Gwen si buruk rupa merasa putus asa dengan jalan hidupnya saat dia ingin mengakhiri semuanya justru Gwen dipertemukan dengan boss mafia.
Gwen menjadi gadis buruk rupa kesayangan boss mafia dan berusaha menuntut balas pada orang yang menindasnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DHEVIS JUWITA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Air, Minyak dan Sabun
Trevor sangat menikmati momen berdua dengan Gwen seperti sekarang. Walaupun tidak bisa berhubungan badan tapi bisa terus bersama gadis itu rasanya sangat menyenangkan apalagi saat Gwen tidak sadar, dia bisa mencuri kesempatan.
Seperti saat ini, lelaki itu bermain-main dengan buah dada Gwen sampai dia puas.
"Sangat manis," gumamnya dalam hati.
Saat pagi harinya, Gwen berteriak di kamar mandi karena lagi-lagi dadanya dipenuhi bercak merah padahal bercak merah sebelumnya sudah memudar.
"Argh! Dasar nyamuk kanibal!" teriak Gwen tidak terima.
Wajah Gwen merah padam saat keluar dari kamar mandi tapi Trevor tampak santai tanpa merasa bersalah seperti biasa.
"Kau pasti sudah melihat mahakaryaku, 'kan? Selanjutnya aku akan melakukan itu saat kau dalam keadaan sadar, jadi bersiap-siaplah!" ucap Trevor sambil melepas celananya tanpa malu. "Sekarang giliranku mandi!"
Gwen menutup kedua matanya karena melihat benda bergelantung itu, dia sangat malu. "Astaga, otak suciku jadi kotor!"
Sebelum Trevor selesai mandi, Gwen buru-buru memakai bajunya kemudian dia keluar kamar. Dia ingin menghirup udara di luar kamar sejenak karena udara di dalam kamar itu sangat panas.
"Apa misinya sekarang adalah menggangguku!" gerutu Gwen sebal.
Gwen duduk di meja makan dan mencoba menghubungi Maudy untuk datang membawa makanan karena di apartemen tidak ada yang bisa dimasak.
"Tolong belikan serba dua karena bosmu ada di sini," ucap Gwen memberitahu tapi sepertinya Maudy sudah tahu duluan.
"Iya, Nona. Saya mengerti," jawab Maudy mengulum senyumnya karena Trevor yang tergila-gila dengan Gwen.
Berita mereka tentu saja menjadi bahan gosip para anggota Black Mamba.
Tak berselang lama, Trevor yang baru selesai mandi mencari keberadaan Gwen. Dia bingung harus memakai baju apa karena Neil yang belum tiba juga di apartemen.
"Baju kaosku pasti tidak akan muat dengan tubuhmu yang besar itu," ucap Gwen yang tidak mau menatap Trevor yang hanya memakai handuk itu.
Sikap Gwen yang seperti itu membuat Trevor semakin tertarik. Aneh memang tapi Trevor menyukainya.
"Aku akan sabar menunggu Neil datang kalau bisa dia datang besok saja!" ucap Trevor yang sudah duduk di samping Gwen.
"Aku sendiri yang akan meminta Neil supaya cepat datang," Gwen jadi kalang kabut sendiri. Jangan sampai seharian ini Trevor tidak memakai baju.
"Kenapa? kau tidak suka melihat tubuhku?" Trevor mulai memancing Gwen. Diraihnya tangan mungil Gwen supaya menyentuh dada kemudian perutnya yang sixpack. "Tubuh ini adalah idaman para wanita!"
Gwen dengan cepat menjauhkan tangannya. "Aku tidak tertarik! Aku sudah sering melihat perut kotak-kotak itu, para bawahanmu semua begitu bentuknya bahkan ada yang jauh lebih besar!"
"Ho? begitukah? Tapi mereka tidak ada yang tampan sepertiku, bukan?"
"Kau terlalu percaya diri, Tuan Mafia!
"Jadi lelaki seperti apa yang kau sukai?"
Gwen terdiam sejenak untuk berpikir, selama ini dia tidak pernah memikirkan tentang menjalin hubungan dengan pria jadi dia tidak tahu seperti apa pria yang dia sukai.
"Aku suka lelaki yang biasa-biasa saja mungkin," jawab Gwen kemudian.
"Yang jelas bukan lelaki yang suka memaksa," tambah Gwen dengan nada mencibir.
Trevor memicingkan matanya, dia menarik tangan Gwen sampai tubuh gadis itu dekat padanya.
"Katakan sekali lagi, aku mau dengar!?"
"Baiklah, akan aku perjelas! Kita seperti air dan minyak, Trey. Tidak akan bisa menyatu!"
"Siapa bilang tidak bisa menyatu, air dan minyak itu bisa menyatu dengan sabun!"
Trevor meraih dagu Gwen supaya gadis itu menatapnya. "Jadi ayo kita main sabun di bath up biar kita bisa menyatu!"