil berkata.
" Malam ini harus laku nih, kalo barang sudah
habis, aku gak mau jualan ini lagi, lagian duit
tabunganku cukup buat beli tanah dan bangun
restoran di kampung ini".
Toni keluar dari kamar setelah menyiapkan
sepatu baru yang masih terbungkus rapi
dalam kotaknya.
Dia bersiul senang dan masuk kedalam kamar
mandi. Senyum menghiasi wajahnya.
...----------------...
Di bengkel, Andi yang mulai bosan hidup di
kampung ini sering melamun. Dia berpikir
bagaimana caranya agar bisa hidup di kota
kembali.
Bruagh....
" Woi...melamun aja kamu Di, liat tuh bannya
udah melar", Helmi memukul ringan badan
mobil sambil menunjuk ban mobil yang mulai
membesar.
" He...he...maaf mas, lagi ruwet", cengir Andi
membuang kembali angin yang lebih dari ban
mobil tadi.
" Kalo punya masalah itu cerita, entah sama
istrimu atau orang yang kamu percaya, jangan
di pendam sendiri. Lama-lama nanti meledak
kaya ban meletus", mas Helmi menasehati
Andi.
" Iya mas Hel, nyantai aja, gak ruwet banget
kok pikiranku, cuma sudah mulai bosan kerja
dikampung ini". Andi berucap.
" Semua orang memang pernah jenuh dengan
kegiatan sehari-harinya, rasa bosan pasti ada
Di, tapi ketika mereka melihat kembali anggota
keluarga yang lain, perlahan rasa jenuh itu
menghilang berganti semangat ingin
membahagiakan orang-orang tercinta", pesan
Helmi lagi.
" Makasih mas atas nasehatnya", Andi
mengangguk mengiyakan perkataan Helmi.
" Ya sudah, mas tinggal ke kamar mandi bentar,
jangan melamun lagi", Helmi menepuk pundak
Andi sambil berlalu meninggalkannya.
Andi hanya bisa menghela nafasnya. Dia juga
tak mau suatu saat harus bertemu dengan
mantan suami Rosyanti. Dia hanya malas
bertemu dengan orang yang sudah menyakiti
hati Rosyanti dulu.
Ya ...Andi hanya tau bahwa suami Rosyanti
dulu cuek dan tak perhatian kepadanya.
Makanya Rosyanti memilih Andi dan ikut
kekota bersamanya.
...----------------...
" Yangti....Nissa mau ganti baju Amara dulu ya",
sambil melangkah membawa boneka barunya
masuk kedalam kamar.
Nissa mengganti baju boneka Barbie yang
bernama Amara dengan baju baru yang belum
pernah di kenakan Amara.
" Anak itu, ganti baju boneka aja kudu masuk
kekamar dulu", Sumiyati tersenyum melihat
tingkah cucunya.
Nissa sudah keluar dengan membawa dua
buah boneka, Amara di tangan kanannya. Dan
Molly di tangan kirinya.
" Yangti...lihat deh, bagus gak?", sambil
menunjuk Amara yang sudah berganti baju.
" Bagus kok, tapi kenapa Amara ganti baju di
dalem kamar? disini kan bisa?", tanya Sumiyati.
" Malu dong Yangti, kalo ganti baju di luar",
jawab Nissa polos.
Sumiyati hanya mengangguk tanda setuju.
Setidaknya cucunya mendapat didikan rasa
malu sedari kecil. Dia bangga pada cucunya
itu.
Mereka berdua bermain kembali seperti biasa.
Sudah sebulan Sumiyati tidak mendapat
panggilan untuk mencuci baju tetangganya.
Jadi dia bisa menemani cucunya bermain
sepuasnya.
...----------------...
------Flashback.
Dua orang yang mengobrol diterminal beberapa
hari yang lalu menunggu seseorang di sebuah
warung makan dekat terminal.
" Itu dia orangnya", tunjuk pria rambut gondrong
pada seseorang yang baru masuk.
Teman disebelahnya pun menoleh kearah pintu
masuk.
" Akhirnya datang juga", senyumnya lebar.
Mereka berbincang merencanakan sesuatu.
Setelah dirasa kesepakatan sudah dicapai,
mereka sama-sama tersenyum puas sambil
melihat satu sama lain.
" Bro...elu kalo udah mesen trus janjian sama
Toni, kasih tau kita ya, saat itu juga gue
hubungin pak ici pake telpon umum",
sengirnya lebar.
" Beres, asal ada ini...semua ini bisnis bro",
sambil memilin tangannya pertanda minta
bayaran.
" Lu tenang aja, bos kita udah siapin barang
bagus buat lu, lu mau mentahan juga bisa ",
jawab pria berambut gondrong.
Mereka tertawa kegirangan bersama. Membuat
perhatian orang di dalam sana memperhatikan
kebisingan mereka.
" Rencana ini harus berhasil bro, kita harus
menguasai pasar disana, disana itu
menjanjikan buat kita", ucap pria botak.
Mereka berdua yang mendengarkan hanya
mengangguk tanda setuju.
Setelah puas berbincang, makanan yang
dipesan sudah datang. Tanpa segan mereka
menyantap makanan yang ada di depan
mereka. Berharap apa yang sudah mereka
rancang dan lakukan tidak sia-sia belaka.
----- Flashback off
...----------------...
Toni yang sudah menghubungi Cindy
kekasihnya, menyuruh perempuan itu
mengambil mobilnya dirumah Rudi.
Toni berjalan keluar rumahnya dan masuk
kedalam mobil yang sudah Cindy bawa
untuknya. Cindy menukar posisinya dengan
Toni. Toni yang sudah memberitahukan
pesanan tadi sungguh bersemangat.
" Mas yakin dia bisa dipercaya? kalo anggota
gengnya gak jadi nongkrong di bar gimana
dong?", tanya Cindy.
Perasaan Cindy sudah dua hari ini tak enak.
Pikirannya kemana-mana. Hatinya tak tenang.
Entah apa yang akan terjadi.
" Sebelum kita pergi ke bar biasa, gimana kalo
kita mampir dulu ke hotel beb?", Toni
mengedipkan matanya kearah Cindy.
" Kamu tuh mas, kebiasaan. Tapi boleh juga sih,
lagian kamu gak mabuk, aku gak suka kalo
tidur bareng, kamu itu bau alkohol", senyum
Cindy sumringah.
" Kita muter-muter dulu ya beb, makan dulu,
agak malam dikit baru deh lanjut cao kehotel",
usul Toni sambil mengelus pipi Cindy.
Mereka berdua berciuman di dalam mobil,
saling menempelkan bibir dan mengakhirinya
dengan nafas yang terengah-engah.
Mobil sudah melaju di tengah jalan. Malam
panjang akan menjadi saksi dosa mereka
berdua.
SUNGGUH TRAGIS NSIB RUMAH TANGGA IPAH. DISELINGKUHI SUAMINYA DN DITELANTARKN.