NovelToon NovelToon
Whispers Of A Broken Heart

Whispers Of A Broken Heart

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta setelah menikah / Pengantin Pengganti / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:711
Nilai: 5
Nama Author: my name si phoo

Kisah dewasa (mohon berhati-hati dalam membaca)

Rianti bekerja di perusahaan milik Bramantya, mantan suami adiknya. Menjelang pernikahannya dengan Prabu, ia mengalami tragedi ketika Bramantya yang mabuk dan memperkosanya. Saat Rianti terluka dan hendak melanjutkan hidup, ia justru dikhianati Prabu yang menikah dengan mantan kekasihnya. Di tengah kehancuran itu, Bramantya muncul dan menikahi Rianti, membuat sang adik marah besar. Pernikahan penuh luka dan rahasia pun tak terhindarkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon my name si phoo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7

Setelah pertengkaran mereka tadi siang, Bramantya dan Rianti saling diam.

Jam menunjukkan pukul enam sore dan mereka segera bersiap-siap untuk menuju ke rumah Mama Dewi.

Bramantya telah menyiapkan gaun pesta untuk Rianti.

Rianti yang baru selesai dari kamar mandi, melihat suaminya yang memberikan gaun itu.

"Pakai ini dan jangan bikin aku malu di acara nanti." ucap Bramantya.

Rianti hanya bisa menghela nafas panjang dan ia segera memakai pakaiannya di depan suaminya.

Setelah selesai memakai dan berdandan. Bramantya menggenggam tangan istrinya.

Ia segera melajukan mobilnya menuju ke rumah Mama Dewi.

Rianti yang malas mengobrol langsung mengambil headset bluetooth dan mendengarkan lagu kesukaannya.

Bramantya yang melihatnya hanya diam dan fokus menyetir.

Sesampainya di rumah Mama Dewi, lampu-lampu kristal berkilau menerangi halaman.

Para tamu sudah ramai berdatangan, suara musik lembut berpadu dengan tawa dan obrolan hangat.

Bramantya menggenggam tangan Rianti erat-erat saat mereka turun dari mobil, seolah ingin menunjukkan pada semua orang bahwa ia bahagia.

Wajahnya dihiasi senyum tipis yang penuh percaya diri.

“Selamat datang, Bram dan Rianti!” sambut Tante Mira.

“Selamat menempuh hidup baru!” sahut Om Endrat.

Rianti menunduk pelan, menyembunyikan perih di balik senyum palsunya.

“Terima kasih. Saya bahagia sekali malam ini, karena akhirnya bisa membawa Rianti menjadi bagian dari keluarga besar kita.”

Para tamu bertepuk tangan meriah dan semua mata tertuju pada mereka.

Dari kejauhan, Prabu ikut menatap dengan wajah Rianti yang sudah datang.

Musik berubah menjadi irama dansa yang elegan dan semua tamu mulai memenuhi lantai dansa.

Prabu melangkah mendekat, matanya tak lepas dari Rianti.

“Bolehkah aku berdansa denganmu, Ri?”

Rianti terperanjat, menoleh ke arah Tryas yang berdiri di dekat mereka. Tatapan penuh dilema terlihat di wajahnya.

“Tryas, bolehkah aku?” tanya Rianti

Tryas menatap suaminya, lalu menatap Rianti. Setelah beberapa detik yang mencekam, ia mengangguk pelan.

“Pergilah, Kak. Aku percaya sama kamu.”

Rianti menghela napas panjang, lalu menerima uluran tangan Prabu.

Di sudut ruangan, Bramantya mengepalkan tangannya begitu erat hingga buku-bukunya memutih.

Senyum tipis di wajahnya menghilang, digantikan sorot mata tajam penuh bara.

Rianti dan Prabu melangkah ke lantai dansa. Musik mengalun lembut, tubuh mereka bergerak perlahan mengikuti irama.

“Ri, aku minta maaf. Aku jahat padamu. Aku pengecut karena ninggalinmu di altar hari itu.”

Rianti menahan tangisnya saat mendengar perkataan dari Prabu

“Mas kenapa? Kenapa kamu tega meninggalkan aku? Aku menunggumu, tetapi kamu malah memilih orang lain.”

Prabu menatap matanya dalam-dalam, wajahnya penuh sesal.

“Aku menyesal, Ri. Aku salah besar. Tapi perasaanku masih untukmu.”

Rianti menundukkan kepalanya dengan air matanya yang hampir jatuh.

Tubuhnya bergetar, tapi ia tetap mengikuti gerakan dansa, takut kalau Bramantya melihat kelemahannya.

Di seberang ruangan, Bramantya berdiri melihat mereka berdua

Rahangnya mengeras, matanya merah menahan amarah.

Gelas sampanye di tangannya bergetar, hampir pecah karena genggamannya terlalu kuat.

Bramantya yang sudah tidak sabar langsung menghampiri mereka berdua.

Ia menarik pinggang istrinya yang masih berdansa dengan Prabu.

"Apakah istriku mulai nyaman dengan lelaki lain?" tanya Bramantya.

Rianti meminta suaminya untuk tidak berbicara seperti itu.

Bramantya yang masih kesal kembali mengajak istrinya berdansa.

Linda tersenyum sinis dan ia menghampiri mereka berdua.

"Apakah kamu mau berdansa denganku, Bram? Hitung-hitung sebagai reuni pernikahan kita." ucap Linda.

Bramantya tidak menghiraukan perkataan dari Linda dan langsung mengajak Rianti kembali duduk.

Rianti duduk di samping Bramantya, tangannya masih berada dalam genggaman sang suami.

Namun kali ini, genggaman itu terasa seperti borgol tak kasat mata.

Bramantya memaksakan senyum ke arah para tamu yang memperhatikan mereka dari kejauhan, tapi matanya tak pernah lepas dari Prabu.

Tryas menghampiri suaminya yang sedang melirik ke arah Rianti.

"Mas, kamu kenapa melirik Rianti terus? Mas Prabu suka sama Rianti?" tanya Tryas.

Prabu terdiam sejenak saat mendengar pertanyaan dari istrinya.

Sementara itu

Rianti melirik tangan mereka yang masih saling terkait. Jari-jari Bramantya menggenggam terlalu erat, seolah menancapkan klaim di kulitnya.

“Mas… lepasin sebentar. Aku mau ke kamar mandi,” ucap Rianti lirih, mencoba terdengar tenang.

Bramantya menoleh perlahan, senyumannya masih terpampang demi menjaga citra di depan tamu. Namun suaranya dingin saat menjawab,

“Aku antar!"

Rianti meminta suaminya untuk tetap disini karena tidak enak dengan para tamu.

“Tidak usah, Mas. Aku bisa sendiri,” ujarnya mencoba bersikap netral.

Namun Bramantya berdiri, menarik tangannya agar ikut bangkit.

“Aku bilang aku antar.”

Rianti bangkit dari duduknya dan segera ke kamar mandi.

Ia sudah tidak tahu bagaimana lagi dengan suaminya yang selalu mengekangnya.

Sesampainya di kamar mandi, Rianti meminta suaminya untuk menunggunya di depan.

"Jangan lama-lama,"

Bramantya berdiri menunggu di depan ruang kamar mandi.

Disaat yang bersamaan tiba-tiba Prabu datang menghampiri Bramantya.

"Mau apa lagi, kamu?" tanya Bramantya.

"Aku ingin bicara dengan Rianti." jawab Prabu.

Bramantya tersenyum sinis saat mendengar jawaban dari Prabu.

Brugh!

Suara pukulan yang dilayangkan oleh Bramantya ke wajah Prabu.

Rianti mendengar suara keributan Langs membuka pintu kamar mandi.

"Bram! Hentikan!"

Bramantya masih saja menghajar Prabu dan tidak memperdulikan Rianti.

BRAMANTYA!”

Suara lantang Mama Dewi menggema dari ujung lorong.

Semua tamu yang tadinya sibuk mengobrol kini menoleh ke arah sumber suara. Musik perlahan berhenti. Beberapa pelayan menutup mulut mereka, takut tapi ingin tahu.

Mama Dewi berjalan cepat mendekat dengan wajah tegang. Gaun elegannya berkibar mengikuti langkahnya.

“Apa-apaan ini?! Ini rumahku! Bukan arena tinju!”

Bramantya spontan menghentikan pukulannya. Napasnya memburu, tangan masih mengepal penuh amarah.

Prabu terduduk di lantai dengan darah menetes dari sudut bibirnya.

Mama Dewi berdiri di antara mereka, menatap tajam Bramantya.

“Kau pikir kau bisa melakukan apa saja hanya karena kau kaya? Tidak di rumahku!”

Rianti berdiri di belakang Mama Dewi, wajahnya pucat, matanya memerah menahan tangis.

Mama Nita yang baru datang karena keributan langsung ikut bersuara dengan nada sinis.

“Aku sudah bilang, perempuan kelas bawah memang cuma bawa sial. Lihat, baru sebentar saja sudah bikin heboh!”

Mama Dewi yang mendengarnya langsung berjalan ke arah Mama Nita.

"Maksud anda apa? Anak saya bukan dari kelas bawah! Anda saja yang tidak bisa mendidik Bramantya!"

Mama Nita mengangkat tangannya dan akan menampar pipi Mama Dewi

Dengan cepat Bersama menahannya dan meminta mereka untuk pergi.

Mama Nita tidak terima dan langsung mengajak suaminya pulang.

Sementara itu Tryas memapah tubuh suaminya yang berdarah.

Rianti menatap wajah suaminya dengan wajah kebencian.

"Ma, aku pamit dulu." ucap Rianti yang langsung menggenggam tangan suaminya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!