Nolan seorang sarjana fisioterapi yg memiliki mimpi menjadi seperti ayahnya seorang dokter hebat yg berhasil menyelamatkan banyak nyawa.
Tetapi dalam prosesnya banyak masalah muncul hingga akhirnya Nolan kehilangan kedua orang tuanya dan harus berjuang bertahan hidup bersama adiknya.
Disaat situasi yg putus asa, orang yg tidak pernah terpikirkan olehnya datang dan memberi secercah harapan.
Sebuah jalan baru yg memungkinkan Nolan untuk mengubah kehidupannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PenjagaMalam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26 Hitung mundur
Sisa waktu adalah 20:00, saat itu anggota union yg di kirim oleh pemerintah pusat tiba di depan pintu gerbang wilayah Nadia dan Nolan karena laporan dari beberapa warga yg tidak senang dengan perkataan Nolan.
Mereka berharap pemerintah bersikap adil dan menuntut wilayah yg Nadia bangun harus bisa di gunakan bersama demi kepentingan Negera.
Warga desa berbondong bondong mengikuti pasukan union yg di tugaskan untuk menyelesaikan masalah ini.
Tetapi saat Nolan muncul, suasana tiba tiba menjadi hening. Ketua tim yg di tugaskan untuk menyelesaikan masalah ini adalah Karisa jadi saat dia melihat Nolan, dia kehilangan semua hal yg sudah dia pikirkan dalam otaknya.
"Apa kamu datang untuk merebut milik ku lagi?"
Pertanyaan santai Nolan seperti tombak dingin yg menembus jantung Karisa.
"Kami mendengar laporan jika kamu mengambil world blessing yg bukan menjadi hak mu." Karisa berusaha untuk tenang dan menyampaikan maksudnya tanpa menyinggung perasaan Nolan.
"Itu benar, aku dan Nadia mengambilnya saat masih ada di langit yg belum menjadi milik siapa siapa. Jadi apa ada masalah dengan hal itu?"
"Itu artinya ada orang orang yg tidak mendapatkan bagian mereka karena mu." Jawab Karisa.
Nolan tersenyum sinis, menatap Karisa dengan tatapan mengejek lalu berkata. "Kamu masih berpikir sistem pemerintahan akan bertahan setelah semua ini? Apa kamu mengerti waktu hitung mundur yg ada di langit?"
Karisa menggertakan giginya, mengepal kedua tangannya. "Aku tidak tahu kenapa, semuanya tiba tiba berjalan ke arah yg salah. Tujuan yg awalnya murni untuk menutup celah dunia kini berubah menjadi tujuan egois untuk memperkuat kekuasaan."
"Tapi yg lebih menyedihkan, aku terjebak dalam semua itu. Tidak ada jalan kembali karena pintu itu sudah di tutup oleh mu."
Nolan menatap linglung pada Karisa. "Aku hanya menutup hati ku bukan tangan ku. Kata cinta mu sulit bagi ku untuk percaya lagi tapi jika itu berkaitan dengan bisnis maka aku masih percaya dengan kemampuan mu."
Karisa tertawa getir. "Lalu apa bedanya?"
"Cinta adalah cinta dan kerja sama bisnis adalah kerja sama bisnis, kedua hal ini jelas berbeda."
Karisa terdiam, menatap Nolan dengan penuh perhatian sebelum berkata. "Baik tuan Nolan, jadi kerja sama bisnis seperti apa yg kamu inginkan?"
"Apa kamu tahu hal yg paling di butuhkan di masa depan?"
Karisa berpikir sejenak sebelum menjawab. "Jelas kebutuhan pokok...." Karisa tiba tiba terdiam, dia menatap wilayah sekitar terutama area hutan kosong yg ada di belakang wilayah Nolan. Matanya melebar, memberi tatapan takjub pada Nolan.
"Aku yakin kamu pasti sudah membeli banyak world blessing dari orang orang tolol itu."
Karisa tersenyum canggung membuktikan apa yg Nolan katakan benar.
"Waktu terbatas, tidak perlu surat tanah untuk mendapatkan wilayah tetapi kamu perlu manusia untuk mengelolanya."
"Bagaimana dengan penjualan? keuntungan apa yg bisa di dapat? Kamu juga pasti tahu jika uang tidak akan memiliki nilai saat itu."
"Saat base mu mencapai level 5 maka kamu bisa menjual semua yg kamu miliki di world chanel. Pembayaran bisa di lakukan dengan barter atau world poin."
Karisa terlihat masih kurang yakin. "Ini kerja sama bisnis, lalu keuntungan apa yg akan kamu dapatkan?"
"10% dari hasil mu dengan imbalan afiliasi wilayah."
"Afiliasi wilayah?" Karisa masih belum paham tentang afiliasi wilayah jadi Nolan menjelaskannya secara singkat.
"Setiap wilayah terhubung dengan kekuatan penggunanya, saat di level tertentu wilayah tersebut akan menampilkan ciri khas dari kemampuan penggunanya."
"Contohnya wilayah Nadia yg memiliki kekuatan malaikat jadi saat berafiliasi maka wilayah mu akan mendapatkan 50% dari kemampuan wilayah Nadia."
"Pemulihan, pertahanan dan tingkat produksi meningkat 50%."
"Musuh yg masuk ke dalam wilayah akan menerima buff negatif berupa kecepatan gerak dan serangan berkurang 20%, regenerasi berkurang 20%, pertahan berkurang 20% dan menerima serangan terus menerus jika musuh adalah mahluk dari dimensi jahat."
"Yang terakhir dan paling penting adalah kamu bisa mendeteksi orang orang yg memiliki niat jahat terhadap wilayah mu dalam radius 200 meter."
Karisa menelan ludah saat mendengar penjelasan Nolan.
"Butuh waktu untuk pembangunan awal."
"Kirim bahan bahan mu dan cetak biru, aku bisa membantu membangun lebih cepat."
Karisa percaya dengan perkataan Nolan, dia tanpa ragu mengangkat ponsel, menghubungi orang terpercayanya untuk menggunakan semua aset membeli semua bahan bangunan yg di butuhkan serta mengirim world blessing yg sudah mereka kumpulkan.
"Nolan, mereka adalah orang orang yg ku seleksi dengan ketat jadi rahasia kita tidak akan bocor."
Nolan menatap 5 wanita yg di bawa oleh Karisa sebelum dia mengarahkan tatapannya pada salah satu wanita dengan rambut putih dengan mata ungu.
Melihat tatapan Nolan pada salah satu anak buahnya, Karisa sedikit cemberut tapi dia tetap memperkenalkannya. "Namanya Alina, membangkitkan kemampuan es yg cukup hebat."
Nolan mengangguk. "Jadi sekarang nama mu Alina."
Alina tersenyum canggung, sikapnya yg dulu tenang tiba tiba mulai gelisah. "Mengenal ku hanya dalam sekali pandang memberi arti yg mendalam bagi ku."
Nolan mengangkat bahu dan menjawab dengan santai. "Kemampuan ku agak spesial, Dimata ku nama asli kalian tertulis jelas di atas kepala kalian lengkap dengan level kekuatan kalian."
Alina langsung memiliki wajah cemberut, menghentakkan kakinya seakan sedang merajuk.
Karisa yg melihat ini menjadi penasaran dan bertanya pada Nolan. "Kalian sudah saling kenal?"
"Ingin aku yg mengalaminya atau kamu sendiri?" Tanya Nolan pada Alina yg segera di jawab dengan nada kesal.
"Terserahlah."
Dengan persetujuan Alina, Nolan menjawab pertanyaan Karisa. "Dia adalah Dinda, kalian pernah bertemu saat di klinik ku dulu."
Karisa melebarkan matanya, wajahnya memerah karena marah. "Apa maksud mu mendekati ku?"
"Tentu saja untuk memastikan jika kamu dan Elvin tidak menyakiti Nolan." Alina menjawab dengan nada yg lebih tinggi.
"Jadi kamu orang yg mengirim foto foto itu pada Nolan."
"Ya itu aku, apa ada masalah dasar lacur."
"Kamu yg lacur, sudah berapa kali aryo menggali selangkangan mu? Aku yakin itu pasti sudah sebesar lubang buaya."
Wajah putih Alina langsung memerah. "Mulut mu seperti kloset, sudah berapa kali Otong si Elvin masuk ke mulut mu."
Kali ini Karisa tak bisa lagi menahan emosi. "Ayo gelut."
"Cih, siapa takut."
Nolan terpaksa turun tangan menghentikan sikap ke kanak Kanakan mereka. "Waktu terus berjalan, jika kalian tetap seperti ini maka aku akan pergi dari sini."
"Jangan..." Seru panik Karisa dan Alina secara bersamaan.