Xiuhuan merupakan tetua di Sekte Teratai Biru, sebuah sekte kecil di Kota Hua, ujung selatan Pulau Niao, Kerajaan Han.
Xiuhuan memiliki sifat pemalas dan cuma memiliki beberapa murid saja. Namun, dibalik sifatnya itu, sebenarnya ia adalah salah satu Pemimpin kelompok Judgment. Sebuah kelompok Assasin yang memberantas pengkhianat yang mencoba merusak perisai yang melindungi Pulau Niao dari daratan utama.
***
Season Dua
Seorang Immortal mengajak Xiuhuan ke Benua Kun Lun, setelah ia berhasil menyingkirkan Paviliun Shadow dari Pulau Niao. Namun, ternyata Benua Kun Lun lebih keras dari yang ia bayangkan. Aliran hitam melakukan pembunuh pada tokoh-tokoh aliran putih, belum lagi Naga sebesar Pulau Niao yang sangat misterius dan disaat-saat tertentu akan membuat banjir hewan siluman binatang buas menyerang hunian manusia.
Apakah Xiuhuan akan menjadi Pahlawan kesiangan lagi? Pantengin terus, ya ....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bang Regar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Membuat Huru-hara
Xiuhuan mengambil pakaian Pendekar Pedang itu dan memeriksa barang bawaannya, ternyata ia tak membawa apa-apa.
Xiuhuan mendengus kesal, karena mereka tak membawa uang sepersenpun. Kini, Xiuhuan sedang membutuhkan uang, karena uangnya sudah habis digunakan untuk menyogok kakak ipar Zhang Yan.
Dengan hati-hati Xiuhuan segera menuju kediaman Jiu Yuan. Karena dia harus membunuh bendaharawan Kerajaan itu, sebelum ia melaporkan apa yang sedang terjadi.
Jiu Yuan pasti sudah menyadari bahwa anak buahnya gagal mendapatkan Xiao Liu dan yang lebih parahnya, ternyata ada Pendekar Pedang tahap tinggi yang melindunginya. Otomatis Jiu Yuan kini sedang ketakutan dan meminta bantuan pada kerajaan.
Xiuhuan melesat dari atap rumah penduduk ke atap lainnya dan mendekati kediaman Jiu Yuan. Bunyi lonceng darurat telah menggema di seantero kota Tianwu. Para Pendekar Pedang mulai keluar dengan berkelompok, mereka tak ingin disergap mendadak karena kembang api itu menandakan serangan yang sangat berbahaya.
Xiuhuan memperhatikan rombongan Jiu Yuan yang dikawal oleh 10 Pendekar Pedang tahap 65 sampai 70 yang paling tinggi.
"Cih, ini tak bisa diselesaikan dengan cepat!" guman Xiuhuan yang sudah mengenakan pakaian Pendekar Pedang yang ingin menculik Xiao Liu. Pakaiannya serba hitam dengan penutup wajah hitam juga. Sudah kayak Assasin aslilah.
Jiu Yuan melangkah beberapa langkah dari gerbang, tiba-tiba ia menoleh ke atas. Sebuah cahaya kilat mendekatinya dengan cepat.
"Lindungi tuan Jiu Yuan!"
Pendekar Pedang, pengawalnya lansung membuat barikade mengelilingi Jiu Yuan.
"Tebasan Halilintar!"
Xiuhuan menerjang ke dalam barikade yang dibuat melindungi Jiu Yuan.
"Trang-trang-trang!" Suara pedang beradu.
Seorang Pendekar Pedang tahap 70 mengangkat Jiu Yuan ke udara, karena ia berunsur Angin, dengan Roh Pedang Elang.
Pendekar Pedang itu melakukan penggabungan dengan Roh Pedang Elang miliknya dan sayap muncul di punggungnya.
Jiu Yuan tersenyum lebar melihat ke arah Xiuhuan. "Kalian kepung dia selama mungkin! Bantuan pasti akan segera datang!" Perintah Jiu Yuan pada sembilan Pendekar Pedang, anak buahnya yang berada di bawah.
Xiuhuan yang berada ditengah-tengah Pendekar Pedang itu, menancapkan pedangnya ke tanah.
"Roh Pedang Sidat Listrik ..." ucap Xiuhuan, kemudian aliran listrik mulai menyelimuti seluruh tubuhnya.
Para Pendekar Pedang itu yakin Xiuhuan sedang merencanakan serangan kejutan. Mereka kemudian memutuskan menyerang lebih dulu.
"Serang ...."
Sembilan Pendekar Pedang itu menerjang ke arah Xiuhuan yang berada ditengah mereka.
Xiuhuan menarik Pedangnya, "Putaran Halilintar!" seru Xiuhuan sembari berputar menebas Pedangnya.
"Swushhhhhhhh!"
Para Pendekar Pedang yang mengepung Xiuhuan terhempas. Ia menengok ke arah Jiu Yuan yang melayang di udara bersama Pendekar Pedang yang mengawalnya.
"Waktunya sudah tak banyak lagi, bala bantuan pasti akan segera datang," guman Xiuhuan ia bersiap menyerang Jiu Yuan.
"Cepat kabur!" teriak Jiu Yuan pada anakbuahnya.
"Langkah Angin!"
Pendekar Pedang itu terbang cepat. Xiuhuan tak mau ketinggalan, ia mengejar mereka dengan Langkah Kilat secara zig zag dari satu atap ke atap rumah penduduk lainnya.
Perlu diketahui, walaupun Pendekar Pedang berunsur Angin bisa terbang, namun itu hanya bisa disebut melayang saja. Karena mereka tak bisa terbang tinggi. Sayap yang muncul dari penggabungan dengan Roh Pedang itu sebenarnya hanya mempercepat langkahnya. Sehingga jika bertemu Pendekar Pedang berlevel tinggi, belum tentu juga ia bisa kabur dengan terbang.
***
Pendekar Pedang yang membawa Jiu Yuan kabur mulai panik, karena Xiuhuan dengan cepat menyusul mereka. Dia tak menyangka Langkah Angin miliknya disusul dengan mudah oleh Xiuhuan.
"Tuan Jiu Yuan ... semoga keberuntungan berpihak padamu!"
Pendekar itu melempar Jiu Yuan ke bawah hingga berguling-guling dan berhenti menabrak tembok rumah penduduk.
Jiu Yuan mengutuk anak buahnya itu dan berdiri kembali. Darah segar mengalir dari mulutnya.
"Langkah Badak!"
Jiu Yuan melakukan penggabungan dengan Roh Pedang Badak dengan dirinya dan kabur menuju arah istana Haitian.
Pendekar Pedang tahap 70, anak buah Jiu Yuan melayang di udara. Ia bersiap mengulur waktu dengan berhadapan langsung dengan Xiuhuan yang seorang Pendekar Pedang tahap 100, jauh diatasnya.
"Tebasan Badai!"
Pendekar Pedang itu menyambut Xiuhuan yang melompat ke arahnya dari atap rumah penduduk.
"Tebasan Halilintar!"
Xiuhuan meloncat ke atas dengan Langkah Kilat.
"Boommmmm duarrrrrrrrrrr!'
Bangunan sekitar mereka hancur berantakan, akibat benturan kedua jurus. Pendekar itu juga terhempas tinggi ke udara, karena ia tadi berada di posisi atas. Roh Pedang miliknya hancur, sekita itu juga sayap yang ada dipunggungnya menghilang.
"Petir Membelah Gunung!"
Liang melempar Pedangnya ke arah Pendekar Pedang itu yang terhempas ke udara.
"Swushhhhhhhh!"
Pedang Xiuhuan menembus jantung Pendekar Pedang itu dan aliran Listrik Roh Pedang Sidat Listrik menghancurkan tubuhnya berkeping-keping di udara.
Xiuhuan yang meloncat ke udara tadi jatuh ke tanah berguling-guling, ia kemudian memanggil kembali Roh Pedang Sidat Listrik dan melesat ke atap rumah penduduk mengejar Jiu Yuan yang kabur.
Xiuhuan menoleh ke belakang, sudah ratusan Pendekar Pedang yang mendekat ke arah pertempuran mereka. Xiuhuan makin panik, namun Jiu Yuan masih hidup, ia harus membunuhnya demi keselamatannya dan kota Hua tentunya.
Kalau sempat Jiu Yuan melaporkan pada Kerajaan, bahwa ada Assasin berunsur mirip petir yang melindungi Xiao Liu, tentu saja Hakim Jia Li akan memporak-porandakan kota Hua dan Sekte Teratai Biru.
***
Jiu Yuan panik, ia tak melihat anak buahnya Pendekar Pedang tahap 70 itu melayang di udara lagi. Jiu Yuan yakin Assasin Pendekar Pedang tahap 100 itu telah membunuhnya dengan mudah.
Jiu Yuan yang bertubuh gemuk itu tak bisa berlari dengan cepat, apalagi Roh Pedang miliknya juga berunsur Tanah, yaitu Roh Pedang Badak.
Jiu Yuan hampir putus asa, namun harapannya muncul kembali setelah ia melihat dari arah istana Haitian, Jia Li datang bersama beberapa Pendekar Pedang level tinggi lainnya.
Dari arah belakang, Xiuhuan datang dengan Langkah Kilat secara zig zag dari satu atap ke atap rumah penduduk mengejar Jiu Yuan. Ia melihat dari arah depan juga telah datang Hakim Jia Li beserta Pendekar Pedang level tinggi.
"Ah, gawat ..." guman Xiuhuan, ia segera bersiap-siap menebas Jiu Yuan yang melesat lebih lambat.
Sementara itu Jia Li yang datang dari arah istana Haitian melihat Assasin dengan kobaran listrik menyelimuti tubuhnya, sedang mengejar Jiu Yuan.
Hati Jia Li lansung berkobar, ia sudah tak sabar ingin bertarung dengan Assasin yang membunuh kekasihnya itu 20 tahun yang lalu.
Untuk mempercepat langkahnya, Jia Li menggabungkan diri dengan Roh Pedang Phoenix miliknya.
Sayap merah dengan kobaran api kemudian muncul di punggung Jia Li. Matanya juga memancarkan api dendam yang sudah lama dipendamnya.
"Langkah Phoenix!"
Jia Li melesat terbang dengan cepat mengarah pada Assasin yang mengejar Jiu Yuan. Karena Assasin itu hanya tinggal beberapa langkah lagi di belakang Jiu Yuan.
Jiu Yuan yang panik menoleh ke belakang, "Tidakkkkkkkk!" teriak Jiu Yuan melihat Assasin itu mengarahkan Pedangnya pada Jiu Yuan.
Bersambung ...