Bos Dingin Mengejar Istri Nakal

"Kapan daddy akan pulang ke negara X?" tanya Alnorld di sela-sela kegiatan membacanya.

"Nanti malam. Apa kau mau ikut, son? nanti kau bisa bisa bertemu opa dan oma disana. Mereka pasti akan sangat senang bertemu denganmu." ajak Albert mengelus rambut Alnorld.

Meski baru beberapa jam bertemu, kedekatan antara Albert dan Alnorld tak bisa di elakkan lagi. Mungkin inilah yang namanya darah lebih kental dari air. Hubungan bathin mengakrabkan mereka begitu cepat.

"No, dad. Aku tak bisa meninggalkan mommy disini sendirian." kata Alnorld mengalihkan pandangannya menatap mata Albert.

"Mengapa kau fikir daddy akan membiarkan mommymu disini sendiri?" tanya Albert menaikkan alisnya.

"Karena daddy tidak suka mommy." jawab Alnorld menunduk.

"Kata siapa?" tanya Albert.

"Daddy selalu berkata kasar pada mommy sejak di depan sekolah tadi." kata Alnorld kembali menatap Albert.

"Daddy hanya marah karena dulu mommymu. tiba-tiba menghilang. Dan kau lihat sendiri, sedari tadi mommymu mengurung diri di kamar untuk menghindari daddy." kata Albert.

Sena POV

Aku tidak tahu harus bicara seperti apa lagi agar Albert pergi. Ayah dan anak itu benar-benar memojokkanku. hiks. Apakah Alnorld akan meninggalkanku dan memilih untuk tinggal dengan daddynya? Mereka terlalu cepat akrab dan itu membuatku takut.

Sena POV end

tok

tok

tok

"Masuklah." kata Sena dari dalam kamar.

"Aku ingin bicara denganmu." kata Albert.

"Tidak ada yang perlu kita bicarakan." kata Sena ketus.

"Aku ingin membawa Alnorld pulang ke Negara X." kata Albert yang berhasil membuat Sena membulatkan matanya.

"No, dia putraku. Kau tidak berhak membawanya." kata Sena ketus.

"Alnorld juga putraku, kalau kau lupa."

"Hiks, aku mohon jangan pisahkan aku dengan Alnorld. Aku tidak bisa hidup tanpanya." kata Sena tidak bisa lagi menahan tangisnya.

"Siapa juga yang mau memisahkanmu dengan Alnorld. Kau ini terlalu banyak berpikir." kata Albert.

"Maksudmu? hiks hiks." tanya Sena masih dengan isakan tangisnya.

"Kau juga harus ikut." kata Albert.

"Aku tidak bisa pergi dari sini." kata Sena.

"Mom?" panggil Alnorld dari pintu kamar.

"Ya, baby?" balas Sena kemudian turun dari ranjangnya dan menghampiri Alnorld.

"Aku sangat ingin tinggal dengan daddy, mengingat selama ini aku hidup tanpanya. Tapi tak apa bila mommy tidak ingin pergi, aku akan disini menemani." kata Alnorld menghapus jejak air mata di pipi Sena.

Sena tersentuh dengan kata-kata Alnorld, ia tidak mungkin menjadi egois dan mengesampingkan keinginan putranya itu. Karena benar juga yang Alnorld katakan, selama ini ia tumbuh tanpa sosok ayah dan kini ayahnya sudah ada di depan mata. Sena tidak mungkin mengecewakan Alnorld 6dengan keegoisannya.

"Kau ingin tinggal dengan daddy, baby?" tanya Sena menggenggam tangan Alnorld.

"Ya, terlebih lagi aku ingin kita bisa tinggal bertiga. Aku, mommy dan daddy. Seperti keluarga lainnya." ucap Alnorld polos.

Albert mengerlingkan satu matanya pada Alnorld saat pandangan mereka bertemu. Yah, memang seperti ini skenario yang Albert dan Alnorld rancang dan sepakati bersama. Membujuk Sena untuk ikut kembali ke negara X.

"Dengarkan Alnorld, dan ikut aku pulang. Tentang kontrak kerjamu disini. Kau jangan takut, aku yang akan mengurus penaltinya." kata Albert.

Sena diam sejenak bergelut dengan pikiran pribadinya. Dan setelah beberapa saat Sena pun mengambil keputusan.

"Baiklah, jadi kapan kita berangkat?" tanya Sena pada Albert.

"Malam ini, maka bersiaplah sekarang." jawab Albert meninggalkan kamar Sena dengan senyuman lalu mengelus rambut Alnorld.

"Whaaaaatttt? tonight? hah, manusia es itu benar-benar." kata Sena mengacak rambutnya frustasi.

Akhirnya pasangan ayah anak ini berhasil dengan skenario mereka.

tut

tut

tut

"Halo, Evan pesankan dua tiket lagi atas nama Sena Laurenchia dan Alnorld Laurence Nero sekarang." kata Albert pada Evan melalui telepon.