NovelToon NovelToon
Dicintai Penguasa Posesif

Dicintai Penguasa Posesif

Status: sedang berlangsung
Genre:Kriminal dan Bidadari / Penyesalan Suami / CEO / Mafia / Nikah Kontrak / Konflik etika
Popularitas:28.5k
Nilai: 5
Nama Author: Aida

Naora, seorang wanita yang dijadikan taruhan oleh suaminya yang sering menyiksanya selama dua tahun pernikahan. Ia dengan tega menyerahkan Naora pada lawannya yang seorang penguasa.

Damian, seorang Bos mafia yang kejam seketika menaruh rasa iba pada Naora saat melihat luka-luka di tubuh Naora.

Sikap Damian yang dingin dan menakutkan tidak ada ampun pada lawannya tapi tidak sedikitpun membuat Naora merasa takut. Hatinya sudah mati rasa. Ia tidak bisa merasakan sakit dan bahagia. Ia menjalani hidup hanya karena belum mati saja.

Namun tanpa diduga, hal itu malah membuat Damian tertarik dan ingin melepaskan Naora dari jerat masa lalunya yang menyakitkan.
Akankah Damian bisa melakukannya dan terjebak dalam rasa penasarannya ?

Minta dukungan yang banyak ya teman-teman 🫶 Terimakasih 🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mengobati.

Dokter Edward tiba bertepatan dengan Lukas yang akan pergi. Mereka saling sapa sebentar Kemudian Lukas meninggalkan keduanya setelah melihat tatapan tajam dari Damian.

"Siapa yang sakit ?" Tanya Edward mengerutkan keningnya saat melihat Lukas dan Damian berdiri dalam keadaan baik-baik saja. Bukankah mansion ini hanya dihuni oleh mereka berdua saja.

"Jangan banyak bicara. Ayo ikut aku". Kata Damian dengan mood yang buruk.

"Apa Angel yang sakit ?". Tanya Edward sangat berani menyebut nama Kakaknya.

"Kau minta dihajar ya ?". Sungut Damian.

"Eh tidak tidak. Kalau kau menghajar ku, siapa yang akan mengobati". Jawab Edward dengan cengiran nya.

Dengan langkah yang berat, akhirnya Damian mengajak Edward untuk ke kamar Naora. Meskipun dalam hati merutuk Edward tapi dia butuh bantuan pria mata keranjang itu.

Mengajak Edward mengunjungi Angel dua tahun yang lalu adalah kesalahan yang benar-benar Damian sesali. Karena sejak saat itu, Edward sering menanyakan tentang Angel.

Edward mengaku jatuh cinta pada sosok Angel yang tenang dan pembawaannya lembut. Ia juga mengatakan akan berhenti bermain wanita jika mendapatkan pasangan seperti Angel yang bisa mengimbangi perangai nya.

Saat mendengar itu, tanpa ampun Damian menghajar Edward meskipun mereka bersahabat sejak lama.

Damian tidak terima jika Kakaknya di pandang seperti itu oleh pria. Apa mata Edward buta tidak bisa melihat jika Angel adalah seorang biarawati yang sama sekali tidak mempedulikan soal cinta dan pernikahan.

Tapi bukannya kapok, Edward malah diam-diam menemui Angel. Meskipun dilarang oleh petugas disana. Bahkan sempat membuat kericuhan.

Hal itu terdengar di telinga Damian dan lagi-lagi Damian memberinya pelajaran.

"Hei, siapa wanita cantik itu ?". Tanya Edward dengan cepat menghampiri Naora saat mereka tiba di depan pintu.

"Diamlah. Jangan banyak bertanya. Obati saja kepalanya yang berdarah dan jangan sekali-kali kau berani membuka selimutnya". Perintah Damian dengan tatapan tajam.

Melihat itu, Edward hanya bisa menelan salivanya. Ia masih ingat tatapan Damian seperti ini saat ia mengatakan jatuh cinta pada Angel dua tahun yang lalu.

Kemudian ia berakhir di Rumah Sakit selama dua bulan dan itu adalah kejadian memalukan dalam hidupnya.

"Kau tidak mau mengulang kejadian dua tahun yang lalu kan ? Maka turuti perkataanku. Dan kondisikan matamu itu". Kata Damian.

"Baiklah, baiklah. Aku lihat dia dulu". Edward mulai memeriksa Naora dan Damian menjelaskan jika tadi Naora terjatuh dan kepalanya mengeluarkan banyak darah.

"Robekan di kepalanya cukup besar. Jika tidak dijahit takut darahnya tidak berhenti dan akan infeksi". Jelas Edward setelah menemukan luka di kepala Naora.

"Lakukan saja yang terbaik". Kata Damian.

Edward kemudian membersihkan luka di kepala Naora, memberinya obat bius dan mencukur sedikit rambut Naora sebelum menjahit nya.

Kemudian ia menjahit luka itu dengan serius. Damian memperhatikan apa yang dilakukan Edward pada Naora.

Ia merasa kasihan pada Naora. Lagi dan lagi harus menerima luka dan rasa sakit.

"Apa kalian baru saja bertempur dan kau melakukannya dengan kasar sampai dia terluka begini ?". Tanya Edward setelah selesai menjahit luka Naora.

Mata Damian semakin memancarkan kengerian saat mendengar pertanyaan Edward yang menurutnya tidak berbobot itu.

"Baiklah, baiklah sepertinya tidak ya". Kata Edward menjawab pertanyaannya sendiri.

"Tekanan darahnya sedikit rendah. Mungkin karena habis terjatuh atau memang sebelumnya sudah rendah. Beri makanan yang bergizi. Kalau diperhatikan tubuhnya juga sedikit kurus. Apa kau tidak memberinya makan ?" Lagi-lagi ucapan Edward sangat menguji Damian.

"Aku tau. Kalau sudah selesai cepat pergilah". Usir Damian tanpa basa-basi.

"Kau itu. Aku sudah menolong kekasihmu. Seenaknya saja mengusirku. Setidaknya beri aku secangkir kopi. Kau tidak lihat ini sudah malam". Balas Edward dengan sengit.

"Aku memanggilmu tidak dengan cuma-cuma. Jadi berhentilah meminta secangkir kopi atau yang lainnya. Sekarang pergilah".

Mendengar suara Damian yang tidak bisa diajak bercanda sepertinya memang ia harus pergi. Pikir Edward.

"Baiklah. Aku pergi. Tapi besok perkenalkan aku dengannya ya". Katanya kemudian segera berlari meninggalkan kamar sesudah menyalakan api di hati Damian.

Damian tidak memperdulikan Edward. Ia bergeser lebih dekat kearah Naora. Kemudian dirabanya kepala Naora yang terdapat jahitan.

"Aku akan lebih berhati-hati dalam menjagamu setelah ini". Damian mencium kening Naora dengan lama kemudian meninggalkan Naora.

Ia memerintahkan seorang penjaga untuk memanggil seorang pelayan.

"Pakaikan Naora baju. Dan tutup rapat mata dan mulutmu". Perintah Damian. Pelayan yang masih muda itu mengangguk dan melaksanakan tugasnya.

Ia sudah mengerti maksud Damian untuk tidak mengatakan apapun pada siapapun jika ada sesuatu yang nanti akan dilihatnya.

Damian menunggu di depan kamar Naora. Pintunya tidak bisa ditutup karena rusak dan Damian sudah menyuruh seseorang untuk memperbaiki nya.

"Sudah selesai, Tuan. Apa ada lagi yang harus saya kerjakan ?". Tanya pelayan itu.

"Suruh koki untuk memasak makanan sehat dan enak. Setelah itu kau harus mengantarnya ke kamar ku". Kata Damian kemudian meninggalkan pelayan itu.

Naora masih memejamkan matanya. Tubuhnya sudah terbalut gaun tidur panjang berbahan lembut.

Kemudian Damian mengangkat tubuh Naora dan menuju ke kamarnya. Ia baringkan Naora diatas ranjangnya dengan hati-hati.

Damian melirik jam yang berada diatas nakas. Sudah hampir jam dua belas. Apa Naora akan tidur sampai pagi ? Pikirnya.

Damian meninggalkan Naora dan masuk ke dalam kamar mandi. Sejak kedatangannya tadi ia belum sempat membersihkan dirinya.

Dibawah guyuran air shower ia mengingat kembali pembicaraannya dan Angel siang tadi.

'Baiklah, aku akan ikut denganmu dan meninggalkan status biarawati ku jika kau sudah memiliki anak. Aku berjanji Damian'.

Ucapan Angel sejak tadi berputar terus menerus dikepala nya. Tidak biasanya Angel menyetujui permintaannya. Namun kali ini Angel sudah mengatakan berjanji.

Apa mungkin semua itu Angel lakukan agar ia memiliki keluarga yang lengkap ?

"Aku akan melakukannya, Kak. Aku akan memberimu keponakan". Gumam Damian.

..

Naora mengerjapkan matanya dan menyesuaikan pandangannya dengan cahaya lampu yang menyilaukan.

Ia merasa kepalanya amat sakit di satu bagian. Ia merabanya dan terdapat balutan kasa pada sumber rasa sakitnya.

Kemudian ingatannya kembali saat ia merasa terpeleset di kamar mandi sesudah mandi malam tadi.

Ia menoleh kesana-kemari. Ini bukan kamarnya. Ruangan ini terasa asing dan sunyi.

Semua dekorasinya berwarna hitam dan putih sungguh mencekam bagi Naora.

Naora menyibak selimut yang menutupi tubuhnya. Ia berniat turun dari ranjang. Tapi sebelum kakinya menyentuh lantai sebuah suara sudah menginterupsinya.

"Mau kemana kau ?". Itu suara Damian. Dan Naora segera menoleh.

"Tuan Damian..." Ucap Naora pelan. Ia ingin menatap wajah Damian. Namun pandangannya terhenti pada tubuh Damian yang terbentuk dengan indah.

Damian menghampiri Naora dengan lilitan handuk di pinggangnya. Di rambutnya masih ada tetesan air yang belum sepenuhnya kering.

"Apa yang kau rasakan ?". Tanya Damain mengangkat dagu Naora hingga membuat Naora mendongak menatap wajah dan tubuh Damian yang kekar berotot.

..

Up 2 bab ya teman-teman. Dukungannya mana nih ? Dikomen, dikomen, dikomen...

1
Reni Anjarwani
lama ngak up doubel up thor
ms. S
dami dah ga perjaka... jebol juga pertahanan Damian 🤣🤣
Gustinur Arofah
𝚊𝚔𝚑𝚒𝚛𝚗𝚢𝚊 𝚑𝚒𝚕𝚊𝚗𝚐 𝚙𝚎𝚛𝚓𝚊𝚔𝚊 𝚓𝚞𝚐𝚊 𝚢 𝚍𝚊𝚖𝚒🤣🤣🤣🤭🤭🤭
Wulan
kurang panas thor 🤭🤭
Aida: Aduh takut kebakaran kak🤭
total 1 replies
Alisa Keysa
karya ya bagus
kalea rizuky
lanjut
ms. S
tak sawer Thor Ben semangat
Aida: Makasih banyak kaka🙏👍
total 1 replies
Reni Anjarwani
semanggat up banyak thor
Gustinur Arofah
😚😚😚😚😚😚🤣🤣🤣🤣
Gustinur Arofah
makin bucin si bambang🤣🤣🤣🤣🤭🤭🤭🤭
Reni Anjarwani
makasih thor sdh doubel up , doubel up trs thor bagus ceritanya
ms. S
sama.. aku juga senyum2 sendiri lihat gemes dan bucinnya Damian.. lanjut .. lanjut
Susilowati Jais
semangat thor
Aida: Makasih kaka🙏 jangan lupa di subscribe karya othor ya kak😍
total 1 replies
Reni Anjarwani
keren thor doubel up thor
Reni Anjarwani
doubel up thor
ms. S
nambah.. nambah
Sri haryani
naora yg dipeluk ak yg senyum-senyum😄😄😄
Gustinur Arofah
𝚌𝚠𝚎𝚝𝚝𝚝𝚝𝚝𝚝𝚝𝚝𝚝𝚝𝚝🤭🤭🤭🤭
Sri haryani
berasa dikit amat Thor....
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up trs thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!