Legenda Shinobi Satu Pukulan

Dan tampaknya tatapan xia qing yue kepada mereka sedikit meremehkan. yah, wajar saja, mereka baru berusia lima belas tahun sementara xia qing yue sudah tujuh belas. perbedaan usia dan berada di alam yang sama membuatnya tidak yakin dengan kekuatan ye chen dan lan shuang.

“salam sepupu,”

ye chen dan lan shuang memberi salam dengan biasa.

xia qing yue hanya mengangguk, lalu berkata langsung,

“aku dengar dari kakek bahwa kalian punya bakat dan kekuatan sama sepertiku. apakah kalian keberatan jika aku mengujinya?”

ye chen tertegun. dia merasa sepupu cantik ini benar-benar ingin menantang mereka. lan shuang hanya menatap tenang; baginya xia qing yue lemah, hanya kuat karena bakat rank sss-nya, air ilahi.

“kalau sepupu tidak keberatan, kita bisa mengujinya,” jawab ye chen tenang.

xia qing yue tersenyum, dan xia zhang terlihat gembira. ini kesempatan untuk melihat kemampuan cucunya setelah beberapa tahun tidak bertemu.

“baiklah, ayo ikut kakek. beberapa ribu meter dari sini ada pegunungan milik keluarga xia. kalian bisa bertarung di sana.”

dia melambaikan tangan, tubuhnya menghilang seketika, dan dalam satu detik mereka sudah berada di pegunungan luas.

ye chen sedikit ngeri. ini kah kemampuan ahli tingkat planet? melintasi beberapa mil dalam sedetik?

dikatakan, kecepatan ahli alam planet mencapai ribuan kali kecepatan suara, mampu menembus ratusan mil dalam satu detik. setiap gerakan memengaruhi puluhan ribu mil, setiap serangan membawa hukum.

kebetulan, xia zhang memiliki bakat petir rank ss. masa hidupnya bisa ratusan ribu tahun.

masa hidup tingkat kultivasi:

ruang hampa: 500 tahun

pegunungan: 3000 tahun

lautan: 10.000 tahun

planet: ratusan ribu tahun

mereka membawa dunia dan aturan di tubuh masing-masing. setiap langkah bisa meledakkan daratan ribuan mil, satu pikiran mengganti cuaca.

xia zhang membawa lan shuang menjauh, meninggalkan xia qing yue dan ye chen berdiri di tanah lapang luas ribuan meter, dikelilingi pegunungan besar.

lan shuang dan xia zhang berada di kejauhan, dekat awan.

xia qing yue tersenyum tipis, bersiap.

“sepupu, aku mengingatkanmu ya, airku sangat kuat. setetes saja beratnya beberapa puluh kilogram.”

dia sengaja bicara begitu untuk menekan mental ye chen.

ye chen hanya tersenyum.

“tidak apa, sepupu. aku kuat kok.”

itu kebenaran. fisiknya saja sebanding alam planet, jutaan ton. jika mau, dia bisa meledakkan area ribuan mil hanya dengan tubuhnya. tapi karena lawannya sepupu sendiri, dia menahan kekuatan fisiknya pada level alam lautan saja.

“baik,” ucap xia qing yue.

segel tangan terbentuk, muncul trisula emas berukuran dua meter di kehampaan. trisula itu tampak ilahi. tanah di bawah mereka bergetar, air raksasa muncul seperti tsunami di belakang xia qing yue—tinggi ratusan meter, panjang ribuan meter, biru seakan langit, membawa kekuatan penghancur menakutkan.

xia qing yue mengetuk tongkatnya ke tanah.

dong

air di belakangnya bergolak dan menembak seperti laser.

piu! piu! piu!

puluhan laser air dengan diameter puluhan meter meluncur dari segala arah, mampu merobohkan gunung.

ye chen tersenyum, merapatkan kedua tangan. tubuhnya mulai bersinar. di belakangnya muncul sepuluh tangan keemasan dengan simbol swastika, memancarkan jalan buddha tertinggi, seolah ingin menyelamatkan seluruh kesesatan.

Nyanyian buddha terdengar di kehampaan, tubuh ye chen bersinar keemasan seperti seorang biksu. dia membuat segel tangan lalu mencengkeram ke depan.

seketika sepuluh telapak mulai bergerak lembut, gemulai seperti belaian penuh kasih, namun setiap gerakannya mengalihkan jalur laser air yang tak terhitung jumlahnya.

sepuluh telapak itu bersinar, kemudian menekan ke arah xia qing yue, membawa niat telapak yang luar biasa menindas.

niat telapak dan tinju? terlebih lagi sudah 90%?

di atas awan, xia zhang tercengang. niat adalah kehendak bela diri seseorang yang diwujudkan. mengandung rahasia surga tanpa batas. jika mencapai seratus persen, akan membentuk jiwa niat dan memberi kekuatan tak tertandingi.

lan shuang di sampingnya hanya tenang. dia sudah tahu kakaknya bisa itu—sama seperti dirinya yang memiliki niat pedang 90%.

telapak itu membawa aura mencekam, gravitasi berat seperti gunung kuno. xia qing yue merasakan krisis besar.

dia bergerak cepat, mengayunkan trisula ke depan. air di belakangnya melonjak, membentuk sepuluh naga air panjang seratus meter, menerkam ke arah sepuluh telapak itu.

boom!

getaran dahsyat melanda, cahaya keemasan menembus langit. daratan bergetar hebat.

naga-naga air mencoba menahan telapak, namun di bawah tekanan niat telapak, mereka bagai semut mengguncang langit. satu per satu hancur menjadi percikan yang menyebar luas.

“ini…?” xia qing yue terkejut. naga airnya yang biasanya bisa menekan kultivator alam pegunungan di level yang sama, kini langsung dihancurkan?

sepuluh telapak kembali melesat, menekan lurus padanya.

xia qing yue panik, membentuk banyak pelindung air, menciptakan pusaran raksasa setinggi ribuan meter.

bang!

sepuluh telapak—meski hanya sebesar tangan manusia—menghantam pusaran itu. getaran besar terdengar, pusaran mulai retak, air bocor ke segala arah. wajah xia qing yue memucat.

“ugh…” dia terhuyung, hampir kehabisan tenaga. kekuatan sepuluh telapak itu terlalu besar.

ye chen hanya tersenyum tipis dan menekan lebih lembut. cahaya emas berkedip, telapak-telapak itu membesar hingga seratus meter, lalu menghantam lebih kuat.

KA BOOM!

ledakan dahsyat menggema. banyak gunung runtuh, tanah pecah, getaran menyapu area puluhan ribu meter, menyebabkan gempa.

bahkan di wilayah keluarga zhang, para ahli merasakan getarannya.

“apa itu?”

banyak ahli alam pegunungan bahkan alam lautan membuka indra ilahi mereka, menatap ke arah sumber getaran beberapa ribu meter jauhnya.

Xia Qing Yue memuntahkan seteguk darah, tubuhnya melemah lalu tertekuk sambil menyandar pada trisulanya.

Sepuluh telapak raksasa sebesar gunung kecil kembali muncul di belakang Ye Chen, diam dan agung seperti Buddha kuno.

Ye Chen tersenyum kecil.

“Sepupu, apakah kamu puas?” katanya santai.

Xia Qing Yue merasa seperti diejek. Wajahnya menegang.

“Aku belum kalah!”

Dia berteriak dan bangkit lagi.

Seketika volume air melonjak. Radius puluhan ribu meter dipenuhi pusaran air raksasa yang naik bak tsunami, badai air bergejolak liar, langit langsung menghitam.

“Ohh, Qing Yue kecil mulai meningkat,” gumam Xia Zhang dengan minat. “Ayo lihat bagaimana Ye Chen mengatasinya.”

Dia tahu ini teknik pamungkas Xia Qing Yue.

Pusaran besar membentuk sosok dewi kuno dari air, memegang trisula emas. Aura ilahi menekan dunia, anggun dan suci seperti dewa turun ke fana.

Kemampuan Ilahi — Proyeksi Dewi Air.

Xia Qing Yue melayang dan berdiri di atas kepala sang dewi. Dia menodongkan trisulanya ke depan.

“Tsunami Kepunahan Besar!”

Seperti suara dewi bergema di langit.

Air melonjak, tsunami setinggi tiga ratus meter menghantam menuju Ye Chen. Tubuh Ye Chen tampak seperti semut kecil di bawah gelombang raksasa itu.

Ye Chen menatap tsunami dan awan pekat. Sekilas dia mengingat kehidupan sebelumnya — saat Biksu Tang pergi ke barat mengambil kitab suci.

“Hmph. Manusia menderita karena perbuatannya sendiri. Untuk menghapusnya… hati harus hening, bermeditasi pada Buddha.”

“Apa…?” Xia Qing Yue mengerutkan dahi, bingung. “Dia… bukan biksu kan?”

Ketika Ye Chen selesai berbicara, tubuhnya bersinar. Tanda Rikudo muncul di keningnya.

“Shinjutsu.”

Sepuluh telapak buddha di belakangnya terbang ke langit membelah awan.

Beberapa detik kemudian, satu telapak raksasa turun—cahaya suci menerangi langit, membelah kegelapan.

Telapak itu masif, tak terukur, tampak datang dari dimensi atas. Samar-samar wajah Buddha muncul di sampingnya, simbol swastika bersinar, turun menghantam seperti hukuman ilahi. Xia Qing Yue tampak sekecil semut di bawahnya. Cahaya emas memenuhi langit, terlihat hingga ribuan mil.

Xia Zhang membelalak setengah mati.

“A-apa itu kemampuan ilahi cucuku…?”

Di samping, Lan Shuang sadar Ye Chen sudah terbawa suasana.

“Kakak, berhenti!”

Teriaknya keras.

Suara itu membawa kekuatan agung.

Rinnegan biru dengan sembilan tomoe muncul di mata kanan, Sharingan Madara berputar di mata kiri. Aura pedang menjulang tinggi seperti menebas langit.

Xia Zhang yang berdiri dekat hampir matanya meloncat keluar melihat itu semua.