NovelToon NovelToon
Heavenly Body, Broken Trust!

Heavenly Body, Broken Trust!

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa Fantasi / Romansa / Ahli Bela Diri Kuno / Fantasi Wanita
Popularitas:717
Nilai: 5
Nama Author: kimlauyun45

Banxue tidak pernah meminta kekuatan—apalagi anugerah terkutuk berupa Tubuh Surgawi—kekuatan kuno yang diburu oleh sekte-sekte suci dan klan iblis sekaligus. Ketika masa lalunya dihancurkan oleh pengkhianatan dan masa depannya terancam oleh rahasia, ia memilih jalan sunyi dan pedang.

Dalam pelarian, dikelilingi oleh teman-teman yang tak sepenuhnya bisa ia percaya, Banxue memasuki Sekte Pedang Azura… hanya untuk menyadari bahwa kepercayaan, sekali retak, bisa berubah menjadi senjata yang lebih tajam dari pedang manapun.

Di tengah ujian mematikan, perasaan yang tak diucap, dan badai takdir yang semakin mendekat, Banxue harus memilih: berjuang sendirian—atau membiarkan seseorang cukup dekat untuk mengkhianatinya lagi?

Di dunia di mana kekuatan menentukan nilai diri, sejauh apa ia akan melangkah untuk merebut takdirnya sendiri?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kimlauyun45, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

kegelapan desa suyin

Kabut mulai turun, tipis tapi berbau logam, menusuk ke tenggorokan. Langit masih abu-abu, tapi sinarnya seolah tak menjangkau desa Suyin.

Desa itu... terlalu sepi.

Tak ada suara burung. Tak ada jejak kaki. Tak ada kehidupan, seolah waktu di tempat ini telah dimatikan.

Kelima murid Sekte Pedang Azura berjalan perlahan melewati jalan utama desa. Rerumputan kering berguguran, rumah-rumah kayu berdiri diam seperti makam terbuka. Aura qi di udara bergemuruh pelan, menyimpang. Tidak wajar.

Banxue menatap ke sekeliling. “Tak ada satu pun yang keluar. Bahkan aroma kehidupan pun tak terasa.”

“Ini seperti desa kosong,” gumam Jingyan. Ia menghampiri sebuah rumah tua dan mengetuk pintunya dengan perlahan. “Tapi aku merasa... kita sedang diawasi.”

Tok... tok...

Tak ada sahutan.

Namun detik berikutnya, pintu itu terbuka.

Seorang pria paruh baya berdiri di ambang pintu. Tubuhnya gemetar pelan, sorot matanya kosong, dan bola matanya… hitam legam seperti terperangkap dalam jurang tanpa cahaya.

“Jingyan, mundur,” seru Wayne cepat. “Jangan tatap matanya!”

Fengyu segera melangkah maju, telapak tangannya terangkat dan mengalirkan tekanan spiritual langsung ke pria itu.

BUKH!

Tubuh pria itu langsung limbung dan jatuh di ambang pintu. Tak sadarkan diri.

Banxue dan Jingyan segera menolongnya. Mereka membawa pria itu masuk ke dalam rumah, membaringkannya di atas ranjang kayu tua yang berdebu. Aroma jamur dan tanah basah memenuhi ruangan, bercampur dengan hawa aneh yang terus menekan dada.

Tak lama kemudian, pria itu terbangun. Matanya masih suram, tapi warna hitam pekat di bola matanya telah menghilang.

"Kalian siapa?.."Tanya pria paruh baya dengan suara serak dan lemah.

"Tenang paman,kami dikirim dari sekte pedang Azura untuk menghadapi masalah yang ada didesa ini." Jelas linrue menjawab pertanyaan pria paruh baya itu.

“Aku… tidak tahu apa yang terjadi di desa ini…” suaranya serak, seperti baru kembali dari kematian.

Banxue menunduk sedikit, suaranya lembut, “Ceritakan apa yang kau ingat. Perlahan saja.”

Pria itu menghela napas gemetar. “Malam itu… semuanya hening. Tidak biasa. Angin tak berhembus. Aku pergi menjenguk tetanggaku yang sedang sakit. Tapi… saat aku tiba…”

Ia mulai terisak.

“Tatapan matanya kosong… bola matanya menghitam… tubuhnya… mengering seperti kayu lapuk… dia menatapku, lalu tersenyum…”

Tangan pria itu mengepal erat, gemetar.

“Setelah itu, aku tak ingat apa-apa lagi…”

Hening.

Angin mendesis melewati celah-celah rumah. Kabut dari luar makin tebal, menggelayut rendah seolah hendak menelan tanah. Dari kejauhan… terdengar suara nyaring kecil, seperti lonceng.

Wayne berdiri, rahangnya menegang. “Kita tidak sendiri.”

Wayne berdiri, rahangnya menegang. “Kita tidak sendiri.”

Banxue merapat ke jendela, tirai kayu digeser sedikit. Kabut menggumpal di luar seperti napas iblis yang tak sabar menyentuh kulit mereka.

Suara itu terdengar lagi.

Klening… klening…

Lonceng kecil, tidak teratur. Kadang dekat, kadang menjauh.

Jingyan mencabut pedangnya perlahan. “Itu suara lonceng, kan?”

Linrue menggenggam jubahnya sendiri, matanya menyipit. “Seperti... diikatkan pada sesuatu. Tapi kenapa tidak ada langkah?”

Lonceng itu berbunyi lagi. Kali ini disertai suara gesekan... seperti kuku menyeret tanah.

Kraak… kraak…

Fengyu menarik napas dalam. “Keluar. Kita harus tahu apa yang ada di luar sebelum kita dikunci dari dalam.”

Banxue mengangguk. “Tapi jangan sendirian. Jangan pisah.”

Kelima murid itu membuka pintu perlahan.

Kabut menyambut seperti pelindung maut.

Dan di ujung jalan, tampak bayangan sosok... berdiri dengan kepala tertunduk dan lonceng kecil tergantung di lehernya.

1
Daisy
Keren banget sih cerita ini! Baca sampe subuh aja masih seru.
Winifred
Wow! 😲
Axelle Farandzio
Bahasanya halus banget!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!