Di tindas dan di hujat dengan tuduhan yang tidak nyata, membuat Errina Devina, sosok istri yang penurut berubah menjadi istri yang pemberontak.
Pernikahan yang mereka bina selama enam tahun harus kandas karena pihak ketiga. Azka Rayanza awalnya sosok suami yang bertanggung jawab, tetapi semua kandas setelah kematian sang papa.
Tidak terima dengan tuduhan keluarga suami yang mengatakan jika dia telah berselingkuh, maka Erinna memutuskan untuk menjadikan tuduhan keluarga suaminya menjadi nyata.
"Ibu tuduh aku selingkuh di balik penghianatan putra ibu. Maka! jangan salahkan aku menjadikan tuduhan itu menjadi nyata."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elprida Wati Tarigan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TKS 25
Erinna duduk meringkuk, sambil menggenggam kedua tangannya dan memukulkan pelan ke kening. Pikirannya begitu kacau, dia tidak perduli lagi dengan keadaannya saat ini, dia hanya bisa berharap sebuah keajaiban untuk putranya. Sedangkan Yoga, dia hanya bisa berdiri sambil memperhatikan Erinna, dia tidak tau harus melakukan apa. Namun, dia tau bagaimana hancurnya perasaan wanita itu saat ini.
Dia mencoba membuang napasnya kasar lalu duduk di samping Erinna tanpa bicara sepatah katapun. Dia hanya diam memperhatikan wanita itu, hingga akhirnya Erinna lelah dan menyandarkan kepalanya ke bahu Yoga.
"Apa putra kita bisa selamat?'' tanya Erinna dengan dengan air mata yang terus bercucuran.
"Dia adalah anak laki-laki yang kuat. Aku yakin dia melewati semua ini. Apa kamu lupa jika anak laki-laki itu memiliki ikatan yang kuat kepada ibunya? Kamu adalah ibu yang kuat, begitu juga dengan putra kita," ucap Yoga tersenyum kecil sambil mengusap lembut pundak Erinna.
Keduanya larut dalam kesedihan dan harapan, tanpa ada suara lagi. Mereka hanya duduk berpelukan untuk menguatkan satu sama lain. Yoga juga tidak ada henti-hentinya berdoa untuk keselamatan Denis, sudah seperti seorang ayah yang takut akan kehilangan putranya. Cukup lama mereka larut dalam keheningan tanpa perduli dengan orang-orang yang berlalu lalang di hadapan mereka. Keduanya duduk di lantai dengan kepasrahan yang begitu mendalam.
Yoga terus merangkul Erinna tanpa ada niat untuk melepaskannya sedikitpun, begitu juga Erinna, dia menyandarkan kepalanya di dada bidang Yoga dengan posisi tangan memeluk pria itu. Keduanya larut dalam lamunan, sudah seperti suami istri yang menunggu keajaiban untuk putra mereka. Sedangkan Azka, tidak perlu di tanya. Dia sibuk dengan istri mudanya tanpa memperdulikan perjuangan putranya saat ini.
"Tuan Yoga!" ucap Dokter Halimah menyadarkan lamunan keduanya..
Erinna langsung bangkit dari duduknya dan menghapus air matanya dengan kedua tangan, begitu juga dengan Yoga. Mereka mendekati Dokter Halimah dengan tatapan penuh harapan.
"Bagaimana keadaan putra saya, Dok?" tanya Erinna menatap lekat Dokter itu. Jantungnya berdetak tidak karuan, seakan belum siap mendengar hal buruk keluar dari mulut sang Dokter.
"Denis sudah siuaman. Dia ingin bertemu dengan Anda. Sebentar lagi dia akan di pindahkan ke ruang rawat, Anda bisa menemuinya di sana."
Erinna langsung membulatkan matanya mendengar ucapan Dokter Halimah, dia langsung memeluk Yoga sambil menangis penuh kebahagiaan. Akhirnya, setelah sekian lama menunggu, putranya kembali sadar dan mencari dirinya. Yoga hanya bisa tersenyum bahagia sambil menciumi puncak kepala Erinna. Melihat itu, Dokter Halimah hanya bisa tersenyum menatap kebahagiaan pasangan itu.
"Kak Yoga. Kakak Yoga sedang apa?" tiba-tiba kebahagiaan itu langsung terasa begitu canggung setelah kehadiran Cheesy, adik ipar Yoga.
Yoga refleks melepaskan pelukannya dan menjauh dari Erinna. Begitu juga dengan wanita itu, dia dengan cepat menghapus air matanya dan merapikan pakaiannya yang sedikit berantakan. Cheesy hanya bisa menatap keduanya dengan tatapan binggung, begitu juga dengan Dokter Halimah. Tentu Dokter Halimah merasa binggung, karena dia mengira jika Denis adalah putra Yoga dan juga Erinna.
"Cheesy! Ka_kamu sedang apa?" tanya Yoga sedikit canggung.
"Aku bekerja, Kak. Kakak sedang apa?" tanya Cheesy menatap binggung. "Lalu dia?"
Mendengar pertanyaan Cheesy, Yoga mencoba membuang napasnya kasar. Dia mengenggam tangan Erinna dan menarik wanita itu agar mendekat ke arahnya. Lagi pula lambat laun adik iparnya itu tau juga jika dia sekarang menjadi seorang pembinor. Namun, Yoga tidak perduli apapun tangapan Cheesy, dia mencintai Erinna, jadi dia akan melakukan apapun untuk wanita itu.
"Dia Erinna, calon kakak iparmu,'' jelas Yoga tersenyum canggung.
Mendengar itu, Erinna langsung membulatkan matanya terkejut. Dia menatap pria itu dengan tatapan tidak percaya, walaupun sebenarnya ada bunga yang diam-diam bermekaran di dalam hatinya.
"Maaf, Dok! Tuan! Saya permisi dulu," ucap Dokter Halimah pamit karena merasa tidak pantas mendengar pembicaraan mereka.
''Baik, Dok. Terima kasih," ucap Erinna tersenyum sambil menunduk hormat.
Setelah kepergian Dokter Halimah, pandangan Cheesy kembali mengarah ke Erinna. Ternyata dugaannya selama ini benar, jika kakak iparnya itu sedang menjalin asmara dengan salah satu orang tua pasien di rumah sakit itu, karena beberapa kali dia melihat sang kakak ipar berkunjung.
Melihat tatapan Cheesy, Erinna hanya bisa menunduk ketakutan. Jujur dia merasa tidak pantas berada di tengah-tengah mereka, apalagi melihat seragam putih yang dikenakan wanita berhijab di hadapannya itu. Keduanya berpendidikan dan memiliki pekerjaan yang bagus, sedangkan dirinya.
"Cheesy! Kenapa kamu menatap kakak iparmu seperti itu. Ngak takut dosa sama yang lebih tua?" tanya Yoga dengan nada sedikit ketus.
Cheesy hanya tersenyum mendengar ucapan Yoga. Dia perlahan melangkahkan kakinya mendekati Erinna dan mengusap pundak wanita itu dengan lembut. "Aku tau ini berat untuk kakak. Tapi percayalah, kakak pasti bisa melewati semuanya."
Mendengar ucapan Cheesy, Yoga langsung menatap adik iparnya itu dengan tatapan binggung. Tentu dia mengerti apa maksud dari perkataan wanita itu. Namun, dari mana dia tau? padahal Yoga tidak menceritakan masalah asmaranya dengan siapapun.
"Kakak enggak perlu kaget. Bukan Bunda Zhio namanya jika enggak tau berita terhot.'' Cheesy tertawa lebar lalu melangkahkan kakinya meninggalkan pasangan itu sambil melambaikan kedua tangannya.
Melihat tingkah adik iparnya itu, Yoga hanya bisa mengeleng kecil. Memang adik iparnya itu sangat kepo jika menyangkut dirinya, wajar saja mereka adalah keluarga, jadi harus tahu masalah satu sama lain.
Setelah melihat Denis telah di pindahkan ke ruang rawat inap, Yoga dan Erinna langsung mengunjungi bocah itu. Erinna menatap putranya yang duduk di atas bangsal sambil tersenyum kearahnya. Bocah itu terlihat lebih kuat, walaupun dengan selang infus yang menempel di tangannya dan juga selang oksigen di hidung. Erinna langsung memeluk tubuh putranya itu dan menciuminya dengan penuh kerinduan.
"Kamu lapar, Sayang? mama suap ya." Erinna mengusap lembut wajah Denis lalu meraih bubur yang tergeletak di meja.
Dia menyuapi Denis dengan penuh kelembutan, tidak lupa dengan air mata yang terus menetes membasahi wajahnya. Yoga hanya bisa diam memperhatikan sambil duduk di sofa. Tidak terasa, air matanya juga ikut mengalir melihat kebahagiaan ibu dan anak itu.
"Ma! Paman itu siapa?" tanya Denis menunjuk ke arah Yoga. Mendengar pertanyaan Denis, Erinna hanya bisa diam membisu. Jujur dia tidak tahu harus mengatakan apa kepada putranya itu.
"Paman bos mama kamu, Sayang," jelas Yoga bangkit dari duduknya dan berjalan mendekati Erinna dan Denis.
"Bos?" tanya Denis binggung.
"Ia, Sayang. Mama sekarang bekerja di kantor paman. Menjadi sekertaris paman."
"Benarkah, Ma? Jadi sekarang mama udah kerja? Jadi Denis bisa beli es krim kesukaan Denis yang banyak ya. Mama 'kan udah punya uang sendiri. Ngak perlu minta sama papa dan Tante jahat itu lagi."
Erinna hanya bisa terdiam mendengar ucapan Denis. Dia tersenyum kecil sambil mengusap wajah sang putra yang semakin kurus. "Ia, Sayang. Mulai sekarang kamu bisa beli apapun yang kamu mau. Mama akan membelikan semuanya untukmu. Tapi, kamu makan dulu ya, biar kuat."
"Erinna!"
Bersambung......
si Azka serakah kamu sakit hati merasa dikhianati terus gimana dengan Erina sendiri saat kamu bilang mau nikah lagi perasaanmu sekarang gak bedanya dengan apa yang Erina rasakan cowok begooooo ... gemes 😬😬
tapi ternyata semua di luar ekspektasi 😜😜