Penantian Cinta Sang Istri

Dengan kecepatan tinggi Akbi mengendarai mobilnya membelah jalan raya menuju rumah Alena. Kalau dalam kecepatan biasa di butuhkan waktu lebih dari tiga puluh menit tapi karena Akbi mengendarai mobil bak orang kesetanan, dia sampai di rumah Alena hanya dalam waktu lima belas menit mobil Akbi sudah sampai di kompleks perumahan Alena.

Kini mobil Akbi sudah sampai di depan rumah Alena, dia segera turun dari mobil dan segera memencet bel pintu.

Teettttt.......teettttt......

Bik Sri yang baru mau tidur mendengar ada suara bel pintu langsung keluar kamarnya dan ingin membuka pintu.

"Aduh..... Siapa sih malem malem dateng?" tanya bik Sri pada dirinya sendiri.

Ceklek......

Suara pintu terbuka.

Saat membuka pintu bik Sri kaget karena yang datang adalah den Akbi alias suami dari nonanya.

"Eh Aden bibik kira siapa tadi"

"Alena ada di dalam bik?" tanya Akbi ke bik Sri.

"Ada den di kamarnya, oh ya silahkan masuk dulu den" ucap bik Sri mempersilahkan suami majikannya masuk.

"Iya bik saya mau langsung ke kamar Alena kalau gitu bik" kata Akbi langsung masuk dan ingin segera mencari Alena. Tapi langkahnya terhenti dan dia kembali menuju bik Sri yang sedang mengunci pintu lagi.

"Emm bik saya lupa tanya, kamarnya Alena di sebelah mana ya bik?" tanya Akbi ke bik Sri, karena dirinya memang tidak tau di mana letak kamar Alena.

"Ohh kamar non Alena di lantai dua kamarnya paling dekat sama tangga den" jawab bik Sri menunjukkan letak kamar Alena.

"Terimakasih bik saya ke atas dulu kalo gitu"

Setelah mengetahui di mana kamar Alena, Akbi segera berlari menuju ke kamar Alena.

"Ada ada aja nih pengantin baru. Pasti lagi marahan ini, semoga cepat baikan non Alena sama dengan AAkbi udaha ngurusi urusan orang mending aku tidur aja"

Akbi sudah sampai di depan pintu kamar Alena, dia mencoba membuka hendel pintu tapi pintu itu ternyata terkunci.

Akbi ingin mengetuk pintu, tapi dia rasa Alena mungkin sekarang sudah tidur, jadi Akbi kembali menemui bik Sri untuk meminta kunci cadangan kamar Alena.

Tanpa banyak bertanya bik Sri memberikan kunci cadangan kamar Alena pada Akbi. Karena di pikirnya mungkin mereka sedang marahan dan non Alena hanya ngambek.

Setelah mendapatkan kunci cadangan kamar Alena, Akbi segera membuat kamar Alena dengan kunci itu dan masuk ke kamar.

Saat Akbi masuk ke dalam kamar Alena, suasana kamar Alena tamaram karena hanya ada lampu tidur yang menyala. Akbi menghampiri Alena yang tertidur sambil memeluk sebuah bingkai foto. Akbi juga bisa melihat ada bekas sisa sisa air mata Alena yang masih terlihat di pipinya.

"Maaf aku sudah membohongi kamu selama ini" ucap Akbi sambil mengusap pipi Alena dengan lembut.

Akbi membelai rambut Alena dengan lembut lalu mencium kening Alena.

Alena merasakan ada sesuatu yang mencium keningnya lalu ia terbangun, saat Alena terbangun dia melihat Akbi yang telah mencium keningnya.

Alena tersenyum saat melihat Akbi menciumnya, sampai akhirnya Alena tersadar kalau semua ini memang nyata, mata Alena langsung mendelik dan ia segera mendorong tubuh Akbi sekuat yang dia bisa.

Tadinya ia pikir itu hanya mimpi karena Alena masih belum sepenuhnya sadar.

Akbi merasa kaget tiba tiba tubuhnya di dorong oleh Alena, dipikirkan nya Alena masih tertidur tadi.

"Alena"

Belum sempat Akbi berbicara tapi ucapannya sudah lebih dulu di potong oleh Alena.

"Apa yang kamu lakukan di sini? kenapa kamu bisa masuk ke kamar ku?" tanya Alena pada Akbi dengan marah, dia masih marah dan kecawa pada Akbi.

"Aku kesini karena aku ingin minta maaf dan menjelaskan semuanya sama kamu Alena" jawab Akbi lalu dia berjalan ingin menghampiri Alena tapi Alena segera berucap.

"Stop Akbi, berhenti di situ jangan mendekat. Dan juga apa lagi yang ingin kamu jelaskan ke aku kalau memang kenyataannya kamu selingkuhin aku, kamu bohongin aku selama ini, aku udah nggak mau dengerin alesan kamu lagi Bi mendingan kamu pergi dari kamar dan rumah aku sekarang juga. Atau aku bakal panggil satpam untuk usir kamu dari sini"

Alena benar benar tidak ingin bertemu Akbi saat ini.

"Plis Alena kamu dengerin aku dulu, aku tau kalau aku salah, aku tau. Aku memang bukan suami yang baik, aku sudah buat kamu kecewa dengan kelakuan aku selama ini yang menduakan kamu, tapi aku mohon Alena, tolong kasih aku kesempatan untuk jelasin semuanya. Aku janji setelah aku selesai jelasin semuanya dulu ke kamu, aku bakal pergi dari sini. aku nggak akan minta kamu buat maafin aku karena aku tahu kalau aku emang udah salah banget ke kamu, tapi aku mohon Alena, tolong dengerin dulu alesan aku kenapa aku bisa berbuat seperti ini Alena" pinta Akbi pada Alena dengan memelas.

Alena yang masih emosi dan marah pada Akbi tidak ingin mendengarkan penjelasan dari Akbi, dia merasa kalau apapun alasannya perselingkuhan itu adalah sesuatu yang tidak bisa di toleransi.

"Akbi aku bener bener nggak mau lihat wajah kamu lagi Akbi, aku nggak mau dengerin alesan dari kamu. Jadi lebih baik kamu pergi dari rumah aku sekarang atau aku panggil satpam untuk usir kamu!" Geram Alena.

"Aku nggak akan pergi Alena. Udah aku bilang kalau aku cuma akan pergi kalau kamu mau dengerin alesan dari aku dulu Alena"

"Kamu tau nggak sih Akbi, aku ini lagi nggak bisa mikir Akbi, otak sama hati aku itu masih nggak bisa nerima apapun yang mau kamu jelasin. Jadi lebih baik kamu pergi biarkan aku sendiri, aku butuh ketenangan, aku butuh sendiri sekarang" ucap Alena marah.

"Alena" belum juga Akbi berbicara Alena sudah memotong kata kata Akbi.

"Kamu pergi nggak. Atau aku panggil Polisi aja kalau kamu masih di sini" bentak Alena.

"Ok ok Alena untuk sekarang aku akan pergi, tapi aku minta setelah kamu udah cukup tenang, kita harus ketemu dan aku akan jelasin apa yang sebenarnya terjadi" pinta Akbi.

Alena berfikir sejenak lalu menggunakan kepalanya tanda setuju. Setidaknya sekarang Akbi mau pulang dari sini pikir Alena.

Setelah perdebatan yang cukup sulit itu akhirnya Akbi memutuskan untuk pulang dulu dan memberikan waktu untuk Alena sendiri dan menenangkan dirinya dulu, baru setelah itu dia akan menjelaskan tentang hubungan nya dengan Monika pada Alena.

Sementara itu Alena melihat kepergian Akbi dengan pandangan nanar. dia memang mencintai Akbi tapi untuk memaafkan Akbi kali ini Alena rasa itu tidak bisa ia lakukan.

Baginya kesalahan Akbi sudah fatal untuk bisa di maafkan begitu saja.