NovelToon NovelToon
Suamiku, Kekasihmu

Suamiku, Kekasihmu

Status: tamat
Genre:Romantis / Badboy / Tamat
Popularitas:7.7M
Nilai: 4.9
Nama Author: shanayra

Kisah yang menceritakan tentang keteguhan hati seorang gadis sederhana, yang bernama Hanindya ningrum (24 tahun) dalam menghadapi kemelut rumah tangga, yang dibinanya bersama sang suami Albert kenan Alfarizi (31 tahun)
Mereka pasangan. Akan tetapi, selalu bersikap seperti orang asing.
Bahkan, pria itu tak segan bermesraan dengan kekasihnya di hadapan sang istri.

Karena, bagi Albert Kenan Alfarizi, pernikahan mereka hanyalah sebuah skenario yang ditulisnya. Namun, tidak bagi Hanin.

Gadis manis itu, selalu ikhlas menjalani perannya sebagai istri. Dan selalu ridho dengan nasib yang dituliskan tuhan untuknya.

Apa yang terjadi dengan rumah tangga mereka?
Dan bagaimana caranya Hanin bisa bertahan dengan sikap dingin dan tak berperasaan suaminya?

***
Di sini juga ada Season lanjutan ya say. Lebih tepatnya ada 3 kisah rumah tangga yang akan aku ceritakan. Dan, cerita ini saling berkaitan.

Selamat menikmati!

Mohon vote, like, dan komennya ya. Makasih.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shanayra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 26

"Hanin, ingat malam ini kita akan mulai menjalankan kesepakatan kita. Persiapkanlah dirimu, dan jadilah istriku seutuhnya." Ucapan Kenan tadi siang masih terngiang jelas di telinga Hanin.

"Nona, kenapa anda melamun?" Suara pelayan yang bernama Ita membuyarkan lamunannya.

"Eh, bibik. Saya hanya sedang memikirkan bagaimana keadaan cafe saya di kota J. Soalnya, sejak saya ke sini, saya sama sekali belum pernah mendapat kabar tentang keadaan disana." Hanin memberi alasan.

"Oh jadi nona punya cafe?" Ita kembali bertanya.

Hanin tersenyum. "Alhamdulillah, punya bik. Meskipun kecil. Tapi, saya sangat bersyukur atas rezeki yang diberikan oleh Allah lewat cafe itu."

Hanin dan Ita makin asik mengobrol. Sifat Hanin yang hangat, membuatnya sangat mudah akrab dengan siapapun. Karena memang, itulah salah satu kelebihan yang dimiliki oleh gadis itu. Dan hal itu juga yang membuat dirinya tidak pernah canggung untuk pergi kemanapun.

Waktu berlalu, penunjuk jam sudah mengarah ke angka 11. Karena, merasa sudah cukup dengan obrolannya. Akhirnya gadis itu beranjak dari ruang tengah.

Dia segera melangkah menaiki anak tangga menuju lantai atas. Dadanya kian berdebar kencang. Gadis itu juga sangat gugup membayangkan situasi yang akan dilewatinya bersama Kenan malam ini. Pria itu bahkan, sudah menunggu di dalam kamar. Hanin tadi sengaja mengulur waktu dengan mengobrol hal yang tak penting dengan para pelayan. Sambil berharap suaminya akan tertidur karena menunggunya.

Hanin berdiri di depan pintu kamar. Menarik nafas dari hidung, dan mengeluarkannya dari mulut. Terapi untuk menguasai kegugupannya. Tangan wanita itu mulai menarik perlahan gagang pintu. Mengintip kedalam. Dan, terlihatlah Kenan sudah berbaring diranjang besar itu. "Huh.. Muda-mudahan dia sudah tertidur." Gadis itu bergumam.

Hanin melangkah perlahan, masuk kekamar mandi, bersih-bersih. Kemudian mengganti bajunya dengan piyama serba panjang. Lalu, mulai merebahkan tubuhnya di samping Kenan. Dia melihat mata pria itu masih terleleap. Hanin memiringkan tubuhnya membelakangi suaminya.

"Kenapa kau membelakangi suamimu?" Kenan sudah menempelkan tubuhnya ke Hanin. Membuat gadis itu tersentak kaget. Hampir saja dia berteriak

Hanin mencoba mengurai pelukan Kenan pada pinggangnya. Dia merasa agak ngilu, karena tubuh Kenan benar-benar menempel sempurna di belakangnya. Gadis itu bahkan dapat merasakan ada sesuatu yang mengganjal di bawah sana.

"Mas, tolong jangan seperti ini!" Ucapnya lirih.

Kenan tak perduli. Dia mulai menciumi tengkuk gadis itu. Menghirup aroma tubuhnya dalam. "Seperti apa maksudmu? Kenapa kau lama sekali di bawah? Apa kau sengaja menghindariku?" Kenan masih melanjutkan kecupan di leher belakang Hanin.

Hanin memejamkan matanya. Dia mulai merasa ada reaksi aneh pada tubuhnya.

"Tidak mas, kenapa aku harus menghindar. Tadi aku hanya keasikan mengobrol bersama para pelayan di bawah." Hanin makin merasa tidak nyaman saat Kenan mulai membalikkan tubuhnya, lalu mengunci dengan tubuh dan tangannya.

"Apa kau takut?" Kenan memandang Hanin dalam. Kemudian, fokusnya terhenti di bibir merah gadis itu.

Wajah Hanin sudah terlihat memerah. Malu dan gugup menjadi satu. "Mas, lepaskan aku." Hanin memalingkan wajahnya kekiri, tepat saat bibir Kenan hampir mendarat di bibirnya.

"Syut... Diamlah. Aku tau ini yang pertama untukmu. Aku janji, aku akan berusaha untuk tidak menyakitimu." Kenan meluruskan wajah gadis itu.

Dia mulai mengecup pelan bibir sang istri, lembut dan sangat sabar. Menikmati setiap momen.

Hanin hanya terdiam, dia membiarkan Kenan menguasai bibirnya. Namun, ciuman yang tadinya lembut, sesaat sudah berubah menjadi sebuah tuntutan. Nafas pria itu mulai memburu. Tubuhnya memanas. Bertanda nafsunya sudah sampai ke ubun-ubun.

Hanin meremas sprei. Dia tak bereaksi sama sekali. Namun ketika tangan Kenan sudah mulai meremas sesuatu yang menggunung. Tiba-tiba bayangan Kenan saat bermesraan dengan Nesya mulai terlintas di benaknya.

Reflek Hanin mendorong tubuh Kenan kuat. Membuat pria itu terhempas ke sampingnya. Dengan sigap, Hanin berdiri. Memakaikan kembali kancing bajunya yang tanpa sadar sudah berhasil dilepas oleh suaminya. "Maaf." Hanya itu kata yang keluar dari mulut Hanin.

Terlihat matanya memerah, dan menganak sungai. Kemudian dia berlari menuju kamar mandi.

Kenan terheran, kenapa Hanin bereaksi seperti tadi. Dia mencoba menenangkan pikirannya. Menekann hawa nafsunya yang sudah memuncak.

"Hanin.. kamu kenapa? Buka pintunya! Jangan membuatku khawatir." Kenan terus mengetuk pintu kamar mandi. Dia makin khawatir, karena sudah hampir setengah jam wanita itu berdiam di dalam sana, tanpa bersuara.

Hanin masih terdiam di depan cermin, sambil terus memandangi wajahnya. Menyesali diri, karena tak mempunyai keikhlasan dalam hal menerima suaminya. Bayangan Nesya saat berciuman dengan Kenan, membuat dirinya jijik menerima sentuhan pria itu.

Di luar pintu, Kenan masih saja mengetuk, "Kalau kau tidak membuka pintu ini. Maka, aku akan mendobraknya." Kenan mulai tidak sabar, dia takut terjadi seauatu yang buruk pada sang istri.

Hanin membuka pintu, dia melihat kekhawatiran di wajah sang suami. "Aku tidak apa-apa mas. Maaf, sudah membuatmu khawatir." Dia berjalan menuju ke ranjang.

Yang juga diikuti oleh Kenan.

Hanin duduk disana. "Mas, maaf aku belum siap untuk melakukan ini." Hanin tertunduk.

"Aku tau, tidak akan mudah untukmu menerimaku Hanin. Tapi, yang harus kau tau adalah, aku tidak hanya menginginkanmu sebagai penghangat malamku. Tapi, aku ingin menjadikanmu, sebagai tempat untuk berbagi. Baik dalam suka, maupun saat berduka." Kenan mendekat, menarik Hanin kepelukannya.

"Aku akan menunggu keikhlasanmu untuk menerimaku. Maaf, karena aku terlalu terburu-buru." Kenan mengecup kening istrinya dengan penuh kehangatan.

Hanin membalas pelukan sang suami, menumpahkan segenap ke gundahan yang dirasakannya.

Kenan mengurai pelukan mereka, saat merasa Hanin sudah mulai tenang. "Tidurlah, aku akan tidur di kamar lain." Kenan mengecup kembali kening istrinya itu.

Hanin menahan tangan Kenan yang mulai berjalan menjauhi dirinya. "Tidurlah disini mas. Aku tidak apa-apa"

Kenan tersenyum. "Hanin, malam ini aku tidak bisa tetap berada di dekatmu. Kami para lelaki, akan menjadi sangat buas saat sedang bernafsu. Jadi, aku akan menenangkan diriku dulu." Pria itu tersenyum, membelai rambut istrinya lembut. Lalu, melanjutkan kembali langkahnya yang tadi sempat terhenti. "Tidurlah" Dia melirik sebelum menutup pintu

Hanin masih terdiam disana. "Maafkan aku mas." Gadis itu berucap lirih.

"Baiklah, besok aku akan menjemputmu di bandara. Setelahnya kita akan meluncur ketempat pria itu menyembunyikan istri tercintanya." Nesya memutus sambungan telfonnya. Dia terlihat tersenyum puas.

"Hanin.. penderitaanmu yang sesungguhnya, akan segera dimulai. Hahhaha... selamat menikmatinya sahabatku tersayang." Nesya tertawa misteri.

Entah apa yang sedang direncanaka oleh wanita itu.

TBC

Selamat membaca, mohon bantu like, vote, jadikan favorit dan silahkan tinggalkan kesan dan pesannya di kolam komentar.

MAKASIH....

1
Lita Pujiastuti
tdk perlu hot², Thor. yg ptg ceritanya bs jadi pembelajran utk kita ..😁
Lita Pujiastuti
ceritanya bagus, lanjut
Lita Pujiastuti
Semoga Kenan segera tahu kelakuan Nesya...dan putus
Lita Pujiastuti
sepertinya Nesya akan memperalat Afril utk mencari tahu ttg Hanin
Lita Pujiastuti
padahal gampang sj menundukkan harti Hanjn. putusin Nesya...pasti Hanin mau mendamongimu selamanya, Kenan. Toh Nesya bukan perempuan yg baik, dan sepertinya jg tdk bnr² cinta sama kamu. Hanya ingin mengalahkan Hanin sj...
Lita Pujiastuti
Kenan harusnya cari tahu jg ttg Nesya...biar tahu aslinya Nesya. jd putusin Nesya, lanjutkan hidup dg Hanin itu yg dimaksud kepastian oleh Hanin. Bukan mau 22 nya....dasar gk peka.
Lita Pujiastuti
Nesya tryt bukan sahabat yg baik. Hatinya bagai api dlm sekam...
Lita Pujiastuti
Keael banget sama Kenan ..harus tegas. Pilih Nesya atau Hanin ....jgn bersikap manis pd Nesya pdhl hati sdh goyah. Kasiham Nesya jg yg sdh nunggu selama 2 th. jg. kaaih harapan kalau gk ingin lanjut....
Lita Pujiastuti
Tolong Rryl...getok kepala bosmu itu ...biar sadar dan bs ambil keputusan dg tepat...
Lita Pujiastuti
Rumit amat kau ini Kenan...
Lita Pujiastuti
2 manusia ini....hiihh.... menyebalkan..m
Lita Pujiastuti
Sepertinya Berryl sdh curiga kalau tuannya mulai jatuh cinta pada istrinya...😁
Lita Pujiastuti
Hanin, jgn maafkan Kenan jika dia minta maaf dan blg cinta ya .,ogah ..
Lita Pujiastuti
Sadar dong Ken, kamu sendiri yg selalu berucap pedas. Baru lihat foto aja udh marah. Lah Hanin ...sering lihat kamu bernesraan dg Nesya, Siapa yg lebih sakit ...dasar tak tahu diri, menangnya sendiri😠
Lita Pujiastuti
Kenapa aq jd sebel sm Hanin .knp gk dibales cuek jg. ..biar Kenan tahu rasanya dicuekin tuh gmn ..
Lita Pujiastuti
Duuuuhh ...Hanin, kamu udh dicuekin...masih jg khawatir keadaannya..
Lita Pujiastuti
tinggalkan Kenan, tp jgn balik lg sm Sakala jg. Cari laki² lain ..lupakan semua pria di masa lalu
Lita Pujiastuti
Haniiinn...sudah dibilang jgn ngarep sm Kenan....sakit hati sendiri kannn...? bandel banget siihh ..
Lita Pujiastuti
Hanin...abaikan rasamu utk Kenan, lupakan dan anggap dia bukan siapa²mu. Berusahalah menepis semua rasamu itu. Agar hatimu tak terlalu sakit
Lita Pujiastuti
Hanin, lebih baik kamu yg bicara dg oma baik². Setelah itu kamu tinggalkan Kenan dan gugat cerai
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!