Alluna seorang gadis yang ceria, bertubuh kecil imut, memasuki sekolah SMU-nya, tanpa di sadarinya dia menjadi sorotan seluruh sekolah akibat dirinya telah di tolong dengan posisi di peluk oleh KETOS yang sangat populer bahkan di idamkan oleh seluruh wanita di sekolah itu.
KETOS yang dingin dan sulit tersentuh itu, tidak pernah berdekatan dengan seorang wanita, bahkan sampai ada yang menggosipkan jika pria ganteng itu adalah seorang Gay.
Bagaimana tidak ... KETOS yang bernama Alaska itu masih mencintai sahabat kecilnya, dan dalam pikirannya selalu terisi oleh sahabatnya itu yang bernama Alluna.
Namun sayang ... Alluna hilang ingatan di kala Alluna telah pergi dari kota yang sama dengan sahabatnya Alaska.
siapa sangka saat kembalinya Alluna ke kota itu, dua orang tuanya yang telah bertemu kembali yang lama telah bersahabat itu. Membuat keputusan tanpa sepengetahuan anaknya yaitu menjodohkan Alluna dan Alaska secara diam-diam.
Bagaimana kisah cintanya? yu saksikan ceitanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dira.aza07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
Alluna telah tiba di sekolah di mana gerbang telah di tutup rapat para murid pun telah memasuki kelasnya masing-masing.
Gerbang itu di buka, Alluna berlari menelusuri lorong sekolah, dan di ikuti oleh Alaska di belakangnya dengan menyimpan motor di parkiran itu.
Namun siapa sangka, Alluna yang sedang berlari tergesa-gesa itu di panggil oleh seseorang.
"Kamu murid baru kan?" tanya seorang guru.
Alluna pun menganggukkan wajahnya, tak lama guru itu melirik ke arah belakang di mana Alaska pun sedang berjalan cepat menuju kelasnya.
"Dan Kamu ..., sini!" teriak sang guru memanggil Alaska.
Alaska pun berjalan menghampiri guru itu dan Alluna berada tepat di hadapannya.
"Kamu itu seorang Ketua Osis kenapa bisa terlambat?, harusnya jadi contoh buat yang lain? ada apa dengan kamu Alaska?" cecar guru itu yang tak lain seorang guru BK.
"Maaf," ujar Alaska menundukkan wajahnya.
Alluna menatap Alaska, dalam benaknya penuh dengan pertanyaan menghinggapi.
"Apa yang membuatmu terlambat Alaska?" tanya guru itu.
"Maaf Bu, ban motor saya kempes," kilah Alaska.
Membuat sang guru mengerutkan dahinya penuh tanda tanya memastikan kebenarannya.
"Sedangkan kamu kenapa?" sang guru bertanya kepada Alluna.
"Tadi saya ada sedikit masalah di jalan Bu," jawab Alluna jujur. Namun itu tidak memberikan jawaban yang jelas dan bahkan sedikit meragukan.
"Sudahlah ... Kalian ikut saya!" seru guru itu dengan tegas, dan di ikuti oleh Alaska dan Alluna di belakangnya.
"Diam dan hormati bendera itu, biar kalian jadi contoh untuk yang lain, dan jangan ada yang bergerak sampai selesai jam pelajaran usai!" seru guru itu tegas.
Alaska dan Alluna pun mengikuti perintah guru tersebut dan mulai menatap bendera di atas sana yang sedang menjulang tinggi, dengan tangan menghormat, mereka merasa kepanasan dan silau oleh sinar matahari yang menyinari membuat kening mereka mengerut.
"Lun ...," panggil Alaska tanpa melirik Alluna.
"Hem," jawab Alluna hanya suara deheman.
"Kenapa tidak mau ikut motorku? apa aku melakukan kesalahan kepadamu?" tanya Alaska.
"Tidak ada ka," kilah Alluna berbohong.
"Lalu kenapa Kaka terlambat?" tanya Alluna yang sedari tadi ingin bertanya.
"Aku mengikutimu Alluna, aku khawatir denganmu," jawab Alaska dan itu membuat Alluna terhenyak kaget, membuat tubuhnya kaku seketika.
"Mengapa harus mengkhawatirkan aku?" tanya Alluna heran.
"Karena kamu bersikap tidak biasanya, seakan ada sesuatu yang membuatmu begitu tergesa-gesa," jujur Alaska.
Deg ...
Jantung Alluna terhenyak kaget mendengar tuturan Alaska, kenapa dia bisa tahu. batin Alluna.
"Cerita padaku kenapa?" tanya Alaska ingin kepastian yang sedari tadi mengusik pikirannya.
"Tidak ada apa-apa Ka, aku hanya tidak ingin selalu merepotkan kamu ka," jawab Alluna jujur, karena itu pula yang ada di hatinya, meski tadi lebih karena takut ada seseorang yang melihat kedekatan mereka.
"Baiklah aku mempercayaimu, tapi aku harap kamu bisa cerita apapun jika ada yang mengganggumu," ujar Alaska, dan kembali membuat Alluna terhenyak kaget.
Kenapa Alaska bisa tahu? apakah dia melihat kejadian tadi?. Batin Alluna heran.
Dan kejadian mereka di hukum menjadi bahan gosip dan pemandangan bagi sebagian murid yang keluar dari kelasnya sekedar izin ke toilet.
"Apa kamu masih kuat?, jika tidak aku akan meminta izin untukmu kepada Pak Dadang," ujar Alaska.
"Tidak usah ka, terimakasih," tolak Alluna padahal dirinya mulai merasakan pusing menghinggapi kepalanya.
Bersambung...