TYPO BERTEBARAN DIMANA-MANA
BAB 1-147
Keyna dibuat bingung dengan apa yang ia alami saat ini, dimana ia harus menikah dengan seorang lelaki yang baru saja ia temui. Keyna akui semua ini terjadi karena kecerobohannya, tapi ia tidak pernah berpikir akan dilamar secara tiba-tiba oleh lelaki tersebut.
Selama pernikahan tersebut, Keyna selalu di manja layaknya seorang putri, tapi ia tidak tau jika lelaki yang menjadi suaminya adalah seorang mafia yang kejam.
Bagaimana kelanjutan ceritanya? Apakah Keyna akan mencintai lelaki tersebut? dan Mengapa lelaki tersebut ingin menikah dengan Keyna yang baru saja ia temui?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon elaretaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tugas Utama
"Apa saya perlu membereskannya, Tuan?" tanya Mike.
"Tidak perlu, biar aku yang akan bereskan semuanya karena dia sudah berani mengganggu istriku maka dia harus menerima akibatnya," ucap Devan.
"Baik Tuan," ucap Mike.
"Biarkan dia hidup dengan tenang dulu, bersikaplah seperti tidak tau apa yang terjadi," ucap Devan lalu pergi.
Namun saat ia akan menaiki tangga ruang bawah tanah tersebut ia melihat seseorang yang berada di dalam penjara.
"Wah, sudah lama kita tidak bertemu," ucap Devan sambil jongkok di depan penjara tersebut.
Orang yang sedari tadi menunduk pun langsung mengangkat kepalanya dan tersenyum mengejek, "Aku suka senyummu," ucap Devan.
"Bunuh aku," ucapnya.
"Aku belum ingin membunuhmu, kau tau bukan kau akan mati setelah aku bunuh istriku," ucap Devan, namun masih dapat di dengar orang tersebut.
"Dasar br*ngsek," ucapnya.
"Santai saja," ucap Devan lalu pergi dari tempat tersebut.
Devan memasuki rumah dan menuju kamarnya, "Tuan," sapa para pelayan yang masih berada di dalam kamar.
Devan melihat Keyna yang masih sesenggukan di sofa, "Kalian, keluar," usir Devan dan diangguki oleh para pelayan.
"Udah jangan nangis, semuanya baik-baik aja mungkin itu orang iseng," ucap Devan.
"Tapi, gak mungkin hiks hiks, orang iseng kayak gini," ucap Keyna.
"Kamu tidak perlu khawatir semuanya sudah aku bereskan," ucap Devan dan memeluk Keyna dengan erat.
"Kamu yakin?" tanya Keyna yang berada dalam dekapan Devan.
"Hem," ucap Devan.
"Tapi, nanti kalau aku dapat kayak gitu lagi gimana?" tanya Keyna.
"Kalau kamu dapat yang kayak gitu lagi, kamu bisa bilang aku atau gak ke Mike biar nanti kita yang urus," ucap Devan dan diangguki Keyna.
"Yaudah sekarang tidur," ucap Devan.
"Tapi, ini kan masih pagi masa tidur," ucap Keyna.
"Udah mau siang, lihat matamu udah kayak gak tidur dua hari," ucap Devan lalu membawa Keyna ke ranjang king size-nya tanpa melepaskan pelukannya.
Saat ini mereka berbaring dengan posisi yang sama yaitu berpelukan, "Kemarin aku telpon kami karena Mama yang nyuruh buat aku telpon kamu," ucap Keyna dengan pelan dan masih dapat di dengar Devan.
"Maaf, kemarin aku ada urusan sama temenku makanya, jadi aku gak bisa pulang," ucap Devan dengan mencium kening Keyna.
"Tapi, kenapa kemarin kamu gak angkat teleponnya? apa karena sibuk banget ya sama temen kamu?" tanya Keyna.
"Ya, bisa dibilang begitu," ucap Devan dan semakin mengeratkan pelukannya.
"Ehm, kemarin karena kamu gak pulang, aku jadinya tidur sama Mama," ucap Keyna.
"Papa pasti ada urusan bisnis makanya Mama sampai mau tidur denganmu," ucap Devan dan diangguki Keyna.
Beberapa saat kemudian Devan pun merasakan nafas Keyna yang mulai teratur dimana menandakan jika saat ini ia sudah tertidur lalu Devan melihat ke bawah dan benar saja Keyna sudah menuju alam mimpi, Devan pun mengambil ponselnya dan menelepon Mike.
"Mike, hari ini kau urus markas karena aku akan menemani Keyna dulu untuk hari ini," ucap Devan lalu memutuskan sambungan telepon tersebut.
Disisi lain, Mike hanya diam saja karena belum sempat ia menjawabnya, sang Tuan terlebih dahulu memutuskan sambungan telepon tersebut, 'Sabar Mike, Tuan Devan memang seperti itu,' ucap Mike dalam hati.
Kembali lagi pada Devan, Devan terus menatap Keyna yang tengah tertidur, "Kau sangat cantik, tolong jangan sampai buat aku suka dan luluh karena tugas utama yang harus kulakukan adalah menikahimu agar aku bisa membunuhmu jika kau membuatku mencintaimu maka semuanya akan hancur, tapi selama kau menjadi istriku maka aku akan berjanji untuk membuatmu seperti ratu disini tidak akan aku biarkan orang melukaimu bahkan aku sendiri kau hanya boleh terluka jika sudah saatnya," ucap Devan lalu mengecup bibir Keyna dan menyusul Keyna ke alam mimpi.
Keyna merasakan berat di perutnya lalu ia pun membuka matanya dan melihat Devan yang saat ini tidur dengan memeluknya, Keyna tersenyum saat mengingat bagaimana manjanya dia tadi pagi, "Kenapa senyum-senyum sendiri kayak orang gila tau gak?" tanya Devan dengan suara serak khas bangun tidur.
Keyna pun mengangkat kepalanya dan melihat ke arah Devan. Namun, Devan masih memejamkan matanya seolah bukan dia yang berbicara.
"Sekarang udah sore aku mau mandi dulu," ucap Keyna.
"Ya,mandi aja kenapa harus bilang," ucap Devan yang masih memejamkan matanya.
"Ish, gimana aku bisa mandi kalau aku masih di peluk sama kamu kayak gini," ucap Keyna.
Bukannya melepaskan pelukannya, Devan justru semakin erat memeluk Keyna, "Ih, Devan aku mau mandi, lepasin dong," rengek Keyna.
Devan pun akhirnya membuka matanya dan menatap lekat ke arah Keyna, "Kenapa?" tanya kenapa yang bingung dengan tatapan intens Devan.
"Mau mandi bareng," ajak Devan.
"Gak mau!" jawab Keyna.
Devan pun menatap Keyna sambil tersenyum yang membuat Keyna semakin waspada dan benar saja beberapa saat kemudian Devan pun mengecup bibir Keyna, yang awalnya hanya kecupan bertubi-tubi saat ini berubah menjadi *******, mereka terus beradu mulut hingga Keyna merasa kehabisan nafas dan menepuk dada bidang Devan, Devan yang mengerti pun langsung melepaskan pagutan mereka.
"Aku suka jika bibirmu besar seperti ini," bisik Devan tepat di telinga Keyna bahkan ia juga mengecup beberapa kali telinga Keyna.
Keyna yang sadar pun langsung menjaga jarak dari Devan, "Ehm, aku mau mandi," ucap Keyna lalu berlari menuju ke kamar mandi.
Devan yang melihatnya hanya tersenyum gemas melihat Keyna yang salah tingkah, Devan sendiri langsung menuju ruang kerjanya yang berada di lantai satu.
"Tuan, ada masalah dengan berkas yang dikirim Tuan Rodrigo," ucap mikey, Devan hanya menatap Mike dengan mengangkat alis kanannya.
"Benar apa kata Tuan waktu itu bahwa Tuan Rodrigo akan memalsukan identitas keluarganya," ucap Mike.
"Sudah ku duga, aku tau Rodrigo punya dua anak dan dia justru bilang kalau dia hanya punya satu anak, sungguh malang sekali anak itu, terus apa yang dilakukan tua bangka itu?" tanya Devan.
"Saat ini Tuan Rodrigo sedang berlibur dengan istri dan anak keduanya di negara B, Tuan," ucap Mike.
"Anak yang satunya?" tanya Devan.
"Tuan Rodrigo tidak menginginkan anak tersebut Tuan dan anak yang ia tulis dalam berkasnya ialah anak yang tidak diinginkan itu," ucap Mike.
"Jadi uang yang ku pinjamkan bukan untuk modal perusahaannya, melainkan untuk liburannya?" tanya Devan.
"Benar, Tuan," ucap Mike.
"Biarkan dia berlibur, setidaknya ini adalah liburan bersama mereka untuk yang terakhir kalinya" ucap Devan.
"Untuk yang masalah bangkai itu apa kau sudah tau siapa yang nyuruh dia?" tanya Devan.
"Belum, Tuan. Saya dan yang lain sedang berusaha untuk mencari taunya," ucap Mike.
"Aku sangat yakin seseorang menyuruhnya untuk melakukan hal ini atau tidak orang itu hanya mengarahkan saja, pasti ada orang lain, selain dia," ucap Devan.
"Sepertinya memang begitu Tuan, karena dia tidak melakukan hal yang mencurigakan, mungkin orang lain yang membawa barang-barang tersebut lalu dia yang menaruhnya di kamar karena dia tau jika Nona pulang hari ini," ucap Mike.
"Aku setuju denganmu mungkin itu cara dia membawa bangkai itu sampai di dalam rumah. Oh iya Mike, apa kau sudah mencari tau siapa pria yang berbicara dengan Keyna saat di taman?" tanya Devan.
"Semua informasi mengenai pria tersebut sudah saya kirimkan ke email, Tuan," ucap Mike.
"Yasudah, kalau begitu kau boleh pergi," ucap Devan dan diangguki Mike lalu Mike pun keluar dari ruang kerja Devan.
"Jadi namanya Jordan Andrian, keluarga Andrian memang sangat menjijikan bukan hanya orangtuanya, tapi anaknya juga bahkan rasanya Leon tidak akan suka dengan daging keluarga mereka yang terkenal busuk," gumam Devan.
"Aku harus mencari mangsa baru untuk membuat Leon kenyang yaitu dia, tapi Leon akan sakit perut sebentar, jadi tidak masalah bukan, tunggu! jadi dia teman dari pembawa sial itu hahaha dunia sangat lucu, apa kau mendekati istriku karena pembawa sial yang hampir mati itu," lanjutnya.
Devan terus melihat informasi yang diberikan Mike, "Aku akan hancurkan keluargamu terlebih dahulu baru aku akan bermain-main denganmu, siapapun yang mengusik hidupku maka dia akan merasakan akibat terberatnya, bahkan tuhan pun tidak akan memberikan akibat itu," ucap Devan.
.
.
.
Tbc.