Takdir yang mempertemukan mereka berdua, takdir pula yang membawa mereka kedalam hubungan yang rumit.
Faiha Azkiya, seorang muslimah yang mempunyai mimpi menjadi wanita yang kuat dan tangguh. Pundaknya saat ini dituntut menjadi kokoh, untuk menghidupi dirinya dan sang nenek. Ingin rasanya ia menyerah pada takdir, namun semuanya itu berbanding terbalik. Dimana, takdir itu malah merubah kehidupannya.
Azzam Arsalaan. Pemberontakkan, kejam dan ditakuti oleh hampir semua orang dalam dunia bisnis. Bahkan dunia hitam pun sangat tidak ingin terlibat sesuatu dengannya. Ia akan sangat murka jika kehidupannya terusik, tiada kata 'ampun dan maaf' darinya. Jika tidak, maka nyawa mereka akan lenyap saat itu juga.
Akankah takdir itu dapat menyatukan mereka dan bahagia? Atau sebalinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tsabita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
Tanpa ragu, Kiya membuka pintu mobil dan berlari mendekati Azzam dan memeluknya dari arah depan tubuhya. Namun, hal itu terlebih dahulu disadari oleh Azzam hingga ia membalikkan tubuhnya dan ...
Ssreett
Jjrreebb!
" Akkh!!". Suara Azzam yang tertahankan, senjata sejenis pisau itu masih tertancap pada punggungnya. Dalam keadaan seperti itu, Azzam masih bisa melakukan perlawanan terhadap orang-orang tersebut. Hingga tak lama kemudian, bantuan itu tiba.
" Tuan!!! Anda tidak apa-apa? Nona!" Kenan dan juga Dzac tiba dengan sekelompok anak buahnya, yang kini mereka sedang bertarung melawan orang-orang yang menyerang tuannya.
" Tuan, lebih baik kita kerumah sakit saja. Luka anda!." Kiya segera menyampaikan perasaan takutnya, melihat luka dan pisau yang masih tertancap pada punggung Azzam.
Menyadari akan hal itu, Kenan bermaksud untuk membawa Azzam segera kerumah sakit. Tapi semuanya itu tidak berjalan dengan baik, Azzam yang saat itu masih diliputi rasa amarahnya kepada Kiya. Menolak ajakan tersebut, dan mengacuhkan mereka semua. Azzam menarik pisau dari punggungnya dengan sangat cepat, lalu ia melempar pisau tersebut kesembarangan.
" Tu tuan." Kiya menghampiri Azzam yang terdiam.
" Pergilah!! Kenan, kau hantarkan dia pulang." Azzam berjalan menjauhi Kiya dan kembali menyaksikan para pelaku penyerangan terhadap dirinya sedang dihabisi dan diringkus oleh Dzac dan lainnya, ia sempat berhenti namun tidak berbalik arah.
Kiya hanya bisa menatap punggung Azzam yang terluka, dengan aliran darah yang masih mengalir dengan sangat banyak. Ada rasa sesal didalam hatinya, melihat kejadian ini terjadi. Kesekian kalinya, Azzam telah menyelamatkan nyawanya dari bahaya.
" Nona, silahkan." Kenan menyadarkan Kiya, untuk segera memasuki mobil untuk dihantarkan pulang. Dengan melangkah secara perlahan, Kiya menghela nafasnya dan menuruti perkataan Kenan.
Mobil milik Azzam yang Kenan kendarai, kini berjalan meninggalkan tempat dimana terjadinya penyerangan. Selama diperjalan, Kiya hanya terdiam, memandangi pemandangan dari balik kaca jendela mobil.
" Maaf nona, dimana alamat anda?" Tanya Kenan, dan membuyarkan lamunan Kiya.
" Jalan xxx non 11. Hem, apakah boleh bertanya sesuatu?" Ucap Kiya kepada Kenan.
" Silahkan nona, selagi saya bisa menjawabnya. Jangan saja anda bertanya kapan saya menjadi jelek." Kenan sedikit bergurau agar suasana tidak terlalu tegang, lalu ia fokus kembali mengendarai mobil tersebut.
Kiya menanyakan perihal bos mereka yang sangat dingin itu, mendengarkan penjelasan dari Kenan dengan begitu fokusnya. Kini, Kiya mengerti apa yang sebenarnya terjadi dalam kehidupan bosnya itu. Hingha akhirnya, mobil tersebut berhenti ditepi jalan yang berdekatan dengan lorong rumah Kiya.
" Terima kasih, Kenan. "
" Sama-sama nona, ingat ya. Bos itu ganteng-ganteng tapi menyeramkan, isilah hatinya agar hidupnya tidak semakin kaku kayak batu. Oke! See you nona, jangan rindukan diriku. Rindukan saja bos, hahaha." Kenan yang selalu penuh dengan tawa, namun tidak bisa disangka jika dia merupakan seorang mafia yang sangat keji.
Hal ini, Kiya belum mengetahuinya. Kiya hanya mengira, jika penyerangan itu dikarenakan oleh orang yang iri dengan keberhasilah dari seorang Azzam.
......................
Seorang wanita yang memiliki paras yang sangat cantik dan juga sexy, berjalan dengan sangat anggunnya. Ia baru saja tiba dari perjalanan beda negara, setiap mata yang melihatnya akan terpana dengan wajahnya.
" Sudah sangat lama sekali, aku tidak pulang. Ternyata, sudah banyak sekali yang berubah." Marsya, seorang wanita karier yang merintis usahanya dalam bidang modeling dan juga desainer. Yang sayang tidak terlalu populer.
Dari kejauhan, terlihat seorang pria yang sudah menunggunya. Dialah Andrian, pria yang sudah beberapa waktu ini sangat dekat dengan Marysa.
" Honey!!!" Teriak Marsya memanggil sang pujaan.
Andrian melambaikan tangannya dari kejauhan, ia sangat menantikan waktu ini. Bertemu dengan wanita yang sudah sangat ia cintai, terpisah oleh jarak dan waktu. Membuay rasa rindu pada keduanya semakin besar. Marsya sedikit berlari kecil dan langsung memeluk Andrian dengan sangat erat, mereka melepas rindu yang sudah lama tertahankan.
" Honey! Kangen!." ucap Marysa dengan manjanya.
" Iya sayang, lebih baik kamu beristirahat saja dulu. Perjalananmu itu tidaklah dekat dan singkat kan! Ayo!." Andrian menggenggam tangan Marsya dan menuntunnya menuju mobil yang akan menghantarkan mereka.
" Honey, kita makan dulu ya. Setelah itu baru pulang, aku sangat kangen sekali dengan masakan negara ini." Marsya bergelayut manja pada lengan Andrian.
" Baiklah, setelah itu beristirahatlah." Andrian mengelus puncak kepala Marsya dengan perlahan.
Andrian merupakan seorang CEO dari perusahaan A yang cukup ternama, namun tidak sebanding dengan Azzam. Ia memiliki seorang kekasih, yaitu Marsya. Menjalin hubungan jarak jauh, membuat mereka berdua saling merindukan. Walaupun Marsya bekerja, semua kebutuhan hidupnya dinegara orang, Adrian yang selalu mencukupinya. Ia merasa sangat mencintai kekasihnya itu, dan saat ini mereka dipertemukan kembali. Dikarenakan kariernya dinegara tersebut sudah mulai meredup dan terasingkan, hingga akhirnya ia kembali ke negaranya dan merasa masih mempunyai sumber yang lainnya.
Pria bodoh! Sebenarnya, malas sekali harus berhubungan dengan pria satu ini. Jika bukan karena aku butuh uangnya, sudah lama aku tendang dia. Marsya.