Habis kontrak pernikahan dengan Tuan Muda Alfred, Nona Ariel menghilang bagai ditelan bumi tanpa meninggalkan pesan apapun.
Hubungan yang awalnya dianggap hanya sebatas perjanjian nyatanya lebih dari itu. Alfred mulai merasa ada yang hilang dari dirinya padahal dia sudah mendapatkan kembali apa yang menjadi tujuannya termasuk sang cinta pertama, Milea.
'Nona Ariel, dialah yang membawa separuh hidup tuan muda',
Tapi wanita itu menghilang tanpa jejak.
Hingga beberapa tahun kemudian, takdir membawa Alfred bertemu kembali dengan Ariel, tapi sudah ada laki-laki lain yang mengisi hati wanita itu.
Apa Alfred terlambat?
Note : Sangat disarankan untuk membaca (Perjanjian Dengan Tuan Muda) terlebih dahulu, karena ini sekuel dari cerita tersebut ✌🏻🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon acih Ningsih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25. Bertemu Kembali
Alfred berjalan tegas menuju tempat yang ditunjuk, hatinya terus menggerutu, insiden ini menghambat keinginannya untuk pulang. Dia sungguh tidak betah untuk ada ditempat itu.
Tap...Tap...Tap....
Suara sepatu yang berdentum kala beradu dengan lantai, berhasil mengalihkan pandangan Alfred, saat mengangkat wajah, tepat dihadapannya dengan jarak sekitar lima meter. Laki-laki itu melihat wanita berlari memasuki toilet, Alfred melihat sekilas wajah wanita yang tergesa-gesa itu, walau hanya sekilas tapi wajahnya bisa membuat Alfred membeku untuk sesaat.
Langkahnya terhenti begitu juga dengan pandangan dan pikirannya....
Dia.....
Kala hatinya ingin bicara, Alfred menepis. Tidak mungkin! Tidak mungkin dia... Dan laki-laki itu kembali berjalan menuju toilet, untuk membersihkan jas-nya. Tapi pikiran masih tidak fokus, wanita bergaun salem tadi menganggu pikirannya, tapi logikanya selalu menepis.
.....
Alfred yang mengkhawatirkan ibunya, bergegas menuju parkiran, saat tangan yang berotot itu ingin membuka pintu.....
"Selamat malam, tuan!"
DEG! Dada Alfred tersentak! Suara itu sangat tidak asing ditelinganya, dan suara itu menggetarkan seluruh jiwa dan raga.
"Apa Anda ingin meninggalkan pesta ini?"
Alfred masih diam.
"Bisakah saya menumpang sampai depan? Saya sedang terburu-buru. Saya akan sangat berterima kasih jika Anda memberi tumpangan."
Alfred menurunkan tangannya, tanpa mengeluarkan suaranya dia berbalik pada wanita yang menyapanya dibelakang.
DAAARRRR....
Itu Ariel, dalam sekejap dia merasa seperti di-bom.
Alfred... Ini benar dia! Dia benar-benar bisa berdiri dengan sempurna, dia sangat berbeda dengan tuan muda yang dulu.... Ariel mematung, begitu juga dengan Alfred yang nyaris tidak percaya. Istri yang tahunan dia cari akhirnya muncul dengan sendirinya, dihadapannya, diwaktu dan tempat tidak terduga.
Senang bercampur kesal, itulah yang Alfred rasakan saat melihat kembali wajah yang selama ini diam-diam dia rindukan, ribuan rencana bersarang di otaknya. Kakinya maju satu langkah juga tangannya terulur ingin menyentuh Ariel, tapi wanita itu malah mundur menghindarinya.
"Maaf tuan, sepertinya saya mengganggu Anda. Saya permisi!" Ariel langsung membalikkan badan menghindari tatapan Alfred.
Dia pasti tidak mengenaliku, sebagai Ariel, 'kan?
"Tetep disana!" ucap Alfred yang menghentikan langkah Ariel.
Apa yang harus aku lakukan, dia tidak boleh mengenaliku sebagai Ariel aku harus menghindarinya paling tidak untuk malam ini saja, dan berikutnya aku pikirkan cara yang lain.
Ariel juga membodohi dirinya yang tidak mencari tahu terlebih dahulu, siapa keluarga laki-laki yang ingin dijodohkan dengannya.
Tarik nafas Ariel, meskipun wajahmu tetap seperti ini tapi penampilanmu sudah sangat berbeda dari 3 tahun yang lalu. Kamu bisa berpura-pura sebagai orang yang mirip dengan Ariel, dia pasti percaya, toh! dia juga tidak terlalu peduli apapun tentang Ariel.
Ariel kembali membalikkan badannya, "Ya, tuan!"
Ariel memasang wajah santai, tidak gugup atau panik.
Alfred masih memandangi dengan lekat, bibirnya sedikit terbuka untuk mengucapkan, "Ariel!"
Sial! dia mengenaliku sebagai Ariel. Tidak apa-apa Ariel, dia hanya mengenali tapi tidak akan peduli.
Ariel mengulas sedikit senyum lalu menengok ke kiri dan ke kanan berpura-pura mencari seseorang, "Apa Anda mencari seseorang?"
Alfred memicingkan matanya, ada apa dengannya?
"Nona Rachel!" Dua pelayan wanita berlari dari pintu.
Aku gagal.... Batin Ariel yang kepergok pelayan Marissa, tapi setidaknya dua pelayan itu bisa mengalihkannya dari Alfred. Toh, kau juga sudah bertemu dengan mantanmu itu, 'kan!
"Nona Rachel! Apa yang Anda lakukan di sini? Nyonya Marissa mencari Anda."
Nona Rachel..... Alfred terdiam dalam bingung.
"Benarkah!"
"Nona ayo kembali, tolong jangan mempersulit kami dengan membuat nyonya Marissa, marah."
Dengan cepat Ariel mengangguk, "Baik, ayo!"
Tidak lupa Ariel menundukkan sedikit kepalanya pada Alfred, untuk meyakinkan laki-laki itu jika dia tidak kenal, "Tuan, permisi." Ucapannya dan bergegas meninggalkan Alfred.
"Drama macam apa ini?" decak Alfred, "Marissa..." Laki-laki ini menyeringai, nama Marissa ia dengar saat di ruang tunggu, hatinya mulai gelisah jelas ini ada yang tidak beres, "Jangan harap bisa pergi dariku!"
Alfred mengurungkan niatnya yang ingin segera pulang, dengan tangan mengepal dan dada bergemuruh dia mengikuti jejek Ariel.
Alfred menerobos kerumunan tamu tanpa mengindahkannya. Langkahnya fokus, Ariel... Ariel... Ariel... hanya nama ini yang terus-menerus berdengung di kepalanya. Sebagian orang yang mengenalinya menyapa namun tidak Alfred gubris, kaki panjangnya menuju tangga tempat keluarga Sinclair berada.
Alfred meneliti setiap sudut dan ruangan di lantai itu dengan tergesa-gesa, tidak sabar ingin menarik wanitanya.
"Kau ingin kabur?! Kau mau cari mati?!"
Alfred menghentikan langkah kakinya saat mendengar suara wanita yang sedang memaki. Di ruang yang pintunya sedikit terbuka, dia melihat Marissa sedang memaki Ariel.
"Ma, tolong batalkan ini. Aku janji akan pergi sejauh mungkin bahkan tidak akan mau kembali sekalipun papa memaksa."
"Jangan macam-macam Rachel, jika kamu tidak mau orang-orang itu celaka. Aku baru akan percaya dan membatalkan perjodohan ini, jika kamu mati!"
Ariel terbelalak...kecam sekali! "Ma!"
"Cukup! teruslah memberontak jika kamu ingin segera mendapat kabar buruk."
Jika Marissa tidak mengancam akan mencelakai Yuran dan Yummy, Ariel pasti lebih memilih melawan wanita itu.
"Nyonya!" ucap sang Asisten yang selalu ada dibelakang Marissa, "Sebaiknya Anda segera turun. Acara akan segera dimulai, keluarga Smith pun sudah menunggu."
Marissa kembali menatap Ariel, "Sekarang! Rapihkan pakaianmu dan segera turun. Jangan membuat kekacauan! Camkan itu baik-baik." Setelah memberi peringatan tegas pada anak tirinya, Marissa keluar tanpa berpesan dengan Alfred yang sudah lebih dulu menghindar.
Alfred jadi tahu wanita yang wajahnya sangat mirip dengan istrinya itu menolak perjodohan ini.
Dia menolak! Itu artinya dia benar-benar Ariel... Yakin Alfred.
Ariel yang masih di dalam menghela nafas berat.
*Oke... semuanya sudah terlanjur dan tidak dapat diulang lagi. Aku juga sudah bertemu Alfred, hanya tinggal menghadapi keluarganya saja. Pura-pura tidak mengenal, ya...aku harus lakukan ini*....
Setelah merapihkan pakainya, Ariel keluar ruangan, meskipun langkahnya mantap tapi hatinya takut.
*Kau bisa Ariel...ini tidak sulit hanya pura-pura tidak mengenal saja*....
GREP!
Saat pikiran dan hatinya komat-kamit, dari arah samping. Tangan besar menyergap pergelangan tangan Ariel. Wanita itu terkejut! Belum sempat melihat dan bereaksi lebih, Ariel ditarik menepi di sudut yang sepi, tidak banyak dilintasi orang.
Pergelangan tangannya dilepas, tapi kedua pundaknya dicengkeram halus lalu mendorongnya ke tembok.
Ariel yang takut bercampur kaget, mengangkat wajahnya. Melihat siapa orang yang kurang ajar ini, *A... Alfred*....