NovelToon NovelToon
Pesona Aurelia

Pesona Aurelia

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Diam-Diam Cinta / Bad Boy
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Na_1411

Aurelia... seorang wanita cantik yang selalu hidup dengan penuh kesederhanaan, dia hidup bersama ibu dan juga neneknya di dalam kesederhanaan.
walaupun banyak cobaan yang datang, aurelia tidak patah semangat dalam menapaki kehidupan yang penuh liku. sampai pada akhirnya dia bertemu dengan seorang laki laki tampan yang membuat hatinya terpatri akan nama dan wajah tampan laki laki tersebut, akankah kisah aurelia akan berakhir bahagia...? jika penasaran dengan cerita ini...? ikuti ceritanya dari awal sampai akhir yaa... selamat membaca…

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Na_1411, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Permintaan tama.

Tatapan mata Yudistira tak leoan menatap aurel yang sednag memasak untuk sarapan pagi mereka, dengan gerakkan lincah aurel membalik omlet telur di penggorengan.

“Rasanya aku seperti sedang nungguin istri masak.”

Ucap Yudistira yang membuat aurel menghentikan gerakannya, Yudistira yang belum menyadari tingkah aurel masih tersenyum tanpa melihat ke arah aurel.

“Ini…”

Aurel segera menyerahkan piring yang berisi omlet telur di depan yusitira yang duduk di depan meja pantri, sebelum membuka kulkas aurel menggambil gelas yang berada di rak piring.

Aurel segera mengisi gelas tersebut dengan susu putih, dia akan sarapan terlebih dulu sebelum meninggalkan apartemen Yudistira. Segera dia meletakkan gelas yang berisi susu tersebut di samping piring milik Yudistira.

“Makasih sayang…”

Aurel menatap tajam ke arah Yudistira, dia tidak suka dengan panggilan Yudistira. Mungkin sebelum mendengar ucapan Yudistira tadi pagi, aurel akan senang dengan panggilan Yudistira saat ini.

“Jangan panggil aku seperti itu, aku bukan orang yang kamu sayang.”

Balas aurel dengan kesal.dia memilih melanjutkan sarapan tanpa melihat reaksi yudistria.

“Kamu emang mau menjadi orang yang aku sayang…?”

Rasanya aurel seperti merasakan tantangan di depannya, sayang aurel tidak berminat dengan tantangan yang di berikan Yudistira.

“Maaf tuan Yudistira, saya tidak berminat menjadi orang yang kamu sayang. Dan saya ingatkan sekali lagi jika saya sudah memiliki kekasih, jadi saya harap anda sadar diri. Juga saya ingatkan sekali lagi, ingat dengan kekasih anda.”

Ucapan aurel terdengar seperti menyadarkan Yudistira akan posisi mereka masing masing, Yudistira termangu sesaat. Dia kembali di sadarkan oleh aurel, kesal… tentu tidak. Yudistira merasa sesak, haruskan dia jujur akan perasaannya saat ini dengan aurel.

Yudistria yang mempunyai ego yang terlalu tinggi tidak akan mengakui perasaannya, dia akan memilih diam dan menahan semuanya.

“Aku sudah selesai, aku akan pulang sekarang.”

Saat aurel akan pergi, Yudistira sengaja memegang lengan aurel erat. Merasakan gengaman tangan yudistria, aurel perlahan melihatnya.

“Tunggu… aku antar kamu…”

Ucap Yudistira, aurel diam mendengar tawaran Yudistira.

“Aku mandi sebentar, oh iya… lebih baik kamu mandi, dan ….”

Yudistira menghentikan ucapannya, dia menatap aurel dari atas sampai bawah melihat penampilan aurel yang terlihat mempesona di matanya.

Aurel memperhatikan pandangan mata Yudistira, dia perlahan menatap penampilannya. Dengan gerakkan cepat aurel menutup dadanya, dia menyadari jika sejak tadi malam dia mengenakan pakaian tidurnya dan paling membuatnya malu ternyata aurel tidak menggunakan bra alhasil dua tonjolan benda milik aurel terlihat tercetak jelas.

“Kamu… kamu lihat.”

“Sedikit…”

Yudistira memberikan tanda dengan jemarinya, aurel yang terlihat memerah wajahnya segera menjauhi Yudistira. Dia berjalan ke ruang laundry, memilih menjemur pakaian kotor milik yudistria.

Yudistria tersenyum melihat reaksi aurel, dia berdiri dari duduknya. Perlahan dia mendekat ke wastafel, Yudistira berniat meringankan kerjaan aurel dengan mencuci bekas makan mereka.

“Rasanya benar benar sedang bantuin istri kalau kayak gini.”

Gumam Yudistira sambil membilas gelas yang terlihat penuh dengan busa sabun, setelah selesai Yudistira berniat menggambilkan pakaian untuk aurel pakai setelah mandi nanti.

“Aurel… setelah mandi kamu pakai ini ya.”

Yudistira meletakkan pakaian miliknya dia atas sofa, aurel yang mendengar seruan segera berjalan ke arah ruang tengah. Melihat kaos dan celana pendek milik Yudistira rasa hangat tiba tiba terasa di hati aurel.

Aurel segera masuk ke kamar tamu, dia memilih akan membersihkan dirinya sebelum pulang.

Kaos milik Yudistira yang di pakai aurel terlihat kebesaran dengan badan aurel yang terlihat kecil, sedangkan aurel memilih memakai bawahan baju tidurnya. Celana milik Yudistira terasa kp kebesaran jika di pakai aurel.

Sednagkan yudistria segera keluar memakai kemeja putih dan celana kerjanya, dia terlihat sangat tampan dengan penampilannya. Dengan dasi yang masih tergantung di leher Yudistira, dia sengaja agar aurel mau memasangkan untuknya.

Melihat penampilan aurel memakai kaos milik Yudistira, kedua mata Yudistira terpana, dia seakan terhipnotis dengan penampilan seksi aurel.

Kaos over size dan celana pendek yang dia tahu jika celana tersebut adalah celana pasangan dari baju tidur aurel semalam.

“Ck…”

Aurel berdecak kesal melihat dasi yang tergantung di kerah baju yudistria, dia segera mendekat dan segera memasangkan dasi milik Yudistira.

Bau sabun yang tiba tiba menyeruak di indra penciuman Yudistira membuat sesuatu bergejolak di dalam diri Yudistira, apalagi posisi aurel yang terlalu dekat dengan Yudistira.

Perlahan tangan Yudistira menarik pinggang aurel untuk dia tempelkan di depan tubuhnya, aurel yang terkejut melihat wajah Yudistira dengan tatapan penasarannya.

Perlahan Yudistira mendekatkan wajahnya ke wajah aurel, merasakan Yudistira yang semakin mendekat aurel terdiam. Dia rasanya tidka dapat bergerak sama sekali, Yudistira yang merasakan tidak ada penolakan dari aurel dengan gerakkan cepat namun pasti segera melumat pelan bibir aurel.

Degupan jantung terasa di dada aurel dan Yudistira, rasa hangat bibir Yudistira membuat aurel memejamkan matanya. Sedangkan Yudistira yang seperti mendapat lampu hijau dari aurel meneruskan kegiatannya.

Tangan Yudistira berpindah memegang kepala aurel, rasanya yudistria tidak rela mengakhiri ciuman mereka saat ini.

Getaran handphone milik Yudistira menyadarkan aurel dari ciuman Yudistira, refleks aurel melepaskan ciuman Yudistira merasakan kesadarannya kembali.

Rasa kehilangan dengan kesenangannya membuat Yudistira menyadari kesalahannya, dia menatap aurel dengan penuh rasa bersalah.

“Maaf aurel, aku…”

“Sudahlah, lupakan peristiwa tadi. Anggap kita tidak pernah melakukannya,aku… aku tunggu kamu di bawah.”

Aurel meninggalkan unit apartemen Yudistira segera, detak jantung yang masih terasa kencang membuat aurel harus segera menormalkan nya kembali.

“Bodoh kamu aurel, apa yang kamu lakukan. Seharusnya kamu menghindar, kenapa kamu malah menikmati ciuman Yudistira tadi.”

Aurel menepuk nepuk pelan kepalanya, dia merasa bodoh telah menikmati ciuman yang Yudistira berikan. Memang aurel sadari jika ciuman Yudistira membuatnya terhipnotis, berbeda saat angga menciumnya.

“Hallo…”

Yudistira menerima telpon sebelum ke bawah menemui aurel di basecamp.

“Yudis, bisa kakak minta tolong sama kamu.”

Suara tama terdengar panik, Yudistira yang penasaran segera bertanya dengan apa yang terjadi.

“Apa yang harus aku bantu kak…”

“Apa aurel masih ada di tempat kamu.”

Deg… yudistria terdiam sesaat, kenapa bisa tiba tiba tama menanyakan tentang aurel.

“Masih, memang ada apa kak…?”

“Kakak mau minta tolong dia menjadi sekertaris menggantikan Edo yang tiba tiba cuti hari ini, karena papanya baru saja meninggal.”

“Apa tidak ada orang lain selain aurel kak.”

Suara Yudistira terdengar kesal mendengar permintaan tama.

“Tidak bisa, di sini semua orang sibuk. Aku bisa minta nomer telpon aurel, aku butuh dia hari ini. Nanti jam satu siang aku minta dia temani aku buat temuin klien dari Jepang, aku mohon yudis.”

Helaan nafas berat terdengar dari yusidtira, kesal tentu saja. Dia kesal karena mengenalkan tama dengan aurel, dia kesal tama meminta aurel menjadi pengganti sekertarisnya walau sementara.

“Nanti aku bilang dulu ke aurel kak.”

“Aku harap kamu membawa kabar baik, jika perlu kakak akan menemui aurel sekarang juga.”

Decakkan kekesalan Yudistira lakukan dan itu dapat tama dengar dengan jelas.

“Iya…”

Tanpa menunggu lama, yudistria segera mematikan telponnya. Dia merasa akan semakin kesal jika mendengar permohonan tama yang mungkin tidak akan ada hentinya sampai Yudistira menyetujui permintaan tama.

Yudistira segera keluar dari unit apartemennya menuju ke basecam, dimana aurel telah menunggunya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!