Hayashi Shin adalah seorang pelajar 16 tahun sekolah menengah atas kota X. Shin adalah pelajar tampan namun pendiam meskipun dia pelajar yang pintar di mata pelajaran maupun olahraga dia tak pandai bersosialisasi hingga tak terlihat mencolok diantara pelajar populer lainnya..
Suatu hari seusai pelajaran olah raga dia mendapat giliran mengembalikan alat olahraga. Ketika munuju gudang dia melihat pembullyan yang dilakukan oleh sekelompok pelajar disekolah tersebut. Shin yang tak ingin terlibat dalam hal tersebut tanpa sengaja terlibat dalam kegiatan pembullyan itu. Shin yang kesabarannya habis marah dan menghajar salah satu pembully dan terkena skorsing dari dewan guru.
Sewaktu masa skorsing selesai Shin tak masuk sekolah Dan kemudian terjadi insiden kebakaran di asramanya yang mengakibatkan dia terjebak lalu mati di dalam gedung asrama tersebut.
Tanpa diduga Shin yang berfikir dia telah mati jiwanya terlempar dan memulai hidup di dunia Sihir bernama Sagart.
PERHATIAN : INI HANYA TULISAN KHAYALAN AUTHOR, CERITA DIDALAMNYA MURNI HANYA IMAJINASI.
Tambahan : Sedang di revisi author - mungkin nanti sekalian s2nya di gabung disini biar pembaca gak ribet nyari.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shins, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch - 25. Persembunyian Baru
Selly yang dihantui penyataan cinta Miller mencoba untuk mengabaikannya, Selly berfikir cinta hanya akan menganggu pekerjaannya,
"Selly, kamu mau pergi kemana?" tanya Miller yang terus mendekati Selly
Selly yang tak tahan dengan tingkah Miller sengaja berjalan menuju kesebuah taman sepi di belakang bangunan kantor devisi,
Ketika sampai di taman tersebut Selly segera menarik pisau di balik roknya, dengan niat membunuh dia segera mengarah pisau tersebut kearah Miller yang berdiri dibelakang untuk mengikutinya,
Miller tahu meski Selly mengeluarkan aura membunuh, Selly juga tidak akan benar benar membunuhnya, maka dari itu Miller hanya terdiam melihat Selly yang hendak menikam lehernya,
Melihat Miller yang terdiam tak membuat perlawanan, Selly menghentikan serangannya dan mengembalikan pisaunya ke tempat semula..
"Aku tak mengerti." Ucap selly
"Tentang?" balas Miller mendengar kata selly
"Kenapa kamu tak menghindar atau menahan serangan ku." kata Selly menatap mata Miller dengan heran.
"Karena aku tau, kamu takkan melakukannya, aku tau kamu berfikir lebih baik jika membunuhku, tapi,," jelas Miller terhenti
"Tapi?" kata Selly meminta penjelasan
Miller tersenyum melihat Selly yang kebingungan, Seolah Miller bisa menebak apa yang Selly rasakan.
Senyuman Miller membuat Selly merasa tak nyaman, sebagai pembunuh tindakannya yang bisa diketahui seseorang yang tidak dikenal adalah sebuah kelemahan.
"Tapi perasaanmu menolak tubuhmu." kata miller
"Apa maksudmu? apa kamu bilang aku tak berani membunuhmu?" kata Selly yang kesal kini mencengkram kerah miller,
"Bukan, kamu hanya tak memiliki alasan untuk melakukannya." jelas miller
'Apa maksud sebenarnya? aku sama sekali tak mengerti.' pikir selly
"Apa kamu berfikir, kamu tak mengerti," kata miller
Selly terkejut mendengar kata Miller, seolah Miller bisa membaca pikiran Selly, pada akhirnya Selly kini menganggap Miller sebagai orang berbahaya yang tak pantas berada di dekat nona Feyli.
"Apa kau mau aku jelaskan?" ucap Miller,
"Jelaskan!" kata Selly dengan nada perintah,
"Sebenarnya aku ingin bilang kamu memiliki perasaan padaku, tapi kamu pasti menolak perkataan itu." ucap miller
'Aku bukan menolak, aku hanya tak mengerti, dengan apa yang terjadi padaku.' pikir selly
"Bagaimana kalau begini, jangan menolak ku dan biarkan itu memberi tahu mu secara perlahan, aku takkan menghalangi apa yang ingin kamu lakukan." ucap Miller memberi saran.
Selly terdiam sejenak dengan pemikirannya, Tapi Selly juga ingin menuntaskan perasaan yang dia rasakan,
'Sepertinya tidak ada cara lain selain mencoba sarannya.' pikir Selly
"Baik, tapi aku punya syarat." ucap Selly
"Apa itu?" kata Miller melihat harapan untuk cintanya,
"Kamu harus mengikuti perintahku." ucap selly.
.
•Kantor Kapten Kesatria Suci
"Apa saja perintahnya?" kata Feyli yang penasaran mendengar cerita Selly,
"Iya!" jawab Selly singkat,
"Tunggu bukankah dia seperti anjingmu sekarang." kata Feyli
Feyli berfikir jika benar Miller mau menuruti semua perintah Selly maka bisa dibilang Miller seperti anjing yang selalu menuruti tuannya,
Selly tak menjawab perkataan Feyli, dia hanya tersenyum kecil seolah bangga telah menaklukkan Miller,
'Tak bisa dipercaya, Miller adalah salah satu kesatria di 5 teratas seluruh devisi pasukan kerajaan, dan sekarang Miller menjadi anjing selly.' pikir feyli
"Bagaimana kalian bertemu?" tanya Feyli
"Bukankah nona tahu saya pertama kali bertemu dengannya ketika nona memasuki devisi kesatria suci?" jawab Selly
"Bukan, Bukan itu maksudku! Yang aku tanyakan ketika kalian bertemu berdua atau yang lain." tanya Feyli
"Nona bukankah itu sedikit.." kata Selly
Meski tidak ada rahasia yang Selly sembunyikan di hadapan Feyli, tapi bercerita tentang hubungan laki laki dan perempuan juga bisa membuat Selly malu untuk berkata kata.
"Katakan!" kata Feyli dengan nada perintah
"Ketika makan, sedang berjaga, di lorong.." ucap Selly menceritakan hal yang normal.
'Bukankah itu terlalu singkat? aku tak mengira hubungan mereka selama setahun hanya melakukan hal seperti itu.' pikir feyli
"Sejauh mana apa hubungan kalian." kata Feyli menjadi semakin penasaran,
"Nona," Ucap Selly dengan wajah memerah,
Melihat reaksi Selly yang imut, Feyli ingin mencari tahu lebih lanjut, tapi Feyli berfikir lebih baik dia berhenti bertanya sebelum perasaan Selly menjadi lebih buruk.
"Tok Tok~" Suara ketukan di pintu mengakhiri perbincangan mereka,
"Masuk." Kata Feyli
Mendengar kata Feyli, Miller yang mengetuk pintu segera memasuki ruangan kantor Feyli,
Feyli menatap Miller dalam dalam, 'Miller tinggi serta gagah, rambut pendek dan ketampanan yang dihiasi kacamata membuat Miller selalu di idolakan oleh para pelayan atau putri bangsawan, aku masih tidak percaya Miller yang seperti itu kini menjadi anjing selly.' pikir feyli
"Kapten?" Ucap Miller yang melihat Feyli melamun ketika dirinya memasuki ruangan.
"Iya." jawab feyli sang tersadar dari lamunannya,
"Persiapan untuk kita pergi besok sudah siap." Kata Miller malaporkan apa yang disuruh Feyli sebelumnya,
"Baiklah, apa itu saja?" Ucap Feyli
"Iya kapten." jawab Miller singkat namun dengan nada hormat,
'Itu saja? apa dia kesini untuk melihat Selly? aku tak mengerti sejauh mana hubungan mereka, Selly juga enggan untuk bicara, memikirkan mereka semakin membuatku pusing, lebih baik aku beristirahat untuk perjalan besok.' pikir feyli
"Baiklah, kamu bisa pergi aku akan istirahat untuk besok." kata feyli
"Baik kapten." Ucap Miller,
Setelah Miller pergi, Feyli segera bangkit dari tempat duduknya, hari mulai gelap, sudah waktunya untuk Feyli kembali ke tempat tidurnya dan beristirahat,
"Selly, kamu juga akan ikut besok! jadi istirahatlah." Ucap Feyli pada Selly yang berjalan dibelakang,
"Iya nona, selamat istirahat." Kata Selly menutup kamar di mana Feyli akan beristirahat.
.
•Hutan Shanva
.
Shin yang tak sadarkan diri kini kembali kedalam kegelapan, Tubuhnya yang melayang serta kegelapan tanpa ujung di penglihatannya membuat Shin berfikir dia sedang berada di dunia jiwa miliknya,
"Aku kembali lagi kesini!" keluh Shin,
Shin mulai mencoba meluruskan posisinya untuk berdiri melayang ditempat tersebut,
"Sistem."
Shin mencoba memanggil sistem beberapa kali, namun shin sama sekali tak mendapat respon dari sistem tersebut,
Setelah beberapa saat terdiam dalam kegelapan, sejumlah titik titik cahaya muncul tak jauh dari hadapan Shin,
Perlahan cahaya cahaya itu mulai mendekat dan memperlihatkan empat mata yang bersinar dan menatapnya tajam seperti dulu ketika dia mati.
"S-Siapa sebenarnya kau?" kata Shin yang gugup mencoba bertanya pada keempat mata dihadapannya,
"Belum saatnya." suara yang terdengar dari kegelapan seolah mewakili perkataan empat mata tersebut,
'Belum saatnya? apa aku harus mengupgrade sistem untuk tahu siapa dia? atau ada syarat lainnya?' pikir shin
Shin yang sibuk dengan asumsinya kembali mendengar suara yang menggema dalam kegelapan itu kembali,
"Ketika aku menemukan jiwamu, Aku berharap kamu bisa melakukannya! Tapi bahkan hanya dengan sedikit kekuatanku kau sudah hampir mati." ucap suara tersebut.
'Sedikit kekuatan? apa selama ini kekuatan yang aku gunakan adalah pinjaman dari kekuatannya?' Pikir Shin,
Shin merasa kecewa mengetahui bahwa semua kekuatannya adalah pinjaman, tapi untuk hidup di dunia Sagart dia juga butuh kekuatan.
Meski itu kekuatan pinjaman, Shin tak peduli, Shin berfikir suatu hari akan ada saatnya dia bisa mengendalikan kekuatan pinjaman tersebut.
"Tidak aku bisa." Ucap Shin penuh tekad.
"Kau berbakat, Tapi hanya sebatas ini." kata suara tersebut
"Tunggu apa maksudmu?" kata Shin tak mengerti ucapan dari suara tersebut.
Suara itu tak menjawab pertanyaan Shin, Lalu tiba tiba saja tubuh Shin terbakar api berwarna ungu gelap di tubuhnya,
Tubuh Shin setitik demi titik dilahap oleh api tersebut, Shin bisa merasakan rasa sakit yang sangat menyakitkan ketika setiap titik itu menghilang.
"Argh~~" Shin mulai berteriak karena rasa sakit yang dia rasakan di tubuh jiwanya yang terbakar.
"Itu efek sedikit dari kekuatanku yang kau gunakan." kata suara tersebut.
'Bahkan aku tak percaya hanya sedikit kekuatannya bisa membunuhku, sial aku merasa akan mati kembali.' pikir Shin,
Shin berhenti berteriak karena jiwanya sudah merasa lelah, Tapi sebelum jiwa Shin benar benar lenyap, Shin merasakan sebuah angin hitam dalam kegelapan tersebut,
Jiwa Shin bisa merasakan rasa yang sangat nyaman ketika angin hitam itu menerpa dirinya, tak hanya itu saja, angin hitam tersebut juga mendorong api api yang sedang membakar tubuh jiwanya,
"Gadis nekat" kata suara tersebut.
Shin bertanya tanya apa maksud dari perkataan suara tersebut, tapi jiwanya yang lelah membuat Shin dengan cepat kehilangan kesadaran.
"Kau beruntung, kita akan bertemu jika kau sudah mencapai level 70 dan sistem yang kau sebut itu level 5." kata suara tersebut sebelum Shin benar benar hilang kesadaran.
Shin yang sebelumnya hilang kesadaran membuka mata di dalam kegelapan goa tanpa cahaya,
"Aku kembali, Aku pikir aku akan mati!" keluh Shin mulai bangkit dari posisi berbaring ya,
Shin mencoba menyesuaikan padangan di dalam gelapnya goa tersebut, Setelah beberapa saat pandangannya terbiasa dalam gelap, Shin melihat Yuki sedang terbaring di sampingnya sambil memegang telapak tangan Shin,
"Krown." ucap Shin memanggil monster miliknya,
Meski Krown tidak muncul dihadapan Shin namun Shin masih bisa merasakan ikatannya dengan Krown yang berada di luar goa,
Mengetahui Krown berada di luar pintu goa, Shin mulai melirik Yuki yang terbaring disampingnya,
Melihat nafas Yuki yang stabil Shin berfikir bahwa Yuki pingsan karena kelelahan,
Shin segera memindahkan tubuh Yuki yang terbaring di lantai goa keatas bulu beruang tempat dia berbaring sebelumnya,
Setelah memindahkan Yuki, Shin segera menyalakan api unggun dengan kayu bakar yang dia keluarkan dari inventory miliknya,
[Quest Harian]
Membunuh Monster Level 10-20 (0/20)
Hadiah
Exp : 2000
Koin : 100 Emas
Random Scroll
"Hm~ Reward random box kini diganti random scroll, apa ini karena job baruku?" keluh Shin melihat reward quest harian,
Shin melirik goa tempat dia berada setelah api unggun menerangi kegelapan dalam goa tersebut,
"Setidaknya aku harus mencari tempat tinggal baru." keluh Shin melihat goa tempat dia berada sekarang terlihat seperti telah terjadi kebakaran dan tak layak untuk ditinggali kembali.
Shin bangkit dari duduknya meninggalkan api unggun tetap menyala dan melangkah kearah luar goa,
Shin berfikir api unggun itu bisa menghangatkan tubuh Yuki yang sedang terbaring pingsan.
"Krown." Ucap Shin yang melihat Krown sedang berjaga di depan pintu goa,
Krown yang menyadari masternya telah bangun segera menunduk dihadapan Shin,
Shin mendekat untuk mengelus bulu bulu lembut di atas kepala Krown yang tertunduk,
"Sudah dini hari! aku tak menyangka akan pingsan semalam karena kehabisan mana!." keluh Shin sambil mengelus kepala Krown,
"Jaga Goa, Sebentar." ucap Shin sambil mulai bergerak mencari monster hutan Shanva untuk menyelesaikan quest hariannya,
Shin yang berburu monster bisa merasakan kemudahan dalam membunuh mereka, 'Apa ini berkat item yang kudapat dari dungeon? jika tanpa item ini aku juga mungkin akan mati melawan kesatria yang membawa Yuki.' pikir Shin,
"Slash~ Slash~ Slash~"
Pedang Shin yang tajam dipadukan gerakannya yang cepat membuat Shin dengan cepat memenuhi tugas dari quest harian miliknya,
Setelah beberapa saat quest harian Shin selesai, Membuat Shin segera bergerak kembali menuju goa tempat Yuki berada,
Sesaat setelah memberi salam pada Krown di depan pintu goa, Shin yang telah masuk kedalam goa segera menambah kayu bakar di api unggun yang hampir padam,
"Ini buku yang tergeletak di dekat Yuki, mungkin jika aku akan menemukan penyebab Yuki bisa pingsan." ucap Shin sambil memegang buku di tangannya,
[Ting]
[Anda menerima Buku Penyakit]
Apakah anda ingin menyalinnya
[Ya]. [Tidak]
"Ya" kata Shin menjawab sistem,
Setelah skill dari sistem aktif, Shin segera membalik semua halaman dalam buku tersebut, membuat informasi dalam buku tersebut tersalin di dalam otaknya,
"Jadi dia tak sadarkan diri karena diriku?" keluh Shin sambil menutup buku di tangannya,
Shin melirik Yuki untuk melihat wajahnya, Melihat wajah Yuki yang cerah berubah pucat Shin mengerti hal itu dikarenakan yuki kehabisan mana,
Shin berfikir untuk memberikan potion biru untuk memulihkan mana Yuki, tapi melihat keadaan Yuki yang masih tak sadarkan diri Shin hanya bisa menunggu untuk memberikannya ketika Yuki bangun,
'Aku tidak menyangka dia nekat melakukan transfer, padahal aku tak pernah memberi tahu tentang elemen mana milikku, untung saja aku memiliki elemen kegelapan juga, jika tidak dia dalam bahaya.' pikir Shin bernafas lega karena Shin memiliki dua elemen sihir,
'*Tunggu! apa angin hitam yang kurasakan di dunia jiwa itu adalah mana milik yuki, jika mana milik yuki bisa melawan api warna ungu gelap milik monster mata empat itu, kenapa sistem membuatku menyelamatkan Yuki?
Apa sistem bukan bagian dari monster empat mata itu? jika bukan kenapa empat mata itu memintaku untuk pertemuan selanjutnya dengan syarat, level 70 sistem level 5*?' pikir Shin yang hanyut dengan sejuta pertanyaan di kepalanya,
Meski Shin memikirkan beberapa kemungkinan, tapi dia juga sama sekali tak menemukan jawaban yang pasti, Sambil menyantap daging panggang yang telah matang,
Shin tertunduk di depan api unggun karena matanya masih terasa mengantuk karena bangun sebelum matahari terbit dari ufuk timur.
'Pada akhirnya tubuhku yang kecil tak mampu mengimbangi aktifitas yang ingin ku lakukan.' pikir Shin sebelum jatuh tertidur dalam posisi duduk di dekat api unggun.
Setelah beberapa jam berlalu suara kicauan burung di dalam hutan yang memasuki goa membangunkan Shin dari tidurnya yang hanya sebentar,
"Sudah pagi!" Keluh Shin yang terbangun dari tidurnya,
Shin segera bangkit mendekat kearah Yuki yang masih terbaring pingsan di dekatnya,
"Apa kamu akan terus tidur?" ucap Shin sambil menaruh telapak tangannya di atas dahi Yuki,
'Suhu tubuhnya normal, kulitnya juga telah kembali cerah, sepertinya tidak masalah untuk membawanya.' pikir Shin
Shin segera mengangkat tubuh Yuki untuk membopongnya keluar meninggalkan goa tak layak huni tersebut,
"Kuro, Dimana kau hewan kecil!" teriak Shin sambil keluar goa,
Namun berapa kali pun Shin mencoba berteriak dan memeriksa dimana Kuro berada dengan sense, Shin sama sekali tak bisa menemukan keberadaaan Kuro,
Mengabaikan Kuro yang tak diketahui keberadaannya, Shin yang telah sampai di luar goa segera melompat untuk naik ke atas punggung krown,
"Ayo pergi lebih dalam kehutan, Sepertinya tadi pagi aku menemukan tempat bagus di dekat gunung." ucap Shin pada Krown,
Mendengar kata Shin Krown segera bergerak menuju gunung yang ditunjuk oleh Shin,
[Quest Harian]
Membunuh monster level 10-20 (0/20)
'Aku mulai mengerti, quest harian ini reset setiap pagi, dan sistem akan memberi quest lagi di pagi hari berikutnya.' pikir Shin yang melihat panel mengambang di depannya,
Shin berfikir sistem juga mengunakan lintas waktu server, Seperti dalam game lainya, reset daily tergantung dari server pembuat game.
"Krown berhenti di depan air terjun." Ucap Shin di atas punggung krown,
Dengan sense pasif yang selalu aktif Shin bisa merasakan ada beberapa monster di balik air terjun yang ada di hadapannya,
Shin berfikir jika ada monster di balik air terjun maka akan ada goa juga di balik air terjun tersebut,
"Scan Area."
Shin bisa merasakan ada sekita dua puluh lima monster di balik air terjun, itu juga lebih dari cukup untuk menyelesaikan quest harian yang baru saja datang padanya,
......................