NovelToon NovelToon
Korban Cinta Oppa

Korban Cinta Oppa

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Diam-Diam Cinta
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: Trii_e

Aramina Dwi Fasya, gadis yang menyandang gelar lulusan S1 Pendidikan Ekonomi namun masih mempertinggi angka pengangguran, beban keluarga. Menjadi seorang EXE-L di usia 20 tahun membuat kehidupan gadis itu diwarnai dengan drama serta kehaluan bakal bersanding dengan sang bias favorit, Kay. Berawal dari sebuah konser dan Fanmeeting di ibukota menyadarkannya pada kenyataan bahwa menyentuh sang idol adalah nyata!
Belum lagi sebenarnya banyak kejadian tak terduga yang terasa bagai mimpi melengkapi imajinasinya soal hal paling tidak memungkinkan di dunia ini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Trii_e, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25. Karma Dibayar Tunai

Siang ini, bang Satria datang ke toko membawa dua orang teman yang memang sedang ingin berbelanja kain batik untuk acara khusus mereka. Entah apalah namanya, yang jelas semua orang kantor akan menghadiri acara dengan bahan batik sebagai pakaian resmi. Boleh juga, promosi toko kami kan bisa semakin meluas berkat koneksinya, ehem. Tapi boleh gak sih histeris banget??? Soalnya dia cowok itu punya body dan wajah yang goodlooking dan aduhai semampai! Aku aja sampe gak sadar membuka mulut beberapa waktu sampai terkejut ketika lalat ijo mencoba masuk. Howekkkk!

"Napa Lo dek?"

"Ssstt!!" Aku memberikan kode bahwa tubuhnya yang tidak menarik itu harus menyingkir sebentar karena menghalangi pemandangan indah. Dua cowok temannya pun mulai melihat-lihat bahan sambil mendengar rekomendasi bang Satria. Kalau aku? Sudah cukup sejuk dunia bila melihat wajah tak berdosa dua makhluk indah di depan sana. Andaikan setiap hari pelanggan yang datang seperti ini ya Allah ...

Aha!!

Sepertinya ide bagus untuk mengenal lebih dekat. Mungkin salah satu diantaranya? Atau, keduanya??? Hehe ... Membayangkan itu pun serasa bunga mawar kuncup menjadi bermekaran.

Sendal pink meong-meong mengarahkan langkah ke arah mereka bertiga, dengan pura-pura menawarkan sesuatu sebagai alasan ikut dalam tongkrongan. Yap! Aku memang si cantik picik dan jenius dari pulau antah berantah, yang jika urusannya soal cowok ganteng bakal gak bisa tinggal diam.

"Hai mas-mas temannya bangsat." Sapaku ramah sambil memamerkan liptint peach yang barusan kutebalkan di meja kasir. Ekspresi mereka sedikit terkejut, mungkin karena melihat wanita imut seperti aku kan??

"Adek Lo Sat?"

Tangan kanannya seketika terangkat memijit kening yang tampak berminyak, dasar Abang pelit! Punya teman cakep-cakep kok gak pernah dikenalin.

"Sana di kasir aja!"

"Kenapa lagi? Orang toko ini kan emang aku yang jaga? Bangsat?"

"Hahaha, wah adek Lo berani juga yah." Mas paling jangkung tertawa sambil mengusap lembut punggung Abang.

"Kenalin nama mas Bara." Si mas yang lain mengulurkan tangan sambil menyipitkan mata. Main mata!

Dag Dig dug.

"Bara???" Bang Satria melotot tak percaya. Apakah dia tidak mau kami kenalan? Tapi melihat ekspresi si mas Bara yang mendadak nyengir kuda, aku tahu ... Pasti ada sesuatu yang salah.

"Hehe, Iyah Bara!"

"Bara dari mana? Namanya itu Badar dek. Badar bin Badrun!"

Ewwww!!!

Bara? Ke Badar bin Badrun?

Lagian kenapa orangtuanya kasih nama aneh dan jadul pula. Agak kerenan dikit kek, contohnya Kent, Rey, atau haluddin sekalian.

Sumpah! Aku pengen ngakak!

"Wkwkwkkwkw ... Cakep-cakep namanya Badar bin Badrun yah." Tidak sadar meninggalkan kesan sedih di wajah si empunya nama, tapi aku sibuk menstabilkan gelak dengan gerak perut yang sudah mulai membuat tubuhku terasa keram. Sampai tak sengaja kulihat kernyit wajah mas Badar mulai tak enak. Segera ku berpaling, mendapati senyum secerah lampu bohlam 5 Watt mas yang satunya. Sambil mengulurkan tangan ia pun mulai memperkenalkan diri.

"Kalau nama mas adalah ... Yoni."

Bang Satria menempeleng bahunya dengan pelan, wajah yang biasa mengerut itu perlahan tambah mengerut bagai umur 65 tahun. " Yoni??? Yonooo!!!!! Sutiyono Kakashi!!" Ungkap bang Sat kesal setengah mati.

"Busett!! Penghuni wakanda forever nih." Sudah tak bisa menahan tawa, akhirnya tubuhku menggencarkan aksi jumpalitan bak atraksi debus sulap di pasar malam. Ya Allah ... Unik-unik sekali ummat manusia yang ada di bumi ini. Tak perlu menonton komedi putar hanya untuk tertawa ria. Begini pun, alangkah kocaknya hidup.

"A-awas dek!!" Teriak mas Bara, eh Badar, sambil panik. Dan benar saja ...

Bruuuakk!!!

"Hadeuhhh ... Tidak bermakna sekali hidupku dikelilingi orang-orangan sawah macam kalian!" Kudengar samar-samar bang Sat mengeluh, kemudian mendekat mengangkat satu-persatu pipa tempat gulungan kain dari atas tubuhku. Kalian benar, karma itu dibayar tuntas! Dan kini aku menerimanya tunai tanpa tawar-menawar kepada ilahi.

"Adek Lo Sat! Adek Lo engap itu kagak bisa nafas!"

"Jangan salah, adek gue itu amfibi. Klo gak nafas pake hidung yah, pake kulit."

"Wah, hebat juga adek Lo."

"Huweeeeee!!!!!!" Mengapa mereka sangat tidak berperikemanusiaan? Aku juga gadis normal, punya rasa malu, apalagi melakukan hal gila tanpa sengaja di depan cowok-cowok ganteng abnormal tersebut. Di mana letak harga diriku setelah ini? Mana tadi ada palu yang gak sengaja mampir di kening gak glowing ini! Harusnya sekarang sudah ada sebuah kentang yang tumbuh tanpa tanah, tapi ini bukan soal kentang.

"Huweeeeee!!!!"

"Eh, adek Lo tuh!"

"Bentar! Ini juga kan lagi usaha!"

Sekian menit barulah cahaya menyilaukan itu nampak, terik mentari menembus dinding kaca dan menusuk wajahku tanpa ampun. Kulihat bang Satria, mas Badar, dan mas Yono berjongkok seraya mengamati mukaku yang kusut minta ampun.

"Benjol dikit doang." Bawahan kaus kemeja yang dipakai bang Sat dibentuk menjadi buntelan dan dimasukkan ke dalam mulut. Ditiup-tiup, dipenuhi nafas dan mungkin ilernya juga ikutan. Iyuhhh!!! Sumpah aku tidak ingin itu terjadi!

"Sini Abang obati!"

"Aaakkk!!"

Plak! Plak! Plak!

Dia kira kentang ini kentang biasa apah? Bisa seenaknya ditekan dan dipegang-pegang tanpa hati. Iya! Mukaku emang kentang banget! Puas?

Rasakan kan sekarang tangannya yang tak berotot itu jadi sasaran tanganku sendiri. Siapa suruh gak penuh kasih sayang mengobati adiknya!

"Pelan-pelan dong! Adek Lo tuh!" Mas Yono mengingatkan.

"Udah, biasa lagi. Orang otaknya ini otak udang, makanya nyetak keluar gara-gara ketiban doang. Begini kalo otak gak punya tulang!"

"Bang Sat!!! Pelan-pelan!"

Lelaki itu hanya tersenyum dan melancarkan aksi jahatnya tanpa ampun. Jangan tanya bagaimana keinginanku saat ini, aku ingin dia berhenti tentu saja. Tidak tahan dengan bau iler yang nongki di atas jidat tanpa bertoleransi mengeluarkan bau tak enak. Coba tadi bang Sat makan permen mint, pasti lebih harum.

"Udah! Udah mendingan." Kutepis tangan bang Satria dari atas jidat. Sadar, kalau perih dan sakit sudah sedikit berkurang. Memang obat mujarab kalo benjol tuh dikasih iler kata eomma dan nenekku dahulu.

Mereka bertiga berdiri, memandang ke arah luar dan kembali melanjutkan aksi memilih bahan yang akan dibeli. Tinggallah seorang Mina sendirian, huhu! Padahal tadi maksudnya untuk tebar pesona, siapa tahu dimintain nomer Wa kan? Huweee!

"Nanti pulang sama Abang aja."

"Emang kenapa? Aku juga bisa naik sepeda."

"Ibu sedang khawatir, takut kamu keluar dengan laki-laki lain."

"Apa sih? Laki-laki lain gimana? Orang satu aja gak pernah punya." Adakah tampang ini menunjukkan sedang di mabuk cinta? Mabuk sama Kay Oppa sudah setiap hari, tapi kalo di dunia nyata kan tidak pernah?!

"Mau sama Abang gak? Lagi jomblo juga." Mas Yono mengedipkan mata dua kali.

"Hah?" Sekarang di mataku kalian berdua itu tidak ada gagah-gagahnya sama sekali. Gak keluarga, tetangga, sahabat, dan sampe teman-teman bang Sat juga gak ada satu pun yang waras!

Aigoooo ... Rasanya sekarang aku yang jadi waras menganggap mereka tak waras.

Nasib!

1
Fatrie Gultom
❤️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!