Mengandung Benih Kekasih Sahabatku

Setibanya di apartemen, Kenzo langsung menghubungi Meisya untuk mempertanyakan kegiatan wanita itu saat ini. Entah mengapa Kenzo tidak bisa beristirahat dengan tenang jika tidak memastikan kondisi Meisya lebih dulu.

“Aku mau tidur.” Kata Meisya menjawab pertanyaan Kenzo.

“Tumben cepat banget tidurnya?” Kenzo sedikit heran. Karena biasanya Meisya selalu kesulitan untuk tidur cepat.

“Emh, ya. Mataku ngantuk banget dari tadi. Mungkin karena kelelahan juga.” Jelas Meisya.

Kenzo tak lagi banyak tanya. Dia membiarkan wanita yang sedang mengandung anaknya itu untuk tidur. Dia tidak ingin mengganggu.

Sebelum menutup panggilan telefon, Meisya mempertanyakan sesuatu lebih dulu pada Kenzo. “Gimana pertemuan kamu tadi dengan keluarga Bianca?”

Karena merasa jika Meisya nanti juga pasti tahu apa yang dibicarakan di rumah Bianca tadi, Kenzo pun memberitahukannya pada Meisya.

“Meisya?” Suara Kenzo terdengar memanggil saat tak mendapatkan jawaban dari Meisya.

“Emh, ya. Aku berharap kalau kamu dan Bianca bisa mewujudkan keinginan kalian untuk bersama. Dan kamu, bisa segera memperbaiki hubungan kamu dengan keluarga kamu.”

Kenzo tak memberikan tanggapan. Dia merasa sulit untuk mengiyakan perkataan Meisya kali ini. Terlebih begitu banyak hal yang menjadi pertimbangannya saat ini.

“Setelah aku melahirkan nanti, kami benar-benar akan berpisah. Maka dari itu aku harus menjaga hatiku dengan baik supaya tidak terlalu berharap banyak dengan hubungan kami saat ini.” Gumam Meisya dalam hati. Memberikan penegasan pada dirinya sendiri supaya sadar diri dengan statusnya saat ini.

Keesokan harinya, Meisya terlihat sudah bersiap untuk pergi ke studio miliki Rendy untuk melakukan workshop single di sana. Kali ini Meisya pergi tanpa memberitahu Kenzo lebih dulu. Meisya pun merasa jika tidak semua hal harus dia beritahukan pada Kenzo. Toh Kenzo juga punya kehidupan sendiri tanpa harus memikirkan dirinya.

Mengingat jika Rendy adalah salah satu idola Meisya dari dulu, membuat Meisya sedikit gugup saat bertemu dengan pria itu. Seolah tidak menyadari kegugupan yang Meisya rasakan saat ini, Rendy mengajak Meisya berbicara dengan santai. Sesekali Rendy nampak tersenyum menatap wajah Meisya.

“Kenapa aku merasa gugup sekali ditatatap oleh Kak Rendy seperti ini?” Meisya rasanya ingin berteriak. Dia seperti sedang bertemy dengan pria incarannya saja saat ini.

Selama melakukan pembuatan lagu bersama Rendy, Meisya sama sekali tidak peduli dengan ponselnya. Dia bahkan mematikan nada dering ponselnya supaya tidak ada yang bisa mengganggu dirinya.

“Sebenarnya Meisya kemana. Kenapa dia gak angkat telefon dari aku?” Kenzo di seberang sana merasa khawatir. Sampai tidak fokus untuk bekerja hari itu.

Tak ingin penasaran sendiri, Kenzo melihat schedule Meisya di akun fanbase Meisya. Kenzo yakin ada jadwal Meisya di sana.

“Workshop single dengan Kak Rendy?” Kenzo tertegun mendengarnya. Dia jadi mengingat siapa sosok Rendy. Pria yang pernah Meisya akui sebagai idolanya. Bukan hanya meyukai pria itu dari sisi musiknya saja, tapi dari penampilannya juga.

“Kenapa aku jadi gak suka gini mengetahui Meisya bersama Kak Rendy saat ini?” Kenzo bertanya-tanya. Dia merasa rasa cemburu tengah menguasai dirinya saat ini. Kenzo membayangkan bagaimana bahagianya Meisya bisa bersama dengan Rendy. Bahkan sangking senangnya Meisya, dia sampai tak mengangkat panggilan telefon dari dirinya.

Hingga hari beranjak sore, Kenzo sama sekali tak mendapatkan kabar langsung dari Meisya. Dia hanya mengetahui kegiatan wanita itu dari akun media sosial yang memperlihatkan kebersamaan Meisya dan Rendy di sana. Melihat kedekatan Meisya dan Rendy, membuat Kenzo cemburu bukan main. Kenzo merasa tidak suka melihat kebersamaan mereka.

“Apa karena terlalu nyaman bersama dengan Kak Rendy hingga membuat Meisya lupa mengabariku?” Tanya Kenzo.

Saat malam sudah datang menyambut dan pekerjaannya di luar sudah selesai, Kenzo langsung saja beranjak pergi. Hendak menemui Meisya di apartemen. Kenzo yakin kalau Meisya sudah pulang dan ia bisa bertemu dengan wanita itu.

“Kenzo?” Wajah Meisya kelihatan kaget saat Kenzo langsung saja masuk ke dalam apartemen saat dia baru saja membuka pintu.

Kenzo tak menyahut. Dia terus saja melangkah hingga akhirnya duduk di atas sofa.

“Kok kamu main nyelonong masuk aja. Tumben banget gak pake basa-basi kayak gitu?” Sindir Meisya. Dia merasa sedikit tidak suka dengan sikap Kenzo saat ini.

“Kemana aja kamu hari ini. Kenapa gak ada menghubungi aku? Apa kamu tahu kalau aku selalu mengkhawatirkan kamu, Mei?!” Tegur Kenzo. Entah karena merasa cemburu dengan kedekatan Meisya dan Rendy, membuat Kenzo jadi sensi seperti itu.

“Oh itu, aku sibuk workshop hari ini. Lagian aku gak punya waktu buat lihat ponsel.” Balas Meisya seadanya.

Jawaban Meisya tentu membuat Kenzo tak senang mendengarnya. Karena jawaban yang Kenzo harapkan bukan seperti itu.

“Apa kamu begitu senangnya bertemu dengan Kak Rendy sampai gak sempat untuk menghubungi aku?”

Mendengar nama Rendy, membuat senyuman di wajah Meisya terbit. “Begitulah. Lagian siapa yang gak senang coba bisa ketemu sama idolanya? Apa lagi sampai buat lagu bersama.” Makin terkembang saja senyuman di wajah Meisya memikirkannya. Kenzo yang melihatnya pun merasa sensi sendiri. Dari ekspresi wajah Meisya saat ini, menunjukkan jika Meisya tergila-gila pada Rendy.

“Kamu suka sama dia, Mei?” Kenzo langsung bertajya pada intinya.

Dengan wajah semangat, Meisya mengangguk. “Sangat suka. Aku bahkan pernah menginginkannya menjadi suamiku!” Seru Meisya tanpa peduli jika perkataannya membuat hati Kenzo terasa panas saat ini.

***

Jika teman-teman suka dengan cerita Meisya dan Kenzo, tinggalkan komentar dan klik tombol suka sebelum meninggalkan halaman ini. Satu lagi, jangan lupa kasih rate bintang 5 ⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️ seperti biasanya.

Untuk seputar info karya, teman-teman bisa follos akun instaggram @shy1210 yaaa

Terima kasih🌺