NovelToon NovelToon
Cinta Untuk Anna

Cinta Untuk Anna

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Duniahiburan / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Shikacikiri

Anna bukan janda, aku tahu semuanya
tapi aku tak bisa mengatakan itu padanya
aku takut dia justru akan pergi dari ku setelah tahu semuanya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shikacikiri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

26

"Dia nabrak saya hampir jatuh tau! " ucap pria paruh baya itu.

"Maaf Pak, saya minta maaf sekali lagi minta maaf" ucap Abel yang sejak tadi terus membungkukkan tubuhnya.

Anna memperhatikan tangannya yang seolah mencubit pinggangnya sendiri.

"Iya pak minta maaf ya pak! " Anna mengeluarkan logat sundanya.

Tapi pria paruh baya itu terus menunjuk wajah mereka berdua. Anna yang awalnya ingin melerai lama lama kesal.

Abel memperhatikan raut wajah Anna, dia jadi cemas dan mulai menenangkan Anna dengan mengusap tangannya.

"Sudah, kamu pergi aja" ucap Abel.

Anna meraih telunjuk pria paruh baya yang tegap itu.

"Hei....! " seru pria itu.

"Kamu yang hei...! Dia ga sengaja dorong, kamu cuma hampir jatuh, belum puas udah bikin berdarah mulutnya? " Anna bicara pelan namun urat lehernya menunjukkan bahwa dia sangat menahan diri dengan setiap penekanan di setiap katanya.

Pria itu terdiam, semua orang yang berkerumun langsung setuju dengan ucapan Anna. Pria itu berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Anna.

Anna melepaskan, namun mata masih seolah terbakar menatapnya.

"Sudah...! " Abel merangkul pinggangnya.

Mereka pergi menuju pintu keluar stasiun.

Anna menghempas tangan Abel.

"Ngapain sih? " sebuah pertanyaan yang di utarakan dengan emosi yang benar-benar terluapkan.

"Hehe.. " Abel malah tersenyum bodoh.

Anna menghela, mengalihkan pandangan karena kesal.

"Punggung ku sakit, tadi teman sebangku ku minta dempet dengan istrinya" keluh Abel menyentuh pinggangnya.

Anna memperhatikan tangannya.

"Sakit! " keluhnya lagi.

Anna menjadi luluh, dia juga takut Abel kesakitan terlalu lama.

"Sini! " Anna menariknya untuk membelakangi dan dia mengusap punggungnya perlahan.

Abel tersenyum senang.

***

Deandra dan Deanita menatap Abel yang sedang diobati mulutnya oleh Anna. Namun mereka menatap dengan rasa iba pada pria yang mereka kenal itu, karena terus dimarahi tanpa henti oleh mami nya.

"Lain kali jangan pakai kereta, pakai bus sekalian biar punggungnya patah! " ucap Anna seraya membubuhi salep ke bibirnya.

"Hmm... " jawab Abel singkat.

"Apa mami ga keterlaluan marahin orang yang kena musibah kek gitu? " ucap Deanita.

Anna melirik dengan tatapan tajam. Dia melepaskan Abel kemudian berdiri menghampiri mereka.

"Aku kemari karena dapat laporan dari wali kelas kalian kalau kalian sering bolos padahal nenek jelas-jelas mengantar kalian ke sekolah!"

Mata Anna seperti singa yang hendak menerkam mangsanya.

"Kelas 4 sudah berani bolos, mau jadi apa kalian? " Anna mulai membentak.

Abel berdiri menghalangi Anna dan anak-anak.

"Kenapa? " Anna terheran dengan Abel yang tiba-tiba menghalanginya.

"Baru kelas 4, mungkin mereka bosan atau.... " Abel membela mereka.

"Bosan apanya? Mana boleh ada kata bosan untuk sekolah? " Anna geram.

"Sudah... mereka bisa takut padamu, lihat matamu, itu seperti akan lompat" Abel mengusap wajah Anna.

"Hei....! " Anna menghindari tapi tangan Abel terus memaksa untuk mengusap.

Deandra dan Deanita jadi tertawa dengan pertengkaran kecil mereka.

Anna menatap mereka lagi, kemudian mereka diam.

"Masuk ke kamar kalian, kerjakan semua PR nya! " seru Anna seraya menunjuk ke arah kamar.

"Jangan terlalu keras pada mereka! " ucap Abel lagi-lagi berusaha membela mereka.

Deandra dan Deanita masuk ke kamar, menuruti ucapan maminya.

"Kau membuat mereka takut bukan menghormati mu" ucap Abel protes dengn cara Anna memarahinya.

"Jangan coba-coba membela mereka, ini bukan sekali terjadi, kau ingat tahun lalu mereka menjahili teman sekelas dengan mengurungnya di gudang sekolah, mereka itu nakal! " Anna menunjuk ke arah kamar mereka.

Bi Nuri hanya diam menatapnya.

"Sudah... kamu paling ga suka ditunjuk jari, tapi kamu sendiri tunjuk jari pada mereka, termasuk aku! " ucap Abel seraya menurunkan tangan Anna.

Anna jadi terdiam menatap Abel.

"Tunggu! " ucap Anna.

Abel mengangkat kedua alisnya.

Anna memejamkan matanya kemudian mengambil nafas dalam.

"Untuk apa Pak Abel datang kesini? "

Abel menganga sembari melempar pandangan ke arah bi Nuri yang langsung pergi ke dapur, takut kena semprot juga.

"Aku.... " Abel jelas takut.

"Untuk apa? " tanya Anna sekali lagi.

Tapi kemudian dia ingat dengan keluhan Siska yang mengadu bahwa Abel pergi begitu saja. Dia menatapnya.

"Jelas karena aku rindu" ucap Abel seraya meraih tangan Anna.

"Tidak.. tidak.. " Anna menepis tangannya.

Abel merengek.

"Pak... ada banyak jadwal meeting minggu ini, bagaimana bisa anda... "

Belum selesai Anna bicara, Abel sudah meraih pinggangnya dan menutup mulutnya. Wajahnya didekatkan dengan wajahnya, Anna terkejut.

"Diam, kamu mulai cerewet" bisik Abel seraya menatap mata Anna yang indah.

Sejenak terdiam, merasa sikap Abel membuatnya kikuk. Anna mendorong dada Abel kemudian menatap ke arab kamar anaknya yang mereka sedang mengintip.

"Hei....! " seru Anna cukup keras.

Abel meraih pinggangnya saat dia hendak menyusul ke kamar anaknya untuk memarahinya.

"Kita baru datang, nanti lagi marahnya" Abel menarik tubuh Anna ke dapur.

Bi Nuri menatap mereka, heran mengapa mereka jadi semakin terlihat mesra.

"Ayo masak, aku lapar! " ucap Abel.

Anna merapikan bajunya, kemudian melihat isi lemari es yang penuh. Puas dengan Bi Nuri yang tak pernah lalai dengan stok makanan.

"Mau makan apa? " tanya Anna.

"Apa saja, yang cepat, benar-benar lapar" keluh Abel seraya mengusap perutnya.

Bi Nuri memasang wajah yang benar-benar heran, menatap mereka berdua secara bergantian.

"Kenapa bi? " tanya Abel.

Bi Nuri meringis.

"Tidak apa-apa Pak" jawabnya.

Dia pergi mendekati Anna dan membantunya. Abel pergi lagi keluar. Bi Nuri menatap Anna.

"Kenapa? " tanya Anna yang sadar Bi Nuri menatap dengan aneh.

"Sejak kapan kalian semesra itu? " tanya Bu Nuri.

Anna terkejut, dia juga baru sadar tingkahnya dan Abel terlalu kentara menunjukkan ketertarikan satu sama lain.

"Hmmm... itu...... " Anna berhenti memotong sosis.

Bi Nuri menunggu, seperti seorang ibu yang menunggu jawaban dari anaknya tentang hubungannya dengan Abel.

"Ahhh... Bi Nuri ini, jangan begitu! " Anna mengeluh merasa diinterogasi.

"Loh? Oh.... jadi sekarang bibi ga boleh tanya nih? " Bi Nuri merajuk.

"Bukan begitu! " Anna membujuknya.

"Denger, mungkin Pak Abel itu yang ambil tanggung jawab kalian, juga bibi, tapi bibi ga suka dia, dia kalau nyuruh kamu itu kayak nyuruh pembantu! " keluh Nuri.

Anna terkejut dengan ungkapan perasaan Nuri yang selama ini tak pernah dia dengar.

"Bii...! " Anna mengusap tangannya.

"Bahkan dulu mendiang kedua orang tua kamu ga gitu nyuruh ke bibi" Bi Nuri melanjutkan.

Anna menghela.

"Emang Pak Dokter ga jadi cerai? " tanya Nuri.

Anna membulatkan matanya, tak percaya Bi Nuri akan mengatakan hal itu.

"Bi... "

"Bi.. bi.. aja, bibi lebih percaya sama Pak dokter dibandingkan dia" Nuri menunjuk ke arah pintu.

Tapi Abel sudah ada di sana berdiri, menyaksikan telunjuk Nuri menunjuk ke hidungnya.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=>>

1
kalea rizuky
akhirnya
kalea rizuky
lanjut donk
kalea rizuky
q ksih bunga lagi pokok cpet update
kalea rizuky
iri ya lu bio aneh
kalea rizuky
q ksih bunga deh
kalea rizuky
flashback nya mana thor
ANGELBRODROIX
Wah thor, chapter sebelumnya seru banget, terus jangan berhenti disini dong
Shikacikiri: lanjut donk!
😉
Shikacikiri: lanjut donk!
😉
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!