namaku Nadia putri Az-Zahra sering disapa Nadia berusia 36 tahun aku seorang ibu beranak 3 memiliki suami yg sangat perhitungan akan tetapi aku tetap sabar menghadapi sifat suamiku namun tanpa sepengetahuanku ternyata suamiku telah memberiku seorang madu.
akankah nadia bertahan atau memilih untuk mengakhiri semua??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ummy phuji, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ban 26
Beberapa hari telah berlalu Nindi dan anak-anaknya masih dirumah Nadia tapi Arman harus pulang karena izin cutinya telah habis
Beberapa hari ini Nindi menunggu Nadia bercerita namun tanpa tetap saja Nadia diam
"dek apa benar suamimu kerja diluar kota atau mungkin....."ucap Nindi tak melanjutkan ucapannya
degg
Nadia tersentak kaget mendengar perkataan kakaknya
Nadia tertunduk dan matanya mulai berkaca-kaca
semua itu membuat rasa penasaran Nindi semakin besar
"dek kalau memang ada yg ingin kamu ceritakan ke kakak ceritakanlah jangan memendam rasa sakitmu sendiri disini ada kakak kita mencari solusi bersama"ucap Nindi merangkul pundak adiknya yang mulai terisak
Nadia pun mulai menceritakan semua kepada sang kakak Nindi hanya diam mendengarkan cerita adiknya sesekali mengusap punggung adiknya untuk memberikan ketenangan
"jadi mau kamu bagaimana dek?"tanya Nindi saat Nadia telah selesai bercerita
"saya ingin bercerai kak, karena sudah berbulan-bulan lamanya bang wahyu sudah tidak memberikan Nafkah kepada kami,dan saat ini saya sedang mencari bukti yang kuat untuk menggugat cerai dari nya" ucap Nadia tanpa ragu
"kakal selalu mendukung keputusanmu dek,sudah tepat tindakanmu ruko yg kamu beli atas nama kakak tapi aset yang lain bagaimana apa sudah kamu amankan?" tanya Nindi sedikit ada rasa khawatirnya
"sudah kak semua emas yg saya punya sudah saya simpan di tempat yang aman" ucap Nadia
" semua rekening bank untuk anak-anak juga rakening pribadiku sudah saya titipkan pada kak sarah "ucapnya lagi
Nindi hanya manggut-manggut mendengar semua
"jadi rencana kamu sekarang apa dek? tanya Nindi lagi
"Sekarang ini hanya menunggu waktu ledakan bom Waktu akan meledak kak" ucap Nadia tersenyum miring membuat Nindi bergedik ngeri melihat adiknya
Tapi Nindi juga sangat penasaran apa yang akan adik kesayangannya ini akan lakukan
"semoga saja semua baik-baik saja" gumam nindi dan menghela nafas panjang untuk menghilangkan rasa penasarannya
" kamu sudah tanya mertuamu dek?"tanya Nindi
"belum kak"jawab Nindi
"kamu harus membicarakan ini juga sama mertuamu mereka begitu baik sama kamu,masalah mereka percaya atau tidak itu terserah mereka yang penting kamu sudah memberi tahu mereka" ucap nindi
"iya kak,tapi kakak temani ya"Jawab Nadia
"iya kita kesana sebentar sepulang anak-anak sekolah"kata Nindi
"iya kak,kalau begitu saya antar pesanan orangnya dulu ya kak!"jawab Nadia
sebelum Nadia pergi mengantar pesanan langganannya Nadia terlebih dahulu menemui Mita
"Mit, Mbak minta tolong ya buatkan kue pandan mbak mau kerumahnya ibu sudah lama mbak nggak kesana mumpung kak Nindi disini jadi sekalian silaturahmi"ucap Nadia
"siap mbak"jawab Mita dengan meletakkan tangannya dipelipis memberi hormat
Nadia terkekeh melihatnya,Nadia merasa bersyukur memiliki mereka semua yang selalu sigap membantu dan memberikan dukungan
🍀🍀🍀
Anak-anak semua sudah pulang sekolah kecuali Ardhit dan Della karena mereka memang tidak sekolah
mereka semua sudah siap untuk berangkat anak-anak merasa senang karena akan mengunjungi nenek dan kakek mereka
setengah jam perjalanan mereka tempuh menggunakan taxi online akhirnya mereka sampai kerumah orang tua Wahyu
mereka turun dari mobil yang mereka tumpangi didepan sebuah rumah sederhana tetapi sangat asri mereka mulai berjalan kedalam halaman yang luas dan banyak ditumbuhi pohon-pohon rindang rasa sejuk menyambut mereka
"Mami ata tua tanda"ucap Della yang digendong Nadia
Nindi yg berdiri disampingnya langsung menoleh dan mengernyitkan dahinya bingung sama halnya dengan Nadia mereka berdua saling pandang bertanya apa yg dimaksud Della
"apa sayang?" tanya Nadia
"ipu ata tua tanda "jawab Della menunjuk kepohon mangga yg sedang berbuah
" ohhh....buah mangga hahahahaha"tawa Nadia dan Nindi seketika
"saya kira ada kakak tua Naik tangga" ucap Nindi masih terbahak
Nadia mencium gemasa bayi menggemaskan itu sampai tergelak
sedangkan anak-anak sudah berada didepan pintu rumah nenek mereka
"Assalamualaikum,nenek kakek ,aunty"teriak mereka mengabsen penghuni rumah Itu
tok tok tok tok
"Assalamualaikum....." ucap mereka lagi karena belum ada sahutan dari dalam
"Assalamualaikum,kakek nenek aunty kami datang "ucap mereka lagi
dan terdengar suara langkah tergesa-gesa menuju pintu
"wa'alaikumsalam,eh ponakan-ponakan Aunty
ayo masuk sayang eh Ada Ardhit juga
ayo masuk pasti nenek sama kakek senang liat kalian bunda kalian mana?"ucap wulan bersemangat, wulan baru bertanya Nadia dan Nindi mengucapkan salam Della juga tidak ketinggalan
"Assalamualaikum" ucap Nadia dan Nindi berbarengan
"Attamamutataituuuuuummmm" ucap Della
"wa'alaikumsalam"jawab Wulan
"ih si cantiknya aunty,sini sayang sama aunty "ucap Wulan dan mengambil Della dari gendongan Nadia lalu mencium pipi Della dengan gemas
"ayo kak masuk ibu sama bapak ada dikebun" ucapnya lagi dan menglangkah masuk kedalam rumah
Mereka mengikuti wulan masuk kerumah namun belum beberapa langkah wulan berhenti berjalan dan berbalik badan menatap ponakan-ponakan nya
"eh tunggu dulu kita buat kejutan aja buat kakek dan nenek,bagaimana?" ucap Wulan
"emangnya kita buat kejutan bagaimana aunty?" tanya Shila
"Kalian duduk manis aja di ruang tamu biar aunty yang panggil kakek dan nenek dibelakang,biar aunty bersandiwara kalau ada yg lagi nyari mereka " ucap Wulan lagi dan diangguki semuanya
"okey Aunty "ucap anak-anak berbarengan dan mulai duduk dikursi ruang tamu
"Tunggu sebentar ya mbak,saya panggil bapak sama ibu dulu mereka pasti sangat senang"ucap Wulan dan diangguki oleh Nadia
saat wulan sudah masuk kedalam Nindi memegang tangan adiknya yang terasa dingin
"kamu nggak usah tegang dek semua pasti baik-baik saja "ucap Nindi menyalurkan kehangatan ketangan adiknya yang dingin
"iya kak"jawab nadia
jantungnya berdegup kencang bukan karena jatuh cinta akan tetapi Nadia merasa takut membuat mertuanya syok
"siapa sih lan yang nyariin bapak sama ibu"terdengar suara ibu bertanya pada wulan
"pokoknya orang penting bu ,ibu sama bapak nggak bakalan nyesel ketemu mereka "ucap wulan lagi
belum sempat ibu bertanya kembali pada wulan matanya sudah menatap orang-orang yang disayanginya duduk manis dikursi ruang tamu
"Astagfirullah, Alhamdulillah pak benarkan pak mereka cucu-cucu kita kan pak? ibu nggak sedang mimpi kan pak?"ucap bu Rahma lalu bergegas berjalan menuju cucu-cucunya dengan mata berkaca-kaca
"iya bu mereka nyata bukan sedang mimpi"
jawab pak Sardi juga dengan mata berkaca-kaca
Bu Rahma langsung memeluk dan mencium cucu-cucunya satu persatu Ardhit dan Della tak luput dari pelukan dan ciuman bu Rahma
setelah puas memeluk dan mencium cucu-cucunya Bu Rahma berdiri dan duduk disamping Nadia
Bu Rahma langsung memeluk Nadia
Bu Rahma menangis tersedu-sedu dipelukan Nadia, Nadia yang mendapat perlakuan seperti itu ikut menangis
yang melihat pun ikut terbawa suasana
"tot pemuana nanis-nanis cih"ucap Della protes karena merasa heran semua orang dewasa menangis dengan berkacak pinggang karena merasa dicuekin
mereka semua jadi berhenti menangis dan tertawa akibat ulah Della
"ih aunty jadi gemes deh sama si gemoy ini,bisa Nggak mbak dibukus lalu disimpan dalam lemari
biar nggak ada yang ambil" Ucap wulan mengertakkan giginya gemas
"nanan ton lella tituntus onty danti ella ica papas,ati ton"ucap Della dan memperagakan seperti orang mati dengan lidah terjulur kesamping
itu membuat suasana kembali ceria
penuh canda tawa