Spinoff The Lost Emir
Nandara Blair, pembalap MotoGP dari tim Ducati, tanpa sengaja menabrak seorang gadis saat menghindari seekor kuda yang lari. Akibatnya, Wening Harmanto, putri duta besar Indonesia untuk Saudi Arabia yang sedang berlibur di Dubai, mengalami kebutaan. Nandara yang merasa bersalah, bersedia bertanggung jawab bahkan ikhlas menjadi mata bagi Wening. Bagaimana kisah antara Emir Blair dan seorang seniman tembikar yang harus kehilangan penglihatannya?
Generasi Ketujuh Klan Pratomo
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hana Reeves, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Nandara Terkejut
"Wening, bilang sama mommy. Seperti apa wajah mommy?" Charlotte memegang wajah Wening dan menatapnya lembut tapi juga semangat.
"Mata mommy biru pucat ... Mommy cantik sekali," senyum Wening.
Charlotte menoleh ke semua orang. "Tidak ada yang memberitahukan Wening warna mata aku kan?"
"Ya elah, Tante C. Boro-boro kasih tahu, wong kita fokus sama matanya Wening!"
Wening menatap seorang wanita berambut coklat tua dengan mata coklat, tulang pipi tinggi, wajahnya tampak smart tapi jahil. Wening memperkirakan wanita itu berusia tiga puluhan akhir menjelang empat puluh.
"Ternyata mbak Rania cantik ... Kok dipanggil mbak Kunti ya?" ucap Wening ke arah Rania.
"Eh? Kamu lihat aku?" Rania tersenyum ke arah Wening. "Alhamdulillah operasinya berhasil ya. Eh, sekarang, yang mana Galena dan Dokter Elizabeth Rudolph?"
Wening melihat dua wanita yang sama-sama mengenakan sneli bewarna putih tapi dia tahu yang mana Galena.
"Mbak Galena yang matanya bewarna biru terang mirip mommy Charlotte, dokter Rudolph yang matanya coklat," jawab Wening.
"Bagaimana kamu tahu Ning?" tanya Galena yang tidak berkata apa-apa saat Rania mengetes Wening.
"Muka mbak Galena ada mirip dengan mbak Rania," senyum Wening. "Biasanya kalau bersaudara, meskipun beda beberapa keluarga, pasti ada miripnya."
"Susah kalau ngomong sama artis yang cara prespektif nya berbeda dari kita," kekeh Galena.
Wening melihat seorang wanita paruh baya berhijab dan tersenyum. "Oma Nura ...."
Nura pun menghampiri Wening. "Alhamdulillah ...."
Keduanya pun saling berpelukan dan menangis bersama.
"Nanda harus tahu!" ucap Rania.
"Tapi saya minta Dokter Bianchi, princess Wening jangan memakai gadget selama beberapa hari karena cahaya dari gadget akan membuat mata baru tidak nyaman pada awalnya. Harus bertahap ...." ucap Dokter Aqil.
"Oke. Biar aku saja yang pegang ponsel, Wening tinggal duduk manis." Rania pun hendak menghubungi Nandara.
"Eh Rania. Jangan hubungi Nanda sekarang!" cegah Charlotte membuat Rania membatalkan menghubungi Nandara.
"Tante C ada ide?" tanya Rania.
Charlotte tersenyum manis.
***
Qatar International Circuit Keesokan Harinya
"Aku besok baru balapan mommy. Ini tadi sudah perebutan pole position dan aku dapat nomor dua," jawab Nandara saat Charlotte menghubungi dirinya.
"Oke. Besok mommy dan Daddy akan ke Qatar melihat kamu balapan. Kaysan sudah memberikan VIP access ke kami."
"Bagaimana dengan Wening? Apakah sudah dibuka perbannya?" tanya Nandara.
"Ditunda dulu Nanda. Soalnya Wening masih takut dan ragu-ragu. Apalagi tidak ada kamu ...."
Duh istriku satu itu ya.
"Ya sudah mommy. Tidak apa-apa. Aku paham kok kalau Wening masih merasa takut." Nandara paham sekali kalau istrinya membutuhkan dirinya. Bagaimana pun Wening pasti lebih nyaman jika ada Nandara di sampingnya.
"Ditunggu ya sayang."
"Iya mommy."
***
Istana Al Azzam Blair
"Apakah Nandara curiga, C?" tanya Radhi ke Charlotte yang baru saja menghubungi Nandara.
"Tidak sih Radhi, dia malah tahu kalau Wening pasti membutuhkan suaminya saat lepas perban." Charlotte menatap semua orang di meja makan untuk makan malam.
"Wening kapan pulang dari rumah sakit, Charlotte?" tanya Alaric.
"Nanti sore, Daddy."
Alaric mengangguk. "Alhamdulillah operasinya berhasil. Jadi Wening di rumah sakit dulu biar bisa dilihat kondisinya ya?"
"Benar Daddy."
"Semoga si Harmanto mendapatkan karmanya! Tega sekali sama anak perempuannya!" geram Damian Blair.
"Padahal kamu dulu waktu Shaera dan Eren, kamu marahnya minta ampun," kekeh Izzy.
"Ya jelas lah Rabbit Teeth. Tugas ayah itu melindungi keluarganya terutama istri dan anak perempuannya. Bagaimana pun, ayah itu adalah cinta pertama anak perempuannya. Aku selalu berprinsip, jangan kurang ajar sama istri atau anak perempuan aku karena aku tidak mau anak perempuan aku mendapatkan suami yang seperti aku ... Yang kurang ajar. Tidak ikhlas!" ucap Damian.
"Dam, Eren itu mirip kamu lho," kekeh Nura.
"Iya kah Tante?" Damian menatap Nura.
"Sangat kamu soal leadership dan tegasnya. Jadi benar lah, apa yang Damian katakan. Percaya atau tidak, hukum tabur tuai itu ada. Kita semua mendapatkan pasangan yang seperti cerminan diri lho," senyum Nura.
"Macam kita kan BenBen?" cengir Alaric.
"Kalau aku dan kamu itu memang sudah tidak bisa diapa-apain. Ingat kamu kena amuk bang Joey almarhum waktu kamu main datang ke rumah sakit?" senyum Nura ( Baca The Four Emirs )
Alaric cemberut.
***
Qatar International Circuit
Nandara melihat ke area VIP khusus para anggota keluarga kerajaan Khalid terutama para Emir dari Timur Tengah yang hadir. Dia tahu kedua orangtuanya sudah datang bersama dengan para sepupunya. Ada Eren dan Shaera, Malik dan Milly serta Mark dan Agni. Tidak ketinggalan Kaysan - Yasmin.
"Wah, para Emir berkumpul tuh!" ucap Pedro Pedrosa saat mereka berjalan ke arah motor masing-masing.
"Iya. Semua datang." Nandara tersenyum.
"Bagaimana istrimu?" tanya Pedro Pedrosa.
"Masih menunggu aku datang sebelum perbannya dibuka."
Pedro Pedrosa menepuk bahu Nandara. "Semoga operasinya berhasil. Aku ikut senang jika berhasil ...."
"Aamiin."
***
"Apakah Nandara tidak syok nanti?" tanya Wening ke Diana, Yasmin, Milly, Shaera dan Agni.
"Syok ya tidak apa-apa. Macam surprise yang menyenangkan," kekeh Diana.
"Tapi benar lho, kalian itu cantik-cantik. Aku jadi insecure ...." Wening sudah tahu profesi para iparnya. Diana adalah seorang pengacara, Yasmin desainer gaun pengantin, Milly dokter fisioterapi, Shaera seorang model dan Agni adalah desainer Qatar Airways.
"Eh, tapi kamu itu pengrajin tembikar yang keren lho. Bisa-bisanya kamu buat wajah vampir tiga dengan sangat presisi padahal kamu belum pernah lihat secara langsung. Itu namanya kelebihan!" ucap Milly.
"Serius. Kamu itu berbakat Ning! Aku saja kalau dikasih tanah liat, mungkin alien saja malas lihat hasilnya!" timpal Shaera.
Wening tertawa. "Kok jadi alien?"
"Bentuknya kan ga karu-karuan," balas Shaera kalem.
***
"Diana cerita kalau ayah Wening memang keterlaluan!" adu Rauf Khalid ke para iparnya.
"Memang sudah pas di cut off saja!" timpal Malik. "Tidak pantas orang tua seperti itu dipertahankan. Anggap saja sekedar sumbang bibit kecebong!"
Semua orang menoleh ke pemimpin Bahrain itu. "Really, Malik?"
"Lha kalau bukan penyumbang kecebong, apaan?" balas ayah Maximilian itu.
"Eh balapannya sudah mulai!" seru Eren.
Mereka pun menikmati acara balapan MotoGP dan melihat bagaimana Nandara dan Pedro Pedrosa saling salip menyalip.
"Meskipun sudah jadi juara dunia, ternyata mereka tetap bersaing," kekeh Kaysan.
***
Akhir balapan MotoGP diakhiri dengan kemenangan Nandara. Semua orang bersorak heboh terutama para anggota keluarganya. Wening pun berdiri sambil bertepuk tangan ke arah sirkuit.
"Princess Wening, mari ke Paddock Emir Blair," ajak Ahmad, pengawal Kaysan.
"Pergilah Ning, sama Habibah," ucap Charlotte.
"Baik mommy." Wening pun berjalan bersama Ahmad dan Habibah serta satu pengawal lagi ke arah Paddock Ducati.
Semua orang disana terkejut melihat Wening datang dan Tommy Ducati adalah orang yang heboh saat tahu Wening sudah bisa melihat.
"Nandara pasti terkejut!" ucap Tommy usai memeluk Wening.
"Terima kasih Mr Ducati, sudah bersama Nanda," senyum Wening.
"Panggil saja aku Tommy. Tidak usah formal," senyum pria itu.
Suara riuh terdengar saat Nandara datang dan pria itu terkejut melihat Wening berdiri disana.
"Wening? Ba ... Bagaimana?" Nandara menghampiri istrinya.
"Ternyata ... Kamu ganteng ya?" goda Wening. "Seusai bayangan aku. Tapi lebih gan ...."
Nandara langsung memeluk Wening.
"Kamu nakal ... Bikin aku hampir pingsan!" bisik Nandara.
***
Yuhuuuu up malam Yaaaaa
Thank you for reading and support author
Don't forget to like vote and gift
Tararengkyu
wes bener Nanda, cut off urusan dengan Keluarga toxic itu