HAMIL ANAK RAJA WEREWOLF

Aurora lebih kecewa kepada Gabriel karena dia sama sekali tak membicarakan tentang rencananya.  Dia juga ingin kembali ke dunia manusia.  Hidup normal. 

Gabriel mengurus semuanya.  Aurora pulih dalam sekejap karena kekuatan werewolf.  Dia kembali ke dunia manusia.  Seperti perjanjian mereka, Aurora kehilangan semua ingatan dia selama dia bersama dengan Gabriel di dunia werewolf. 

***

Byur!

Aurora sedang tidur.  Semuanya juga lupa dengan gabriel, termasuk om dan juga Tante, juga Chelsea.  Gabriel seperti tak pernah ada. 

Aurora sedang tidur. Dia diguyur air tiba-tiba.  Aurora gelagapan dan bangun. Dia mengambil oksigen sebanyak mungkin dan menatap orang yang mengguyurnya dengan bingung. 

"Tante, ada apa?"

"Bangun sudah jam berapa?"

Badan Aurora sakit-sakit.  Dia seperti baru melakukan aktifitas besar sekali.  Aurora hanya mengangguk.

"Buatkan kami sarapan."

"Iya tante."

Aurora hanya mencuci mukanya saja. Dia bergegas ke dapur dan membuatkan mereka nasi goreng juga minuman. Dia menatanya di meja makan. Setelah itu Aurora kembali ke kamarnya. Dia melihat jam dinding di rumahnya. Dia hampir terlambat karena ada jam pagi. Aurora juga tak sempat makan kalau seperti itu.

Dia bergegas mandi. Aurora hanya makan sedikit nasi goreng yang sudah dia sisakan untuk dirinya di dapur.

"Chelsea, aku nebeng boleh ya? Aku sudah telat, kalau cari bus-"

"Ya gak boleh lah. Aku gak mau mobil mahal aku kena kami, bau kamu."

Chelsea pamit kepada mama dan papanya. Dia bergegas keluar. Aurora mau pamit, mau cium tangan tapi di tolak keduanya. Aurora lupa itu. Kadang dia juga ingin mendapatkan doa dan pujian dari mereka. Diperlakukan manis. Tapi sudah lah.

Aurora segera keluar. Dia mencari bus atau angkutan umum.

***

Di dunia manusia dan juga dunia werewolf, waktunya sama, tapi pertumbuhan mereka sungguh berbeda. Dalam waktu beberapa hari anak-anak Aurora sudah besar. Mereka kini berusia sepuluh tahun.

Ketiganya tumbuh menjadi werewolf yang tampan dan cantik. Mereka juga punya kekuatan hebat dan otak yang cerdas juga.

"Dad, kita benar-benar tidak bisa bertemu mommy?"

"Kita ingin bertemu mommy, ingin tahu kabarnya."

Aurora mungkin lupa dengan ketiganya, tapi ketiganya tidak. Mereka memiliki Aurora dalam kenangan mereka saat mereka masih bayi.

"Dad, aku mau ketemu mommy, mommy kesusahan di dunia manusia dad. Daddy gak sayang ya sama mommy? Kenapa tidak tahan agar tetap disini saja?"

Itu anak pertama Aurora. Dia sedikit yang paling keras kepala, tapi sangat baik, perhatian dan menjaga ke dua adiknya. Namanya Arthur, Arka dan Arasy yang paling bungsu, yang perempuan.

Arka dan Arasy itu penurut sekali dengan daddynya, tapi kalau Arthur, kadang dia mengintip kegiatan mamanya di dunia manusia. Menggunakan kekuatannya yang bisa berlari cepat, tiba-tiba ada di depan rumah Aurora dan mengintip, melihat Aurora sepanjang hari.

"Dad, mommy disiksa om dan tantenya lagi dad, aku mau menolong mommy dad."

Arthur baru akan melesat. Gabriel langsung menahan tangan anak pertamanya itu.

"Ok, kita kesana. Tapi jangan panggil mommy ok. Mommy sama sekali tidak ingat kalian."

"Kenapa sih dad?"

Untungnya mereka tak mengingat kalau mommynya menganggap mereka bayi monster.

"Mommy hanya ingin hidup normal seperti manusia katanya."

"Kita bisa normal dad. Daddy lihat kan, kita makan makanan manusia, tidur juga, jalan-jalan, nafas, kita juga sekolah juga dengan manusia."

"Kenapa mommy tidak mau tinggal dengan kita. Mommy tidak sayang kita?"

Arthur mulai mempertanyakan semuanya. Dia yang paling rindu, paling sayang dengan aurora, tapi juga tak menerima kalau mommynya itu membuang mereka? Seperti membuang mereka?

"Arthur, berhenti bilang mommy tidak sayang dengan kita. Pasti ada alasannya."

"Apa?"

Arasy yang jadinya bertengkar dengan Arthur. Gabriel mencoba untuk menghentikan perdebatan ketiganya. Dia meminta mereka menunggu. Dia akan mengambil mobil.

"Ayo masuk."

Gabriel mengendari mobilnya. Dia mengeluarkannya dari istana. Ketiganya pun masuk. Arasy yang duduk di depan. Di samping gabriel. Mereka menjalankan mobilnya menuju ke rumah Aurora.

"Mommy kesusahan Daddy, dia hampir telat datang ke kampus. Nanti mommy bisa dimarahi guru. Bisa cepat Daddy."

Kali in Arasy yang menggunakan kekuatannya untuk melihat keadaan sang mommy. Gabriel mengganggu. Bukan hanya mobilnya. Mereka seakan berteleportasi tiba-tiba sampai di depan rumah Aurora.

"Tante, masuk ke mobil. Kita mau ke arah kampus Tante."

Arasy yang turun begitulah saja. Gabriel mau mencegah. Tapi gerakan anaknya itu sangat cepat.

"Kamu siapa?"

"Arasy Tante."

Arasy mengulurkan tangan kepada Aurora. Aurora merasa tak asing, seperti ada ikatan batin. Arthur dan Arka turun juga. Mereka menyapa Aurora.

"Halo Tante. Aku Arthur, kakak mereka, ini Arka, adik kedua aku. Kita kembar tiga."

"Daddy kita sedang mencari baby sister. Tante butuh kerjaan, kita suka sama Tante. Kita lihat Tante beberapa kali disini. Kita tinggal di dekat sini kok."

Arthur dan Arka juga Arasy seperti sudah janjian untuk ini. Gabriel yang masih ada di dalam mobil kaget mendengar kebohongan besar ketiga anaknya. Mereka pintar sekali.

"Daddy, turun."

Arasy memanggil gabriel. Kalau sudah anak perempuannya yang meminta itu, dia tak bisa menolak. Gabriel pun turun dari mobilnya. Aurora menatap Gabriel, seperti tak asing.

"Halo, saya Gabriel. Maafkan ketiga anak saya, bisa langsung masuk dulu. Saya antar ke kampus kamu."

"Boleh? Apa tidak merepotkan? Benar-benar satu arah ke kampus saya?"

Aurora mengenalkan dirinya. Dia juga menjabat tangan gabriel. Jantung Aurora berdebar kencang. Dia melepaskan pautan tangannya.

Arasy yang mengandeng Aurora masuk ke mobil. Dia duduk di belakang dengan Arasy dan juga Arka. Arthur duduk di depan dengan gabriel.

"Jadi Tante mau tidak nanti bekerja di rumah kita?"

Arasy langsung to the poin. Aurora bingung, tapi dia juga butuh pekerjaan untuk biaya kuliah dia. Dia meminta alamat Gabriel. Gabriel memberikan kartu namanya.

Sebagai werewolf, dia juga punya kartu nama manusia. Juga tercatat di catat sipil manusia. Kerja sama, hidup rukun antara manusia dan werewolf kini berjalan dengan baik dan sangat lancar setelah tak ada gio, werewolf yang memangsa manusia.

Tak lama mereka sampai di kampus. Aurora turun dari mobilnya. Dia berterima kasih kepada Gabriel dan ketiga anaknya.

"Mommy."

Arasy menangis melihat aurora pergi begitu saja. Dia keluar dari mobil dan lari begitu saja menyusul Aurora. Dia memeluk Aurora begitu saja. Aurora kaget, dia baru mau pergi, baru melambaikan tangan dan menunduk sebagai ucapan terima kasih kepada Gabriel. Tapi Aurora tiba-tiba turun dan memeluknya.

Gabriel tahu, pasti anak perempuan akan jauh lebih lembut hatinya dan juga pasti ingin selalu dekat dengan mommynya.

Arasy menangis memeluk Aurora. Begitu juga dengan Aurora, tiba-tiba saja air matanya menetes.