"Witing tresno jalaran soko kulino" Percayakah kamu akan kata kata itu?
Rasa suka dan nyaman ada karena sudah terbiasa. Tapi, bagaimana bila rasa itu di salah artikan? atau menolak untuk merasakan.
Ketika persahabatan yang sudah terjalin belasan tahun, di uji oleh sebuah perasaan yang bertepuk sebelah tangan.
Antara rasa nyaman dan cinta, manakah yang akan di pilih oleh Kenzo?
Benarkah dia mencintai Arsy? atau hanya sebatas mengaguminya saja?
Dan benarkah dia hanya menyayangi Naura karena sahabat kecil? Atau sayang karena cinta?
Ikuti kisah Kenzo Aprilio Nolan, laki laki tengil si biang rusuh yang sedang di landa dilema antara Nyaman dan Cinta pada dua orang gadis yang sejak kecil ia kagumi dan sayangi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy_Ar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Suara laki laki lain
“Kamu ini darimana aja sih Ken, sibuk terus. Gak bisa ya kalau pulang sekolah itu langsung pulang, harus gitu keluyuran terus, astaga.” Ken langsung menyengir lebar saat kedatangan nya di rumah di sambut oleh sang mama.
Jam sudah menunjukkan angka tuju malam, dan memang Ken baru tiba di rumah. Bukan main, hanya tadi dirinya berada di apartemen bersama Clay dan Harry untuk menemani Naura. Dan setelah habis Maghrib tadi, Naura sudah tidur karena habis minum obat, maka dari itu, ketiga nya memutuskan untuk pulang ke rumah masing masing. Dan yang paling dekat adalah Harry, karena dia hanya tinggal turun beberapa lantai saja.
“Hehehe, tadi kumpul bentar sama anak anak Mah,” kata Ken langsung bergelayut manja kepada mama nya.
“Sama Naura?” tebak mama Kiara dan Ken langsung menganggukkan kepala nya.
“Nih ya Mah, asal mama tahu, dia lagi sakit tadi. Makanya kami bertiga tadi jengukin dia bentar. Ken kesel banget Ma sama dia, begokk nya gak ilang ilang dari dulu,” cetus Ken dengan kesal, “Udah tahu gak bisa kehujanan eh semalem ke rumah Susan ujan ujan, ya udah akhirnya sakit kan. Emang bener bener begokk dan badung nya kebangetan!”
“Huss, kamu ini kenapa begitu sih. Kalian berteman sudah sangat lama, ini mulut masih aja pedes, ya Allah Ken. Kamu ini laki laki loh,” keluh mama Kiara begitu gemas dan langsung mencubit bibir putra sulung nya.
“Auwhh, Mama!” seru Ken dan langsung menjauhkan diri dari sang mama.
“Besok besok, kalau Naura masih belum sembuh. Kamu bawa dia pulang, biar dia nginep disini sementara. Mama jadi ikut khawatir sama dia,” kata mama Kiara cemas.
“Udah kok Mah, meskipun dia ceroboh begitu, tapi daya tahan tubuhnya bagus, dia kuat!”
“Tau ah, udah sana buruan mandi, habis itu turun kita makan sama sama, Papa juga baru pulang dan lagi mandi.” Ken menganggukkan kepala nya dan segera masuk ke dalam kamar nya.
Jam sepuluh malam, Ken baru naik kembali ke kamar nya. Setelah tadi berkumpul dan bercanda dengan keluarga nya, karena kebetulan tadi om Bastian dan istrinya datang, jadilah ia cukup lama di lantai bawah. Baru saja dirinya hendak merebahkan tubuh ke tempat tidur, ia melihat ponsel nya yang sejak tadi ia anggurkan menyala di atas meja.
Sebuah pesan dari nama Arsyla, membuat nya langsung tersenyum. Dengan cepat ia membuka nya dan membaca isi pesan nya. Tidak terlalu penting, hanya pertanyaan singkat dan biasa. Ia tidak membalas pesan itu, namun Ken langsung men-dial nomor Arsy agar lebih memudahkan nya berbicara.
“Assalamualaikum,” sebuah suara yang begitu merdu dan sangat menenangkan hati Ken menyambut nya.
“Wa'alaikumsalam, lagi apa?” tanya Ken, ia menyandarkan kepala nya pada sisi tempat tidur.
“Lagi duduk aja.”
“Dimana?”
“Di depan kolam,” jawab Arsy membuat Ken langsung mengerutkan dahi nya, pasal nya ini sudah malam, dan tidak biasanya Arsy masih berada di luar kamar.
“Tumben belum ke kamar?”
“Iya, lagi ada acara di rumah,” jawab Arsy, suaranya begitu lembut hingga membuat Ken semakin jatuh cinta setiap kali mendengar nya, “Oh ya, siang tadi kamu kemana?”
“Siang? Aku sekolah lah Sayang.”
“Pulang sekolah.”
“Oh tadi aku jemput Naura. Dia lagi sakit dan semalam nginep di rumah Susan.”
“Ohh,” berikutnya Arsy hanya diam mendengarkan ocehan Ken yang terus memaki bahkan mengumpat Naura, membuat Arsy tersenyum getir.
“Chila, plastik yang tadi mana?” tanya seorang laki laki yang tiba tiba saja terdengar di telinga Ken.
“Itu suara siapa?” tanya Ken dengan nada tak suka, karena ia mengingat dengan jelas bagaimana suara ayah Rasya, sangat berbeda dengan yang sekarang.Jadi bisa di pastikan itu bukan suara ayah Rasya.
“Iihh, tadi kan udah Chila kasih!” jawab nya dengan nada sedikit memberengut, yang mana semakin membuat Ken penasaran dengan siapa Arsy berbicara.
“Kasih ke siapa? Aku gak ada nerima?”
“Iih masa sih, perasaan tadi tuh Chila udah kasih,” terdengar suara Arsy yang semakin kesal, “Plastik biru kan? Isinya merah?”
“Kamu lihat isinya?” seru seorang laki laki yang sedang bersama Arsy. Ken tidak mendengar jawaban lagi dari Arsy, karena berikutnya ia hanya mendengar gelak tawa dari Arsy dan terdengar seperti kekasih nya sedang berlari.
“Sayang, itu siapa sih?” tanya Ken sekali lagi, ia sedang berusaha untuk berfikir positif, namun entah mengapa tangan nya sudah mengepal kuat sejak tadi.
“Huh huh huh, maaf. Maaf Ken, hihihihi, tadi itu om aku. Dia nyari barang nya,” jawab Arsy masih mengatur nafas nya.
“Memang nya apa? Sampai buat kamu lari lari begitu?” tanya Ken penasaran.
“Enggak kok, gapapa hehehe, jadi tadi sampai mana tadi kita ngobrol nya?” Arsy mengalihkan pembicaraan nya dan kembali ke topik semula. Menghiraukan suara laki laki yang terus menggedor pintu kamar nya, membuat hati Ken semakin terasa mendidih.
Meskipun Arsy mengatakan bahwa itu om nya, namun entah mengapa hati Ken seperti ada yang mengganjal. Benarkah dirinya cemburu? Sangat tidak masuk akal sekali bukan, bila sampai dirinya cemburu kepada om nya Arsy?