NovelToon NovelToon
Pesona Aurelia

Pesona Aurelia

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Diam-Diam Cinta / Bad Boy
Popularitas:963
Nilai: 5
Nama Author: Na_1411

Aurelia... seorang wanita cantik yang selalu hidup dengan penuh kesederhanaan, dia hidup bersama ibu dan juga neneknya di dalam kesederhanaan.
walaupun banyak cobaan yang datang, aurelia tidak patah semangat dalam menapaki kehidupan yang penuh liku. sampai pada akhirnya dia bertemu dengan seorang laki laki tampan yang membuat hatinya terpatri akan nama dan wajah tampan laki laki tersebut, akankah kisah aurelia akan berakhir bahagia...? jika penasaran dengan cerita ini...? ikuti ceritanya dari awal sampai akhir yaa... selamat membaca…

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Na_1411, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kedatangan aurel ke perusahaan Saputra.

“Permisi mbak, bisa saya bertemu dengan pak yudistria.”

Aurel berdiri tepat di hadapan meja resepsionis, seorang wanita cantik yang berusia lebih tua beberapa tahun darinya menatap tajam ke arah aurel.

“Apa anda sudah membuat janji terlebih dahulu dengan pak Yudistira…?”

Aurel baru saja teringat jika dirinya belum menghubungi Yudistira kembali, aurel segera mengeluarkan handphone miliknya, segera dia menekan nomer Yudistira yang berada di daftar nomer yang tertera di handphonenya.

Bunyi nada tersambung dapat aulia dengar, tak perlu menunggu lama Yudistira segera menjawab telpon aurel.

“Hallo…”

“Aku sudah sampai di bawah, aku titipkan berkas yang kamu minta di resepsionis ya…”

“Tunggu… bisa kamu serahkan handphone milikmu ke petugas resepsionis, biar aku bicara sama dia sebentar.”

Aurel yang tak mencurigai apapun segera menyerahkan handphone miliknya.

“Mbak ini, pak Yudistira mau ngomong.”

Segera wanita tersebut menerima handphone milik aurel, terlihat dia mengangukan kepala beberapa kali dan menjawab ucapan Yudistira.

“Ini mbak, mari saya antar anda ke atas.”

Aurel berdecak kesal, di dalam pikirannya saat ini. Kenapa dia harus ke atas menemui Yudistira, sedangkan bisa saja berkas tersebut di titipkan ke resepsionis.

Aurel yang tak ingin berdebat segera mengikuti wanita yang ternyata bernama Riyanti, terlihat langkah anggun Riyanti berjalan tepat di depan aurel.

“Silahkan mbak.” Ucap Riyanti mempersilahkan aurel untuk segera masuk ke dalam lift.

“Wow… sopan banget nih orang, tadi aja tatapannya seperti pedang mau menghunus ku.” Batin aurel yang sempat mencuri tatap ke arah Riyanti.

“Mbak, untuk yang tadi saya mau minta maaf. Saya tadi terlalu ketus dengan mbak, karena selama kepemimpinan di alihkan ke pak yudistria, ada beberapa wanita seumuran mbak ke sini mau bertemu dengan pak Yudistira, dengan menggunakan berbagai macam alasan.”

Aurel tertegun sesaat mendengar ucapan Riyanti, dia teringat jika Yudistira adalah pemain wanita. Siapa yang tidak tahu akan sosok Yudistira, seorang pemuda yang mempunyai paras tampan dan kaya raya serta di gilai oleh beberapa wanita.

“Oh… tidak apa apa mbak, saya memakluminya.”

Aurel tersenyum manis ke arah Riyanti yang menatapnya sayu, mungkin dipikirkan Riyanti saat ini mengira jika aurel adalah sosok wanita yang istimewa untuk Yudistira. Jadi mungkin lebih baik Riyanti meminta maaf terlebih dahulu, sebelum Yudistira mengetahui akan kesinisannya.

Pintu lift terbuka lebar, berhenti tepat di lantai dimana letak kantor Yudistira berada. Langkah pelan Riyanti mengarahkan di mana kantor yudistria, sedangkan aurel mengikut8nya dari belakang.

“Siang mbak, bisa saya bertemu dengan pak yudistria. Saya mau mengantarkan tamu beliau.”

Riyanti berbicara dengan sekertaris yudistria yang bernama windi, wanita cantik yang seumuran dengan Riyanti tersenyum ramah melihat ke arah aurel.

“Mari silahkan ikut saya bu…”

Jleg… aurel seketika terkejut mendengar windi sekertaris yudistria memanggilnya ibu, sedangkan umurnya terlihat beberapa tahun di bawah windi dan Riyanti.

“Eh… oh… iya.” Jawab aurel terdengar bingung.

Aurel melihat Riyanti yang pergi meninggalkannya, dia akhirnya mengikuti windi yang akan masuk ke dalam ruang kerja Yudistira. Entah kenapa tiba tiba jant7ng aurel terasa berdegup dengan kencang, dia seakan akan berhadapan dengan orang yang paling dia segani, padahal dia hanya akan bertemu dengan yudistria.

Tok… Tok.. Tok..

“Masuk..”

terdengar suara berat milik yudistria mempersilahkan mereka segera masuk kedalam, windi di ikuti oleh aurel melangkah masuk ke dalam. Suara sepatu high hils milik windi terdengar nyaring di dalam ruang kerja yudistria, aurel mengikuti langkah windi di belakangnya.

“Maaf pak, saya antar bu aurel masuk kedalam.” Ucap windi menatap Yudistira.

Yudistira yang tengah fokus menatap laptop di depannya segera mendongakkan kepalanya melohat ke arah windi dan aurel yang menundukkan kepalanya, dia tersenyum sekilas melihat aurel dan senyum itu dapat windi lihat dengan jelas.

“Baik, terima kasih. Kamu boleh pergi.”

Windi segera berbalik arah dan pergi meninggalkan ruang kerja Yudistira, aurel yang merasa di di tinggalkan berdua dengan Yudistira merasa tidak nyaman.

“Akhirnya kamu datang ke sini.” Yudistira berjalan mendekati aurel dan segera menjaring lengannya pelan, dia membawa aurel duduk di sofa panjang yang tak jauh dari meja kerjanya.

“Ini…”

aurel menyerahkan berkas yang Yudistira inginkan, dengan segera Yudistira menggambilnya.

“Terima kasih, kamu sudah bersedia anterin berkas ini ke sini. Maaf ngerepotin kamu…”

Kedua mata yudirstira menatap sayu ke arah aurel, dia benar benar sangat berterima kasih dengan aurel terlihat dari tatapan matanya.

“Hmm… sama sama, jadi aku boleh pulang sekarang.”

“Biar aku anterin kamu pulang, kamu tunggu sebentar di sini.”

Yudistira yang tidak ingin aurel menunggunya terlalu lama segera berdiri dan akan berjalan ke arah meja kerjanya, tapi langkahnya terhenti mendengar ucapan aurel.

“Aku akan pulang dengan angga, kamu tidak usah mengantarku.”

Melihat Yudistira yang terdiam aurel merasa tidak enak hati, tapi dia yang sudah berjanji dengan angga lebih baik mengatakan jujur ke Yudistira.

“Kenapa jika aku yang antar, sama saja kan…”

Aurel menggelengkan kepalanya pelan, dia tidak ingin Yudistira salah paham akan hubungannya dengan angga. Aurel harus menjelaskan segera jika angga adalah kekasihnya, dia tidak ingin yudistria salah paham akan dirinya yang selalu menuruti kemauan yudistria.

“Tidak sama yudis, tentu saja beda. Aku tidak ingin nanti angga akan salah paham akan hubungan kita.”

Yudistria memalingkan kepalanya menatap aurel yang juga menatapnya, dia pemasaran dengan ucapan aurel.

“Kenapa kamu takut jika angga salah paham akan kedekatan kita, apa jangan jangan angga itu …”

Aurel mengangukan kepalanya cepat, memang sudah saatnya aurel jujur akan hubungannya dengan angga.

“Dia kekasihku saat ini, dan kami baru saja jadian dua hari yang lalu..”

Dada yudistira terasa sangat sesak mengetahui jika aurel ternyata sudah menjadi kekasih angga, apalagi mereka menjadi sepasang kekasih masih beberapa hari. Yudistria sendiri juga tidak paham akan dirinya, seharusnya dia tidak kesal, dia tidak marah.

Tapi pernyataan aurel saat ini membuat yudistria kesal dan ingin sekali marah, dia merasa tidak rela Angga bisa memiliki aurel.

angga tersenyum smirk, dia merasa kalah dengan angga yang menurutnya angga jauh di bawahnya.

“Baiklah… kamu hubungi dia, suruh dia jemput di perusahaanku. Karena aku sudah janji sama mama kamu akan menjaga kamu selama kamu membantu membersihkan apartemenku.”

Dengan polosnya aurel menyetujui permintaan Yudistira, dia segera menghubungi angga. Di dalam ruangan yang terdengar hening, yudistria dapat mendengar percakapan aurel dengan angga.

“Hallo sayang, kamu bisa jemput aku di perusahaan Saputra grup.”

“Iya sayang, aku jemput kamu sekarang ya…”

Yudistria yang mendengar obrolan angga dan aurel terlihat mengepalkan tangannya erat, dia kesal dengan ucapan mesra kedua orang tersebut.

“Ya sudah aku tunggu kamu ya…”

“Iya sayang, kamu tunggu aku di depan perusahaan ya…”

Terlihat aurel mengangukan kepalanya menyetujui permintaan angga, yudistria merasa tidak rela jika angga menjemput aurel. Yuditira berharap jika angga tidak jadi menjemputnya, entah ban motornya bocor atau motor milik angga mogok karena kehabisan bensin atau kerusakan di mesin motornya.

“Aku ke bawah sekarang ya…”

“Tunggu aku lima menit lagi, aku antar kamu ke bawah.”

Yudistria segera menutup laptopnya, dia segera mengantarkan aurel ke bawah menemui angga yang entah sudah sampai atau belum.

“Ayo…”

Yudistria menggenggam tangan aurel, mereka berjalan bersisihan dan tingkah mereka di perhatikan beberapa karyawan yang melihat Yudistira dan aurel tak terkecuali windi dan Riyanti. Dan entah kenapa aurel tidak menolak genggaman tangan yudistria, saat Yudistira menggenggam tangannya perasaan aurel merasa sangat tenang dan hangat.

Mereka berjalan di depan lobi dengan yudistria masih menggenggam tangan aurel erat, beberapa karyawan berbisik melihat atasan mereka yang berjalan dengan seorang wanita di sampingnya.

“Sepertinya kekasihmu belum datang.”

Senyum angga terlihat samar mengetahui jika angga belum tiba di depan perusahaannya, aurel yang tengah mencari angga melihat ke kanan dan ke kiri mencari keberadaan motor milik kekasihnya.

“Sepertinya dia sedang dalam perjalanan.” Ucap aurel berkilah.

“Apa kita tunggu di dalam resto, sekalian makan. Sepertinya kamu belum makan dari sepulang kuliah tadi.”

Aurel melirik ke arah yudistria, tiba tiba tatapan mata aurel turun ke bawah. Dimana tangan aurel masih berada di genggaman tangan Yudistira, yudistria yang tersadar segera melepaskannya perlahan.

Tanpa yudistria sadari, aurel merasa kehilangan merasakan Yudistira perlahan melepaskan genggaman tangannya.

“Maaf… tadi aku hanya ingin memastikan kamu mengikuti langkah panjangku, aku tidak bermaksud lain.”

Aurel hanya terdiam, dia memang merasa jika Yudistira melakukannya hanya sebatas memastikan aurel mengikutinya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!