NovelToon NovelToon
SUAMI TAK PERNAH KENYANG

SUAMI TAK PERNAH KENYANG

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Angst / Suami Tak Berguna / Ibu Mertua Kejam / Pihak Ketiga
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: Euis Setiawati

Judul: Suamiku Tak Pernah Kenyang
Genre: Drama Rumah Tangga | Realistis | Emosional

Laila Andini tak pernah membayangkan bahwa kehidupan rumah tangganya akan menjadi penjara tanpa pintu keluar. Menikah dengan Arfan Nugraha, pria mapan dan tampak bertanggung jawab di mata orang luar, ternyata justru menyeretnya ke dalam pusaran lelah yang tak berkesudahan.

Arfan bukan suami biasa. Ia memiliki hasrat yang tak terkendali—seakan Laila hanyalah tubuh, bukan hati, bukan jiwa, bukan manusia. Tiap malam adalah medan perang, bukan pelukan cinta. Tiap pagi dimulai dengan luka yang tak terlihat. Laila mencoba bertahan, karena “istri harus melayani suami,” begitu kata orang-orang.

Tapi sampai kapan perempuan harus diam demi mempertahankan rumah tangga yang hanya menguras

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Euis Setiawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

ungkapan isi hati laila kepada rani

Hari itu adalah hari Minggu, Arfan sedang libur dan memutuskan bersantai di rumah. Ia duduk di ruang TV sambil membaca berita dari ponselnya. Bi Ratmi terlihat sibuk di dapur, namun entah mengapa hari ini gerak-geriknya berbeda. Ia mengenakan seragam dari yayasan, tapi dengan kancing atas yang terbuka dan rok yang agak ketat, memperlihatkan bentuk tubuhnya yang memang masih kencang meski usianya hampir empat puluh.

      Arfan tak terlalu memperhatikan. Ia hanya sesekali melirik karena posisi dapur memang terlihat jelas dari ruang TV. Bi Ratmi seolah sengaja berlenggak-lenggok saat berjalan ke dapur, pinggulnya bergoyang pelan seperti penari dangdut yang sedang asyik mengikuti irama musik. Ia memakai headset, membuat Arfan mengira ia sedang mendengarkan lagu dangdut atau semacamnya.

"Ah, mungkin dia lagi asyik dengerin musik," pikir Arfan.

Bi Ratmi membuka kulkas dan mengambil buah, lalu dengan pelan mengupasnya di meja dapur. Ia sesekali menoleh ke arah ruang TV, seolah memastikan Arfan melihatnya. Namun Arfan tetap tak bereaksi, sibuk dengan gawainya.

Karena tak mendapatkan respons seperti yang diharapkan, Bi Ratmi sengaja berjalan lebih dekat ke ruang TV sambil membawa piring berisi buah.

"Pak Arfan, ini saya bawain buah potong. Sehat lho pak, kata Bu Yani makanan sehat itu bikin cepat punya anak," ucapnya sambil tertawa kecil.

Arfan menoleh dan tersenyum sopan.

       "Oh, iya Bi. Makasih. Taruh aja di meja."

"Iya, Pak," jawab Bi Ratmi, kali ini dengan nada manja yang samar.

Ia meletakkan piring di meja kecil dekat sofa dan perlahan kembali ke dapur. Lagi-lagi dengan gaya berjalan menggoda. Tapi Arfan tak juga menangkap sinyal itu. Baginya, Bi Ratmi hanya pembantu yang memang rajin dan perhatian. Ia bahkan mengira Bi Ratmi begitu karena ingin bekerja dengan baik, bukan karena ada maksud tersembunyi.

Saat Bi Ratmi kembali ke dapur, ia menggigit bibirnya sendiri. Hatinya kesal karena Arfan tak juga tergoda. Tapi ia tak menyerah. Dalam hati, ia berkata, "Pelan-pelan saja... wanita harus sabar."

       Pagi itu laila menuju cafe yang sudah di pilihkan oleh rani.air mineral di tangannya masih penuh sejak tadi, namun belum juga ia teguk. Pandangannya menatap jam dinding yang terasa berjalan lambat, seolah waktu enggan beranjak. Hari ini ia sudah berjanji akan bertemu dengan Rani di sebuah kafe dekat taman kota. Laila tak sabar ingin berbagi cerita. Tentang Bi Ratmi.

Sejak Bi Ratmi mulai bekerja sekitar dua minggu lalu, banyak kejadian yang membuat Laila merasa harus segera curhat pada sahabatnya itu. Saran Rani memang tidak pernah main-main, tapi Laila merasa ada sesuatu yang aneh pada sosok Bi Ratmi. Bukan berarti buruk, hanya... terlalu sempurna untuk ukuran seorang pembantu dari yayasan sosial.

sejak dari pagi Laila pun sudah berangkat. Ia mengenakan blus santai berwarna hijau toska dan celana kain putih. Wajahnya dirias tipis, namun tetap tampak segar. Sesampainya di kafe, Rani sudah duduk di pojok dekat jendela. Ia melambai sambil tersenyum ceria.

"Lama banget, Bu Ibu Rumah Tangga," goda Rani sambil berdiri menyambut Laila.

"Maaf, tadi nunggu Bi Ratmi beres-beres dulu. Eh, makanya aku pengin banget cerita ini!" Laila langsung duduk dan membuka percakapan tanpa basa-basi.

Rani tertawa kecil.

"Kayaknya serius banget. Gimana, Bi Ratmi oke nggak?"

Laila menghela napas.

“Oke sih, malah kayak terlalu oke. Serius, Ran. Dua minggu ini rumah jadi kinclong. Masakan enak, Arfan... bahkan mulai ngajak ngobrol Bi Ratmi kalau pulang kantor."

Rani menaikkan alis.

"Lho? Kok kayak cemburu?"

Laila menatap Rani dengan ekspresi setengah geli, setengah khawatir.

"Bukan cemburu. Tapi entah kenapa aku ngerasa Bi Ratmi itu... terlalu tenang. Sikapnya sopan banget, tapi gerak-geriknya kayak orang yang punya pengalaman kerja di rumah-rumah orang penting gitu. Aku jadi kepikiran, jangan-jangan dia bukan pembantu biasa."

Rani tersenyum simpul.

"Lai, dia memang bukan pembantu biasa. Dia itu mantan pengasuh cucu anggota DPR, kalau nggak salah. Tapi kamu tenang aja. Aku kenal yayasannya, dan aku sendiri pernah pakai tenaga dari sana. Mereka dilatih, dipesan, dan dicek latar belakangnya. Justru kamu beruntung dapet dia."

Laila terdiam. Ia menyesap teh hangat yang baru datang.

“Iya sih. Tapi aku juga jadi kepikiran, aku tuh ngerasa kecil banget dibanding dia. Aku yang harusnya ngatur rumah, malah dia yang sigap atur semuanya. Aku cuma duduk manis, kadang ngerasa nggak berguna di rumah sendiri."

Rani meraih tangan Laila.

"Kamu bukan nggak berguna, Lai. Justru kamu lagi beradaptasi. Kamu butuh bantuan, dan kamu ngambil langkah yang tepat. Nanti juga kamu akan nemu ritme bareng Bi Ratmi."

Laila tersenyum tipis.

"Makasih, Ran. Aku cuma takut Arfan jadi ngebandingin."

"Arfan? Dia mah harusnya bersyukur istrinya tahu cara mencari bantuan yang aman. Jangan dibikin beban. Kamu tetap ratu di rumahmu sendiri."

1
Vanni Sr
ini laila ny terlalu bodoh sib klo kt aku mah ya, udh tiap mlm d gempur terus apa² d pendem, gada ketegsan jg, laki ny jg seenk ny sndri, crta ny kek yg udh² suami main sm pembatu. tnggl cari org but rawat ibu ny yg skit ini malah lama2 d kampung , mending dah pisah aja. krn g cm sekali berhubungn psti tuh mereka
Zoe Medrano
Aku yakin ceritamu bisa membuat banyak pembaca terhibur, semangat terus author!
Euis Setiawati: terimakasih ka....😍
total 1 replies
Mepica_Elano
Emosinya terasa begitu dalam dan nyata. 😢❤️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!