NovelToon NovelToon
I Love You Abang

I Love You Abang

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Whidie Arista

Salahkah jika aku menyukaimu Abang?

Kedekatan Dea dengan Abang tirinya menghadirkan sebuah perasaan yang tak seharusnya ada, sebisa mungkin dia mencoba membuangnya namun tanpa dia sadari ternyata Abangnya juga menyimpan perasaan yang sama untuknya.

Ada yang penasaran? yuk simak cerita mereka 😉

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Whidie Arista, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21

“Oh,” ucapnya sambil mengangguk-anggukkan kepala, namun raut wajahnya sedikit aneh.

“Bagaimana tugasnya, udah selesai?” tambahnya lagi.

“Masih belum, ini lagi mau ngerjain.” sahutku sedikit canggung.

“Mau Abang bantu?” tawarnya.

“Nggak usah Bang, Dea bisa sendiri ko,” tolakku halus, mulai sekarang aku memutuskan akan mulai membuat jarak dengan Ran, aku tak ingin membiarkan perasaan ini tumbuh semakin besar di hatiku.

“Oh, oke kalau gitu.” Dia hendak masuk ke kamarnya yang bersebelahan dengan kamarku, namun langkahnya lagi dan lagi terhenti, seolah enggan meninggalkan lantai yang Ia pijaki saat ini, “tapi kalau kamu butuh bantuan kamu tinggal ketuk aja pintu kamar Abang, Abang akan selalu siap bantu kamu.” tambahnya lagi, aku hanya sedikit menganggukkan kepala dalam diam sebagai jawaban.

Apa mungkin Ran juga punya perasaan yang sama sepertiku? Apa dia juga merasakan apa yang kini sedang aku rasakan?

Aku langsung menutup pintu kamarku setelah Ran masuk kamarnya sendiri, nonton Drama adalah pilihan terbaik untuk melepas bosan dan pengalihan pikiran tentang Ran.

Seharian ini aku hanya menghabiskan waktu di kamarku, bosan rasanya berada di rumah seharian tanpa ada kegiatan, kemudian aku memutuskan membuka obrolan chat di grup WhatsApp yang berisi aku dan ketiga temanku.

[Gue bosen gaes] - Aku.

[Nasib orang sakit itu mah, wkwk] -Laura.

[Lu istirahat dulu Ya, badan itu bukan cuma butuh duit tapi butuh istirahat juga] - Sita.

[Keadaan lu gimana Ya, udah mendingan?] - Maya.

[Sakit gue gak parah kali gaes, Bang Ran aja yang lebay]- Aku.

[Bukan lebay, tapi sayang, eaakk] - Maya.

[Abang lu posesif banget sih, jangan-jangan dia suka lagi sama lu] - Laura.

[Gue sependapat sama Laura] - Sita.

Aku menghembuskan napas kasar sambil melempar ponsel sembarang arah, namun masih tetap di area tempat tidur. Curhat ama ketiga temanku ini gak bakalan bener, mereka selalu bilang Bang Ran suka sama aku, padahal bukan itu yang ingin aku dengar.

Tring...

Ponselku kembali berbunyi, aku lihat notifikasi chat dari nomor asing.

[Ya, ini aku Davi, sorry aku dapet no kamu dari grup sekolah, aku cuma mau nanyain kabar kamu, soalnya nanya ke temen-temen kamu aku gak berani] isi pesan tersebut yang ternyata dari Davi.

Aku berpikir sejenak sebelum membalas, aku merasa ragu apa sebaiknya aku balas atau tidak pesan dari Davi? Atau mungkin aku bisa sedikit membuka diri untuknya, siapa tahu Davi lah orang yang bisa membuat aku melupakan perasaanku untuk Ran.

[Aku udah baikan ko, makasih dan maaf untuk yang kemarin] balasku.

[Santai aja Ya, boleh gak aku nengok ke rumah kamu?] - Davi.

[Kayanya gak usah deh Dav, kamu kan tahu Abang aku orangnya kaya gimana] - balasku.

[Ah, iya juga Ya. Btw, kapan kamu masuk sekolah lagi?]

[Besok juga udah masuk lagi ko, kenapa emang?]

[Gak papa, cuma gak ada kamu di kelas kaya aneh aja gitu.]

[Oh] balasku pendek.

Setelah itu, kami pun mengakhiri percakapan kami.

***

Keesokan paginya, aku turun untuk sarapan, ternyata Ibu dan Pak Bagas sudah kembali mereka tengah berada di meja makan, keadaan mereka tampak baik-baik saja, aku merasa lega aku takut mereka bertengkar karena aku, sedang Ran masih belum turun.

“Bu, boleh gak Dea sarapannya di masukin kotak makan aja, soalnya belum laper.” ucapku sambil melirik ke lantai atas, tampaknya belum ada tanda-tanda Ran akan turun itu lebih baik, aku enggan bertemu dia akan lebih baik bagi kami untuk menjaga jarak masing-masing.

“Boleh, mau apa aja?”

“Roti coklat aja dua.” ucapku. Dalam hitungan menit kotak makan pun sudah ada di tangan beserta satu botol susu hangat, setelah itu Aku pun segera bersiap untuk pergi.

“Ya, kamu gak berangkat bareng Ran?” tanya Pak Bagas saat melihat aku berjalan terburu-buru keluar.

“Gak papa Pah, Dea sendiri aja lagi buru-buru soalnya,” dalihku memberi alasan. Setelah itu aku pun lekas pergi takut Ran keburu turun.

Aku sampai di sekolah sekitar pukul 06:35 waktunya cukup untuk aku sarapan lebih dulu, aku masuk kedalam kelas, suasananya masih tampak sepi belum ada yang datang karena ini masih sangat pagi. Aku membuka kotak bekalku tak lupa dengan Tumbler berisi susu hangat yang Ibu siapkan.

Seseorang masuk kedalam kelas, ternyata itu Davi, langkahnya terhenti saat melihat ku duduk sendirian di dalam kelas, dia pun tersenyum sambil berjalan kearahku tak lupa menyempatkan diri menaruh tasnya di bangkunya.

“Tumben sarapan di kelas.” ucapnya sambil tersenyum, dia duduk di bangku Maya.

“Iya, tadi gak sempet sarapan,” sahutku.

“Ko bisa gak sempet, padahal ini masih pagi loh?”

Aku diam, tak ingin menjawab kata-kata Davi barusan, ‘kepo banget sih Dia, suka-suka gue dong mau sarapan di sekolah ke, di rumah ke, toh gak minta makan ke dia juga.’ aku sedikit kesal dengan pertanyaannya, padahal sih emang wajar-wajar aja dia nanya begitu, emang baru kali ini aku bawa sarapan dan makan di kelas, tapi karena saat ini aku lagi sensi yang mau bagaimana lagi biasalah lagi PMS.

“Btw, aku juga belum sarapan sebenarnya, gak pernah sarapan juga, biasanya aku makannya sekalian makan siang nanti.” tambahnya lagi, sepertinya dia sengaja mengalihkan topik pembicaraan karena melihat reaksiku tadi.

Aku menyodorkan kotak makanku yang masih tersisa sepasang roti dengan selai coklat padanya.

“Buat aku?” dia menunjuk pada dirinya sendiri.

“Buat hantu yang ada di samping kamu.” ucapaku sambil meminum susu dari bibir Tumbler yang aku pegang, masih tersisa sedikit rasa kesal di hatiku ini pada Davi, jadi jawabanku asal nyeplos aja gitu.

Davi tertawa pelan, namun dia tetap mengambil roti itu dari kotak makanku tanpa malu-malu, “Thanks ya.” ucapnya sambil memakan roti tersebut.

“Susunya enggak sekalian?” kekehnya, aku hanya mendelik kearahnya, masa ia aku berbagi susu dari botol yang sama dengannya, gak mungkin enak aja.

“Hehe jangan marah Ya, aku cuma becanda ko, lagian aku gak suka susu, biasanya aku minum jus.” ucapnya lagi.

“Minum susu itu bagus tahu, bikin tinggi dan tulang kuat.” ucapaku dengan sinis.

“Masa? Tapi tetangga aku doyan minum susu, eh dia malah jadi tulang lunak, badannya gak tinggi juga.” seketika aku tertawa di buatnya, rasa kesalku sebelumnya hilang dalam sekejap mata, melihat aku tertawa dia juga ikut tertawa.

“Kamu bisa ngelawak juga ya ternyata, kaum tulang lunak gak bakal ngaruh walaupun minum sepuluh gelas susu sehari, dasar.” aku masih belum bisa menghentikan tawaku.

“Ya kali aja, tulangnya tiba-tiba jadi kuat kalau terus minum susu.” kekehnya.

“Dasar ngaco.”

Davi terus menatapku sambil tersenyum, ehem... Aku berdehem sambil menyesap kembali susu dari Tumbler dalam genggamanku, aku bisa malu juga kalau terus di tatap begitu oleh laki-laki apa lagi dari jarak dekat begini, tapi lebih tepatnya risih sih ngapain coba liatin segitunya.

“Ya, kata-kata aku waktu itu masih berlaku loh, aku masih nunggu jawaban kamu.” setelah mengatakan itu dia pun bangkit dan meninggalkan mejaku kembali ke tempat duduknya.

Taklama kemudian, suara puluhan langkah kaki disertai celotehan anak-anak lain ramai terdengar di luar ruangan, tak butuh waktu lama bangku-bangku di kelas pun sudah di isi oleh para pemiliknya. Sita, Maya dan Laura pun sudah sampai, saat mereka bertanya tumben aku datang lebih dulu dari mereka aku hanya menjawab pertanyaan mereka dengan senyuman.

1
Susi Akbarini
sita ngerasa gak enak...


maknya menjauh...

❤❤❤❤😀😀😀😀
Susi Akbarini
lqnjutttt...

❤❤❤❤❤
Susi Akbarini
maunya Ran ciuman secara gak langsyng..
rapi teenyata Dea masih malu2...
😀😀😀❤❤❤❤
Susi Akbarini
lanjutttt...
❤❤❤❤❤
Susi Akbarini
pinter kga bersandiwara..
awal bertemu di rumah Ran ..
dia kan musuhin Dea..
apa.karena gak yeeima papanya nikah lagi...
😀😀❤❤😘😍😍😙
Susi Akbarini
kok bisa dari SMA...apa pernah satu sekolah..
tapi Dea gak tau...
pantesan Ean betah jomblo..
laahhh...
wmang nungguin Dea...
❤❤❤❤❤
Susi Akbarini
jafi oenasaran..
apa masalah flo dimas dan Ran..

❤❤❤❤❤
Susi Akbarini
coba dea jujur ama Ean klo dah putus dari davi..
pasti Ran jujur jga klao suka ma Dea..

😀😀😀❤❤❤😍😙😗
partini
dari SMA ?
ko bisa flashback Thor
Whidie Arista 🦋: Ada nanti, tapi masih beberapa bab lagi keknya, ada di pov nya Ran🤭
total 1 replies
partini
ohhh akit 💔
Susi Akbarini
lanjuttt..
❤❤❤❤
Susi Akbarini
akakah Ran tertarik ama Flo..
😀😀❤❤❤
Susi Akbarini
waahhh..
akankah dea cemburu kalo tau flora sekampus ama Ran?
❤❤❤❤
Susi Akbarini
bolehhhh .

bolrh banget malahhh..
halal kok..
😀😀😀❤❤❤❤
Arumsari
bagus
Whidie Arista 🦋: Terimakasih Kakak ❤️
total 1 replies
Susi Akbarini
iya jujur saja...
biar gak terlambat...
😀😀😀❤❤❤
Susi Akbarini
masalah Ean..
bingung mau ngaku syka ama Dea...
😀😀😀❤❤❤❤
Susi Akbarini
lanjutttttt...


❤❤❤❤❤❤❤😍😙😙😙
Susi Akbarini
cie3..
yg ketahuan jadian....

❤❤❤❤❤
Susi Akbarini
semangat..

mkasi udah up banayakkkk...


❤❤❤❤❤
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!