Ellena harus pasrah, ketika suami yang ingin ceraikan karena tabiat bermain perempuan tidak berhenti, namun hatinya terjerat karena dia tampan dan berubah baik.
Namun siapa sangka, kebaikan Lex, hanya satu?!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon oktiyan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Adu Argumen
"Papamu yang mengatakan padaku kalau kau sangat suka sekali tempat ini."
"Jadi kau bertanya pada papaku?" wajah Alfian pun jadi serius menatap Hanasa. Sungguh dia tidak menyangka kalau istri akan bertanya tentang kesukaannya kepada papanya.
"Sudahlah! kau jangan berpura pura sakit lagi. Aku tau apa yang ada dalam otakmu. Lagi pula tempat ini bagus, bagus untuk kejiwaanmu yang sudah kembali siuman dari kritis akibat tembakan nyasar." ketus Hana.
"Jahat sekali kau Hana." jawab Alfi kembali menatap lurus, melihat pemandangan perkebunan teh. Tapi Hana berusaha acuh, seolah pria yang ia pegangi gagang ujung roda, membuat ia sadar apa yang telah di lakukannya selama ini terhadapnya.
'Sebenarnya wanita seperti apa sih dia? Dia tidak menyukaiku tapi kenapa dia bertanya begitu kepada papaku? Apa supaya papaku melihatnya sebagai wanita baik baik?' sedikit banyak tentu saja perasaan seperti ini muncul di benak Alfi.
Hana menunjukkan sisi negatifnya yang teramat buruk di hadapan Alfi ketika keluar dari rumah sakit, perkenalan pertamanya dengan Hana juga sangat buruk. Justru aneh jika Alfi berpikir positif tentang Hana saat ini.
"Kau masih marah padaku?" tanya Alfi.
Tapi Hana tak menjawab, hanya senyum terlihat jelas ketika menoleh pada sudut kanan. Yang jelas kedua mertua dan orangtuanya melambai tangan. Seolah sikap manis dan kepura puraan.
"Bicaralah seperti awal Alfi! aku sudah muak dengan sikap baik baikmu." cetus Hana berpindah posisi, kini ia duduk berjongkok memberi punggung pada keluarganya. Sehingga mata mereka saling menautkan bukan dengan pandangan romantis. Melainkan dendam dan kekesalan yang terpendam.
"Tentu saja!" anggukan kepala Alfi telah menyadarkan Hana dari lamunannya.
"Menurutmu, setelah ini apalagi. Bukankah keinginan keluarga kita adalah bulan madu?"
Syok Hana! Ciih!! Pria gila dan sinting ini, lagi lagi merubah otakku tersendat dengan kata kata rayuannya.
'Dia bilang apa? Kenapa dia bisa bicara begitu padaku? Kenapa dia bicara manis padaku? Bulan madu? Bukankah dia sudah menegaskan kalau dia tidak mencintaiku dan aku dengan dia hanya nikah pura pura?' Hana gagal paham, tapi Alfi memang sudah mengatakan sesuatu yang menggetarkan jiwanya. Hampir saja Hana tersenyum dan senang tapi tetap pendiriannya adalah membalas sakit hati, membuat permainan Alfi menyesal dan meminta maaf.
'Jangan sampai aku percaya padanya! Jangan terbujuk rayu olehnya! Kau tahu kan dia laki laki macam apa, Hana?' deru batin Hana.
Sontak Hana mengingatkan dirinya sendiri apalagi Hana masih bisa memutar dengan jelas di ingatannya apa yang dilakukan oleh Alfi dengan para pramugari itu kemarin. Lalu dirinya denga Erene kekasihnya, belum lagi bully fisiknya dan ia malah tertawa seolah bagai tontonan. Sakit bagi Hana, mengingat saja sudah sesak.
"Terima kasih sekali untuk kejutannya! Tapi aku rasa kita bukan bulan madu! Aku juga tidak tahu pernikahan seperti apa yang kita lalui! Lagi pula dengan dirimu dengan kursi roda seperti ini?" bisik Hana seolah membuat hati Alfi panas dan merasakan kata kata tajam bagai pisau, sama seperti dirinya saat itu.
Itulah jawaban dari Hana tapi Alfi tidak meresponnya dia malah justru melihat ke arah Hana dan tersenyum.
"Tolong ambilkan obatku Hana!"
"Obat?"
Refleks Hana bertanya hal itu pada Alfi. Pria itu pun menatap Hana, "Aku ingin kau tidak membicarakan masalah kita yang lalu, kepada mamaku!" ucap Alfi sambil menunggu obatnya datang.
Di balik itu, Hana pun mendengar lirih suara Alfi. Meski ia tidak yakin jika Alfi telah berubah. Niatnya masih menggumpal perilaku Alfi terhadap dirinya.
"Hai. Alfi.." seseorang memanggil, membuat tatapan Hana dan Alfi menoleh.
Namun jelas saja wanita itu cukup terkejut, kala membawa bunga. Dan melihat wanita di belakang Alfi.
"Kenapa dia kurus sekali? apa dia orang berbeda?" tanya Erene.
"Kau datang untuk menjenguk siapa?" tanya Hana.
"Tentu saja pria ku!" bisik Erene pada Hana.
"Tunggu! siapa dia? aku tidak mengenalnya Hana- hanasa." jelas Alfian, membuat tatapan dua wanita saling bertautan.
TBC.