Juan memutuskan membeli rahim seorang wanita karena istrinya belum juga hamil. Tapi pada saat wanita itu hamil, ternyata Allah berkata lain dengan membuat istri Juan hamil juga.
Setelah mengetahui istrinya hamil, Juan pun lupa kepada benih yang saat ini sedang tumbuh di dalam perut Kamila. Dia mengacuhkan Kamila dan benih itu membuat Kamila marah dan berniat balas dendam kepada Juan dengan menukarkan anaknya dengan anak Raina pada saat dilahirkan nanti.
Akankah Juan dan Raina tahu, jika anak yang selama ini mereka besarkan bukan anak kandung mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon poppy susan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 26 PPYD
Jovanka menangis. "Tidak bisakah Daddy membiarkan Jo sekolah di sini saja?" pinta Jovanka.
"Mas, benar juga bagaimana kalau Jovanka biar tinggal di sini saja? lagi pula Jovanka dan Alesha 'kan teman sekolah dan satu kelas, mungkin keduanya bisa akur," seru Mommy Raina.
"Mom, Daddy sudah menyelidiki semuanya dan ternyata di sekolah Jovanka suka membully Alesha bahkan waktu bertemu di jalan saja dia mengejek Alesha jadi Daddy yakin jika Jovanka masih di sini maka Alesha tidak akan nyaman dan Daddy ingin sekali menebus semua kesalahan Daddy selama belasan tahun dengan membuat Alesha nyaman dan bahagia tinggal di sini," sahut Daddy Juan.
"Daddy jahat, Daddy gak sayang sama Jo!" teriak Jovanka.
Juan dan Raina tidak bereaksi apa-apa, Jovanka pun berlari dan masuk ke dalam kamarnya. Raina sebenarnya merasa kasihan kepada Jovanka, belasan tahun dia besarkan Jovanka dengan penuh cinta dan kasih sayang sudah pasti Raina merasa sedih melepas Jovanka. Tapi di sisi lain, putri kandungnya berhak mendapatkan kebahagiaan dan Raina ingin sekali membahagiakan Alesha.
"Bagaimana ini Mas?" tanya Mommy Raina bingung.
"Sudah gak apa-apa, ini sudah menjafi keputusan Daddy. Daddy tidak mau Alesha menderita lagi, Daddy ingin sepenuhnya membahagiakan Alesha. Lagi pula, Daddy tidak menelantarkan Jovanka di Singapura Daddy sudah mempekerjakan orang untuk menemani dia jadi Mommy jangan khawatir," sahut Daddy Juan.
***
1 minggu kemudian....
Juan dan Raina mengantar Jovanka sampai ke Bandara. Ada perasaan marah, benci, pokoknya campur aduk jadi satu. Jovanka tidak rela disingkirkan begitu saja, tapi dari pada dia hidup menjadi gelandangan lebih baik dia menurut saja.
"Sayang, belajar yang rajin di sana ya, nanti kamu pulang ke sini sudah menjadi orang sukses," ucap Mommy Raina dengan senyumannya.
Jovanka diam tidak menjawab ucapan Raina bahkan dia sama sekali tidak mau menatap Juan karena merasa sangat benci. Tanpa pamit, Jovanka pun pergi ditemani oleh satu pengawal. Juan hanya bisa menatap kepergian putrinya itu dengan tatapan sulit diartikan.
Juan sebenarnya merasa tidak yakin mengirim Jovanka ke negera orang tapi itu adalah satu-satunya jalan supaya hidup Alesha bahagia. Selama belasan tahun Alesha hidup menderita dan sekarang sudah saatnya Juan menebus semua dosanya kepada Alesha. "Semoga Jo baik-baik saja di sana," ucap Mommy Raina.
"Dia akan baik-baik saja," sahut Daddy Juan.
Setelah Jovanka pergi, keduanya pun memutuskan untuk pergi ke rumah sakit karena hari ini Alesha sudah diperbolehkan untuk pulang. Sebelumnya Juan sudah melakukan konfrensi pers memberitahukan putri kandungnya dan sekarang semua orang sudah tahu siapa Alesha. Bahkan banyak teman-teman sekolahnya yang menjenguk Alesha ke rumah sakit.
Alesha dan kedua orang tuanya membawa Alesha pulang. Tidak membutuhkan waktu lama, Alesha pun sampai di rumah besar dan mewah itu. Masih tidak percaya, Alesha sampai terdiam belum mau masuk.
"Kenapa sayang? ayo, masuk!" ajak Mommy Raina.
"Ini serius, Alesha bakalan tinggal di sini?" tanya Alesha.
"Ya, Allah Nak, ini rumah kamu sekarang jadi kalau kamu butuh apa pun kamu tinggal bilang saja sama Mommy atau Daddy," ucap Mommy Raina.
Juan mengusap kepala Alesha. "Mulai sekarang, Daddy akan menebus semua kesalahan Daddy selama ini. Pokoknya, kamu akan bahagia tinggal di sini," sambung Daddy Juan.
"Jovanka ke mana?" tanya Alesha.
"Dia melanjutkan sekolah ke Singapura, jadi kamu jangan khawatir," sahut Daddy Juan.
"Kok bisa, Dad? padahal Alesha dan Jovanka bisa tinggal bersama di sini, kenapa Jovanka pindah sekolah?" seru Alesha dengan wajah sedihnya.
"Sayang, Mommy dan Daddy ingin memberikan yang terbaik untukmu. Jovanka 'kan sudah kenyang dengan semua fasilitas yang kita berikan, sekarang giliran kamu yang kita bahagiakan," sahut Daddy Juan.
"Tapi, Alesha merasa gak enak dan Jovanka pasti mengira kalau dia disisihkan gara-gara ada Alesha," ucap Alesha semakin sedih.
Raina memeluk Alesha. "Jangan sedih dan jangan takut, walaupun Jovanka jauh dari kita tapi Daddy kamu sudah memberikan fasilitas yang terbaik untuknya jadi dia gak bakalan sengsara tinggal di sana," sahut Mommy Raina.
"Sudah yuk, masuk!" ajak Daddy Juan.
Alesha mengangguk dan kedua orang tuanya membawa Alesha ke kamar baru. Kamar bekas Jovanka dibiarkan untuk menjadi kamar Jovanka, sedangkan Alesha sudah disiapkan kamar yang berbeda. "Ini kamar kamu sayang, apa kamu suka?" tanya Mommy Raina dengan senyumannya.
Alesha memperhatikan seluruh sudut kamar itu, mata Alesha berkaca-kaca. "Ya, Allah Mom, kamarnya bagus banget," ucap Alesha terharu.
Raina dan Juan saling pandang satu sama lain dengan tatapan sedih. Ternyata selama ini Kamila memang tidak pernah memberikan fasilitas yang baik untuk Alesha. Padahal uang bulanan yang Juan berikan terbilang lumayan besar dan cukup untuk membahagiakan Alesha.
Raina mengajak Alesha duduk di pinggiran kasur. "Sayang, apa kamu tahu kenapa selama itu Kamila selalu menyiksa kamu?" tanya Mommy Raina.
Alesha menggelengkan kepalanya. "Kadang Mama Kamila tiba-tiba saja marahin Alesha tanpa tahu alasannya kenapa. Padahal setiap hari Alesha sudah berusaha membuat Mama Kamila bahagia, tapi tetap saja Mama Kamila benci sama Alesha," sahut Alesha.
"Ya, Allah pasti kamu menderita sekali ya, selama ini," ucap Mommy Raina.
"Tidak apa-apa, walaupun Mama Kamila selalu jahat dan benci sama Alesha tapi Alesha tidak pernah benci sama Mama Kamila," sahut Alesha.
"Masya Allah, sifat kamu menurun sekali dari Mommy kamu, lembut dan pemaaf," ucap Daddy Juan.
Hari ini adalah hari bahagia untuk Alesha dan kedua orang tuanya. Sekarang mereka sudah berkumpul, dan keduanya berjanji akan membahagiakan Alesha dan mengganti kenangan pahit Alesha dengan kebahagiaan.
***
Keesokan harinya....
Alesha dan kedua orang tuanya sedang menikmati sarapan bersama dan untuk pertama kalinya Alesha bisa sarapan bersama dengan kedua orang tuanya. "Makan yang banyak, sayang," ucap Mommy Raina.
Alesha terdiam, bahkan justru dia sudah menangis membuat Raina dan Juan panik. "Kenapa kamu nangis, sayang? apa makanannya gak enak?" tanya Daddy Juan panik.
Alesha tersenyum dan menghapus air matanya sendiri. "Alesha bahagia, ternyata begini rasanya sarapan bersama dengan orang tua. Selama tinggal sana Mama Kamila, Alesha selalu sarapan sendiri," sahut Alesha.
Juan dan Raina sama-sama menggenggam tangan Alesha. "Jangan sedih sayang, mulai sekarang kamu akan selalu makan bersama Mommy dan Daddy," ucap Mommy Raina.
Setelah selesai sarapan, sebuah mobil sudah siap di depan teras. "Sayang, mulai sekarang kamu diantar Pak Anto ya," ucap Daddy Juan.
Alesha tersenyum sembari mengangguk. Setelah pamitan kepada kedua orang tuanya, Alesha pun berangkat ke sekolah. Hari baru dan kehidupan baru sudah menanti Alesha, semoga setelah ini tidak akan ada lagi kesedihan untuk Alesha.