Naura Anjani, seorang gadis desa yang menikah dengan pria asal kota. Namun sayang, gadis itu tidak di sukai oleh keluarga suaminya karena dianggap kampungan dan tidak setara dengan menantu lain yang memiliki gelar pendidikan tinggi dan pekerjaan yang memadai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon omen_getih72, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
Mama Sovi, Rere dan Ria menghadang langkah Naura dan Azriel yang hendak menuju kamar.
"Assalamualaikum." mereka berdua mengucapkan salam secara bersamaan.
Namun, ketiga wanita di sana enggan menjawab.
Wajah Mama Sovi sudah merah padam seolah tak bisa lagi menahan amarahnya.
Sementara Naura merasa bingung, kenapa wanita itu terlihat marah.
Namun, saat ia melihat kedua iparnya di balik punggung Mama Sovi, seketika ia menyadari kalau ini pasti ulah mereka berdua.
"Kita mengucapkan salam loh, Ma. Kenapa tidak dijawab dulu?" tegur Naura santai.
"Waalaikumsalam." Dengan malas wanita setengah baya itu menjawab.
"Heh, Naura," tunjuk Ria.
Perempuan itu sepertinya tak terima Mama Sovi menunda amarahnya.
"Ada apa, nih? Masih sore sudah berkumpul begini. Sedang membicarakan acara arisan kemarin?" ejek Naura tertawa kecil.
"Acara arisan kemarin, gundulmu," pekik Rere berapi-api.
"Loh, lalu sedang apa kalian berdua di sini? Bukannya kembali kerja, malah makan gaji buta!" sindir Naura sengaja.
Lumayan untuk hiburan di saat kakinya terasa pegal setelah keliling komplek perumahan.
Hal seperti ini baginya sudah menjadi makanan sehari-hari. Jika ia terus memikirkannya, mungkin akan membuatnya gila.
Beruntung ia masih bisa menjalaninya dengan santai dan membalas sedikit demi sedikit perbuatan para iparnya itu.
"Tidak usah mengalihkan pembicaraan, Naura. Jangan berani mengolok kedua Kakak iparmu ini. Mereka bekerja, bisa membantu suami. Tidak seperti kamu, hanya beban!" sungut Mama Sovi.
"Iya, mereka bukan beban suami-suami mereka. Tapi mereka berdua beban untukku, Ma. Mereka pikir siapa yang memasak dan mengurus anak mereka kalau pulang ke sini? Sudah disuruh, tidak digaji pula! Sukanya yang gratisan. Kalau masih suka yang gratisan, tidak usah sok banyak uang! Membuatku geli saja," balas Naura tanpa ragu..
Ia memang wanita yang berasal dari desa dan tidak punya siapa-siapa di sana selain Azriel yang untungnya selalu berpihak kepadanya.
Jika untuk melawan mereka, ia masih mampu.
Naura bukan tipe menantu menye-menye yang bisanya hanya menangis jika dirundung.
Jika mereka berbuat gila, maka ia pun bisa berbuat lebih gila lagi.
Untuk melawan orang gila, harus menggunakan cara yang gila.
Terbukti pada Mama Sovi yang sepertinya sudah kehabisan akal untuk menyudutkan Naura.
Baru dilawan satu-dua kalimat saja, mereka bertiga sudah gelagapan.
"Sudah, sudah! Kenapa kamu jadi membahas pekerjaan Ria dan Rere? Ingat ya, Ra, bagaimanapun juga mereka itu Kakak iparmu! Wajib kamu hormati," wanita paruh baya itu mengingatkan.
"Aku akan menghormati orang yang juga menghormatiku, Ma," gumam Naura dengan raut wajah dingin.
Ria dan Rere menatapnya tak suka. Namun, Naura seolah tak peduli.
Ia hanya menganggap mereka sebagai angin lalu.
Meskipun ia melakukan segala hal untuk dekat dengan mereka. Tapi, pada dasarnya mereka memang tidak suka padanya.
"Ria dan Rere memberitahu Mama kalau kamu memposting foto rumah mewah! Benar itu, Ra?" desak Mama Sovi sinis.
"Kenapa memangnya? Salahku di mana? Itu kan akun milikku. Jadi, terserah aku mau posting apa saja!" Naura menggedikan bahunya acuh.
"Jawab saja iya atau tidak. Tidak usah berbelit-belit," timpal Rere.
"Yang berbelit-belit itu kalian. Aku sudah jawab. Jadi pertanyaan mana lagi yang harus aku jawab?!" pekiknya. "Lagian kalian berdua itu, aneh! Aku posting foto rumah, kenapa jadi kalian yang repot!"
"Kamu berniat membeli rumah dan membawa Azriel keluar dari rumah ini?" tanya Mama Sovi.
"Ra, menurut saran dari kami. Lebih baik tidak usah memaksakan kehendak kalau memang tidak punya uang. Tinggal di sini kan gratis, tidak perlu mengeluarkan uang. Banyak gaya sekali mau membeli rumah mewah! Memangnya kamu punya uang?" ejek Rere sambil tertawa kecil.
"Tahu, nih! Jangan membebani suami dong, Ra." Ria ikut menimpali.
"Lah, urusannya dengan kalian apa?" tawa kedua kakak iparnya seketika berhenti. "Aku mau beli rumah, ada uang atau tidak, urusannya dengan kalian apa? Lebih baik kalian diam! Kalian itu hanya iparku, apalagi kita tidak dekat! Tidak usah sok-sokan ngatur. Urus saja urusan kalian sendiri! Ribet sekali kalian jadi manusia," ejek Naura balik.
Mama Sovi, Rere, dan Ria seketika melebarkan sepasang matanya tak percaya.
Sementara Naura merasa tak ada yang salah dengan kata-katanya.
Yang salah adalah akhlak mereka yang tidak punya adab dan sopan santun. Mereka terlalu penasaran dengan isi dapur orang lain.
Ia punya uang, punya perusahaan sawit dan tempat usaha lainnya. Jadi, jangankan untuk membeli satu hunian mewah, untuk membeli sepuluh unit pun ia mampu!
Inilah alasannya kenapa ia tidak mau membeberkan siapa dirinya pada keluarga Azriel.
Awalnya ia hanya berniat menguji, tapi ternyata keluarga Azriel memang gila harta dan mata duitan. Beruntungnya Azriel tak seperti mama dan saudara-saudaranya.
"Keterlaluan kamu, Naura. Mama dan kedua Kakak iparmu berniat menasihati kamu. Tapi jawabanmu sama sekali tidak sopan," ujar Mama Sovi mulai mendramatisir keadaan.
Tatapan Mama Sovi berpindah pada Azriel yang sejak tadi hanya diam dan menjadi pendengar.
"Kamu dengar sendiri kan, Azriel. Istri kamu itu pemberontak, tidak sopan pada Rere dan Ria! Cepat marahi dia, didik istri kamu supaya tidak tambah kurang ajar!"
"Ma, apa yang dikatakan oleh Naura memang ada benarnya." Mama Sovi semakin dibuat shock. Begitupun dengan dua lambe turah di samping wanita itu. "Itu kan hak kami. Mbak Rere dan Mbak Ria tidak perlu ikut campur. Cukup lihat saja. Kalau tidak suka, lebih baik kalian diam. Punya hak apa Mbak Rere dan Mbak Ria sampai mau mengatur urusan kami?" Azriel menatap sinis kedua kakak iparnya.
Membuat Ria dan Rere seketika menjadi salah tingkah.
Azriel memang jarang bicara, tapi sekalinya bicara sering kali menyakiti hati.
"Azriel!" bentak Mama Sovi membuat semua terlonjak kaget.
"Kali ini drama apa lagi?" gerutu Naura sembari menggaruk kepala.
"Kenapa kamu jadi berubah begini, Zriel? Asal kamu tahu, ya. Mama tidak akan mengizinkan kamu keluar dari rumah ini sampai kapan pun!" pekik Mama Sovi sambil menunjuk lantai yang ia pijak.
"Apa yang dikatakan Mama benar, Zriel. Kamu anak bungsu kesayangan Mama. Sudah sepantasnya kamu menemani Mama di masa tuanya nanti," timpal Rere ikut mendramatisir.
Perempuan yang berprofesi sebagai dokter umum itu memeluk lengan Mama Sovi.
"Apa kamu tega melihat Mama sendirian di rumah?" timpal Ria. "Kasihan Mama, Zriel. Mama pasti kesepian."
"Kalau begitu, kenapa bukan kalian saja yang menemani Mama di rumah?" celetuk Naura mengangkat dagu.
"Mama sudah tidak tahan dengan kelakuan istri kamu! Jika sampai dia berani mempengaruhi kamu untuk keluar rumah ini, maka Mama akan meminta Azriel untuk menceraikan kamu, Naura!"
"Ma!!!" Tanpa sadar Azriel membentak Mama Sovi.
Azriel sebenarnya adalah sosok anak dan suami yang penyabar. Pria itu biasanya akan lebih memilih diam untuk meredam amarah.
Namun, kali ini Azriel tanpa sadar membentak sang mama untuk pertama kali karena ucapan beliau sudah sangat keterlaluan.
Ria dan Rere mendelik, nyali kedua wanita itu seketika menciut dan takut.
"Mas..." bisik Naura seraya memeluk lengan sang suami. Berusaha menenangkan.
Tangis Mama Sovi langsung pecah saat itu juga. Wanita paruh baya itu bersikap seolah menjadi manusia paling tersakiti di dunia.
Membuat Azriel merasa sangat bersalah.
"Ma, aku minta maaf. Aku tidak bermaksud membentak Mama barusan. Aku refleks, ucapan Mama sudah sangat keterlaluan," tangan Azriel mengulur hendak meraih tangan mamanya.
"Minggir kamu, Azriel!" dengan cepat Mama Sovi menepis. "Kamu sudah menjadi anak durhaka! Kamu tidak seperti ini sebelum menikah dengan Naura!" Mama Sovi terisak hingga bahunya berguncang hebat.
************
************
smoga Azriel sll berada di jln yg lurus...
tunggu sja mm sovi apa yg km tabur... kelak akn km tuai hasilnya.... ank dan mantu" parasitmu yg akn mnenggelamkn dirimu... beserta mereka jga ikut tnggelam...
dan smoga saja azriel bukan suami yg bodoh dan mudah di hasut.... di manfaatkn mereka....
sumpah..... hidupnya cm bikin ssh org lain....
se kali" lah seatap dgn mantu" kbanggaan dan ksayanganmu.... agr km tau mna yg manusia ber adab dan mna yg hnya manusia parasit tak tau diri...
biar mrtuamu tau wujud asli mantu" sengkuninya....
krna tak ada luka yg paling mnyakitkn selain pnghianatan...
syukur" kalian para kturunan dajjal di poligami.... biar tau rasa kalian....
intinya km g suka dgn mnantumu yg dri kmpung hidup senang.... km maunya mantu dri kmpung itu trtindas.... jdi babu... jdi pngasuh cucu"mu dri menantu"mu yg yg km anggp perempuan karir trpndang.... dan sll km bela"in