"harusnya kamu gak usah lahir ke dunia! mama nyesel lahirin anak iblis kayak kamu,"
satu tamparan mendarat di pipi mulus celin, ia tak bisa berhenti menangis karena mamanya selalu mengeluarkan kata kata pedih dari mulutnya.
"aku kan gak minta di lahirin ma," celin menangis memeluk kaki mamanya.
"hidup kamu gak bakalan bener kamu sama aja kayak kakak kamu cuma bisa jadi pelacur!!!" sentak mama celin sebelum pergi meninggalkan celin di pinggir jalan.
celin hanya duduk dan menangis di bawah guyuran hujan melihat mobil mamanya yang perlahan menjauhi dirinya.
selengkapnya>>>>
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mermaidku, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 26
"daniel,"
"hmm?" daniel masih menggerakkan pinggulnya di atas tubuh celine, sudah dua kali mereka melakukannya di ranjang celine.
"gabriel mana?"
"masih tidur, lin keluarin dalem ya?"
"gak mau gue gak mau hamil lagi, gak boleh,"
Daniel hanya terkekeh melihat celine yang merengek sambil menutup matanya.
"udahan ya kita mandi," ajak daniel yang langsung di angguki celine.
Setelah mandi daniel memesan makanan sedang celine sedang mengurus gabriel. Keduanya terlihat canggung untuk berbicara atau saling menegur.
Apa gue tempeleng aja ya kepalanya, terus gue.... Bentar bentar gue ngapain?
Celine seperti orang ling lung, ia diam mematung menggenggam tangan gabriel. Ia berusaha mengingat apa yang baru saja ia lakukan.
"daniel, bisa pesenin makan gak? Gue laper?"
"kan udah, tinggal nunggu aja. Lo kan tadi udah minta," jelas daniel.
"tadi?"
"iya celine lo udah minta tadi katanya mau chicken rice, lo sendiri loh yang pilih,"
"gue gak inget,"
"celine besok kita ke dokter ya? Lo kayaknya sakit deh, kenapa? Capek urusin gabriel sendiri?" tanya daniel sambil berjalan mendekati celine yang hanya plonga plongo.
"apaan sih dan gue baik baik aja kali,"
"tadi kita abis ngapain disana?" daniel menunjuk ranjang tempat mereka melakukan hubungan badan.
"kita disana? Ngapain? Daritadi gue disini dan. Lo yang sakit bukan gue," bantah celine.
"iya gue yang salah,"
Anjir masa gak berkesan apa apa, kita udah tidur bareng loh udah gituan masa gak berbekas sama sekali di ingatan lo. Setan lah gue kira lo inget karena kita lama banget ngelakuin itu.
"dan mumpung lo disini gue titip gabriel dulu ya, gue mau mandi,"
"kita kan udah mandi, lo gak inget? Lo udah mandi lin,"
"lo ngomong apa sih dan gue belum mandi,"
"rambut lo aja masih basah celine!" ucap daniel kesal.
Celine memegang rambutnya yang ternyata memang basah dan bau shampo. Ia sedikit heran karena ia tak ingat jika sudah mandi.
"ohh yaudah gue mau suapin gabriel dulu dia belum makan kan?" tanya celine bingung.
"celine ini udah jam 11 malem, lo kenapa sih? Celine kalau lo capek lo bisa tidur,"
Celine melihat ke arah jam, dan benar sudah pukul 11 malam. Ia juga melihat ke arah jendela yang belum di tutup, memperlihatkan langit gelap dan hujan deras.
"daniel, gue kenapa?" ucap celine sedih, ia tak bisa mengingat apa yang baru saja ia lakukan. Ia merasa otaknya tak punya kapasitas untuk menyimpan memori.
"gue ambil dulu makanannya, udah dateng tunggu sini ya," daniel sangat kesal namun ia juga sedih mendapati celine yang mengalami depresi. Ia juga sudah sedikit merasa aneh saat pertama kali mengenal celine.
Daniel tak tau apa yang membuat celine terbang ke Singapura dengan mendadak, ia hanya tau jika celine ingin bersembunyi dari bima.
"ini di makan dulu,"
Celine hanya diam dan mengambil bagiannya, ia terus merasa sedih namun di waktu selanjutnya tiba tiba ia merasa senang dan bersemangat.
"daniel, lo tau obat ini gak?" celine berlari ke arah lemari di dapur, ia mengobrak abrik laci itu untuk mencari sesuatu.
"ini, ini obat ini tau gak?" ucap celine berlari menghampiri daniel.
"Amitriptyline HCl? Lo minum obat anti depresan?"
"iya dulu gue minum ini, ehhh gue inget... Dulu sebelum gue berangkat gue minum ini,"
"berangkat kemana?" tanya daniel.
"dulu sebelum gue ke Singapura,"
Daniel meremas bungkus obat itu, ia benar benar kesal dan ingin marah. Pantas saja celine sulit tidur dan seperti orang linglung, ternyata selama ini dia mengkonsumsi obat anti depresan secara sembarangan tanpa resep dokter.
"lo mengidap lost memory?" tanya daniel dengan mata memerah.
"lost memory? Gue baik baik aja dan lo kenapa deh aneh banget,"
"sakit, mual, linglung, susah tidur, sedih terus, lo depresi berat? Celine lo kenapa ha?" daniel langsung memeluk celine, ia tak bisa menahan air matanya. Ia tak peduli jika celine akan mentertawakan dirinya karena menangis.
Ia benar benar takut dan kasihan dengan keadaan celine yang sangat kacau, terlihat dari kondisi rumah dan kesehatan celine yang berantakan dan tak normal.
...****************...
Paginya daniel bangun lebih dulu karena gabriel terus menangis, sepertinya bayi itu haus.
"capek banget lin? Sampai gak denger anak lo nangis?" daniel turun dari ranjang dan mengambil gabriel dari tempat tidurnya.
Daniel keluar untuk membuka tirai dan membuat susu untuk gabriel yang masih menangis.
"cup cup sayang jangan nangis terus ya, ini om bikinin susu. Eh liat burunya pada terbang," daniel berusaha menenangkan gabriel agar celine tak terbangun, ia mengambil stroller dan menaruh gabriel.
Daniel tak ambil pusing ia akan menginap disini sampai celine benar benar sembuh. Ia bahkan ingin membawa gabriel pulang jika celine masih depresi.
Celine terbangun, ia langsung berlari keluar untuk mencari gabriel karena ia tak melihat gabriel berada di tempat tidurnya.
"gabriel sayang kamu dima...na daniel? Lo dari kapan disini? Pagi pagi banget,"
"cepetan makan," ucap daniel tak menghiraukan celine.
"habis ini kita pergi ya,"
"pergi kemana dan?" tanya celine.
"jalan jalan, suntuk di rumah terus mending kita jalan jalan sama gabriel,"
"ihh mau, oke bentar gue siap siap,"
"makan dulu lin,"
Setelah makan dan bersiap siap celine dan daniel keluar dari apartemen. Mereka berjalan ke arah rumah sakit sambil mendorong stroller gabriel.
"ngapain ke sini?" tanya celine heran.
"cek kesehatan aja, gue takut lo sakit kan ini lagi musim hujan. takutnya kalau lo sakit, Gabriel ikutan sakit jadi rewel," jelas daniel.
Celine tertegun, ia tak menyangka jika daniel akan seromantis ini. Namun entah kenapa ia tetap tak bisa mencintai daniel.
Mereka berdua masuk ke dalam ruangan psikiater rumah sakit, celine hanya diam sedangkan daniel sibuk menjelaskan apa yang terjadi pada celine.
"are you okay miss?" tanya dokter.
"yeah I think I'm fine. What is going on?"
melihat celine yang planga plongo membuat dokter itu yakin jika celine kelebihan obat depresan karena jika di hitung celine baru mengkonsumsi 2 strip obat anti depresan namun gejalanya sampai 17 bulan ini.
Di tambah diagnosa dari dokter jika celine terlalu stres dan memikirkan banyak hal yang membuatnya panik dan ingin mual sepanjang hari.
"celine lo masih sering mual?" tanya daniel.
"enggak kok kayaknya,"
Salah gue tanya sama orang planga plongo
"Sorry but Celine forgot everything, even the things she did a few minutes before (maaf, tapi celin melupakan semuanya, bahkan hal yang baru beberapa menit dia lakukan sebelumnya),"
"Sir, he is experiencing memory loss, it is difficult for him to remember things because it is a side effect. He will recover, no need to worry, he can recover if he returns to his original environment,"
"meeting friends or family can help him remember,"
"oh, thank you, I understand,"
Daniel menebus obat dan membawa celine pergi, ia sedikit bingung harus bagaimana. Mana mungkin dirinya membawa pulang celine kembali ke Indonesia sedangkan celine saja lupa dengan semuanya.
"daniel!" ucap celine sedikit kaget.
"kenapa?"
"bima, bima gue inget bima," celine langsung mengambil ponselnya dan mencatatnya di memo. Ia membuka galeri dan mencoba mencari foto foto bima atau teman temannya.
"bima, gue kangen!" rengek celine.